“Apa kamu takut karena sudah tidak perawan lagi? Aku tidak suka bekas orang lain. Tapi, denganmu tidak masalah bagiku,” ucap Regha.
Vella tergugu mendengar setiap kata yang keluar dari bibir pria itu. Hatinya remuk tak tersisa menerima hinaan menyangkut kehormatannya. Semua orang tahu jika ia dari kalangan bawah. Hidup dari keluarga sederhana yang berjuang dari nol. Beda dengan Regha yang bergelimang harta.Materi tak menjadikan seseorang dalam proses pendewasaan. Lihatlah sekarang perbuatan Regha yang sangat tidak bermoral. Pria itu lahir dari sosok ibu. Tanpa sadar, Regha menjatuhkan martabat seorang wanita.Hanya dengan sekali dorongan, Vella sudah terjatuh. Tubuh mereka saling menindih. Belum lagi Regha yang menilainya sebagai wanita paling kotor di dunia ini.“Lepaskan aku!” teriak Vella sambil meronta-ronta.Saat ini Vella berusaha kabur dari kungkungan Regha. Tetapi, posisinya benar-benar tidak menguntungkan. Tangannya ditarik ke atas dan dicengkram kuat oleh pria itu.Bertambah kecil kemungkinan bagi Vella untuk meloloskan diri. Regha bukanlah lawan yang sepadan baginya. Ia merasakan sekujur tubuhnya remuk saat Regha terus mencecap seluruh bagian tubuhnya.Regha tidak menghiraukan kata-kata Vella. Baginya larangan adalah perintah dan harus dilaksanakan dengan segera.Tatkala Vella melirik sedikit saja ke bawah, ia menyadari jika Regha sudah bertelanjang dada. Hal itu membuatnya kesulitan menelan saliva. Regha terlihat jauh lebih tampan dari sedekat ini. Mata berwarna coklat yang indah mampu menghipnotisnya. Ditambah lagi lengkungan bibir yang menarik.Bukan saatnya untuk mengagumi ketampanan iblis. Regha memang tampan, tapi hatinya tidak seperti demikian. Vella sangat bodoh sampai terlena akan hal itu.Kecupan itu berlanjut menuruni leher lalu ke tulang selangka Vella dengan memberikan gigitan serta hisapan-hisapan kecil. Dada Vella membusung ketika lidah pria itu menari-nari di sana. Memberikan sensasi luar biasa hingga membuatnya tak berdaya.“Emph … emph!” Vella berusaha memberontak, namun mulutnya dibekap oleh Regha.Tak henti-hetinya Vella melakukan perlawanan. Bukannya lepas dari jeratan pria itu. Ia malah kehabisan tenaga dan berujung letih.Andai saja Vella memiliki kekuatan, ia akan mengutuk Regha menjadi batu. Dari dulu ia selalu menjaga mahkotanya. Seenaknya pria itu mengklaim kalau ia sudah tidak perawan. Lelaki itu sudah hilang kewarasan, tak memiliki akal sehat.Kain penutup terakhir yang berbentuk segitiga itu telah terlepas. Tak lama kemudian Regha juga melakukan hal yang sama, seperti yang dilakukannya pada Vella.Sejenak Vella mencoba bangkit saat cengkraman Regha mulai melonggar. Ia meludah di depan pria itu. Ia bahkan tak peduli jika nantinya Regha akan marah besar. Di sini yang harusnya marah adalah dirinya, bukan pria yang tidak memiliki hati nurani itu.Regha kian tertantang dengan perlawanan Vella. Ia akan memberikan pelajaran agar wanita itu jera. Banyak perempuan di luar sana yang berlomba-lomba untuk menghangatkan ranjangnya. Namun, Vella malah jual mahal dan hal itu mengundang amarahnya. Harga dirinya jatuh mendapat ludahan dari perempuan murahan.“Mari kita lihat seberapa jauh tubuhmu akan menolak sentuhanku,” tantang Regha.Tangan Regha menyusuri pada wanita itu. Kemudian berhenti pada pusat gairah, sontak Vella menggigit bibir bawahnya. Jemari lelaki itu secara perlahan masuk ke dalam lubang yang hangat. Vella merasakan sensasi aneh yang tidak pernah dirasakan sebelumnya.Sekuat tenaga ia mencoba menahan desahan yang tercekat. Vella enggan mengeluarkan desahan yang menurutnya menjijikkan itu. Vella tidak dapat memungkiri kalau Regha lah yang terbaik dalam urusan bercinta.Tak tahan dengan segala kenikmatan yang diberikan Regha, suara indah itu akhirnya keluar. Samar-samar Regha pun bisa mendengarnya.“Ah … aku bilang berhenti!”Desahan demi desahan terus keluar dari bibir manis Vella. Ia tidak mau memberikan kesuciannya pada pria brengsek seperti Regha. Kehormatannya hanya untuk suaminya kelak dan Regha tidak pantas mendapatkannya.Gairah Regha sudah berada di ubun-ubun. Tidak akan ia biarkan Vella menghalangi aksinya. Beralih ke bibir ranum yang sedari tadi ia lewatkan. Manis, itulah yang ia cecap sekarang. Regha benar-benar ketagihan dan tidak ada kata bosan untuk mencicipinya.Vella mencoba menahan isak tangisnya, tubuhnya bergetar hebat. Bibirnya berkata tidak, namun tubuhnya merespon dengan baik. Ia seolah menikmati setiap jengkal tubuhnya yang dilecehkan Regha.Suara-suara itu lolos dan kembali memacu adrenalin Regha. Pria itu menuduh Vella sering melayani banyak pria hidung belang. Namun, pada dasarnya tubuh wanita itu sangatlah sensitif dan ia bisa merasakannya.“Rileks, Sayang. Apa kamu sudah lama tidak melakukannya, makanya bisa sesempit ini?”Tubuh Vella bagaikan terkena sengatan listrik, senjata keperkasaan yang mencoba menerobos masuk itu membuat tubuhnya sangat kaku. Tidak hanya kewanitaan Vella yang terkoyak, hatinya pun juga. Lantaran ucapan Regha yang terus menusuk hatinya.Pria itu mulai tidak sabaran, Regha menghentakkan pinggulnya dengan sangat keras. Vella langsung berteriak menahan rasa sakit yang tak terkira. Punggung Regha menjadi sasaran dan meninggalkan bekas cakar di sana.Setelah berhasil masuk, bahkan lebih dalam lagi. Regha menyadari ada sesuatu yang mengalir. Tudingannya salah, Vella masih perawan. Pria itu terkejut mendapat fakta yang ia temukan. Namun, ia tak mau menghentikannya begitu saja. Akan terasa menyakitkan jika ia bermain sendiri.Dari hasil perbuatan terlarang itu, cairang hangat terus mengalir ke dalam rahim Vella. Wanita itu menyesal datang ke perusahaan ini. Jika pada akhirnya akan berakhir mengenaskan. Hari pertamanya bekerja seharusnya diwarnai dengan kebahagiaan. Bukan dihadapkan pada kasus pelecehan yang menimpa dirinya.***“Aku mau kita putus!” kata Vella.“Putus? Aku buat kesalahan apa, sampai kamu minta putus? Kamu lihat cincin ini baik-baik. Itu bukti kalau kita sudah tunangan. Jangan kayak anak kecil, kalau aku ada salah, bilang!” Deon tersulut emosi mendengar permintaan putus dari tunangannya.Deon adalah tunangan Vella. Mereka dijodohkan sejak di bangku SMA. Sesibuk apapun pria itu, jika Vella mengajaknya bertemu. Ia akan meluangkan waktu demi wanitanya. Jangan tanya seberapa besar cinta yang diberikan pada Vella. Seluas lautan dan sedalam samudera. Bukan sekedar bualan, tetapi itulah faktanya.Wajar jika Deon marah pada Vella. Tidak ada angin, tidak ada hujan. Wanita itu seenaknya saja mengakhiri hubungan yang akan melangkah ke jenjang pernikahan. Keseriusannya tidak perlu diragukan. Deon bekerja keras untuk membahagiakan Vella.Cincin yang tersemat di hari manis Vella menandakan jika ia sudah memiliki pasangan. Namun, ia malah menghancurkan kepercayaan Deon.Vella juga tidak ingin semuanya berakhir seperti ini. Nasib buruk yang menimpanya adalah sebuah kecelakaan. Lebih tepatnya karena keegoisan Regha. Ia tahu kalau Deon sangat mencintainya. Namun, ia tidak yakin pria itu mau menerima wanita kotor seperti dirinya. Apalagi jika keluarga tunangannya itu sampai tahu akan peristiwa buruk yang menimpanya kemarin.Kondisi Vella saat ini belum membaik. Wajah yang pucat serta mata yang merah karena menangis semalaman. Ia merutuki kebodohannya yang dengan mudahnya menyerahkan kesuciannya pada Regha.“Kamu tidak salah, aku yang salah. Aku … aku sudah tidur dengan pria lain,”“Bercandamu tidak lucu, Sayang. Selama ini aku mati-matian tidak menyentuhmu. Apa ini balasanmu?”Deon tersenyum miris. Vella pasti bercanda, karangan yang tidak masuk akal agar wanita itu bisa bebas darinya. Vella selalu menolaknya jika ia melampaui batas. Alangkah teganya kalau tunangannya bermain api di belakangnya.Yang benar saja, Deon menjalani hubungan selama empat tahun lamanya tanpa ada hubungan intim di dalamnya. Hanya sebatas pelukan, dan ciuman. Tidak sampai merembet ke ranah terlarang.Perasaan Vella campur aduk. Masalah sebesar ini tidak mungkin dijadikan bahan lelucon. Apalagi menyangkut harga diri. Isi kepala wanita itu kini sangat penuh, pusing dengan segala masalah yang datang silih berganti. Tidak ada tempat berkeluh kesah kian membuatnya sengsara.Vella sedang tidak mempertontonkan drama, ia payah dalam akting. Dunia penuh dengan panggung sandiwara. Bohong pun tidak ada gunanya.“Apa ucapanku terlihat bercanda? Kamu tahu sendiri aku bukan tipe orang yang suka bohon
“Regha,” ucap Vella lirih.Deon menanggapi dengan senyuman terpaksa. Pantas saja Vella seolah menutupi identitas sang pelaku. Sahabat sekaligus musuh bebuyutannya lah yang menjadi duri dalam hubungannya bersama Vella.Pria itu menggali informasi atas kejadian yang menimpa Vella. Berkaitan dengan Vella sama saja berurusan dengannya.Vella tidak bisa menghindar dari paksaan Deon. Semakin ia diam, semakin bertambah pula kemarahan pria itu. Ia menceritakan dari awal hingga akhir perbuatan bejat Regha. Tak lupa ia juga mengatakan kalau tidak tahu mengenai tempatnya bekerja adalah milik Regha.Setelah menceritakan semuanya, Vella bukannya mendapat ketenangan malah semakin risau. Deon pergi begitu saja meninggalkannya dalam keadaan seperti ini. Ia takut Deon akan menghampiri Regha dan membuat kekacauan.Tenaga Vella tak tersisa sama sekali. Tubuhnya terasa sangat lemas. Takutnya jika ia mengejar Deon dan ikut bersama pria itu akan memicu masalah baru. Ia harus merapikan kamarnya sebelum oran
“Apa yang kalian bicarakan?”Vella dan Deon menoleh ke sumber suara. Mereka terkejut melihat kedatangan laki-laki yang merupakan ayah kandung Vella. Tubuh Vella mendadak kaku.Kecerobohan Vella lupa tidak mengunci pintu mengantarnya pada kemarahan sang ayah. Wanita itu bersembunyi di balik tubuh kekar Deon. Ia tidak berani berhadapan langsung dengan pria itu.Deon berusaha melindungi tunangannya dari amukan Adnan. Vella sering bercerita mengenai siksaan yang dilayangkan pria itu. Namun, Deon baru melihat betapa buruknya pola didik dari Adnan saat ini.“Plak!”Adnan tak mempedulikan larangan dari calon menantunya. Ia tidak mungkin salah dengar. Putrinya telah melakukan kesalahan besar. Pukulan Adnan terus membabi buta. Ia tak mempedulikan bahwa Vella adalah darah dagingnya. Tak cukup dengan sekali tamparan, Adnan kembali menampar pipi anaknya. Pria itu sudah dikuasai oleh bisikan setan.Rambut Vella dijambak oleh ayahnya hingga kepalanya menengadah ke atas. Vella tahu jika dirinya tela
“Tidak mau. Apa untungnya aku menemui Vella?” Regha enggan menuruti perintah dari kakaknya.Bagi Regha tap perlu lagi berhubungan dengan Vella. Pembalasan dendamnya cukup sampai di sini. Ia berhasil menghancurkan wanita itu. Sama seperti dulu Vella mempermalukannya di depan umum.Jika tahu Regha tumbuh menjadi keras kepala. Alice seharusnyaa berdoa agar tidak mempunyai adik yang memalukan seperti ini. Harga dirinya seolah direndahkan. Bukan hal asing lagi jika seorang perempuan saling memberi dukungan.Rasa sakit yang selama ini terpendam dibalas hanya dengan kata maaf rasanya tidak adil. Regha merasa dirinya paling benar dan merenggung kehormatan seorang wanita bukanlah masalah yang besar. Hati nuraninya sudah dibutakan oleh dendam yang begitu besar pada Vella.“Bagaimana jika Vella hamil anakmu nanti? Apa kamu masih tidak mau menikahinya juga?”Alice tak mau adiknya menjadi pria penggecut. Ia menuntut Regha untuk bertanggung jawab. Sekali pun Regha adalah saudaranya. Kali ini Alice
“Sebenarnya apa maumu?” tanya Vella tegas.Orang yang pada dasarnya baik tidak akan haus akan pujian. Kesombongan terletak pada diri Regha. Dengan bangganya pria itu menyombongkan perbuatan bejatnya.Vella menggigit kuat bibir bawahnya guna menahan air mata yang menggenang di pelupuk. Regha seolah tak berdosa dan malah menantangnya. Seumur hidup itu lama dan ia tak mau mengarungi bahtera rumah tangga dengan pria seperti ini.“Sakit dibalas sakit. Kamu pergi begitu saja meninggalkanku di saat rasa cintaku begitu besar padamu. Bukankah itu hal yang menyakitkan?”Perasaan cinta yang semula menggebu berubah menjadi dendam. Regha masih ingat betapa sakitnya ditinggalkan oleh Vella ketika mereka baru saja merajut kasih. Tidak ada yang mengatakan putus di antara keduanya. Namun, Vella telah mengkhianatinya. Vella yang saat itu masih berstatus sebagai kekasihnya hilang bak ditelan bumi.Wanita itu tergugu mendengar pengakuan Regha. Jadi, selama ini Regha masih mengingat kejadian itu. Jika ia
“Berhenti menggodaku, Kak. Aku tekankan sekali lagi, aku tidak mencintai Regha.” Vella melepaskan pelukan kakaknya lantaran kesal.Nasib baik kali ini tidak berpihak pada Vella. Orang yang tengah dibicarakan justru muncul dari balik pintu. Siapa lagi kalau bukan Regha. Tunggu dulu, ia tak mengundang pria itu untuk datang ke sini. Apalagi untuk meminta menemaninya saja enggan.Senyum lebar ketika bersama kakaknya tergantikan dengan wajah masam. Pria itu merusak suasana hati Vella.Andra yang mengerti akan tujuan Regha datang ke sini memilih pergi. Tak sepantasnya ia berdiam diri dan menjadikan suasana canggung di antara mereka.Tak semudah itu Vella membiarkan Andra pergi. Lengan Andra dicekal oleh Vella seolah mengisyaratkan untuk tetap di sini.“Sudah ada calon suamimu di sini. Kakak pergi dulu ya, nanti kita bicara lagi.” Andra mengecup kening adiknya sebelum pergi. Ia mempersilahkan mereka untuk menikmati waktu bersama.Vella menatap sengit Regha. Ia tak peduli jika pria itu merupa
“Bisakah kamu pergi dari hadapanku sekarang juga?” kata Regha.Vella mulai tidak nyaman ditatap seintens itu. Apalagi perempuan asing itu secara tidak langsung menyindirnya. Melihat gelagat Vella yang mulai resah. Regha menyadari pergerakan calon istrinya itu yang tidak senang akan kehadiran Shenna. Ia pun merasakan hal yang sama.“Aku semakin yakin kalau wanita ini adalah penyebab kehancuranmu. Buktinya saat itu kamu hampir mau bunuh diri,” ucap Shenna.Shenna berkata sejujurnya. Regha tidak mungkin mau pergi bersama seorang wanita kecuali ibu dan kakaknya. Ia pernah mendengar sepenggal tentang cerita Vella yang membuat pria itu kehilangan semangat hidup.Sebenarnya, Shenna sangat menginginkan Regha. Namun, akal sehatnya masih berguna. Ia enggan mengemis cinta pada pria yang tidak mencintainya. Ia masih ingat kontribusi orang tua Regha ketika memaksanya untuk menerima perjodohan tersebut. Ya, awalnya Shenna tidak keberatan karena terpikat pada pesona Regha. Tetapi, lama-kelamaan ia
“Seperti yang kamu dengar. Kamu memang bukan anak papa,” terang Adnan.Hancur sudah hati Vella mendengar pengakuan dari ayahnya kalau ia bukanlah darah daging dari pria itu.Andra kecewa akan jawaban ayahnya. Sangat gampang bagi Adnan untuk melukai hati Vella. Tidak seharusnya pria itu melontarkan perkataan yang menyakitkan. Andra tidak tahu harus berbuat apa lagi. Andra hanya ingin keluarga yang damai dan tenang tanpa melibatkan kekerasan.Tanpa mereka sadari. Perdebatan itu turut disaksikan oleh Regha. Pria itu tidak langsung pulang. Ia memilih ikut masuk ke dalam. Niat awalnya ingin sekalian berpamitan. Akan tetapi, ada hal lain yang disaksikannya mengenai calon istrinya yang bukan anak kandung Adnan.“Terus aku anak siapa, Pa?” Vella bertanya pada ayahnya dengan tatapan memilukan.“Ya, anak dari selingkuhan mama kamu,” Dengan entengnya Adnan membeberkan fakta pedih. Ia tak peduli jika nantinya Vella akan sakit hati padanya. Justru hal itulah yang diinginkannya. Vella menggeleng t