Home / Romansa / Gairah Membara Paman Tunanganku / BAB 88- Rion Sekarat, Steave.

Share

BAB 88- Rion Sekarat, Steave.

last update Last Updated: 2025-12-10 22:24:15

Malam itu hujan turun begitu deras. Serena menatap Ares dengan wajah yang sudah tak punya tenaga lagi. Mata merahnya berair terus, dan tubuhnya terasa limbung.

Ares menjemputnya di lorong ICU saat ia akan pergi ruang rawat intensi menemui Rion. Perasaan Serena mulai tidak enak, apa lagi Ares terus menenangkannya agar tidak panik.

“Serena, jangka langsung gegabah saat aku menjelaskannya,” ucap Ares.

“Katakan saja ada apa? Kenapa Rion ada di ICU?” tanya Serena tak sabar.

“Hasil laboratorium Rion menunjukkan adanya penyakit lain. Rion terkena komplikasi tulang belakang. Anak itu harus dioperasi dalam satu jam kalau tidak… bisa bahaya.”

Dunia Serena runtuh seketika. Telinganya berdenging, seolah semua suara di sekelilingnya hilang.

Ia jatuh terduduk di lantai, menutup wajah dengan kedua tangannya. Tangisannya pecah seketika tanpa bisa di tahan.

“Kenapa… kenapa harus Rion. Ya Tuhan, kenapa harus anakku.”

Ares mencoba memegang bahunya, tapi Serena seperti tidak merasakan apa pun.

“Serena, a
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 124- Lamaran Steave

    Pesta untuk Rion akhirnya berjalan sebagaimana mestinya.Setelah sambutan singkat sebelumnya, kini sebuah kastil balon besar berdiri di sisi halaman, lengkap dengan perosotan dan kolam bola. Anak-anak dari relasi bisnis Steave yang sebelumnya hanya berdiri kikuk di balik kaki orang tua mereka mulai berlarian, tertawa lepas tanpa beban.Dan Rion adalah pusatnya.Serena duduk di bangku panjang dekat area bermain, matanya mengikuti setiap langkah putranya. Anak itu tertawa keras saat meluncur dari perosotan, lalu berlari ke arahnya dengan napas terengah.“Ibu lihat aku!” serunya bangga.Serena ikut tertawa dan bangga pada putranya. “Hati-hati Rion.”Sementara Steave berdiri tak jauh, berbincang dengan beberapa kolega, tapi matanya sesekali mengarah ke Rion dan Serena. Setiap kali pandangan mereka bertemu, Steave mengedipkan matanya untuk menggoda Serena. Kue ulang tahun akhirnya dibawa keluar. Lima lilin menyala, menerangi wajah Rion yang berbinar. Semua bernyanyi, tidak serempak tapi p

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 123 - Tuan & Nyonya Whitmore

    Sore itu, halaman utama mansion Whitmore berubah total. Hamparan rumput hijau kini tertutup lantai sementara, dihiasi lampu-lampu berwarna keemasan. Meja-meja bundar berlapis kain tersusun rapi, lengkap dengan rangkaian bunga putih yang mahal. Musik instrumental mengalun, bukannya lagu anak-anak, melainkan alunan jazz yang biasa terdengar di acara-acara eksklusif.Ini tidak terasa seperti pesta ulang tahun anak berusia lima tahun, tapi lebih menyerupai pesta kolega bisnis.Para tamu berdatangan dengan setelan terbaik mereka. Gelas-gelas kristal berisi minuman berkilau berpindah tangan, disertai obrolan mereka tentang saham, proyek baru, dan kerja sama yang belum diumumkan ke publik.Di salah satu sisi halaman, Ethan berdiri bersama ibunya. Mereka juga datang karena Steave mengundang secara khusus. Tidak mungkin mereka terang-terangan menunjukkan pada publik bahwa hubungan keluarga tidak harmonis. “Mama benar-benar ingin pulang, Ethan,” ujar Evelyn. Ethan membalas sembari mencari-

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 122 - Btgaimana Kau Menebusnya?

    “Apa… apa yang sebenarnya terjadi?” tanyanya akhirnya. Tangannya refleks mencengkeram ujung meja untuk menopang tubuhnya yang tiba-tiba terasa lemas. Serena jelas melihat semuanya, Clarine masuk ke ruangan itu lalu membuka semua pakaiannya hingga polos, dan duduk di atas meja sembari membuka lebar ke dua kakinya menghadap Steave. Tangan wanita itu memainkan kewanitaannya untuk menggoda Steave yang duduk tanpa ekspresi di depannya. Dia terus mendesah dan memejamkan mata untuk menikmati. Ia berharap Steave akan memasukinya saat itu juga. Namun, yang terjadi bukan lah itu. Steave berdiri dan mengambil suatu benda dari dalam laci mejanya. Tanpa sepengetahuan Clarine, Steave memasukan benda itu ke kewanitaannya tanpa ampun. Pekikan Clarine begitu menyayat saat darah mulai ke luar dari lubangnya. “Apa itu sungguh tajam?” “Ya,” jawab Steave. Serena mengedipkan matanya berkali-kali untuk memastikan bahwa yang ia lihat adalah alat sek* pria yang sudah dimodifikasi memakai duri taj

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 121 - Apa Yang Terjadi Dengan Clarine?

    Serena berdiri di balik jendela besar ruang tengah, memandang ke arah halaman utama mansion. Beberapa pekerja tampak sibuk lalu-lalang, mengangkat rangka besi, menggantung kain-kain berwarna cerah, serta menyusun balon dan ornamen yang jelas bukan dekorasi biasa.Alis Serena berkerut.Ia menajamkan pengelihatan nya agar tidak keliru. Di tengah halaman, sebuah papan besar bertuliskan Happy 5th Birthday, Rion Alexander Whitmore mulai dipasang. Ulang tahun Rion. Yang kelima.Serena menggenggam ujung cardigan-nya tanpa sadar. Ia sama sekali tidak tahu soal ini. Tidak ada satu pun yang memberitahunya bahkan Steave.“Aku hampir lupa, semua keputusan tentang Rion ada pada Steave?” gumamnya lirih.Perasaan pilu kembali menggerogoti dadanya.Sejak kemarin, ia bahkan belum bertemu Steave. Pria itu seolah menghilang setelah bersama dengan Clarine. Dia juga berada di ruang utama sejak tadi, tidak melihat tanda-tanda pria itu keluar atau pun turun dari atas. Apa mungkin… pikirannya melompat ke a

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 120 - Tidak Melibatkan ku?

    Serena memaksakan diri pagi ini. Ia bangun lebih awal dari biasanya, berusaha mendinginkan hati yang panas sejak semalam. Ia memakai riasan untuk menutupi kelopak mata yang sedikit sembap. Dari luar, Serena tampak baik-baik saja. Tapi di dalamnya berantakan. Ia menatap pantulan dirinya sendiri beberapa detik lebih lama, lalu mengalihkan pandangan. Tidak ada gunanya menangis lagi.Ia sudah kehabisan air mata sejak semalam.“Aku baik-baik saja,” gumamnya lirih, entah untuk siapa. Mungkin untuk dirinya sendiri.Serena menarik napas dalam-dalam, lalu membuka pintu kamar. Baru beberapa langkah keluar. Serena melihat seorang suster menuruni tangga dan dalam gendongannya, Rion tampak terjaga dengan mata yang besar menatap sekeliling dengan rasa ingin tahu khas anak kecil.Hati Serena mencelos seketika.“Rion…” panggilnya tanpa sadar.Suster itu menoleh dan tersenyum kecil. “Pagi, Nona.”Serena segera mempercepat langkah menuruni tangga. Begitu sampai, ia langsung mengulurkan tangan. “Biar s

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 119 - Desahan Dari Kamar

    “kenapa aku tidak bisa tidur?” Serena terus berguling di atas kasur mencari posisi yang nyaman. Alhasil, matanya tetap tidak mau terpejam. Ia penasaran, apa Clarine benar-benar pergi menemui Steave malam ini? “Jangan pikirkan itu Serena. Tidurlah!” Ia mensugesti diri sendiri. Tapi tetap saja, otaknya terus berkelana ke lantai atas. “Baiklah, mari pastikan dulu agar aku bisa tidur nyenyak setelah ini.” Ia menyibak selimut dan mengeratkan tali gaun tidurnya. Lalu pergi ke luar kamar menuju lantai tiga. Baru saja Serena menapaki ujung tangga, ia mendengar suara desahan yang begitu keras dari kamar Steave. “Apa jangan-jangan.” Serena memberanikan diri untuk membuka pintu kamar itu. Saat tangannya menyentuh hendel pintu, Serena menarik napas panjang lalu menekannya. Ia melihat dari celah kecil, matanya membelalak dengan apa yang terjadi di atas kasur pria itu. Clarine terbaring tanpa busana, tubuhnya dihimpit Steave dengan menyatukan milik mereka. Desahan demi desahan memekakkan te

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status