Home / Romansa / Gairah Liar Paman Mantanku / GLPM 1 : Aku menolakmu!

Share

Gairah Liar Paman Mantanku
Gairah Liar Paman Mantanku
Author: Chocoberry pie

GLPM 1 : Aku menolakmu!

last update Last Updated: 2025-02-27 22:47:24

“Aku akan nikahin dia, setelah dia hamil dan separuh harta kakek sudah kumiliki,” ucap Micho penuh rayu, matanya menatap lembut wanita yang sedang meliuk di atas tubuhnya, “aku akan ceraikan dia dan nikahin kamu.”

Rona memejamkan matanya seperti merasakan sesuatu yang sangat nikmat berkedut di dalam tubuhnya. “Benarkah?” lirihnya dalam desahan napasnya.

“Aura cuma perempuan yang membosankan. Sangat berbeda dengan kamu yang cantik, seksi dan … menggairahkan,” ucapnya memuja.

Mendengar perkataan calon suaminya itu, membuat hatinya teriris. Namun Aura langsung menutup mulutnya dengan tangannya. Ia hampir saja berteriak saking terkejutnya, saat seseorang menyentuh pundaknya. Tapi ia tidak mau sepasang kekasih di dalam sana, mengetahui kehadirannya.

“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya lelaki jangkung yang berdiri tepat di depannya.

Aura meletakkan telunjuknya di depan bibirnya, sebuah tanda permohonan agar lelaki itu tidak berisik. Cepat-cepaf digenggamnya tangan lelaki asing itu dan menariknya menjauh dari kamar itu. Ia yakin kegaduhan yang baru saja dibuatnya, pasti membuat sepasang kekasih di dalam sana menyadari kehadirannya.

Untung saja lelaki jangkung berwajah tampan itu tidak memberikan perlawanan. Ia justru ikut berlari mengikuti langkah Aura menjauh dari kamar itu.

Saat ini Aura sadar bahwa ia tidak mungkin menikahi Micho. Perasaan cintanya sudah berubah, menjadi rasa benci dan jijik saat melihatnya bercumbu layaknya suami istri, bahkan mengkhianatinya dengan sahabatnya sendiri.

Tapi Aura tidak mau membongkar semuanya sekarang. Aura mempunyai sebuah rencana lain sebagai hadiah untuk kedua orang terdekatnya itu.

Tepat di ujung lorong, Aura berhenti. Tak ada lagi jalan untuknya berlari. Buntu! Tapi … jika ia menyerah sekarang, maka Micho akan sadar jika ia telah mengetahui segala kebusukannya.

Dalam kepanikannya, tanpa sengaja ia menyenggol sebuah guci porselin antik. Suaranya saat menyentuh lantai, menjadi sebuah petunjuk bagi kedua orang yang sedang berlarian mengejarnya.

“Micho, dia lari ke sana!” Suara Rona membuat Aura semakin gugup. Apalagi ketika dilihatnya wajah lelaki yang pernah dicintainya itu muncul dari ujung lorong.

Tidak ada jalan kembali! Tanpa berpikir lebih lama lagi, Aura berjinjit dan mencium bibir lelaki asing itu. Hanya itu satu-satunya cara untuk bersembunyi. Hal itu membuat lelaki berwajah tampan itu terkejut akan aksi nekatnya. Tapi ia tidak menolak dan justru balas melumatnya dengan penuh gairah.

Lelaki asing itu membuka pintu yang ada di balik punggung Aura dan mendorong gadis itu masuk ke dalamnya tepat sebelum Micho berjalan mendekat ke arah mereka.

“Om Rey?” Micho menatap lelaki jangkung itu dengan canggung. Ia masih tak percaya melihat pamannya bersama dengan seorang wanita.

Bukan hanya itu, mana mungkin ia menuduh pamannya, yang bahkan digosipkan sebagai penyuka sesama jenis saking dinginnya itu, mengintipnya.

“Micho?”

“Sedang apa Om di sana?” selidik Micho.

“Aku cuma mau ambil dasiku yang tertinggal,” sahut Rey sementara matanya menatap tajam pada perempuan bergaun silk putih di sisi keponakannya, “apa dia pengantinmu?”

Pertanyaan itu membuat Micho menjadi gugup. Tatapan tajam sang pemilik D’amarta Group itu tidak pernah gagal membuat nyalinya menciut.

“Bu–bukan. Dia teman … yang membantuku mengatur acara pernikahan ini,” sahutnya, “aku … tunggu Om Rey di bawah. Upacara pernikahan akan segera di mulai.”

Rey menganggukkan kepalanya. Ia menatap keponakannya hingga menghilang dari pandangannya, sebelum masuk ke dalam kamarnya.

“Mereka sudah pergi,” kata Rey pada gadis bergaun putih di hadapannya, “apa yang sebenarnya terjadi?”

Wajah tampan lelaki bertubuh jangkung dengan kulit eksotisnya itu, tak urung membuat Aura terpana.

“Hmm … maaf. Nanti juga … kamu akan tahu apa yang terjadi,” sahut Aura dengan perasaan canggung, “tentang ciuman tadi … aku … hmm.”

“Kamu memperalatku untuk menghindar dari mereka,” tebak Rey.

Aura mengangguk, “terima kasih bantuannya, aku … aku harus segera pergi sekarang.”

Aura bergegas keluar dari kamar itu. Kali ini tekadnya sudah bulat. Ia tidak akan melanjutkan pernikahan ini apapun alasannya. Ia sudah tak bisa lagi mempercayai Micho. Mungkin bahkan ia tak bisa lagi mempercayai siapapun, karena sahabat yang ia percayai pun bisa begitu tega mengkhianatinya.

----

“Lihat! Kemana gaun pengantinnya? Kenapa Aura justru pakai gaun hitam? Seperti sedang berkabung saja.”

Suara-suara bernada sumbang terdengar memenuhi hall kediaman Damarta. Tapi Aura sama sekali tidak terpengaruh. Ia justru melangkah dengan elegan menuju ke altar.

Tangannya dengan anggun memeluk sebuah buket bunga yang didominasi dengan mawar berwarna pastel dan baby breath. Senyuman mengembang dengan indahnya, seolah warna hitam tak mempunyai arti apapun baginya.

Gadis itu berdiri tepat di depan altar, tempat dimana Micho berdiri menantikannya. Lelaki itu mengulurkan tangannya, namun Aura seolah tak melihatnya dan hanya berjalan lurus melewatinya.

“Saya, Micho Damarta berjanji akan setia menemani Aura Dinata dalam suka dan menghibur dalam duka, serta menjaganya hingga akhir hidup saya,” ucap Micho di hadapan semua tamu yang hadir.

“Benarkah?” tanya Aura dalam tatapannya yang dalam, seolah mampu mengobrak-abrik semua hal yang berusaha disembunyikan oleh Micho dengan sekuat tenaga.

“Tentu saja,” jawab Micho dengan yakinnya.

“Baiklah.” Aura kembali menyematkan senyumannya yang khas. Tentu saja ia bakal mengikuti arus kemana Micho akan menyeretnya, walau kali ini ia harus membalas pengkhianatan ini.

“Saya, Aura Dinata, dengan ini menolak untuk menikahi Micho Damarta dan membatalkan ikatan pertunangan kami!”

Mendengar ucapan Aura, seluruh tamu undangan pun menjadi ricuh. Mereka yang selama ini berasumsi bahwa pernikahan dua keluarga ini akan menjadi pernikahan aliansi paling spektakuler pun jadi sangat terkejut.

“Kenapa kamu menolakku? Kamu sudah bosan sama aku? Atau … justru kamu sudah punya pacar baru?” Cecar Micho.

“Kamu pingin tahu alasannya?” balas Aura.

Gadis itu menjentikkan jarinya, membuat layar di atas panggung memperlihatkan sebuah kejadian yang sangat mengerikan. Saking mengerikannya, semua tamu yang datang sampai tak mampu berkata-kata.

“Itu fitnah! Semua itu cuma editan dia!” kesal Micho sembari memaparkan beberapa alasan yang bisa dijadikan sebagai tamengnya, “Aura, aku tahu kamu lagi marah sama aku. Tapi … please. Jangan fitnah aku seperti ini.”

“Aku bisa pastikan ini bukan rekayasa!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Viva Oke
hadeh micho rencana kamu busuk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM27

    Langit senja mulai meredup ketika Aura melangkah memasuki Neon Kafe, tempat yang sejak dulu menjadi saksi banyak kenangan antara dirinya dan sahabatnya, Jessy. Kafe itu tidak terlalu ramai malam ini, hanya beberapa meja yang terisi. Musik akustik mengalun pelan di latar, mengiringi gemerincing sendok dan cangkir. Aroma kopi bercampur kayu manis dan sedikit karamel memenuhi udara, menenangkan siapa pun yang datang mencari pelarian dari dunia luar.Di sudut ruangan, duduklah Jessy, dengan rambut gelombangnya yang selalu tampak anggun walau dibiarkan tergerai begitu saja. Ia tersenyum ketika melihat Aura mendekat, tapi ekspresi matanya menunjukkan bahwa ia tahu, sahabatnya datang bukan sekadar untuk secangkir kopi dan cerita ringan."Kamu telat sepuluh menit," sapa Jessy ringan.Aura tersenyum tipis. "Maaf. Aku... butuh waktu buat meyakinkan diri datang ke sini."Jessy menatapnya tajam namun lembut. “Kamu kelihatan... capek banget, Ra,” katanya lirih. “Capek secara batin.”Aura menganggu

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM26

    Lelaki itu tampak gelisah dalam tidurnya, dahinya berkerut, keringat bercucuran, dan bibirnya bergerak menggumamkan sesuatu. Satu nama. Dan itu berulang-ulang disebutkannya. "Sofia..."Kegelisahan itu membuat Aura semakin yakin akan adanya hubungan erat di antara keduanya. Bukan sekedar adik dan kakak ipar. Tapi lebih dari pada itu. Hubungan yang mungkin menjadi trauma hingga selalu menghantuinya. Plak!Satu tamparan keras mendarat di pipi Rey."Om, Rey. Bangun, Om!" serunya sembari mengguncang tubuh lelaki yang masih terbaring di sisinya. Rey tersentak, matanya terbuka lebar saking kagetnya. Ia menatap Aura dengan ekspresi bingung. Butuh beberapa detik baginya untuk memahami apa yang baru saja terjadi.Aura mundur satu langkah, tangannya gemetar dan buru-buru ia sembunyikan ke balik punggung. Rasa bersalah langsung menyergap. Ia tidak bermaksud menyakitinya, hanya ingin dia bangun dan lepas dari mimpi buruknya.Rey menyentuh pipinya yang panas. Bercak merah terlihat akibat tamparan

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM25

    “Tidak ada hubungan apa-apa di antara kami.” Kalimat penyangkalan itu bahkan membuat Aura semakin curiga. Apalagi kata-kata tante Sofia saat menerima panggilan itu seolah sengaja mempertegas hubungan mereka. Tante Sofia seolah mengirimkan sinyal padanya agar menjauh dari sesuatu yang bukan miliknya. Perempuan itu seakan sengaja memamerkan siapa pemilik hati sang penguasa D’Amartha Group yang sejati. “Om Rey yakin?” “Dia hanya seorang kakak bagiku.” Aura mengedikkan pundaknya. “Seandainya Om Rey menganggap dia kakak, bagaimana kalau dia sebaliknya?” Rey menjentik hidung Aura. “Nggak usah mikir yang macem-macem. Dia itu kakak ipar aku. Apapun yang dilakukannya, aku harus memakluminya. Mungkin dia takut terjadi sesuatu yang buruk,” belanya, “dia sudah banyak bantu aku selama ini.”Aura mengerutkan keningnya. Kecurigaannya semakin kuat karena jawaban itu.“Sebaiknya kita nikmati saja malam ini. Hanya kamu dan aku.” lanjut Rey mengalihkan perhatian Aura dari kenangan tentang masa lalu

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM24

    Aura seperti tercekat mendengar kalimat yang diucapkan Rey. Lelaki itu seakan sedang memperoloknya saat ini. Rey mendekatkan tubuhnya, jemarinya menyentuh bibir kemerahan sang gadis dengan seulas senyuman yang mengintimidasi. “Bibirmu bisa membohongi siapa saja, tapi tubuhmu berteriak yang sebaliknya. Aura, apa kamu menginginkanku?”Aura terkesiap saat jemari kasar itu menyentuh bibirnya. Ia menyandarkan punggungnya ke sandaran sofanya, sementara sepasang matanya tak bisa lepas menatap bibir sang pemilik kumis tipis yang kini hanya berjarak beberapa senti saja di hadapannya.Rasa gelisah dan euforia kenikmatan yang pernah direngkuhnya bersama Rey, seperti bermain dalam ingatannya. Dan bibir lelaki itu mengakhiri kegelisahannya dengan sebuah lumatan di bibirnya. Lumatan yang panas dan penuh hasrat.Ia merasakan lengan kokoh itu melingkar di pinggangnya, mendorong tubuhnya mendekat dengan punggung yang tegak. Posisi yang membuat Aura merasa lebih nyaman menikmati lumatan penuh hasrat d

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM23

    “Boss! Aku menemukannya! Seorang anak buahku melihat gadis yang Anda cari di ….”Kalimat itu seakan memacu hormon endorfin Rey meningkat. Rasa bahagia membuat pikirannya semakin tak tenang dan memutuskan untuk segera menemuinya. Ia tidak ingin kehilangan jejak gadis itu untuk kesekian kalinya. Apalagi kali ini benar-benar tidak mudah bagi orang-orang suruhannya untuk menemukannya. “Arga, antar aku menemuinya.” Rasa gelisah yang sudah sekian lama dirasakannya lenyap dalam seketika. Kerinduan semakin membuncah di dadanya membawanya melangkah lebih cepat menyisir setiap lorong toko itu.Lorong peralatan dapur di supermarket sore itu tak begitu ramai, namun cukup hidup. Lampu LED di langit-langit menyinari rak-rak logam yang dipenuhi panci, wajan, dan spatula beraneka rupa. Musik instrumental mengalun pelan, diselingi suara kasir memanggil pelanggan berikutnya.Di depan rak paling ujung, seorang gadis muda berdiri diam dengan mata berbinar. Ia mengenakan blus biru muda dan celana kain

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM22

    Tarikan kuat itu membuat kepala Aura mendongak seketika. Ia tak mau menyerah. Sepasang tangannya menggapai rambut Rona dan menariknya kuat-kuat. Teriakan kencang keluar dari bibir gadis berkulit eksotis itu. Jessy terkejut melihat kekacauan itu. Ia menarik tangan Rona. “Lepasin Na, malu diliatin orang,” perintah Jessy.Namun tarikan Jessy justru membuat Aura kesakitan. Tarikan itu seperti sebuah tenaga tambahan bagi gadis itu untuk memisahkan rambut indah dari batok kepala Aura. Hingga tiba-tiba cengkraman tangan Rona lepas begitu saja dari rambut Aura.Merasa tarikan Rona melemah, Aura pun segera mengambil kesempatan. Ia menarik kuat-kuat rambut gadis itu hingga beberapa helai terlepas dari tempurungnya.Aura melepaskan cekalannya. Dilihatnya helai rambut yang ada di tangannya, terselip di antara jemarinya, sebelum menyadari bahwa semua mata pengunjung cafe itu sedang menatap mereka. Dan ia melihat seorang lelaki jangkung yang masih berdiri di antara mereka sembari mencengkram tan

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM21

    Tiba-tiba suara deringan terdengar. Sofia mengeluarkan ponselnya dari sakunya. Terlihat sebuah nama mengambang di atas layar pipihnya. Nama yang tak asing bahkan bagi Aura.“Aku mengerti Sayang,” ucapnya dengan lembut pada lelaki yang menjadi lawan bicaranya, “tidurlah, bawa aku dalam mimpimu.” Aura menelan kasar salivanya. Wanita itu seolah sedang memberitahukan hubungannya yang spesial dengan kata ‘sayang’ yang diucapkannya pada lelaki itu.Kata yang tak bisa dipungkiri membuat gadis itu berpikir dan menebak hubungan spesial di antara keduanya. Bukankah Sofia adalah kakak ipar Rey? Mustahil ada hubungan intim di antara keduanya. Mana mungkin wanita di hadapannya ini merupakan wanita masa lalu Rey. Mana mungkin mantan calon ibu mertuanya ini merupakan wanita yang pernah ada di hati Rey, wanita yang tak bisa Rey lupakan karena pesonanya atau justru karena wanita itulah yang menciptakan seluruh luka di tubuhnya, dialah yang mengajarkan seorang Rey untuk menikmati rasa sakit sebagai sa

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM20

    Ctarr!“Sofia!” teriaknya nyaris bersamaan dengan suara petir. Rey membuka matanya. Napasnya terengah sementara matanya memindai seisi ruangan, seolah mencari sesuatu. Namun ia tak menemukan siapapun, baik itu Aura ataupun Sofia. Lelaki itu menelan kasar salivanya. Sebagian dari dirinya merasakan kelegaan saat mengetahui bahwa semua itu hanyalah mimpi. Walau ada sebagian lainnya yang diharapkannya nyata.Ia bangkit dari ranjangnya, menatap hujan yang turun dengan derasnya dari balik jendela.“Aura, sebenarnya kamu dimana?” gumamnya penuh kerinduan.— “Gue nggak mau denger apapun alasan lo. Lo mesti kembali!” Nada suara Ega mulai meninggi, “sampe kapan lo mau ngumpet di sana? Lo mau ngorbanin kita-kita, buat jadi bulan-bulanan dia?” “Ga, aku nggak bakal kembali,” sahut Aura, “lagian surat resign udah ku kirim ke kantor.” “Girl! Dengerin ya. Gara-gara nyampein surat resign lo, Bu Natusha tuh dipecat.” “Nah, bukannya kalian semua justru senang dia nggak ada lagi?” “Eh, blasteran k

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM19

    “.... kecuali Om bisa lebih mencintai diri Om. Melupakan semua masa lalu dan hidup untuk masa depan dengan lebih baik. Bagaimanapun aku akan tetap pergi. Suka atau tidak suka, aku memang harus pergi.” Suara itu terdengar begitu getir dengan getaran yang memperlihatkan kemarahan atau justru kebenciannya. Aura menelan kasar salivanya. Ia sadar kalimat yang diucapkannya barusan bakal memprovokasi lelaki itu. Tapi ia tak peduli. Bagaimanapun ia tidak ingin menjadi boneka pemuas hasratnya. Mungkin saja ia telah jatuh cinta pada lelaki itu. Tapi dia bukan orang yang pantas bagi hatinya untuk berlabuh. Cukup baginya penderitaannya selama ini. Ia tidak ingin menambahkan seorang Rey Damartha sebagai masalah baru dalam hidupnya. Ia harus benar-benar pergi menjauh dan membuang semua hal yang berhubungan dengan Rey. Tekadnya sudah bulat!Rey menatap kepergian gadis itu, lagi-lagi tanpa daya. Sebuah penyesalan memang selalu datang terakhir. Dia datang saat seseorang yang yang benar-benar berha

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status