Home / Romansa / Gairah Liar Adik Ipar / Bab 2. Jadilah Penghangat Ranjangku!

Share

Bab 2. Jadilah Penghangat Ranjangku!

Author: Ellea Neor
last update Last Updated: 2025-09-20 06:08:04

Esther menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur tanpa sempat melepas sepatu hak tingginya. Kepalanya yang serasa dipukul palu membuatnya terbang ke alam mimpi dengan sangat cepat.

Sementara sosok yang sejak tadi memperhatikan Esther kini tersenyum miring.

Arion Dawson baru saja tiba di negeri ini, tetapi dia justru dikejutkan dengan kedatangan wanita yang tak lain adalah kakak iparnya sendiri.

“Sambutan yang sangat mengesankan, Kakak ipar,” gumamnya.

Dengan senyum yang masih terpahat di bibir seksinya, dia beranjak dari sofa. Dia mengunci pintu terlebih dahulu sebelum akhirnya menuju ke atas ranjang. Dia berjongkok, melepas sepatu milik Esther lalu meletakkannya di lantai.

Merasa sebuah sentuhan, Esther pun kembali tersadar. Dia membuka mata, dan melihat sosok pria yang mirip suaminya. Esther pun tersenyum.

Tanpa pikir panjang, dia menarik kerah kemeja pria itu, dan membuatnya terjatuh di atas tubuhnya.

“Temani aku malam ini,” bisiknya. Esther perlu melampiaskan segalanya, termasuk hasrat seksualnya. Sudah lama Erland tidak menyentuhnya.

Mendengar itu, Arion menyunggingkan senyumnya. Lalu membalas ucapan Esther dengan suara beratnya.

“Memangnya kau tahu siapa aku?”

Esther malah tersenyum. “Tentu saja aku tahu.”

“Baiklah, kalau begitu. Jangan menyesal!”

Arion mulai melumat bibir Esther. Gerakannya sangat brutal, dan membuat Esther kehabisan napas. Buru-buru Esther melepaskan pagutannya.

“Pelan sedikit, Sayang. Kau bisa membuat bibirku terluka,” bisik Esther.

“Aku bahkan bisa membuatmu tidak bisa bicara.”

Arion kembali meraup habis bibir Esther. Kali ini gerakannya cukup pelan. Dan itu membuat Esther tampak ketagihan.

Lenguhan panjang mulai terdengar saat Arion menyentuh buah keranuman yang sejak tadi sangat menantang. Tidak puas karena terhalang kain tebal, Arion segera melepas dress yang dikenakan oleh Esther, dan menyingkirkan busa yang menutup dua buah keranuman itu.

Esther tidak melawan. Di bawah pengaruh minuman beralkohol, dia justru menyambut sentuhan itu dengan tenang. Seolah semua dia lakukan dengan sadar.

“Sentuh aku, Sayang!”

Keesokan harinya, Esther dibangunkan oleh cahaya matahari yang mengintip melalui celah gorden yang sedikit terbuka. Saat membuka matanya lebar-lebar, dia melihat warna gorden yang berbeda dari sebelumnya.

“Kapan aku mengganti gordennya?” batin Esther. Meski ada pelayan, Esther terbiasa melakukannya sendiri.

Menyadari sebuah keanehan. Esther seketika mendudukan dirinya. Saat itu juga, tatapannya bertemu dengan bola mata hitam pekat milik seorang pria.

Esther mematung sesaat. Belum hilang atas keterkejutannya karena keberadaan pria asing, Esther kembali dikejutkan dengan kondisi tubuhnya yang hanya tertutup selimut tebal.

“Siapa kau? Apa yang kau lakukan padaku?”

Pria yang kini duduk di sofa dengan handuk kimono yang melekat pada tubuhnya, menatap tajam ke arah Esther. Di bibirnya, seulas senyum terukir tipis.

“Kau tidak tahu siapa aku? Aku adalah Tuan Muda keluarga ini,” ucap pria itu.

Esther terdiam. Sedikit banyak tahu tentang keluarga ini, bahwa mendiang ayah mertuanya memiliki anak lain, dari hasil pernikahan dengan wanita lain.

Esther rasa, pria inilah yang dimaksud oleh Erland. Pria yang dibicarakan oleh para pelayan sebagai Tuan Muda.

“Kau…” Esther sampai kehilangan kata-kata. Dia mencoba menggali ingatan semalam. Dan seketika itu dia memejamkan matanya erat-erat. Karena mabuk, dia jadi banyak kehilangan ingatan. “Kenapa kau bisa ada di kamarku?” cecar Esther.

Arion menaikkan sebelah alisnya. “Kamarmu?” Pria itu tertawa miring. “Coba amati kembali, Kakak ipar. Kamar siapa yang kau maksud itu?”

Esther mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan. Esther melihat ke arah dinding, tidak ada foto pernikahannya dengan Erland. Dia pun menelan ludah dengan sangat berat.

Hari ini dia benar-benar ditampar oleh kenyataan yang pahit berkali-kali.

Pertama-tama, dia mendapati kenyataan bahwa suaminya menikah lagi. Lalu kenyataan lain, dia terbangun di ranjang milik pria lain.

Sungguh memalukan!

“Jadi bagaimana, Kakak ipar?” Suara Arion menyentakkan Esther dari lamunannya. Dia kembali menatap pria itu, namun tidak lama dia kembali membuang muka.

Tidak menjawab, Esther segera melompat turun. Mengenakan kembali pakaiannya di tengah-tengah rasa malu. Selesai berpakaian, Esther berniat meninggalkan ruangan tanpa sepatah kata. Namun, sepertinya Arion tidak akan membiarkannya begitu saja.

“Tunggu, Kakak ipar!”

Tangan Esther yang hendak menekan knop pintu pun terhenti. Dia lantas berbalik, dan melihat Arion sudah berada di dekatnya. Dengan cepat pria itu memenjarakan tubuh Esther di antara kedua lengan kokohnya yang bertumpu pada pintu.

“Apa ini balasan untuk orang yang sudah memuaskanmu? Hmmm?”

Esther merapatkan tubuhnya pada pintu, mencoba menjauh. Aroma tubuh pria itu sungguh menyiksanya. Bahkan deru napasnya begitu dekat, meruntuhkan kesadarannya.

“Aku salah, aku minta maaf.” Esther tidak ingin membuat masalah semakin besar. Esther berpikir dengan meminta maaf, maka semua masalah akan berakhir. Lagi pula, semua ini memang salahnya.

“Tidak semudah itu.” Arion kembali mengukir senyum. Senyum tipis yang sangat menakutkan. “Coba lihat ini, Kakak ipar.” Arion mengeluarkan ponselnya, lalu memutar sebuah video.

Seketika itu Esther membulatkan mata. Rupanya Arion sudah merekam kegiatan mereka tadi malam. Esther menutup mulutnya dengan kedua tangan.

Kepalanya menggeleng cepat.

“Kau…apa yang akan kau lakukan dengan video itu?”

“Bagaimana jika Erland melihatnya?”

Esther kembali menggeleng. “Kumohon, jangan beritahu suamiku,” pinta Esther.

Arion kembali tersenyum sembari menyimpan kembali ponselnya.

“Dengan satu syarat,” ucap Arion.

“Syarat? Apa?”

“Jadilah penghangat ranjangku!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 7. Kartu As

    Esther membaca berkas di tangan. Poin pertama membuat Esther seketika membulatkan matanya. “Perjanjian macam apa ini?” protes Esther. Jelas sekali tertulis di sana, bahwa Esther harus datang ketika Arion memanggilnya. “Kau kira aku ini pelayanmu?” imbuhnya. Arion memiringkan kepalanya. Senyum tipis terbit di bibir tebalnya. “Kakak ipar, apa kau lupa apa yang aku miliki?” ucap Arion yang seketika membuat Esther mengatupkan bibirnya. Ingin sekali Esther memaki, tetapi dia sadar atas posisi. “Jadi kau ingin mengancamku?”Arion menggeleng pelan. “Tentu tidak, aku hanya ingin kau mempertimbangkannya, Kakak ipar. Coba baca poin selanjutnya,” kata Arion. Esther mendecak. Dia lantas menuruti keinginan Arion. Poin kedua membuatnya terdiam. Di mana Arion akan mengabulkan apa pun yang Esther inginkan. Dan Esther membutuhkan hal itu. Esther perlu menyelidiki tentang Tiara. Dia juga ingin membalas dendam kepada orang-orang yang telah menyakitinya. Dan Esther berpikir akan menggunakan kesempat

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 6. Surat Perjanjian

    Esther membuka mata, untuk melihat sosok itu, dan seketika dia membulatkan mata. Sementara Erland tampak terkejut melihat kehadiran lelaki yang kini berdiri tepat di hadapannya. “Kenapa kau bisa ada di sini?” Arion mengulas senyum tipis. Dia menghempaskan tangan Erland dengan kasar. “Kau lupa, ada bagianku di perusahaan ini. Tapi tenang saja, aku sedang tidak ingin mengungkitnya, aku hanya ingin menuruti keinginan kakek untuk berjalan-jalan di sekitar sini. Tapi aku justru melihat pemandangan seperti ini,” jawab Arion. Erland mendengkus kasar. “Ini bukan urusanmu!” “Memang, tapi urusan rumah tangga bukankah sebaiknya diselesaikan di rumah.” Arion lantas menatap Esther. “Kakak ipar, sebaiknya kau pulang saja,” tegurnya. Esther tampak kesal, sekaligus gugup secara bersamaan. Bagaimanapun, keberadaan pria ini membuatnya teringat dengan kejadian malam itu. “Kau tidak punya hak untuk mengusirku!” kata Esther. Arion malah tersenyum. “Dia memang benar, kau pulang saja. Kita bicara

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 5. Kau Saja Mendua, Kenapa Aku Tidak?

    Esther terdiam untuk beberapa saat. Keterkejutan terlihat di wajahnya. Eric adalah orang kepercayaan Erland selama bertahun-tahun. Dan hari ini, Esther mendapati pria itu dipecat. Apa yang terjadi sebenarnya? “Eric,” panggil Esther. Dia harus mencari tahu lebih banyak lagi. “Ya, Nyonya,” jawab Eric di seberang. “Sejak kapan kamu dipecat?” tanya Esther penasaran. Suara di seberang kembali terdengar. “Sudah satu tahun yang lalu, Nyonya.” “Apa?” Esther jelas saja kaget. Sudah selama itu, tetapi tidak ada yang memberitahunya. “Eric, kenapa kau tidak bilang padaku!” Nada bicara Esther berubah protes. Hening sejenak. Sebelum akhirnya Eric menjawab, “Maaf, Nyonya. Semua atas permintaan Tuan. Tuan memperingatkan saya supaya saya tidak mengadu pada Nyonya.” Esther memejamkan matanya erat-erat. Entah apa tujuan Erland menyembunyikan hal ini. Namun, Esther yakin, semua yang terjadi ada sangkut pautnya dengan Tiara. “Apa kamu melakukan kesalahan?” “Hanya kesalahan kecil, Nyonya. Tapi en

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 4. Sandiwara

    Esther mengepalkan kedua tangannya. Perasaannya campur aduk. Sedih, kesal, marah, dan yang pasti muak. Apa yang baru saja dia dengar dari mulut suaminya, sungguh sangat menyakitkan. Tidak hanya membawa wanita lain dalam rumah tangganya, Erland bahkan membawanya hingga ke atas ranjang mereka. “Erland, di rumah ini banyak sekali kamar. Dia bisa tidur di kamar lain.” Corrina berdiri dari kursinya, dia menatap menantu pertamanya. “Tiara juga istri Erland, jadi dia berhak tidur di kamar Erland.” Setelah lama diam, akhirnya Corrina angkat bicara. “Kak Erland, kalau Kak Esther tidak suka aku tidur di kamar Kakak, biar aku tidur di kamar lain saja,” sela Tiara sendu. Erland menatap Tiara. Wanita itu tidak lagi menangis, namun kata-katanya membuat Erland tidak tega. “Itu adalah kamar kami, harusnya kau tahu diri!” seru Esther tidak terima. Bagaimanapun, Esther harus mempertahankan haknya. “Kau juga harus tahu diri. Kau tidak punya hak di rumah ini, Esther. Jadi Tiara bisa tidur

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 3. Syarat

    Jantung Esther serasa terhenti saat itu juga. Dia menahan napas yang terasa sesak, sebelum akhirnya melepasnya dengan kasar. “Apa yang kau katakan?” Arion tersenyum nakal. “Bukankah sudah jelas? Kakak ipar, aku tahu kau tidak tuli,” bisik Arion tepat di telinga Esther yang membuatnya merasa merinding. Kali ini Esther tidak tinggal diam. Dia mendorong Arion sedikit menjauh, lalu berdiri tegap, melipat kedua tangan di perut, seolah hendak memberi perlawanan. “Aku ini Kakak iparmu! Beraninya kau meminta hal semacam itu padaku!” sentak Esther. Lagi-lagi pria itu tertawa. Seperti orang yang baru saja menang lotre. Arion terlihat sangat senang. “Kakak ipar, permainanmu sangat memuaskan. Apa perlu aku memutar lagi videonya? Supaya kau tahu bagaimana liarnya dirimu tadi malam.” Arion mengeluarkan kembali ponselnya, lalu memainkannya di tangan. “Hentikan!” pekik Esther yang justru membuat Arion kembali tertawa. Berbanding terbalik dengan Esther yang merasa geram. Entah mengapa di

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 2. Jadilah Penghangat Ranjangku!

    Esther menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur tanpa sempat melepas sepatu hak tingginya. Kepalanya yang serasa dipukul palu membuatnya terbang ke alam mimpi dengan sangat cepat. Sementara sosok yang sejak tadi memperhatikan Esther kini tersenyum miring. Arion Dawson baru saja tiba di negeri ini, tetapi dia justru dikejutkan dengan kedatangan wanita yang tak lain adalah kakak iparnya sendiri. “Sambutan yang sangat mengesankan, Kakak ipar,” gumamnya. Dengan senyum yang masih terpahat di bibir seksinya, dia beranjak dari sofa. Dia mengunci pintu terlebih dahulu sebelum akhirnya menuju ke atas ranjang. Dia berjongkok, melepas sepatu milik Esther lalu meletakkannya di lantai. Merasa sebuah sentuhan, Esther pun kembali tersadar. Dia membuka mata, dan melihat sosok pria yang mirip suaminya. Esther pun tersenyum. Tanpa pikir panjang, dia menarik kerah kemeja pria itu, dan membuatnya terjatuh di atas tubuhnya. “Temani aku malam ini,” bisiknya. Esther perlu melampiaskan segalanya, ter

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status