Share

102. Kucing dan Tikus

Penulis: Caramelodrama
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-17 11:03:47

“Sepertinya Dion dan Mila belum kapok jadi penguntit,” gumam pelan Ziandra.

Gerimis masih turun membasahi aspal kota Sangria. Malam pun meneteskan kelamnya di atas jalan raya yang padat.

Ziandra duduk di kursi belakang mobil hitam milik Aldric. Malam ini Aldric sengaja tidak ikut—hanya supirnya yang mengantar Ziandra pulang ke rumah sakit setelah sibuk mengurus klien bersama Aldric.

Sejak melangkah keluar lobi kantor, Ziandra sudah merasa lagi-lagi diikuti. Instingnya menjerit kuat saat mendengar bunyi mesin motor yang seolah sengaja memelankan kecepatan begitu mobilnya melaju.

Di kaca spion tengah, supir yang berpengalaman, meliriknya lewat pantulan. “Ibu, kita dibuntuti.”

Ziandra menarik napas. “Saya sudah tahu. Bapak bisa mengurus mereka?”

Supir hanya tersenyum, menekan gas sedikit. Suara mesin menderu halus. Mobil merayap luwes di lajur tengah, membiarkan motor di belakang tetap merasa punya kend

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gairah Liar Presdir Posesif   102. Kucing dan Tikus

    “Sepertinya Dion dan Mila belum kapok jadi penguntit,” gumam pelan Ziandra.Gerimis masih turun membasahi aspal kota Sangria. Malam pun meneteskan kelamnya di atas jalan raya yang padat.Ziandra duduk di kursi belakang mobil hitam milik Aldric. Malam ini Aldric sengaja tidak ikut—hanya supirnya yang mengantar Ziandra pulang ke rumah sakit setelah sibuk mengurus klien bersama Aldric.Sejak melangkah keluar lobi kantor, Ziandra sudah merasa lagi-lagi diikuti. Instingnya menjerit kuat saat mendengar bunyi mesin motor yang seolah sengaja memelankan kecepatan begitu mobilnya melaju.Di kaca spion tengah, supir yang berpengalaman, meliriknya lewat pantulan. “Ibu, kita dibuntuti.”Ziandra menarik napas. “Saya sudah tahu. Bapak bisa mengurus mereka?”Supir hanya tersenyum, menekan gas sedikit. Suara mesin menderu halus. Mobil merayap luwes di lajur tengah, membiarkan motor di belakang tetap merasa punya kend

  • Gairah Liar Presdir Posesif   101. Kita Berikan yang Mereka Mau!

    “Hah? Kita… kita berikan bukti itu ke mereka?” Ziandra tak mengira akan keputusan Aldric.Apa kepala pria itu tadi terantuk ambang pintu saat masuk ruangan ini? Kenapa bisa memberikan ide gila yang bisa membahayakan mereka berdua?Aldric terkekeh dan bicara, “Kenapa?”“Kamu sedang bercanda, kan?”“Tidak.”“Tapi… kenapa malah memudahkan mereka mendapatkan bukti untuk melawan kita?”“Sini biar aku beri tahu rencanaku.” Aldric mendekat. “Mereka pikir hanya mereka saja yang punya rencana, hm?”***Esok harinya, Ziandra berjalan gontai di lorong rumah sakit, hendak pergi ke kantor seperti biasa.Saat Ziandra keluar dari pintu, Namila mengikuti beberapa langkah di belakang. Tapi kali ini, Ziandra tak bereaksi. Dia pura-pura tidak tahu.Biarkan saja mereka bermain kotor.Dia pun mengeluarkan ponsel dan mengetik pesan cepat pada seseorang.[Mereka mulai bergerak. Jalankan rencana kita hari ini.]Ziandra masih menggunakan taksi online untuk berangkat ke kantor.Lalu, pada pukul 13.15 siangnya…

  • Gairah Liar Presdir Posesif   100. Rencana Mulai Dijalankan

    “Parasit…” Dion mengulang kata dari Aldric dengan suara rendah.Kata terakhir itu seperti palu godam yang menghantam kepala Dion. Dia menunduk, rahangnya mengeras.Ziandra menatap mantan suaminya dengan tatapan tegas. “Sudah cukup, tak usah minta maaf. Harapanku, jangan pernah datang lagi kalau hanya ingin menyakiti. Dunia kita sekarang berbeda, Dion. Aku tak akan kembali ke masa di mana aku mengemis harga diri dari orang seperti kalian.”Dion terdiam, lalu berjalan pergi dengan napas memburu. Raut wajahnya masam penuh dendam.Ziandra menoleh pelan ke Aldric. “Terima kasih sudah muncul tepat waktu.”Aldric menatapnya lembut. “Aku tidak akan biarkan siapa pun menghina perempuan yang berdiri sendiri demi anaknya.”Ziandra menunduk, dadanya sesak—bukan karena lelah, tapi karena pelan-pelan, dia mulai membebaskan dirinya dari masa lalu. Dari luka-luka yang dulu dia telan sendiri.“Bisakah kamu pergi sekarang?” pinta Ziandra. “Aku lelah sekali dan tak ingin diganggu.”Padahal, Ziandra hany

  • Gairah Liar Presdir Posesif   99. Parasit

    Sadar bahwa mereka semakin menjadi pusat perhatian, Winda mendengus dan menoleh tajam.“Dasar perempuan kurang ajar! Pantas saja anakku berpaling ke adikmu! Kamu tidak bisa melayani suami dengan baik!” katanya pelan tapi tajam, lalu berbalik cepat dan melengos pergi.Dion dan Namila menyusul Winda yang berjalan ke mobil.“Mama Winda, nanti yang dua juta biar aku saja yang beri, yah! Tak usah mengemis ke Kak Zia.”Masih terdengar suara Namila saat berjalan menjauh dari Ziandra.“Hghh!” Ziandra menghela napas panjang.Dia tidak mengejarnya. Hanya berdiri di depan pintu rumah sakit dengan napas yang berat. Tapi di balik itu, untuk pertama kalinya dalam waktu lama… dia merasa sedikit lebih ringan.Menurutnya, sikap tegasnya bukan sekadar kemarahan. Itu adalah batas terakhir kesabarannya yang selama ini dipermainkan.Ziandra menoleh ke arah kamar rawat Clara, dan tersenyum tipis. “Bunda harus kuat demi kamu, Nak. Dan mulai sekarang, Bunda tak akan membiarkan siapa pun menginjak harga diri

  • Gairah Liar Presdir Posesif   98. Bukti Perselingkuhan

    “Kakak ini apa-apaan, sih?” Namila yang di berjalan di belakang, mulai bergegas menghampiri Ziandra.Ziandra mengabaikan adiknya dan mengangguk kecil, masih berusaha tenang menghadapi ibu mertuanya. “Lebih baik tidak tahu diuntung daripada terus berusaha menyenangkan orang yang tak pernah menganggap kita manusia.”Teringat olehnya bagaimana dia mengusahakan memberikan uang bulanan untuk menyenangkan Winda. Semua menantu Winda diharuskan memberi uang bulanan minimal Rp 5 juta. Kakak-kakak ipar Dion kebetulan banyak yang jadi orang sukses. Dokter, pengusaha, pegawai BUMN, pengacara. Sehingga mereka tidak merasa terbebani dengan permintaan Winda.‘Sedangkan aku?’ kenang Ziandra dalam hati. ‘Aku yang saat itu karyawan biasa, dipandang remeh oleh Mami. Setiap ada pertemuan keluarga, aku dan Clara sering jadi bahan olok-olok Mami dan yang lainnya.’Langsung saja memori buruk itu mengalir deras di kepala Ziandra.Seketika Winda membelalak, seolah menelan batu panas. Dia meradang, ingin mem

  • Gairah Liar Presdir Posesif   97. Dendam Itu Mencuat Keluar

    “Pasti bisa, kan? Ya kan, Zia?” Suara ibu mertuanya kembali mengalun di pendengaran Ziandra. “Cuma dua juta untuk menggenapi Rp10 juta yang harus disetor.”Ziandra terdiam sejenak begitu mendengar permintaan ibu mertuanya.10 juta untuk arisan?Luar biasa boros sekali ibu mertuanya ini.“Ayolah, pasti bisa kalau cuma sekedar dua juta, kan? Mami malu kalau sampai tidak setor bulan ini. Yah, kamu pasti paham rasanya.” Ibu mertuanya masih mengumbar tersenyum manis.Dalam hatinya, Ziandra menjerit, ‘Mana aku paham perasaan malu semacam itu? Anda yang ngotot bergaya elit tapi sebenarnya sulit, malah ingin membuatku terlilit!’Seketika segalanya masuk akal. Perubahan drastis dalam sikap manis ibu mertuanya sejak tadi bukan karena cinta tulus, apalagi kesadaran mendadak akan pentingnya hubungan keluarga. Semua itu semata karena motif uang.Dalam hati, Ziandra mendesah panjang. Dia mencoba menahan diri agar tidak langsung bereaksi. Tapi di balik senyum samar yang dia bentangkan, hatinya terasa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status