Sejauh apapun melangkah, jika hati masih terpatri pada orang di masa lalu. Semua akan usai dengan sendirinya. Hal itulah yang dialami Vella. Hingga ia kembali dipertemukan dengan Regha yang merupakan akar dari permasalahan dalam hidupnya. Jika bukan karena perjodohan, Vella tidak mungkin mau meninggalkan pria yang di cintainya. Masa depannya ada pada tangannya. Jikalau ia lebih memilih Regha, orang tuanya pasti akan marah besar. Lantas bagaimana keputusan yang diambil Vella untuk menentukan masa depannya? Apakah Regha sosok pria yang akan membawa kebahagiaan kembali untuk Vella atau justru pria lain?
View More“Ganti bajumu, jangan harap bisa bekerja di sini kalau penampilanmu seperti itu.” Regha meneliti penampilan Vella dari atas hingga bawah dengan kesan merendahkan.
Vella tidak yakin dengan seorang pria yang baru diketahuinya berstatus sebagai bos barunya. Regha yang ia kenal telah mati. Penampilannya seperti pemulung disebabkan oleh kesombongan pria itu.Deretan angka serta huruf di plat mobil yang membuatnya terciprat genangan air ketika sedang dalam perjalanan adalah milik Regha. Pagi yang buruk untuk melakukan aktivitas. Pasalnya hujan deras mengguyur hingga dua jam lamanya. Wanita itu terus berlari hingga ke halte bus. Sayangnya Vella tak menemukan satu pun kendaraan yang lewat. Ingin memulai awal yang baik justru mendapat kemalangan. Tidak biasanya bus yang ia tumpangi penuh dan tidak menyisahkan celah untuknya masuk.Terpaksa Vella harus berjalan dari rumah hingga ke tempat kerjanya. Belum sempat menghela nafas lega, nasib sial terus menimpanya. Pakaian wanita itu terciprat genangan air hingga membuat kemeja yang semula berwarna putih menjadi coklat. Naasnya sampai di kantor, ia malah terkena kemalangan. Dan itu semua adalah perbuatan Regha.Di sinilah mereka berada, di ruang kerja Regha. Sang pemilik perusahaan sudah duduk di kursi kebesaran tanpa menghiraukan Vella yang setia melamun. Tak ada pembicaraan lagi. Ruang terasa sunyi ketika keduanya memilih bungkam.Lamunan Vella buyar ketika mendengar Regha yang terus mengolok-oloknya. Ia tahu kesalahannya fatal, tetapi semua ini musibah karena hujan deras terus mengguyur.“Baju saya kotor juga karena bapak,” kata Vella tak terima.Ada sinyal aneh yang dirasakan Vella. Ia melihat pria itu sedang menghubungi seseorang. Sampai detik ini bosnya itu tidak mau menatapnya. Ia berdecih dalam hati akan penampilannya yang tidak layak berada di tempat seperti ini.Tak lama datanglah seorang pria yang membawa paper bag. Vella penasaran dengan isinya. Namun, ia tak mau ikut campur.Perhatian Regha sejak tadi terpusat pada Vella. Rupanya wanita itu belum menyadarinya. Ia tidak suka melihat Vella datang dalam keadaan kotor dan basah kuyup. Apalagi perempuan itu seperti enggan untuk menatapnya. Lantas ditariknya dagu Vella untuk menatap manik lekat milik Regha. Pandangan mereka bertemu, saling mengunci satu sama lain. Seolah ada kerinduan yang telah lama terpendam.“Baju dan orangnya ternyata sama-sama kotor. Seharusnya kamu berterima kasih karena saya sudah berbaik hati,”Seharusnya sebelum melamar pekerjaan di sini. Perempuan itu bisa mencari informasi mengenai sang pemilik. Sayang sekali akal cerdiknya tidak sampai berpikir jauh. Jika Regha memberinya baju ganti, hal tersebut merupakan bentuk permintaan maaf. Namun, sayangnya Vella harus sadar posisinya sekarang.Sifat yang berbanding terbalik. Vella bahkan syok melihat perubahan Regha. Mereka dulu satu sekolahan sewaktu SMA. Regha adalah kakak kelasnya. Pertama kali pria itu berbicara dengan nada sinis padanya. Padahal ia yakin kalau lelaki itu masih ingat kalau dirinya tidak terbiasa dengan ucapan kasar.Vella mengikis jarak dengan Regha. Ia hanyalah karyawan biasa yang tak pantas bersanding dengan orang terpandang. Miris melihat pria yang dulu dicintainya bahkan sampai sekarang sudah tidak peduli lagi padanya.Mencoba bersikap profesional, Vella memungut pakaian yang tergeletak di lantai. Ia pamit pada Regha untuk berganti baju yang lebih layak dan tentunya bersih. Namun, pria itu menghentikan langkahnya, Regha mencekal tangannya.Ada desiran aneh yang bisa dirasakan mereka. Regha menyuruh Vella untuk ganti pakaian di kamar mandi yang kebetulan terletak di pojok kiri ruangannya.Sebagai bukti jawaban, lantas Vella mengangguk. Berjalan pelan menuruti kemauan bosnya. Pikiran wanita itu berkelana. Ia tidak yakin sanggup dalam menjalankan pekerjaannya.Di dalam kamar mandi, Vella hampir saja menangis. Perkataan Regha sangat menusuk, hanya iblis yang bisa berkata demikian. Vella memegang dadanya, rasa sakit yang luar biasa dirasakannya kini.Regha ingin membenci Vella. Namun, ia malah memperlihatkan sisi baiknya dengan membelikan baju ganti. Sungguh ironis di luar rencananya. Ia menerima wanita itu untuk bekerja di sini lantaran untuk membalaskan dendamnya.“Terima kasih untuk pakaiannya, Pak,” ujar Vella seraya menunduk hormat.Tak ada niat sedikit pun untuk beranjak dari ruangan ini. Vella hanya ingin meminimalisir asumsi yang tidak benar. Takutnya jika ada karyawan lain yang masuk dan malah mengiranya merayu Regha.“Apa kamu pikir hanya dengan terima kasih bisa mengembalingkan uangku?”Sebuah simbosis mutualisme. Regha memanfaatkan kesempatan dengan sangat baik. Ia tidak mau kebaikannya disalah artikan.Vella tetap sama di mata Regha. Kecantikan wanita itu tak memudar. Bahkan bertambah cantik dua kali lipat.“Aku ingin kamu melayaniku. Ku rasa kamu pandai dalam memuaskan. Bukan begitu, bitch?” Regha berbisik di telinga Vella, mengesampingkan helaian rambut wanita itu.Demi apapun, Vella ingin sekali mengutuk kebiadaban pria yang baru saja menjadi bosnya itu. Ia pikir Regha tulus menolongnya. Ternyata dugaannya salah. Regha hanyalah pria licik yang menyelewengkan segala kekuasaan.Sialan, Vella ingin mengumpat rasanya. Mendengar kata-kata yang begitu menyakitkan baginya adalah hal yang memilukan. Mengingat betapa indahnya kenangan mereka saat di SMA.“Hentikan! Aku bukan jalang seperti yang kamu katakan,” seru Vella.“Begitu caramu bicara dengan atasan?” tanya Regha sambil menaikkan sebelah alisnya.Tujuan Regha berhasil, ia bertemu dengan Vella lagi tanpa harus bersusah payah untuk mencari perempuan itu. Semua ini adalah rekayasanya, sejak awal ia tidak melakukan interview. Khusus ditujukan untuk Vella. Karena ia tidak serius mempekerjakan wanita itu.Regha hanya ingin bermain-main dan membalaskan dendamnya. Karena dulu pernah dipermalukan di depan umum oleh Vella. Jangan tanya seberapa besar cintanya waktu itu. Laki-laki jika sudah menemukan tambatan hati akan berjuang sampai titik akhir. Namun, Vella malah memilih pria lain.Pria bertubuh jangkung itu bangkit dari kursi kebesarannya. Melangkah ke arah pintu. Lalu menguncinya.Akibat pengkhianatan yang dilakukan Vella di masa lalu. Wanita itu harus menerima hukum tabur tuai. Sesaat ia terbayang dengan sosok Regha yang penuh kehangatan. Kini kehangatan itu telah menghilang di sapu ombak. Tergantikan oleh awan mendung yang selalu mengikutinya.Sapuan bibir mendarat di daun telinga Vella. Dengan lancangnya Regha melakukan aksi bejat di kantor. Pria itu bahkan tak segan menyeret Vella masuk ke dalam kamar.Desain ruangan tersebut memang dibuat senyaman mungkin. Berhubung Regha sering lembur, jadi ia menyulap ruangannya seperti rumah sendiri. Kenyamanan itu bertambah nikmat ketika membawa wanita ke ranjangnya.Hati Regha telah membusuk, tertutup oleh dendam yang membara. Vella tidak bisa berkutik, langkah kakinya terhenti. Sekali saja ia bergerak akan berakhir di ranjang. Pikirannya berkelana ke mana-mana, membayangkan hal buruk yang akan terjadi jika tidak ada penolong.Mustahil jika ada orang yang berani masuk ke ruangan ini tanpa izin dari Regha. Di sini Regha lah yang paling berkuasa.“Tolong jangan lakukan itu, Pak.” Vella mulai ketakutan ketika pria di hadapannya baru saja merobek pakaian yang ia kenakan.Hari ini kediaman terasa sunyi. Vella bosan ketika tidak melakukan aktivitas apapun. Pasalnya Regha menyuruhnya melakukan kegiatan yang berat. Padahal tidak ada yang bisa ia lakukan di sini.Sebagai seorang istri ia merasa tidak berguna lantaran tidak bisa memasak. Regha tak pernah mempermasalahkan hal itu. Namun, Vella sadar diri. Ia tak bisa pasrah dan meratapi kekurangannya. Setidaknya ada yang bisa diandalkan darinya.Dengan bantuan asisten rumah tangga. Vella memberanikan diri untuk memasak. Dulu ia pernah membantu ibunya ketika bergelut dengan alat masak. Akan tetapi, wanita itu menyuruhnya untuk diam tanpa melakukan apapun.Vella sadar akibat terlalu dimanjakan oleh ibunya. Ia sampai tidak ada keinginan untuk belajar memasak. Seorang wanita yang tidak bisa berkecimpung di dapur rentan mendapat cibiran.“Aku harap Regha suka dengan masakanku,” gumam Vella.Awas saja sampai Regha nanti tidak menunjukkan apresiasi yang lebih terhadap masakan pertamanya. Ia sudah berjibaku dan memi
“Ada, tapi rusak,” kata Arin.Sekalipun ada CCTV, tetapi tidak berfungsi. Sama saja bohong, lisan tidak ada gunanya. Arin sampai detik ini tidak bisa memaafkan orang yang sudah menghancurkan rumah tangganya. Ia cukup kecewa pada Adnan yang menyimpulkan kejadian itu secara sesaat. Namun, yang ia berterima kasih pada suaminya ketika Adnan tak pernah mengajukan kata cerai padanya.Arin memilih berdamai dengan keadaan. Yang ia lakukan saat ini adalah menebar kebaikan dan berharap suatu saat suaminya kembali seperti dulu.“Satu-satunya cara agar papa percaya adalah mencari pria yang sudah memperkosa mama,” usul Vella.Pria yang tak lain itu adalah ayah kandung Vella. Kalau dipikir-pikir ia tidak akan ada kalau bukan karena sosok lelaki tersebut.Hening menyeruak pada dua wanita yang bersikeras dengan pendapatnya masing-masing. Arin sudah banyak bersyukur suaminya mau menampungnya di rumah ini. Di sisi lain Vella bersikukuh untuk mencari ayah kandungnya yang tidak bertanggung jawab.Jika su
Bandara merupakan salah satu tempat perpisahan yang menyaksikan sejuta kenangan dengan ungkapan tulus. Regha terbiasa hidup jauh dari orang tuanya. Momen mengharukan itu disaksikan oleh istrinya.Vella bersyukur selama ini tidak pernah jauh dengan orang tuanya. Ia tidak bisa membayangkan di posisi Regha yang harus merindu setiap saat. Kabar buruknya, pria yang ia kira sebagai ayah biologisnya ternyata hanya ayah tiri. Regha tak ingin cepat balik ke rumah. Ia masih mengambil cuti lantaran ingin menikmati masa-masa bulan madu. Dan disela kesibukannya, ia menyempatkan diri untuk mengantarkan kedua orang tuanya ke bandara.Cafe menjadi pilihan alternatif untuk bersantai sejenak dan mengisi perut. Mengembalikan pikiran jernih cukup dengan menghilangkan stres. Apalagi jika ditemani istri tercinta.Akhir-akhir ini Regha kerapkali membual. Padahal ia dulunya enggan dengan yang namanya merayu. Sikapnya yang dingin seperti kulkas telah rusak ketika menikah dengan Vella.“Apa aku boleh tanya se
Sepanjang hari Vella hanya berdiam diri di kamar. Suaminya sibuk mengurus keperluan mertuanya yang akan berangkat ke luar negeri.Menjelang malam hari Vella terbangun. Tenggorokannya kering, alhasil ia beranjak perlahan dari kasur agar tidak membangunkan Regha.Segelas air dingin sepertinya cukup untuk menuntaskan dahaganya. Vella membawa air minumnya ke kamar. Kebetulan jarak dari kamarnya ke dapur lumayan dekat.“Dari mana saja kamu?” Suara Regha mengintrupsi saat Vella baru saja masuk ke kamar.Pertandingan singkat dan sederhana. Seharusnya Vella bisa cepat tanggap dalam menjawabnya. Tubuhnya mendadak kaku melihat tatapan Regha yang sulit diartikan.Ia ingat tadi suaminya pulas dalam tidurnya. Tetapi, tiba-tiba saja pria itu tengah bersandar di kepala ranjang seolah menunggu kedatangan Vella.“Ambil air minum,”Regha mengisyaratkan istrinya untuk mendekat dengan gerakan jari telunjuk yang diayunkan. Sebelumnya pria itu meraba tempat di sebelahnya yang ternyata kosong. Ia panik, me
“Bilangnya saja tidak tertarik, tapi kamu sudah memperkosaku,” cibir Vella.Regha benar-benar menjengkelkan. Siapa sangka malam pertama yang didambakan banyak orang justru meninggalkan kesan buruk bagi Vella. Suaminya mengatakan terang-terangan tidak tertarik pada tubuhnya padahal sudah pernah menikmatinya.Vella tak peduli jika ucapannya begitu vulgar. Secara frontal ia meluapkan emosinya lantaran perkataan Regha yang menyinggungnya.Pria itu kalah telak dengan istrinya. Cibiran Vella tidak dapat dibantah. Regha merutuki ucapannya yang menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Vella jauh lebih pintar dari yang ia duga. Ia harus berpikir cerdas sebelum bicara dengan wanita itu.Kalau bukan mengingat Regha adalah suaminya. Vella lebih memilih tidur di kamar lain. Jangan sampai ia berpikir ke arah sana. Karena akan menimbulkan kecurigaan dan spekulasi baru.Tidak mau meladeni ucapan Regha yang seenaknya. Vella memilih tidur dengan membelakangi suaminya. Ia enggan bersitatap dengan pria it
Tiba saatnya, sebuah hari di mana ikrar janji suci akan terucap oleh pegantin pria dan pengantin wanita. Pernikahan Vella dan Regha dihadiri oleh keluarga besar dari kedua belah pihak mempelai, serta rekan bisnis dari kedua orang tua mereka. Pesta pernikahan digelar di hotel mewah milik keluarga Regha. Dekorasi bertabur kemewahan dan kemegahan terpancar sempurna.Vella berdiri di depan kaca. Memandang dirinya yang sudah memakain gaun pengantin. Aura kecantikannya bersinar dengan riasan wajah yang flawless. Regha yang berdiri di depan altar menyaksikan betapa cantiknya wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya. Balutan kain yang indah melekat sempurna di tubuh Vella. Gaun pengantin yang dipilihkan Regha saat fitting baju pengantin saat itu sangatlah cantik tiada tandingan seperti sang pemakai. “Hati-hati jalannya.” Regha membantu Vella merapikan gaun yang menjuntai panjang.Melihat Vella yang sepertinya kesulitan berjalan. Regha khawatir jika wanita itu terlilit gaun. Pengalam
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments