Beranda / Romansa / Gairah Cinta Sang CEO / Bab 1 Pagi yang Janggal

Share

Gairah Cinta Sang CEO
Gairah Cinta Sang CEO
Penulis: Author92

Bab 1 Pagi yang Janggal

Penulis: Author92
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-25 15:22:50

Sinar mentari pagi, alih-alih menghangatkan, justru terasa seperti pisau yang menusuk mata Dirga. Ia menggeliat di ranjang yang berantakan, denyutan di kepalanya berpacu dengan detak jantungnya yang semakin cepat. Bukan hanya karena alkohol. Ada sesuatu yang salah. Kamar ini bukan miliknya. Terlalu klasik, terlalu... asing. Semalam adalah kekacauan, kabur oleh pengaruh obat perangsang.

Di sampingnya, seorang wanita meringkuk di bawah selimut. Wajahnya tersembunyi, namun Dirga merasakan aura yang aneh. Bukan aura wanita bayaran. Melainkan... kepolosan? Kerentanan? Kontras yang mengganggu.

Dirga menghela napas tajam, menggeleng. Ia bangkit, berusaha tidak membangunkannya. Kakinya menapak lantai dingin. Ia melihat bercak darah di seprai. Alisnya berkerut tajam. Mustahil. Wanita penghibur perawan? Itu dongeng. Ini pasti jebakan. Tapi jebakan yang dirancang untuk apa?

Ia tidak mau ambil pusing. Rio salah pesan. Kesalahan identitas. Atau wanita itu penipu ulung. Ia terlalu sibuk untuk sandiwara murahan. Perusahaan, kesepakatan, musuh yang mengintai di setiap sudut. Ia mengambil dompetnya, mengeluarkan beberapa lembar uang, dan meletakkannya di meja samping tempat tidur. Harga untuk kebingungan dan penyesalan yang akan segera kutuntut balas.

Sebelum pergi, Dirga menatap punggung wanita itu. Kulitnya putih bersih, dengan tanda lahir bulan sabit di sisi kanan. Jantungnya berdebar aneh. Sesuatu berkelebat di benaknya. Kenangan masa kecil yang terkubur, terlalu dalam untuk diingat. Ia menggelengkan kepala, mengenyahkan pikiran itu. Tidak mungkin. Kebetulan yang menggelikan dan berbahaya.

Tiba-tiba, ingatan malam sebelumnya menyerbu benaknya. Pesta Tuan Harsono. Lampu kristal, musik merdu, wajah palsu. Prisil, anak Tuan Harsono, menempelinya seperti lintah. Senyumnya... senyum yang sekarang terasa seperti deklarasi perang. Ia ingat minuman yang diberikan Prisil. "Koctail spesial," katanya. Racun yang dibungkus dengan gula.

"Sial," desisnya. Ia dijebak. Obat perangsang. Prisil terlibat? Atau hanya pion bodoh? Siapa dalangnya? Dan apa tujuannya? Menjatuhkannya? Menguasai perusahaannya? Atau ada motif lain yang lebih dalam, lebih menjijikkan?

"Anggap saja ini permulaan," gumamnya sebelum menutup pintu kamar hotel dengan pelan. Ia harus mencari tahu kebenaran. Dendamnya dingin, mematikan. Mereka akan menyesal telah membangunkanku dari tidur panjang. Mereka akan menyesal telah bernapas.

Dirga keluar dari kamar hotel dan segera menghubungi Rio, asistennya yang begitu setia bekerja dengannya delapan tahun terakhir.

"Rio, ini aku," ucap Dirga dengan suara berat, berusaha menyembunyikan emosinya.

"Pak Dirga? Ada yang bisa saya bantu?" jawab Rio dengan nada sedikiit khawatir, merasakan ada sesuatu yang tidak beres.

"Wanita yang kau pesankan semalam... jelaskan padaku, sekarang," perintah Dirga.

"Saya... saya tidak mengerti, Pak. Saya sendiri yang memesannya. Dia salah satu yang terbaik. Apa ada masalah?" tanya Rio dengan nada bingung.

Dirga menghela napas. "Dia perawan, Rio. Pe-ra-wan. Apa kau mengerti betapa anehnya itu?"

Terdengar suara Rio yang tercekat di seberang telepon. "Pe-perawan, Pak? Tapi... tapi wanita yang saya pesan juga sudah pasti tidak perawan Pak, karena sudah terbiasa melayani orang – orang besar, lagian dia juga katanya tidak bisa masuk kamar Bapak. Pintunya tidak dibuka-buka saat ia mengetuknya. Saya bahkan harus membayar lebih karena dia marah-marah dan mengancam akan melaporkan saya ke polisi, karena tuduhan penipuan."

Dirga terdiam, otaknya seperti berhenti berfungsi selama beberapa detik. "Apa maksudmu?"

Terdengar keheningan sesaat. "Ya Tuhan... itu tidak mungkin, Pak! Saya... saya akan cari tahu, Pak. Pasti ada kesalahan," jawab Rio dengan nada panik.

"Kesalahan? Atau pengkhianatan?" tanya Dirga, suaranya berubah dingin sedingin es.

"Tidak, Pak! Saya tidak akan pernah mengkhianati Bapak!" bantah Rio dengan nada gemetar.

"Lalu, siapa wanita itu?" tanya Dirga, suaranya mengancam.

"Saya beneran tidak tahu, Pak. Saya hanya menjalankan perintah Bapak. Saya pastikan wanita itu datang ke hotel dan menunggu di depan kamar Bapak, tapi saya tidak tahu apa yang terjadi setelah itu," jelas Rio dengan nada panik, berusaha untuk membela diri.

Dirga menghela napas panjang. Semakin rumit saja. Ia merasa sudah terperangkap dalam jaring laba-laba yang semakin lama semakin mengikatnya. " Lupakan wanita itu. Pastikan tidak ada yang tahu tentang kejadian semalam. Serta  selidiki siapa wanita  yang bersamaku tadi malam. Jangan sampai dia penyusup yang sengaja disiapkan musuh untuk menjeratku. Jika benar dia suruhan dari musuhku, segera bereskan! Paham?"

"Paham, Pak," jawab Rio cepat.

"Dan Rio, cari tahu siapa yang memberiku minuman di pesta Tuan Harsono. Aku ingin tahu segalanya." tambah Dirga dengan nada dingin.

"Jika kau tahu sesuatu dan kau menyembunyikannya, aku akan membuatmu menyesal telah dilahirkan. Aku akan membuatmu berharap kau tidak pernah ada," ancam Dirga dengan nada dingin yang menusuk tulang.

"Saya bersumpah, Pak! Saya tidak tahu apa-apa! Saya akan melakukan apa saja untuk membuktikan kesetiaan saya!" jawab Rio dengan nada gemetar yang menyedihkan.

Dirga mematikan telepon. Ia merasa seperti terjebak dalam jaring laba-laba yang semakin mengencang. Siapa wanita itu? Mengapa ia ada di kamarnya? Dan mengapa Rio tidak tahu apa-apa? Ia harus berhati-hati. Seseorang sedang bermain-main dengannya, dan taruhannya adalah segalanya. Permainan baru saja dimulai, dan aku akan memenangkannya. Atau aku akan menghancurkan semua yang ada di sekitarku.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Gairah Cinta Sang CEO   Bab 6 Tawaran Mengecewakan

    Delisa melangkah dengan penuh semangat ke kantor Jaya Sentosa. Panggilan wawancara ini bagaikan setitik cahaya di tengah kegelapan yang melandanya. Ia berharap, pekerjaan ini akan menjadi jembatan menuju kesuksesan, membuktikan bahwa ia mampu bangkit dari keterpurukan dan meraih impiannya.Semalam, ia sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin. Ia mempelajari profil perusahaan, berlatih menjawab pertanyaan wawancara, dan memilih pakaian yang profesional namun tetap menunjukkan karakternya. Ia yakin, dengan kemampuan dan pengalamannya, ia bisa meyakinkan pihak HRD bahwa ia adalah kandidat yang tepat untuk posisi manajer yang ia lamar.Namun, senyumnya memudar saat berhadapan dengan Bapak Handoko. Kabar mengejutkan."Delisa, kami terkesan dengan kemampuanmu. Namun, kami menawarkan posisi sekretaris CEO," ujar Bapak Handoko, menyesal.Delisa tertegun. Sekretaris? Bukan manajer? Ia merasa seperti disambar petir di siang bolong. Semua persiapan dan harapan yang ia bangun selama ini runtuh dal

  • Gairah Cinta Sang CEO   Bab 5 Mencari Pekerjaan

    Namun, sebelum membalas dendam pada Andre, ia harus menghadapi dulu teman-teman kerjanya yang telah menyebarkan aibnya. Ia membuka kembali grup WA dan mulai mengetik pesan. Saatnya menunjukkan pada mereka siapa aku sebenarnya.Delisa:"Kalian semua puas sekarang? Sudah puas menghina dan merendahkan aku?"Beberapa saat kemudian, Santi membalas pesannya.Santi:"Lho, kenapa marah-marah? Kan kenyataannya begitu. Lagian siapa suruh keluar hotelNamun, sebelum membalas dendam pada Andre, ia akan menunjukkan dulu kepada teman-teman kerjanya siapa Andre sebenarnya. Ia membuka kembali grup WA dan mulai mengetik pesan.Delisa:"Kalian semua sibuk menghina aku? Kalian tahu apa yang sebenarnya terjadi? Kalian tahu siapa yang sebenarnya menjijikkan di sini?"Santi langsung membalas dengan sinis.Santi:"Oh, mau cuci tangan sekarang? Telat, Sayang. Bukti sudah tersebar di mana-mana."Delisa tersenyum sinis. Justru itu yang ia inginkan.Delisa:"Bukti? Kalian mau bukti? Oke, aku kasih bukti."Delisa kem

  • Gairah Cinta Sang CEO   Bab 4 Topeng Kemunafikan

    Dirga tiba di restoran mewah itu, lampu kota berkelap-kelip seperti bintang jatuh. Tapi di hatinya, hanya ada dingin dan gelap. Prisil sudah menunggunya, tersenyum manis. Topeng yang menjijikkan.Dirga duduk di hadapannya tanpa basa-basi, tatapannya tajam dan menusuk. "Kau memintaku datang ke sini, Prisil. Katakan apa yang sebenarnya ingin kau katakan," ucap Dirga dengan nada dingin, seperti bongkahan es yang membeku. Aku tidak punya waktu untuk permainanmu.Prisil menghela napas dramatis. "Dirga, aku sangat khawatir padamu semalam. Kau menghilang tiba-tiba setelah minum koctail yang kubuatkan. Aku mencarimu ke mana-mana, takut kau diculik atau terjadi sesuatu yang buruk padamu."Dirga menatap Prisil dengan tatapan menyelidik. "Kau mencariku? Tapi mengapa aku tidak melihatmu? Kau tahu betul aku tidak suka dibohongi, Prisil." Kau pikir aku bodoh?"Aku sudah mencarimu di seluruh pesta, bahkan sampai ke toilet dan taman," jawab Prisil dengan nada meyakinkan, tapi matanya tidak berani men

  • Gairah Cinta Sang CEO   Bab 3 Jejak Yang Hilang

    Dirga kembali ke kantor pagi itu dengan perasaan lega sekaligus bingung. Efek obat perangsang sudah hilang, menyisakan rasa lelah dan sedikit mual. Tapi yang lebih mengganggunya adalah bayangan wanita di kamar hotel itu. Ia mencoba melupakannya, menganggapnya sebagai kesalahan satu malam yang tidak perlu dipikirkan lebih lanjut. Tapi bayangan tanda lahir berbentuk bulan sabit di punggung wanita itu terus menghantuinya, muncul setiap kali ia mencoba memejamkan mata. Mengapa tanda itu terasa begitu familiar?Salahnya memang yang langsung menarik wanita itu saat berdiri di depan kamarnya. Efek obat perangsang mengalir deras dalam darahnya, mengalahkan logika dan akal sehatnya. Ia tidak memberi wanita itu kesempatan untuk berbicara, tidak bertanya siapa namanya, tidak peduli siapa dia sebenarnya. Ia hanya tahu bahwa ia membutuhkan penawar, dan wanita itu ada di sana, siap untuk dijadikan pelampiasan."Pak Dirga?" suara Rio membuyarkan lamunannya. "Anda baik-baik saja? Anda tampak linglung

  • Gairah Cinta Sang CEO   Bab 2 Mimpi Buruk Delisa

    Delisa menggeliat, berusaha melepaskan diri dari mimpi buruk yang mencengkeramnya. Kepalanya berdenyut, ribuan jarum menusuk otaknya. Ia membuka mata, terkejut. Kamar asing. Bukan apartemennya yang sederhana, bukan pula kamar kos sahabatnya. Mewah, antik, lukisan mahal. Tapi kemewahan itu justru membuatnya merasa semakin asing dan takut.Ia mencoba mengingat. Bayangan itu datang sedikit demi sedikit, seperti kepingan puzzle. Bir beberapa gelas di bar hotel, berusaha melupakan pengkhianatan mantan kekasih dan sahabatnya. Memesan kamar hotel. Resepsionis memberinya kunci kamar 272. Berjalan menyusuri koridor, langkah sempoyongan.Tiba-tiba, ia tersentak. Bukan 272. Melainkan 222. Ia salah kamar!Jantungnya berhenti berdetak. Air mata mengalir deras. Bukan hanya sakit dan kehilangan, tapi juga malu dan penyesalan. Ia telah melakukan kesalahan yang tak termaafkan. Menyerahkan keperawanannya pada orang asing, bukan karena paksaan, melainkan karena kelalaiannya sendiri.Sakit menusuk di ant

  • Gairah Cinta Sang CEO   Bab 1 Pagi yang Janggal

    Sinar mentari pagi, alih-alih menghangatkan, justru terasa seperti pisau yang menusuk mata Dirga. Ia menggeliat di ranjang yang berantakan, denyutan di kepalanya berpacu dengan detak jantungnya yang semakin cepat. Bukan hanya karena alkohol. Ada sesuatu yang salah. Kamar ini bukan miliknya. Terlalu klasik, terlalu... asing. Semalam adalah kekacauan, kabur oleh pengaruh obat perangsang.Di sampingnya, seorang wanita meringkuk di bawah selimut. Wajahnya tersembunyi, namun Dirga merasakan aura yang aneh. Bukan aura wanita bayaran. Melainkan... kepolosan? Kerentanan? Kontras yang mengganggu.Dirga menghela napas tajam, menggeleng. Ia bangkit, berusaha tidak membangunkannya. Kakinya menapak lantai dingin. Ia melihat bercak darah di seprai. Alisnya berkerut tajam. Mustahil. Wanita penghibur perawan? Itu dongeng. Ini pasti jebakan. Tapi jebakan yang dirancang untuk apa?Ia tidak mau ambil pusing. Rio salah pesan. Kesalahan identitas. Atau wanita itu penipu ulung. Ia terlalu sibuk untuk sandi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status