“Aku takut bahwa salah satu dendam lama yang ingin ibuku selesaikan … sebenarnya berhubungan dengan Keluarga Dean.”“Keluarga Dean?” Adam mengulangi ucapan Evelyn dengan kening berkerut. “Kamu bermaksud untuk mengatakan, bahwa ibumu mungkin … berniat mencelakai keluargaku?”Adam teringat kenyataan bahwa hubungan Rosa dan Henry tidak disetujui oleh Noah. Hal tersebut berujung dengan wanita tersebut harus menikahi Lucas Grey. Demikian, kalau Rosa menganggap bahwa Noah adalah pemicu kehidupannya yang menyedihkan, itu sah-sah saja.Evelyn tersenyum tipis. “Akan tetapi, setelah kupikirkan lagi, hal itu tidak mungkin,” katanya. “Lagi pula, dia diketahui berhubungan dengan seseorang dari gedung utama. Dan, satu-satunya orang yang menghuni gedung utama adalah ….”Manik biru Adam berubah menjadi sedikit gelap. Kemudian, dia pun melanjutkan ucapan Evelyn, “Kakek.”Kepala Evelyn mengangguk. “Jikalau bukan Keluarga Dean, maka dendam terbesar seharusnya terarah kepada Keluarga Grey,” ucapnya. “Han
“Orang yang mengakibatkan kematian ibuku, bukankah itu … Keluarga Smith?”Ketika pertanyaan tersebut dilontarkan oleh Evelyn, tidak sedikit pun keterkejutan terlukis di wajah Noah. Alih-alih terkejut, pria itu hanya terdiam selama beberapa saat dan kemudian menghela napas.“Apa yang membuatmu berpikir demikian?” tanya Noah sebelum kemudian menggelengkan kepalanya. “Tidak,” ucapnya. “Jangan jawab karena aku pun tidak tahu apa-apa, percuma menjelaskan.”Adam bisa melihat bahwa Noah enggan untuk menjawab Evelyn. Namun, paling sering menghabiskan waktu dengan pria itu sejak kecil, dia pun tahu bahwa Noah menyembunyikan sesuatu.“Kakek, CCTV menangkap kedatangan seorang wanita ke kediamanmu di malam pertunangan kami,” ucap Adam dengan suara tenang. “Tidak ada lagi gunanya menyembunyikan mengenai Rosa.” Dia begitu terus-terang, mengejutkan Noah.Ekspresi Noah ketika mendengar ucapan Adam terlihat terkejut. Akan tetapi, dia dengan cepat menghela napas. “Karena kalian sudah tahu, maka tidak a
“Duri dalam … daging?” Evelyn mengulangi kalimat dari cerita Noah. “Kenapa … kenapa Keluarga Smith menganggap ibuku duri dalam daging?” tanya wanita itu dengan alis tertaut. “Apa yang mungkin pernah ibuku lakukan sehingga mereka menganggapnya seperti itu?!” Melihat Evelyn bereaksi begitu besar, Adam segera menggenggam tangan wanita itu. Dia mengelus punggung Evelyn, berusaha menenangkannya. “Evelyn, tenanglah,” ucap Adam. Dia melirik Noah yang sedang memasang wajah serius. “Aku yakin Kakek memiliki jawabannya.” Di saat ini, Noah pun bertanya, “Apa yang kalian ketahui mengenai Jack Smith?” “Jack Smith?” Adam mengulangi nama yang disebutkan Noah. “Ayah Rosa?” Dia melihat Noah menganggukkan kepala. Akan tetapi, jujur saja, selain rumor yang tersebar di seluruh Capitol tentang pria tersebut, Adam tidak tahu apa pun lagi. “Seorang penjudi dan pemain wanita. Karena hal itu, dia pun diusir dari Keluarga Smith.” Evelyn hanya terdiam. Dia sendiri pernah mendengar tentang hal tersebut. Tida
“Namun, saat mengetahui Henry berujung jatuh cinta dengan Rosa dan sang istri selalu membandingkan Helen dengan wanita itu, sisi gelap John kembali menyeruak dan dia memutuskan untuk menyingkirkan Rosa sebagai saingan putrinya.”Ucapan Henry membuat Adam mengernyitkan dahi. “Akan tetapi, Kakek tidak menyetujui niat ayahku untuk menikahi wanita itu.” Pria itu merasa sedikit bingung. “Orang-orang mengatakan bahwa Kakek menolak merestui mereka karena latar belakang wanita tersebut, apa benar?”Saat Noah ingin menjawab, mendadak ada sebuah suara yang menyela, “Tidak.”Semua orang menoleh ke satu arah, pada Evelyn yang mendadak bersuara. Terlihat wanita itu menatap kosong ke udara, memikirkan sesuatu.“Kakek bukan orang yang seperti itu,” ucap Evelyn, menggeser maniknya ke arah Noah. “Apa mungkin … ibuku mengatakan sesuatu?” tebaknya.Mendengar Evelyn menaruh kepercayaan begitu besar pada dirinya membuat Noah sedikit terkejut. Hal itu membuat pria tua itu tersenyum sembari bertanya, “Apa y
“Kakek, kalau John Smith menyingkirkan Rosa karena ayah sempat ingin menikah dengannya, maka Ibu—" Adam tidak mampu menyelesaikan ucapannya, dia merasa tenggorokannya tercekat. Matanya yang biasa dingin, seketika memancarkan ekspresi ketakutan.Takut? Ya, Adam merasa sangat takut dengan pikirannya sendiri. Namun, dia harus menghadapinya.Jikalau memang John Smith menyingkirkan Rosa hanya karena Henry sempat ingin menikah dengan wanita itu, maka bukankah itu berarti … besar kemungkinan apa yang terjadi kepada Diandra juga memiliki hubungan dengan … pria itu? Terlebih karena setelah Diandra meninggal, orang yang dengan cepat menempati posisinya ialah … Helen.Di saat ini, pandangan Noah berubah memancarkan kesedihan. Pria tua itu menundukkan kepalanya, terlihat sangat bersalah akan suatu hal.“Adam, di matamu, ayahmu adalah seorang baj*ngan, bukan?” tanya Noah dengan sebuah senyuman pahit. “Mengenai hal itu, aku tidak bisa mengelaknya, terutama dengan segala keputusan egois yang dia amb
“Ancaman bahwa ahli waris tunggalnya yang akan menjadi korban.” Ucapan Noah membuat wajah Adam berubah kaget. Dia membisu, tidak mengatakan apa pun. Sepertinya, benak Adam mulai mampu menghubungkan benang satu dengan benang lainnya. Di sisi lain, Evelyn juga melakukan hal yang sama. Dia terdiam, berusaha berpikir. ‘John Smith ingin Helen berakhir dengan Henry lantaran itu merupakan hal yang gadis kecilnya inginkan. Selain itu, kalau putrinya itu bisa menjalin hubungan dengan Keluarga Dean, keluarganya jelas tidak akan dirugikan.’ Wajah Evelyn terlihat buruk. ‘Demi semua hal itu, dia rela menghancurkan keluarga orang lain!’ Sementara Adam dan Evelyn sibuk dengan pikiran mereka masing-masing, Noah lanjut menjelaskan, “Saat Adam berusia tujuh tahun, dia memiliki seorang teman dekat.” Dia melirik kembali calon cucu menantunya dan melanjutkan, “Kakakmu, Dominic.” “Kakak?” Evelyn sedikit terkejut. Akan tetapi, ingatan akan apa yang diceritakan Adam terkait hubungan Dominic dengannya memb
“Henry! Buka pintu ini! Henry!!” Teriakan melengking bergema di dalam sebuah ruang tidur yang luas. “Kamu mengancamku dengan perceraian? Teruslah bermimpi!” teriak Helen sembari menggedor-gedor pintu kamarnya, wajahnya memerah karena amarah. Seisi ruangan Helen telah dipenuhi dengan benda rusak dan pecahan kaca yang berserakan di lantai. Hal tersebut terjadi lantaran dia menjadikan benda-benda malang itu pelampiasan emosi karena dikurung dan diancam oleh Henry. Namun, semakin lama, Helen merasa semakin frustrasi. Alih-alih mengunjungi dan menegurnya seperti beberapa waktu lalu, Henry tidak menggubrisnya. Pria itu membiarkan para pelayan membersihkan kamar Helen dan menggantikan barang-barang yang rusak dengan yang baru, sebuah cara untuk menunjukkan pada wanita tersebut bahwa apa pun yang dia lakukan tidak akan berpengaruh. Teringat akan tekad bulat Henry untuk mengabaikannya, Helen—yang walau sudah cukup lelah menghancurkan barang-barang di kamarnya tadi—kembali mengepalkan tangan
Di dalam ruangan pribadinya, terlihat sosok Henry yang terduduk di sebuah sofa. Sembari bersandar, kepala pria itu menengadah dan pandangannya menatap lurus foto besar sang istri di hadapan. “Diandra, aku sudah melangkah begitu jauh,” ujar pria tersebut dengan tatapan sendu. “Aku tidak menyangka akan tiba hari di mana aku bisa mengancam Helen dengan sebuah perceraian.” Dari bayangan gelap yang berada di bawah kantong mata pria paruh baya itu, semua orang yang melihat pasti tahu bahwa Henry sedang merasa sangat lelah. Kalau seseorang mendorongnya, kepala Keluarga Dean tersebut kemungkinan besar akan tumbang dan jatuh. “Selain itu, apakah kamu tahu bahwa Evelyn sungguh putri dari Rosa?” tanya Henry dengan sebuah senyuman tipis. “Tidak heran mereka berdua sungguh mirip.” Pandangan pria tersebut jatuh pada foto yang ada di tangannya. “Lihat bagaimana Adam tersenyum begitu bahagia,” bisiknya. “Sudah lama sejak aku melihat bocah itu tersenyum seperti itu.” Foto di tangan Henry tidak lain