Accueil / Romansa / Gairah Liar Presdir Posesif / 40. Godaan yang Kian Memanas

Share

40. Godaan yang Kian Memanas

Auteur: Caramelodrama
last update Dernière mise à jour: 2025-01-31 08:00:25

Ziandra mencoba mengendalikan napasnya.

Kemudian dia buru-buru melangkah. "Ayo kembali ke meja, Tuan Muda! Jangan membuat skenario aneh di kepala Anda."

Kenzo hanya terkikik, membuntuti dia kembali ke meja mereka. Namun, sebelum benar-benar pergi, dia sempat melirik pintu tadi dengan tatapan penuh arti, karena yakin Aldric masih di dalam sana.

Di dalam ruangan tadi, sudut bibir Aldric sedikit terangkat. Mana mungkin dia tidak mendengar percakapan Ziandra dan putranya?

Dan Ziandra, di tengah kelegaan karena berhasil menghindari situasi berbahaya, tahu bahwa ini hanyalah awal dari pertarungan batinnya yang jauh lebih sulit.

“Kakak Cantik, kenapa malah memanggilku Tuan Muda?” tanya Kenzo sambil berjalan menjajari Ziandra di koridor.

Sambil melirik singkat ke pemuda blasteran di sampingnya, dia menjawab, “Karena Anda adalah putra dari pemimpin saya. Maka wajar kalau saya memanggil Tuan Muda pada Anda.”

Kenzo terkekeh, menatap Ziandra deng

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Gairah Liar Presdir Posesif   94. Melibatkan Clara

    “Membuntutinya?” Dion mengerutkan kening mendengar ide Namila.Dia diam untuk berpikir dulu mengenai itu.“Kenapa?” Namila bertanya. “Bukannya itu ide bagus?”Mata tajam Dion melirik Namila yang masih memandanginya demi menunggu jawaban.“Aku punya hal lain yang ingin aku kejar.” Dion berkata.“Apa itu?” Namila penasaran.Dion mulai tersenyum miring sebelum dia berkata, “Pokoknya ada! Kamu belum saatnya tahu.”Rupanya Dion masih ingin merahasiakan apa yang ada dalam benaknya dari Namila.Ini menyebabkan Namila merengek manja. Dia tak terima kekasih tabunya memiliki sesuatu yang disembunyikan darinya. "Ayolah, sayang, jangan main rahasia denganku. Aku bisa mati penasaran kalau kamu tidak memberitahu aku." Namila mencoba meluluhkan Dion dengan rengekannya.Tapi Dion masih kukuh, tak mau membagi pikirannya dengan Namila."Kali ini saja aku ingin menyimpan ini dulu darimu, Mila sayang." Dion mengelus wajah cantik Namila. "Nanti juga kamu akan tahu. Kan tidak menjadi kejutan menyenangkan

  • Gairah Liar Presdir Posesif   93. Rencana Baru untuk Ziandra

    “Pak! Pak Aldric!” Dion bangkit, ingin menahan kepergian Aldric dari sana.Dia masih belum berhasil mendapatkan kesepakatan Aldric. Dia tak ingin impiannya musnah sebelum waktunya.“Apa lagi? Kurasa sudah tak ada yang perlu dibincangkan.” Aldric menatap malas ke Dion yang tak tahu malu.Sayang sekali, Dion ketika sudah menargetkan seseorang, dia jarang ingin melepaskan mangsanya.“Bagaimana kalau tiga puluh juta, Pak? Saya yakin itu bukan jumlah besar yang memberatkan Bapak.”Aldric menetap heran ke Dion. Sememuakkan itukah suami Ziandra? Bagaimana bisa dulunya Ziandra sudi menjadi istrinya?“Bahkan jika itu sepuluh ribu rupiah pun, saya tidak ingin memberikannya ke kamu.”Tapi, Aldric mendadak merogoh saku jasnya dan mengeluarkan lembaran uang nominal Rp10 ribu.“Oh, kalau senilai ini, aku masih bermurah hati padamu, Pak Dion. Terimalah, mungkin bisa untuk biasa ojekmu

  • Gairah Liar Presdir Posesif   92. Dion Vs Aldric

    “Jadi kamu mengundang saya ke sini hanya untuk mengatakan itu saja?”Di luar dugaan Dion, Aldric justru menanggapinya dengan sikap santai. Seolah-olah Dion tidak menimbulkan kegentaran di hatinya.Hal ini memang mengejutkan Dion. Dia sempat terdiam sesaat, tapi lekas mengambil kendali lagi.“Pak Aldric. Bapak orang ternama di negara ini. Anda pebisnis besar yang pastinya tak ada orang tak tahu Anda. Apakah Bapak yakin akan baik-baik saja apabila saya membongkar hubungan tabu Bapak dengan istri saya?”Dion tak kurang akal dan membawa-bawa status Aldric sebagai pengusaha ternama.Aldric tidak menyurutkan sikap santainya. Dua lengan direntangkan santai di sandaran kursi dan punggung bersandar rileks. Sungguh tak memiliki kesan dia sedang ditekan.“Langsung saja ke intinya, Pak Dion. Saya tak suka orang yang terlalu bertele-tele seperti kamu.” Aldric memberikan pandangan meremehkan ke Dion.Di matanya,

  • Gairah Liar Presdir Posesif   91. Interogasi dari Susan

    “Clara senang kamu datang,” ucap Ziandra pelan.Dia tak tahu harus berbincang apa jika ada Susan dan Clara di dekat mereka.Tapi… bukankah kalau mereka sedang berduaan saja pun tak pernah ada pembicaraan yang benar-benar obrolan? Mereka lebih banyak beraktivitas ketimbang berbincang!Ziandra melirik Aldric yang mengangguk kecil sambil pria itu berkata, “Bagus. Karena aku juga senang bisa datang.”“Tapi… kenapa harus datang begini?” Dia masih belum tenang dengan kedatangan tiba-tiba Aldric.Hatinya berdebar-debar, menduga-duga apa sekiranya yang dipikirkan ibunya saat ini. Seakan Aldric mempertebal fakta akan tuduhan yang dilontarkan Dion.Dia harus jawab apa jika Susan mempertanyakan mengenai kedatangan Aldric?“Sudah kukatakan, aku ingin melihatmu, dan sekaligus menjenguk Clara.” Aldic menegaskan ucapannya dengan suara rendah dia.Ziandra menghela napas pelan. Sepertinya susah sekali menghentikan pria ini kalau sudah punya kemauan.Maka dari itu, yang bisa dikatakan Ziandra hanya seb

  • Gairah Liar Presdir Posesif   90. Untuk Apa Datang?

    Ziandra membeku di tempatnya. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Satu nama yang tak dia harapkan muncul malam itu, justru kini berdiri di ambang pintu.“Ke-kenapa?”Aldric tersenyum tipis. Dibalut mantel hitam elegan, dengan rambut yang tertata rapi dan aroma khas yang langsung menyeruak ke hidung Ziandra, pria itu tampak seperti keluar dari adegan film.Di tangannya, dia membawa satu kantong besar berisi boneka dan beberapa bungkusan makanan.“Maaf kalau aku datang tanpa kabar. Tapi Clara bilang tadi sore kalau dia suka boneka beruang. Aku pikir, tak ada salahnya jadi ‘Om baik’ sekali lagi,” ucap Aldric santai, pandangannya hangat tertuju ke ranjang pasien.Ziandra melirik ke arah Susan yang masih berdiri mematung di samping meja.Wajah ibunya terlihat canggung. Tak heran—bagaimanapun, Susan sudah dicekoki berbagai tuduhan Dion dan Namila mengenai Ziandra menjalin hubungan terlarang dengan bosnya sendiri.Kini pria itu datang ke hadapan mereka, nyata, nyata sekali.“Oh…”

  • Gairah Liar Presdir Posesif   89. Pancingan Tetangga

    “Oh, aku orangnya simple, Bu, Kalau dia wanita baik dan masih ingin jadi istriku, yah dia pasti tidak akan macam-macam di luar sana. Tapi kalau dia tidak bisa menjaga kepercayaan yang aku beri, itu artinya dia bukan yang terbaik untukku.”Dion menyahut dan kemudian tersenyum ke Namila yang membalas senyumnya. Si tetangga pun manggut-manggut.“Mas Dion ini orangnya serba nerima, Bu. Dia laki-laki yang tidak suka ribet. Makanya asal percaya saja ke mbak Zia. Sekarang tinggal mbak Zianya saja, bisa menjaga kepercayaan atau tidak.” Namila menambahkan.Si tetangga masih manggut-manggut.Yang membuat si tetangga terheran-heran, Dion dengan santai menaruh satu lengan di bahu Namila, merangkul tanpa risih.“Wah, kalian sepertinya sangat akrab, yah!” Si tetangga tanpa ragu memberikan sindiran halus atas sikap Dion ke Namila.Menilik arah pandangan si tetangga ke rangkulan Dion pada bahu Namila, pria itu tak kurang kata-kata.“Ah, dia ini sudah seperti adik kandungku, Bu. Mila dan aku sudah san

  • Gairah Liar Presdir Posesif   88. Yang Penting Kuat Buka Kaki

    Namun, Ziandra lekas menyahut sebelum suaminya berujar lebih banyak. “Diam saja kalau masih ingin menerima uang di bulan depan.”Dia sudah kehilangan penghormatan pada suaminya sejak Dion berselingkuh dengan Namila dan tidak merasa bersalah padanya.‘Maaf, Mas, bukan aku lancang padamu, tapi itu karena kamu sendiri. Andaikan kamu tidak berselingkuh dengan adikku dan dengan wanita lain, aku mungkin masih bertahan menaruh hormat padamu.’ Hati kecilnya berbisik.Dion langsung terdiam dan mendecih kesal. Dikarenakan butuh uang puluhan juta itu, dia terpaksa menutup mulutnya, tak jadi melemparkan kalimat sindiran.Ziandra pun memasukkan mobil ke carport dan menurunkan barang-barang Susan. Dia mengantarkan ibunya pulang ke rumah karena hendak mengganti pakaian yang akan dibawa ke rumah sakit untuk memudahkan Susan.“Wow!” Dion menatap mobil Ziandra sambil tubuhnya bersandar di ambang pintu depan. “Pencapaianmu benar-benar hebat, Zia.”Mulutnya terlalu susah untuk bungkam dalam waktu lama me

  • Gairah Liar Presdir Posesif   87. Dua Pilihan Absolut dari Aldric

    “Berarti Kakak benar selingkuh sama bosmu, kan?” Namila kemudian terkekeh, merasa menang.Atas ucapan Namila, Ziandra langsung terdiam. Dia masuk perangkap adiknya.“Sepertinya kalian sudah tidak ingin uangku lagi.” Setelah mengatakan itu, Ziandra lekas masuk ke kamar Clara untuk mengambil apa saja yang dia butuhkan.Tapi ternyata Namila membuntutinya.“Kak Zia tidak bisa begitu, dong! Memangnya aku menyebutkan nama bosmu ke mereka? Kan tidak! Aku cuma bilang kalau kamu kesayangan bosmu karena kerjaanmu bagus! Apa itu salah?!”Namun, Ziandra sudah malas meladeni adiknya. Dia tidak mengatakan apa pun dan lekas pergi setelah membawa mainan anaknya.Pada malam usai petang, dia harus melayani Aldric terlebih dahulu sebelum pergi ke rumah sakit.“Aku akan membelikanmu mobil untuk memudahkan aktivitasmu. Dan aku tidak menerima penolakan, Zia.” Aldric berkata usai terpuaskan hasratnya.Lekas saja Ziandra menimpali, “Untuk apa, Pak? Tak usah! Itu hanya akan menimbulkan kecurigaan. Itu akan me

  • Gairah Liar Presdir Posesif   86. Pertama Kalinya Dia Bisa Melawan

    “Ma, aku harap Mama tidak ikut bermain dalam kekotoran ini. Kalau Mama tetap netral, aku akan tetap menghormati Mama.”Susan hanya mengangguk pelan, terlalu terkejut untuk bicara. Mana pernah dia melihat putri sulungnya berbicara semacam itu?Ziandra menatap adiknya dengan tatapan tegas. “Mil, lebih baik kamu pulang, tidak perlu menggangguku di sini. Aku tak ingin marah-marah padamu.”“Kakak sekarang sudah merasa hebat begitu yah, hanya karena jadi simpanan orang kaya.” Namila masih sempat memberikan kalimat sindiran sebelum keluar dari sana.“Jaga mulutmu, jaga omonganmu kalau masih ingin uangku bulan depan.” Balasan dari Ziandra ini mampu membungkam Namila. “Kalau sampai ada rumor atau gosip di luar mengenai Pak Aldric, maka lupakan uang bulanan puluhan jutamu.”Si adik pun beranjak pergi setelah mendengus. Ziandra sudah tidak menggubris lagi.Susan mendekat ke putri sulungnya. Dengan suara lembut, dia berkata, “Zia, Mama rasa tidak baik berkata keras begitu. Bagaimanapun juga, dia

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status