Home / Romansa / Gairah Liar CEO Nakal / 16. RENCANA MURAHAN

Share

16. RENCANA MURAHAN

Author: NONA_DELANIE
last update Last Updated: 2024-12-31 10:06:17

Aurora berjalan keluar dengan cepat dari rumah bordil yang penuh dengan bayang-bayang kelam. Jantungnya berdetak cepat, perasaan tertekan dan khawatir bercampur aduk dalam dirinya.

Begitu melangkah masuk ke rumah Adam, suasana terasa semakin mencekam. Suara tangisan bayi, Alan Sky Walker, langsung menyambutnya begitu dia membuka pintu.

Tanpa berpikir panjang, Aurora berlari menuju kamar bayi, hatinya berdebar. Alan, anaknya yang baru lahir, menangis keras.

Mimik wajah Aurora langsung berubah, cemas dan penuh kekhawatiran. Tangisan bayi itu begitu menusuk, seakan memberitahunya bahwa ada yang tidak beres.

Dengan cepat dia mendekat, meraih tubuh mungil Alan dan memeluknya erat. "Oh, Sayang? Kenapa kamu menangis, Sayang? Apa kamu lapar?" bisiknya dengan penuh kelembutan, mencoba menenangkan bayinya.

Namun, begitu mendengar suara langkah kaki di belakangnya, dia sadar bahwa Adam baru saja memasuki ruangan itu. <
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Liar CEO Nakal   51. CARA KERJA TAKDIR

    Usai berbelanja banyak barang, Aurora dan Adam menikmati es krim di dekat menara Eiffel. Mereka berdua membicarakan banyak hal sebelum kembali ke rumah sore itu. “Aku bahkan masih tidak menyangka bisa bersamamu, dan kau pilih sebagai calon Mommy-nya Alan Sky,” ujar Aurora tulus. Matanya menatap netra biru samudra milik kekasihnya. Konon, manik mata indah itu diwariskan dari kakek buyutnya. Aurora merasa seolah takdir sedang memainkan peran yang sangat luar biasa untuknya. Adam terkekeh rendah, ia merapatkan pelukannya di pinggang Aurora yang kini sedang menikmati es krimnya. “Dan aku tidak menyangka ternyata jodohku dulunya masih dijagain orang!” “Ih! Gak usah gombal,” sahut Aurora sambil menyikut pelan perut Adam, meski ia tak bisa menyembunyikan senyum malunya. Wajah Adam sedikit berubah serius, ada gurat haru di matanya saat tering

  • Gairah Liar CEO Nakal   50. SHOPPING

    Adam berjalan pelan menyusuri koridor menuju kamar. Napasnya masih sedikit memburu, dan sisa-sisa keringat masih membasahi kaus tipis yang melekat di tubuh atletisnya. Namun, rasa lelah dan amarah akibat perdebatan dengan Elina tadi menguap seketika saat ia tiba di depan pintu. Ia tersenyum tipis melihat pintu kamar yang sedikit terbuka. Di sana, tersaji pemandangan yang selalu berhasil meluluhkan sisi kerasnya—yaitu wajah keibuan Aurora yang begitu manis dan menenangkan. Aurora sedang duduk di tepi ranjang, membungkuk kecil memandangi wajah Alan Sky. Bayi mungil itu tampak sangat bersemangat, kakinya menendang-nendang kecil sambil mengoceh, “... ao, aaa, ah ….” Seolah sedang menceritakan rahasia besar kepada ibunya. Adam melangkah masuk dengan gerakan lembut, tidak ingin merusak momen indah itu. “Hai, sayang-sayangnya Daddy!” sapanya dengan suara yang mendadak melunak. Aurora menol

  • Gairah Liar CEO Nakal   49. DIA HANYA PENGGALI EMAS!

    “Makasih udah belain aku, Dam. Aku gak nyangka kamu nekat ngelawan adik kamu demi aku.” Aurora yang mendengar ucapan Adam pun ikut tersentak. Ia teringat kejadian di bawah pohon apel kemarin sore—kejadian di mana Adam memang sengaja menumpahkan segalanya di dalam dan berharap benihnya tumbuh. Sejenak, wajah Aurora memanas, ia tidak menyangka Adam akan menjadikan hal itu sebagai tameng di depan adiknya. Alih-alih menimbrung atau membela diri, Aurora memilih untuk membalikkan badan. Ia mengeratkan dekapannya pada Alan, melangkah perlahan menjauhi perdebatan panas antara kakak beradik itu. Baginya, dipilih oleh Adam saat ini sudah cukup. Ia tidak butuh validasi dari Elina atau siapa pun dari keluarga besar Walker. Hanya Adam. Selama pria itu masih menggenggam tangannya, suara-suara sumbang di luar sana hanyalah kebisingan yang lewat. Meski ia tahu perjalanan ke dep

  • Gairah Liar CEO Nakal   48. TIDAK SEDERAJAT

    Keesokan harinya, suasana mansion terasa begitu tenang. Aurora berdiri di beranda depan sambil menggendong Baby Alan—menikmati belaian cahaya matahari pagi yang memberikan kehangatan tipis di tengah udara Paris yang sejuk.Alan tampak tenang dalam pelukannya, sesekali meracau kecil sambil menyentuh kancing blus ibunya.“Auuuu ….”“Iya, Mommy di sini.”“Awo ….”“Iya, hallo ….”Ketenangan itu terusik ketika sebuah mobil silver mewah meluncur masuk ke halaman dan terhenti tepat di depan undakan tangga.Pintu terbuka, dan seorang gadis muda berusia sekitar 20 tahunan keluar dengan gaya yang sangat modis.Ia mengenakan kacamata hitam yang kemudian ia turunkan ke ujung hidung, menatap Aurora dengan tatapan menyelidik.Gadis

  • Gairah Liar CEO Nakal   47. ERANGAN DI BAWAH POHON

    Sambil menatap lekat manik mata wanita di depannya, Adam berkata dengan suara berat yang penuh keyakinan, “Jadi, ... will you marry me?”Aurora terpaku, napasnya seolah tertahan di tenggorokan. Di tengah hamparan pohon apel dan danau yang tenang, ia merasakan dunia seakan berhenti berputar.Tanpa melepaskan tatapannya, ia mengambil jemari lentik Aurora, menariknya dengan lembut namun posesif.Dengan gerakan yang sangat terampil dan tenang, Adam mengeluarkan lingkaran platina bertahtakan berlian itu dari bantalannya.Ia menyematkan cincin tersebut ke jari manis Aurora, menggesernya perlahan hingga logam dingin itu melingkar sempurna di sana.Begitu cincin itu terpasang cantik, Adam memandangi jemari Aurora sejenak, lalu mendongak dengan seringai tipis yang penuh kemenangan.“Sangat pas,” ucapnya singkat, seolah baru saja men

  • Gairah Liar CEO Nakal   46. WILL YOU MARRY ME?

    “Ayo ke sana.”Adam lekas membimbing Aurora masuk ke dalam istana pribadinya. Mansion peninggalan mendiang Kakek Adam itu masih kokoh, benar-benar definisi kemegahan yang sempurna.Arsitektur klasik Eropa dengan dominasi warna putih tulang memberikan kesan abadi dan sangat berkelas. Pilar-pilar tinggi menjulang menopang langit-langit yang dihiasi lampu kristal berkilauan, memantulkan cahaya ke lantai marmer yang mengilat sempurna.Dekorasi di setiap sudut ruangan tertata begitu artistik, memadukan barang antik peninggalan keluarga Walker dengan sentuhan modern yang elegan. Jendela-jendela besar setinggi plafon memberikan akses visual langsung ke halaman belakang yang spektakuler. Di sana, sebuah kolam renang biru jernih tampak berkilau, namun yang lebih menakjubkan adalah pemandangan di baliknya.Sebuah danau buatan yang tenang, dikelilingi oleh hamparan luas pohon apel yang buahnya mulai memerah, menciptakan lanskap yang luar biasa asri.“Ini ... luar biasa, Adam,” bisik Aurora ta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status