Home / Romansa / Gairah Cinta CEO dan Peramalnya / Bab 34: Ciuman Pertama dengan Reza

Share

Bab 34: Ciuman Pertama dengan Reza

last update Last Updated: 2025-03-19 03:48:29

Anya menatap foto Reza dan Larasati dengan napas memburu. Kata-kata Rio tadi masih bergema di kepalanya.

"Larasati, tunangan Reza sebelum kecelakaan."

Tangannya gemetar saat meletakkan kembali foto itu ke atas meja.

Anya: (suara pelan, nyaris berbisik) "Kenapa Reza nggak pernah cerita soal ini?"

Rio: (menghela napas panjang) "Mungkin karena dia nggak ingin kamu tahu."

Anya: (mendongak, menatap Rio tajam) "Atau mungkin karena dia masih belum bisa move on?"

Rio: (menatap Anya lama, lalu berkata hati-hati) "Itu juga mungkin. Tapi ada satu hal yang harus kamu tahu, Anya…"

Rio merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan satu kertas lusuh, lalu mendorongnya ke arah Anya.

Rio: "Aku nemuin ini di laporan. Ini adalah laporan investigasi tentang kecelakaan Larasati."

Anya mengambil kertas itu dengan ragu. Matanya membaca setiap kata dengan saksama.

"Larasati mengalami kecelakaan mobil pada malam 15 Oktober, dalam perjalanan pulang dari sebuah pertemuan pribadi. Mobilnya ditemukan di tepi jurang deng
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 35: Perasaan yang Semakin Nyata

    Setelah telepon dari Rina, suasana di apartemen Anya masih terasa hangat, bukan karena coklat yang ia buat, tapi karena sesuatu yang baru saja terjadi antara dirinya dan Reza.Anya masih berdiri di tempatnya, bibirnya sedikit membengkak akibat ciuman panjang yang baru saja mereka bagi. Reza, yang masih berada di dekatnya, tak melepaskan tatapannya.Reza: “Aku nggak menyesal melakukannya.”Anya menggigit bibirnya sendiri, mencoba mencari kata-kata.Anya: “Reza… aku…”Reza mengangkat tangannya, menempelkan jari telunjuk ke bibir Anya, menyuruhnya diam dengan lembut.Reza: “Aku nggak butuh jawaban sekarang, Anya. Aku tahu ini membingungkan buat kamu, dan aku juga tahu kamu butuh waktu. Tapi aku mau kamu tahu satu hal…”Anya menatapnya dalam diam.Reza: “…Aku nggak main-main.”Kata-kata itu menggema di benak Anya, membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Ia menatap pria di depannya, berusaha mencari kebohongan di matanya, tapi tidak menemukannya.Anya: (menghela napas) “Kenapa harus aku,

    Last Updated : 2025-03-19
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 36: Sebuah Janji dalam Keheningan

    Anya masih diam, menatap mata Reza yang begitu dekat dengannya. Jantungnya berdetak begitu kencang, seolah memberi tahu bahwa ini adalah momen yang tidak bisa dihindari lagi.Reza mengangkat dagunya sedikit, jari-jarinya yang hangat menyentuh kulitnya dengan lembut.Reza: "Kamu diam aja, artinya aku boleh lanjut, kan?"Suaranya rendah, dalam, penuh dengan sesuatu yang membuat tubuh Anya terasa lemas.Anya: (suara pelan) "Reza…"Tapi sebelum ia bisa melanjutkan, Reza sudah menutup jarak di antara mereka. Bibirnya menyentuh bibir Anya dengan perlahan, seolah meminta izin. Dan saat Anya tidak menolak, ciuman itu semakin dalam.Anya bisa merasakan seluruh tubuhnya memanas, seakan terseret dalam pusaran emosi yang tidak bisa ia kendalikan.Reza semakin menekan ciumannya, tangannya berpindah ke tengkuk Anya, menahan agar ia tidak bisa mundur. Ada perasaan yang begitu nyata di dalamnya—bukan sekedar nafsu, tapi sesuatu yang lebih dalam, lebih bermakna.Saat akhirnya mereka melepaskan diri, n

    Last Updated : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 37: Tarot yang Mengungkap Rahasia

    Siang itu, Anya melangkah masuk ke kafe dengan perasaan campur aduk. Pikirannya masih dipenuhi pertanyaan tentang El dan kembarannya yang baru saja diketahui, All.Di sudut ruangan, Rina sudah duduk dengan dua pria yang wajahnya benar-benar identik. Anya tertegun sejenak. Jika bukan karena gaya berpakaian dan aura yang sedikit berbeda, dia mungkin tidak bisa membedakan siapa El dan siapa All.El melambaikan tangan ke arah Anya dengan senyum khasnya. Sementara pria di sebelahnya—yang pasti adalah All—menatapnya dengan ekspresi penuh rasa ingin tahu.Rina: (bersemangat) "Akhirnya kamu datang! Nih, kenalan langsung sama All!"Anya: (menatap All dengan penasaran) "Jadi... kamu benar-benar kembarannya El?"All tersenyum tipis dan mengulurkan tangan.All: "Sepertinya begitu. Aku All. Aku dengar banyak tentang kamu dari El."Anya menjabat tangannya, merasakan genggaman yang sedikit lebih kuat dibandingkan El.Anya: "Aneh rasanya. Selama ini aku nggak pernah dengar El punya saudara kembar."E

    Last Updated : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 38: Bayangan Masa Lalu

    Anya masih duduk di kafe bersama El, All, dan Rina, namun perasaan gelisah mulai merayapi dirinya. Entah kenapa, dia merasa ada yang memperhatikan mereka sejak tadi.Mata Anya melirik ke sekeliling dengan hati-hati. Pandangannya pada sosok perempuan yang berdiri di luar kafe, sedikit tersembunyi di balik tiang. Perempuan itu mengenakan coat hitam panjang, rambutnya tergerai, dan meski wajahnya agak tertutup bayangan, ada sesuatu yang membuatnya tampak mencurigakan.Anya menelan ludah, mencoba menenangkan diri.Rina: (menyadari ekspresi Anya) "Hei, kamu kenapa?"Anya menggeleng pelan.Anya: "Enggak... cuma merasa kayak ada yang memperhatikan kita."Mata El langsung tajam. Dia dengan santai menoleh ke arah luar kafe, lalu menatap All yang duduk di sebelahnya.El: (pelan tapi tegas) "Kamu lihat?"All mengikuti arah pandangan El, lalu mengangguk kecil.All: (serius) "Ya, ada seseorang di sana. Seorang perempuan."Rina ikut melihat ke luar, tapi sosok itu sudah bergerak, perlahan menjauh d

    Last Updated : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 39: Hasrat yang Tak Terbendung

    Anya, El, dan All masih menatap layar ponsel All dengan ekspresi tegang. Pesan anonim itu seakan membawa peringatan yang menyeramkan.Anya: (berbisik) "Siapa pun ini, dia tahu kalau kalian sedang mencari sesuatu."El mengusap tengkuknya, pikirannya berkecamuk.El: (mengerutkan kening) "Tapi kenapa mereka baru menghubungi sekarang? Kalau memang mereka nggak mau kita mencari, kenapa nggak dari awal saja?"All: (mendekatkan layar ponselnya ke mereka) "Mungkin mereka baru tahu kita sudah sejauh ini."Anya menggigit bibirnya, firasatnya tidak enak.Anya: "Apa ini berarti kita semakin dekat dengan sesuatu yang seharusnya tetap tersembunyi?"El menatap Anya dalam, lalu mengangguk pelan.El: "Mungkin saja."Tiba-tiba, ponsel Anya bergetar. Dia melihat layar, sebuah nomor tak dikenal mengirim pesan."Berhenti ikut campur, Anya. Ini bukan urusanmu."Jantung Anya berdegup kencang. Dia langsung menunjukkan pesannya kepada El dan All.All: (mengutuk pelan) "Brengsek. Mereka tahu nama kita satu per

    Last Updated : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 40: Rahasia yang Mulai Terungkap

    Anya masih bisa merasakan bibir Reza di bibirnya, napasnya yang hangat, dan debaran jantungnya yang berpacu begitu cepat. Dia menatap pria di hadapannya, yang kini terlihat berbeda—lebih intens, lebih dalam, lebih... miliknya?Reza menempelkan dahinya ke dahi Anya, mengatur napasnya yang masih berat. Jemarinya mengusap lembut pipi Anya, lalu turun ke dagunya, menahannya agar tetap menatapnya.Reza: (suara rendah, hampir seperti bisikan) "Aku ingin lebih dari ini, Anya. Aku ingin kamu..."Anya menggigit bibirnya, mencoba memahami apa yang baru saja terjadi di antara mereka. Hatinya berteriak, tubuhnya merespons, tapi pikirannya masih diliputi kebingungan.Anya: (lirih) "Aku... Aku juga..."Reza tersenyum samar, lalu mengecup keningnya lama, seolah menenangkan dirinya sendiri.Reza: (menghela napas) "Tapi aku nggak mau kamu menyesal nanti."Anya mengerjap, merasakan sesuatu yang hangat memenuhi dadanya. Reza bukan hanya menginginkannya, tapi juga menghargainya.Dia menyentuh dada Reza,

    Last Updated : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 41: Misteri di Balik Kematian Larasati

    Anya menatap Rio dengan tatapan tajam. Napasnya terasa berat, dadanya sesak.Anya: "Kalau Larasati kecelakaan... di mana tepatnya dia meninggal?"Rio diam sejenak, seakan ragu untuk menjawab. Ia mengaduk kopinya tanpa alasan yang jelas, lalu akhirnya menatap Anya.Rio: "Di sebuah villa di luar kota. Malam itu, dia dan Reza pergi ke sana. Tapi yang kembali cuma Reza."Anya merasakan bulu kuduknya berdiri.Anya: (berbisik) "Apa yang terjadi di villa itu?"Rio menghela napas panjang, jelas sekali ada beban di pikirannya.Rio: "Tidak ada yang tahu pasti, kecuali Reza. Tapi dari yang aku dengar, ada kecelakaan tragis."Anya: (mengernyit) "Kok bisa?"Rio menatap Anya dalam-dalam sebelum menjawab dengan suara rendah.Rio: "Itulah pertanyaan besar, Anya."Jantung Anya seakan berhenti berdetak sesaat.Anya: "Kamu... kamu curiga sama Reza?"Rio menggeleng.Rio: "Aku nggak tahu. Tapi fakta bahwa Reza satu-satunya orang di sana malam itu... membuat semuanya jadi mencurigakan, kan?"Anya menggigit

    Last Updated : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 42: Mengungkap Kaitan dengan Tarot

    Anya menggenggam cangkir teh di tangannya, mencoba menenangkan diri. Udara terasa semakin berat, seakan membawa beban yang belum terselesaikan. Tante Sisca menatapnya dengan penuh tanya, sementara Rio terlihat semakin serius.Anya: "Aku yakin, Nathan bukan hanya datang ke restoran. Dia juga pernah datang ke apartemenku… dan booth tarot."Tante Sisca tersentak.Tante Sisca: "Kapan? Bagaimana kamu tahu itu Nathan?"Anya menarik napas dalam.Anya: "Aku sering merasakan kehadiran yang aneh. Bukan sekedar bayangan atau firasat. Suasana di apartemenku tiba-tiba berubah. Dingin. Seperti ada seseorang yang mengamati. Aku pernah mendengar langkah kaki di lorong… tapi saat aku membuka pintu, tidak ada siapa-siapa."Rio ikut menimpali, suaranya lebih dalam.Rio: "Dan di booth tarot? Apa yang terjadi?"Anya mengusap lengannya yang tiba-tiba merinding.Anya: "Waktu itu aku sedang membaca kartu untuk seseorang. Tiba-tiba lilin yang kupasang berkedip, seperti ada angin padahal tidak ada jendela terb

    Last Updated : 2025-04-08

Latest chapter

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 81: Kode dari Leluhur

    Kilatan cahaya samar muncul di antara asap dupa yang mulai menebal. Anya menahan napas saat simbol-simbol samar mulai muncul di permukaan meja altar—seperti ukiran cahaya yang menari-nari, membentuk pola yang belum pernah ia lihat sebelumnya.Reza mencondongkan tubuh. “Apa itu? Seperti kode…”All mengangguk pelan. “Itu bukan sembarang simbol. Itu adalah bahasa cahaya, kode dari leluhur spiritual yang hanya bisa dibaca oleh penjaga garis darah tertentu.”Anya mengusap pelan satu simbol yang paling terang, jari-jarinya seperti kesetrum energi hangat. Dalam sekejap, bayangan muncul di benaknya—gambar seorang perempuan berpakaian putih duduk di bawah pohon besar, dikelilingi burung dan cahaya.“Itu… nenekku?” Anya menatap All. “Aku pernah lihat foto ini waktu kecil.”All menjawab, “Dia salah satu penjaga pertama gerbang cahaya dari garis keturunanmu. Ia menyimpan kekuatan itu sampai waktunya datang untuk diturunkan padamu.”“Dan waktunya sekarang?” tanya Reza.Anya menarik napas dalam. “K

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 80: Kunci dalam Mimpi

    Malam itu, Anya tertidur dengan kepala penuh pertanyaan, namun hatinya lebih tenang daripada malam-malam sebelumnya. Ada sesuatu dalam sorot mata All—campuran rasa bersalah, perlindungan, dan keyakinan—yang membuat Anya merasa dijaga.Dalam tidurnya, Anya kembali ke sebuah tempat yang pernah ia lihat dalam mimpi: hutan berkabut, danau hitam, serta sebuah batu besar bertuliskan simbol kuno. Kali ini, ia tidak sendiri. Sosok Larasati berdiri di seberang danau, mengenakan gaun putih yang diterpa angin."Aku tahu kamu akan ke sini lagi," suara Larasati menggema lembut. "Sudah waktunya kamu membuka kunci itu.""Kunci apa?" tanya Anya.Larasati mengangkat tangan dan menunjuk ke batu. Tiba-tiba, batu itu memendar cahaya keemasan, membentuk pola-pola aneh yang berkilau. Anya mendekat dan menyentuhnya. Begitu jarinya menyentuh permukaan, cahaya mengalir masuk ke tubuhnya—hangat, kuat, dan tak terbendung."Apa ini?" Anya terengah."Pengetahuan. Kebenaran. Dan kekuatan dari garismu."Dalam sekej

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 79: Siapa di Antara Kita yang Kau Percaya?

    Anya menahan napas. Matanya terpaku pada pria bertudung yang perlahan melangkah masuk ke dalam ruang bawah tanah. Cahaya redup dari senter yang digenggam Reza menyorot wajahnya—nyaris identik dengan El, namun ada sesuatu yang berbeda. Tatapannya lebih tajam, lebih dingin, namun ada luka mendalam di balik senyumnya.“All?” tanya Anya lagi, suaranya nyaris berbisik.Pria itu mengangguk pelan. “Aku... adalah bayangan yang mereka sembunyikan. Saudara yang dilupakan. Dan kau, Anya... kau terlalu dalam masuk ke pusaran yang mereka bangun bertahun-tahun.”Reza maju selangkah, melindungi Anya secara refleks. “Apa maksudmu? Kau tahu tentang kematian Larasati?”All menghela napas. “Aku tahu segalanya. Larasati... dia adik tiriku. Dia tahu kebenaran tentang siapa Nathan sebenarnya. Dia tahu bahwa kami berdua—aku dan El—bukan hanya anak asuh. Kami adalah bagian dari ritual... eksperimen spiritual yang dibangun oleh Nathan dan para leluhur yang terobsesi dengan ilmu gelap.”Anya terdiam. Dunia yan

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 78: Jurnal Terlarang

    Dengan ragu, ia membukanya.Isinya adalah beberapa surat tua... dan satu jurnal kulit yang diikat dengan tali. Di sampulnya tertulis dengan tinta emas:"Milik: N.""Nathan " bisik Anya.Reza mendekat. "Ini... bisa jadi rahasia yang Larasati tahu."Anya membuka halaman pertama.Dan di sana tertulis:"Hanya yang terpilih bisa membuka kebenaran. Siapa pun yang membaca ini, bersiaplah menghadapi sisi tergelap dari cahaya."***Halaman-halaman awal jurnal Nathan dipenuhi dengan catatan yang nyaris seperti mantra. Tinta emasnya memudar, namun tiap baris memancarkan energi yang sulit dijelaskan. Anya merasakannya seperti arus listrik lembut yang mengalir di ujung jarinya.Reza duduk di sampingnya, menatap dengan tatapan tajam. “Kau yakin mau baca semuanya sekarang?”Anya mengangguk. “Larasati mati karena ini. Aku ingin tahu apa yang sebenarnya ia temukan.”Ia membuka halaman ketiga belas. Di sana terdapat diagram kompleks, berisi lingkaran dan segitiga bertumpuk, dengan nama-nama kuno tertul

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 77: Kunci dalam Mimpi

    Malam itu, setelah kembali ke apartemen, Anya tidak bisa tidur. Tubuhnya terbaring di kasur, namun pikirannya terus melayang. Wajah Nathan, Larasati, El, All, dan... Reza—semuanya saling bersilangan dalam benaknya.Ia memejamkan mata, mencoba meditasi ringan. Tapi yang datang justru bukan ketenangan, melainkan mimpi yang aneh dan terasa sangat nyata.Dalam mimpinya, Anya berdiri di tengah hutan berkabut. Di hadapannya ada sebuah pintu berdiri sendiri, tak tertempel pada dinding mana pun. Pintu kayu tua, sama persis seperti yang ia lihat di rumah tua El.Suara Larasati terdengar samar, memanggil namanya dari balik pintu.“Anya… kamu harus lihat ini… sebelum semuanya terlambat.”Dengan tangan gemetar, Anya mendorong pintu itu. Ia masuk dan mendapati sebuah ruangan berbentuk bundar dengan cermin besar di dinding. Dalam cermin, ia melihat bukan dirinya… tapi Nathan muda, bersama seorang perempuan—ibunya Anya.Mereka berbicara serius. Lalu, ibunya menyerahkan sebuah kalung dengan batu hita

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 76: Mata di Dalam Bayangan

    Sebuah foto gelap, agak buram. Tampak seorang laki-laki berdiri di depan pintu apartemen lantai 12. Pintu apartemennya.Anya menahan napas.Bukan Reza.Bukan Rio.Dan bukan siapa pun yang ia kenal.Ia segera beranjak dari meja, meraih tas, lalu melangkah cepat keluar dari booth-nya. Tapi langkahnya terhenti saat seseorang berdiri di hadapannya—All.“All?” Anya hampir tak percaya.Namun All hanya menatapnya dengan mata tajam dan berkata pelan, “Kamu harus tahu… ini belum berakhir.”***Anya terpaku. Kalimat All seperti pisau yang perlahan menembus kulit kesadarannya."Kamu harus tahu… ini belum berakhir."“All… kamu maksud apa?” tanya Anya, suaranya bergetar antara marah dan takut.All menatap sekeliling, memastikan tak ada yang mendengar mereka, lalu menarik tangan Anya ke sudut lorong dekat tangga darurat. Bayangan neon restoran tak menjangkau tempat itu, hanya sisa cahaya dari papan iklan yang bergetar samar di dinding.“Selama ini kamu pikir kamu sudah mengenal El… tapi El tidak pe

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 75: Cahaya Baru

    “Kau harus menghadapi pilihan terdalam dalam dirimu. Siapa yang benar-benar kau percaya? Dan… siapa dirimu sebenarnya.”Seketika, salah satu cermin pecah, dan El muncul dari pecahan itu. Ia menatap Anya dengan mata penuh luka.“Aku selalu ada untukmu,” ujar El. “Dari awal, aku yang mendekatimu… bukan dia.”“Tapi aku juga bagian dari yang kau cintai,” potong All. “Kau tahu itu di hatimu.”Lorong itu mulai bergetar, dan lantainya retak. Cermin-cermin lain mulai menunjukkan masa depan yang berbeda—satu di mana Anya bersama El, damai namun penuh misteri. Satu lagi di mana ia bersama All, kuat namun penuh risiko.“Pilih sekarang!” gema suara dari langit-langit Ruang Bayangan.Anya menutup matanya. Ingatan demi ingatan melintas… semua rasa sakit, semua kehangatan, semua kebingungan. Tapi di tengah semua itu, ia tahu: bukan hanya tentang memilih siapa. Tapi tentang menerima semua sisi dalam dirinya—termasuk sisi bayangan.“Aku memilih untuk menyatukan kalian,” katanya tegas. “Aku tidak akan

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 74: Di Balik Lemari Besi

    Anya melangkah perlahan mendekati lemari besi yang menganga. Jantungnya berdetak cepat, seolah memberi isyarat bahwa apa pun yang ada di dalam sana… bisa mengubah segalanya.Adrian menyorotkan senter ke dalam. Rak-rak logam berlapis debu menampung tumpukan map tua, berkas, dan kotak kecil berlabel simbol aneh—tanda okultisme yang pernah Anya lihat di salah satu kartu tarot kuno.Di tengah, ada satu kotak kayu berwarna merah darah.Anya menarik napas dalam-dalam dan membuka kotak itu.Isinya:Sebuah liontin berlambang mata ketigaSurat tangan dengan tinta hitam, terbaca:“Untuk Anya, jika kamu membaca ini, maka kamu sudah berada di tengah lingkaran. Jangan percaya siapapun, bahkan dirimu sendiri.”Satu kartu tarot yang tak pernah Anya miliki sebelumnya. Tidak termasuk dalam 78 kartu mayor maupun minor. Bergambar dua anak perempuan yang saling berhadapan dengan cahaya menyinari dari atas.“Ini... bukan kartu biasa,” bisik Anya. “Seperti… dibuat khusus.”Adrian membaca pelan tulisan di b

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 73: Kotak Besi di Bawah Lantai

    Anya berdiri di tengah ruang meditasi tua yang dulu pernah digunakan Larasati di pusat pelatihan spiritual Nathan. Udara di dalam ruangan itu dingin, meski siang matahari menyengat di luar. Lantainya dari kayu gelap yang sudah sedikit lapuk. Tak ada siapa-siapa. Hanya Anya, senter kecil, dan rasa berdebar di dadanya.Ia ingat ucapan Adrian: "Larasati pernah bilang ada sesuatu yang dikubur di bawah papan lantai ruang itu."Dengan hati-hati, Anya menelusuri papan demi papan. Tangannya menyapu permukaan kayu yang berdebu. Lalu... klik. Suara aneh dari salah satu papan. Ia dorong dengan pelan. Papan itu terangkat, memperlihatkan rongga kecil... dan sebuah kotak besi tua di dalamnya.Jantung Anya berdegup kencang. Ia mengangkat kotak itu—berat. Ada kunci kombinasi. Tapi stiker kecil yang menempel di sisi kotak membuat matanya terbelalak."KODE: 170384"Tanggal lahirku…? pikir Anya, bingung. Ia memutar kombinasi itu—dan klik—kotak terbuka.Isinya: foto-foto lama, surat tangan, dan flashdisk

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status