แชร์

Bab 44. Kutukan

ผู้เขียน: Ellea Neor
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-10-27 21:55:55

Esther menaikkan sebelah alisnya.

“Kenapa? Bukannya kau menginginkannya?” tanya Esther lagi. Ia memang sengaja memancing Tiara.

Wanita itu menatap Esther. “Kak Esther, aku tahu kau tidak tulus membelikannya untukku ‘kan? Kau pasti punya maksud lain?” sergah Tiara.

Raut wajah Esther berubah seketika. Ia menjadi muram. Esther melirik ke arah sekitar, ia sadar karena telah menjadi pusat perhatian. Sepertinya Tiara memang benar-benar masuk jebakannya.

“Aku tulus membelikannya untukmu, Tiara. Kenapa kau bicara begitu?” kata Esther memasang ekspresi kecewa.

Pekerja wanita yang melayani mereka pun tampak geram dengan sikap Tiara yang dinilai sangat arogan.

“Nyonya Esther sangat baik ingin membelikan, kenapa Anda bicara seperti itu?” sela pekerja wanita yang memang sudah lama bekerja dan mengenal Esther.

“Dasar tidak tahu diri! Padahal Nyonya Esther sudah baik. Tapi malah menuduh yang tidak-tidak.” Beberapa pengunjung yang memperhatikan pun turut geram.

“Iya, kalau aku jadi dia aku te
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 47. Godaan Tiara

    “Tiara?” Erland terdiam beberapa saat, memastikan bahwa sosok yang ada di ambang pintu itu adalah istri keduanya. Bukan sosok lain yang ada di pikirannya saat ini. Lalu apa yang dia kenakan itu? Entah mengapa Erland justru merasa aneh. Itu adalah lingerie yang biasa dikenakan oleh Esther. Ya, semua pakaian yang ada di dalam kamar memang milik Esther. “Kak Erland, ini sudah malam? Sebaiknya kita tidur,” kata Tiara. Perlahan ia melangkah mendekat, dan mendaratkan pantatnya di paha Erland. Hal yang biasa ia lakukan saat di kantor untuk menggoda Erland. Tiara sedikit menurunkan cardingan yang ia kenakan hingga menampilkan bahunya yang putih tanpa noda. Ia melingkarkan kedua tangannya pada leher Erland sebagai pegangan. Erland menghela napas panjang. Ingin sekali menolak kehadiran Tiara, tetapi reaksi tubuhnya berbeda. Akhirnya ia tetap membiarkan Tiara duduk di pangkuannya. “Aku masih ada pekerjaan, Tiara,” kata Erland. Jujur saja, kemarahannya kepada Tiara belum juga menghilang. Tet

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 46. Hantu Tampan

    Esther seketika menutup mulutnya. Aroma parfum yang tak asing menyeruak, menusuk indera penciumannya. Aroma itu, Esther hafal betul milik siapa. Esther membalik tubuh menghadap pria itu. Penerangan dari arah balkon mulai sedikit memudahkannya untuk melihat bahwa pria yang kini memenjarakan tubuhnya dengan jeratan tangannya adalah Arion. “Arion?” Esther mencoba meraba wajah pria itu. Dalam gelap, Arion tampak seperti hantu. Hantu tampan. “Aku sudah menunggumu sejak tadi, kenapa kau lama sekali?” protes Arion. “Kau, bagaimana bisa masuk ke sini?” tanya Esther penasaran. Seingatnya, ia selalu mengunci pintu saat masuk dan keluar. Itu karena ia tidak ingin privasinya diganggu. Arion tersenyum samar. Lalu menatap ke arah pintu balkon. “Kau pasti sengaja tidak mengunci pintu balkon ‘kan?” goda Arion. Kedua manik Esther seketika membulat sempurna. “Apa? Mana mungkin?” Esther lantas bergerak turun dari pangkuan Arion lalu melangkah mendekati pintu balkon, dan memeriksanya. Ia masih ti

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 45. Ancaman Erland

    Tiara seketika membeku kala mendengar kalimat ancaman itu keluar dari mulut Erland. Tiara tidak menyangka bahwa Erland akan semarah itu. Padahal, dulu pria itu sangat membela dirinya kala Esther menyakiti serta menghina dirinya. Sementara Corrina hanya bisa menatap punggung putranya yang mulai menghilang ke lantai atas. Lalu saat pria itu tak lagi terlihat, ia segera beralih ke menantu keduanya. “Sebenarnya apa yang kau lakukan, Tiara?” cecar Corrina dengan raut wajah datar. Tiara masih menundukkan pandangannya. Ia lantas menjawab, “Bukan aku, tapi Kak Esther yang duluan, Ma.”Corrina menghela napas panjang. Terlihat kejenuhan di wajah tuanya. Ia pikir setelah menikahkan Erland dengan Tiara, ia akan hidup dengan tenang, tetapi ia salah. Ia harus melihat pertengkaran semacam ini. “Apa pun yang dia lakukan. Kau fokuslah pada tujuanmu memberikan keturunan bagi keluarga ini. Ingat, kami sudah memberikan uang yang banyak pada keluargamu. Jadi jangan menuntut lebih, Tiara,” tegur Corrin

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 44. Kutukan

    Esther menaikkan sebelah alisnya. “Kenapa? Bukannya kau menginginkannya?” tanya Esther lagi. Ia memang sengaja memancing Tiara. Wanita itu menatap Esther. “Kak Esther, aku tahu kau tidak tulus membelikannya untukku ‘kan? Kau pasti punya maksud lain?” sergah Tiara. Raut wajah Esther berubah seketika. Ia menjadi muram. Esther melirik ke arah sekitar, ia sadar karena telah menjadi pusat perhatian. Sepertinya Tiara memang benar-benar masuk jebakannya. “Aku tulus membelikannya untukmu, Tiara. Kenapa kau bicara begitu?” kata Esther memasang ekspresi kecewa. Pekerja wanita yang melayani mereka pun tampak geram dengan sikap Tiara yang dinilai sangat arogan. “Nyonya Esther sangat baik ingin membelikan, kenapa Anda bicara seperti itu?” sela pekerja wanita yang memang sudah lama bekerja dan mengenal Esther. “Dasar tidak tahu diri! Padahal Nyonya Esther sudah baik. Tapi malah menuduh yang tidak-tidak.” Beberapa pengunjung yang memperhatikan pun turut geram. “Iya, kalau aku jadi dia aku te

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 43. Perbandingan

    Setelah mengatakan itu, Esther melenggang begitu saja meninggalkan Erland dan Tiara. Masih di toko yang sama, Esther kembali memilih-milih sepatu yang sesuai dengan kriterianya. Elegan, dan yang pasti limited edition. Esther tidak suka bila ada orang lain mengenakan barang yang sama dengan dirinya. Esther berhenti di depan etalase kaca. Sepasang sepatu berwarna perak menjadi pusat perhatian. Esther benar-benar menginginkannya kali ini, dan lagi-lagi Tiara muncul. Kembali tertarik dengan barang yang dipilih Esther. “Kak Erland, aku mau itu,” kata Tiara. Esther melotot kali ini. Bisa-bisanya dia berkata seperti itu. Merengek seperti anak kecil membuat Esther semakin muak saja. Erland mengikuti arah jari telunjuk Tiara. Dan melihat sepatu yang ada di tangan Esther. “Aku tidak habis pikir, kenapa kau ingin merebut semua milikku?” cerca Esther. Tiara mencebik. Dia tidak membalas ucapan Esther. Ia kembali fokus pada Erland. “Kak Erland. Dapatkan itu untukku, ya!” rengeknya. Erland

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 42. Barang Bekas

    Esther menatap Arion tajam, seolah memberi peringatan kepada pria itu. Bukannya berhenti, tetapi Arion semakin liar memberi sentuhan. Esther bisa saja menepisnya, tetapi setiap gerak-geriknya akan menjadi pusat perhatian. Wajah Esther semakin pucat tatkala sentuhan itu semakin dalam. Mencapai area intinya, panas dingin menjalar dari sentuhan itu ke seluruh tubuhnya. Esther ingin sekali memaki pria ini, tetapi ia tidak akan bertindak bodoh. Sementara Arion tampak tersenyum puas. Andai tidak di tempat umum, ia pasti akan mengeksekusi Esther saat itu juga. Tiara memperhatikan Esther yang tampak berbeda. Wajahnya yang semula dingin kini berubah pucat. “Kak Esther, kau kenapa?” Pertanyaan itu membuat Erland seketika menatap Esther. Keningnya mengkerut. “Esther, kau baik-baik saja?” tanya Erland khawatir. Esther nyaris kehilangan akal sehatnya. Ia melihat ke arah Erland dan mencoba menampilkan senyumnya. “Ah…ya. Aku baik-baik saj

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status