Share

Bab 205

Author: Atieckha
last update Last Updated: 2025-08-13 16:48:27

“Situasinya tidak semudah itu, Pak. Ini bukan soal bayaran yang saya inginkan, tapi memang masalah ini sudah terlalu rumit. Kasus Anda sudah jadi sorotan publik. Nama Anda sudah hancur di dunia bisnis. Hampir semua pelaku usaha dan media percaya Anda benar-benar dalang di balik pembakaran itu,” ucap pengacara itu dengan wajah serius, mencoba menahan diri agar tidak ikut terseret emosi.

Raka hanya duduk dengan tangan terlipat di atas meja besi di ruangan khusus, tatapannya penuh kesal. Kedua tangannya diborgol.

“Pokoknya aku tidak mau tahu. Lakukan apa pun untuk segera membebaskanku dari sini. Cari kambing hitam kalau perlu. Aku tidak peduli caranya, yang penting aku keluar dari tempat terkutuk ini,” titahnya, matanya tajam menatap sang pengacara seolah perintahnya adalah hukum yang tak bisa diganggu gugat.

“Baik, Pak. Saya akan melakukan yang terbaik untuk Anda,” jawab pengacara itu singkat. Dari suaranya terdengar sedang menahan tekanan. Ia tahu Raka bukan orang yang mau mendengar ka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
elma
Ras tertinggi di pegang kaum perempuan...pokoknya perempuan selalu benar......... titik gak ada kkma
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Suara itu

    “Raja!” Suara Andika terdengar cukup lantang memanggil cucunya yang baru saja akan turun dari mobil. Pria itu berlari dari arah parkiran.Darren masih berdiri di depan lobby setelah mengantar Pak Agung. Baru saja dia hendak masuk kembali ke gedung, tiba-tiba melihat pemandangan itu—anak dan istrinya datang ke kantor.Raja yang sedang melangkah turun dari mobil langsung berhenti, memutar kepalanya mencari sumber suara. Begitu matanya menemukan Andika, bocah itu mengerutkan kening. “Loh, kok ada yang tahu nama Raja, Ma? Apa Raja ini sudah jadi artis sampai orang tahu nama Raja?” ujarnya dengan wajah polos, lalu malah tertawa terbahak-bahak karena merasa ucapannya sendiri lucu. Tawanya yang renyah, membuat beberapa orang di sekitar melirik dan ikut tertawa.Bocah itu memang penuh percaya diri, bahkan ketika dahinya masih diperban gara-gara insiden beberapa hari lalu. Sambil tertawa, dia memegangi perbannya, seolah-olah itu adalah aksesoris keren yang mendukung citra “artisnya”.Kedatang

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Terselamatkan

    Darren menghapus sudut matanya yang masih basah setelah pertemuannya dengan sang Papa. Ia mencoba mengatur napas, meski pikirannya belum sepenuhnya tenang. Tangan kirinya menyentuh pelipis, seolah berusaha menghapus sisa emosi yang tadi sempat menguasainya. Setelah merasa sedikit lebih siap, Darren menoleh ke arah Bayu."Bayu, izinkan Pak Agung masuk," katanya singkat.Bayu mengangguk cepat lalu melangkah keluar. Darren berdiri dari kursinya. Ia berjalan menuju sofa yang terletak tepat di depan meja kerjanya, ingin menyambut tamunya dengan cara yang lebih formal. Beberapa detik kemudian, pintu kembali terbuka. Bayu mempersilakan pak Agung untuk masuk.Pak Agung melangkah perlahan ke dalam ruangan. Bayu menutup pintu setelah tamunya masuk, memberi privasi penuh untuk percakapan ini."Selamat siang, Pak Agung. Selamat datang di kantor Atmaja Group," kata Darren sambil mengulurkan tangan ke arah pria yang pernah menjadi penyelamat perusahaannya dengan suntikan dana besar beberapa waktu

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Nggak Peduli

    “Kemana ya kira-kira Maria? Jahat betul perempuan itu, bisa-bisanya dia kabur di saat polisi sudah di depan mata,” ucap Marcella. Mereka masih duduk di ruang tamu setelah Nayla meminta Mbak Siti membuang buket bunga dari suaminya. “Entahlah. Aku bahkan hampir tak percaya kalau pak Raka otak dari kebakaran gudang itu,” Nayla menimpali. “Katanya Sejahtera Group dan Atmaja Group memang sudah bermusuhan sejak dulu. Hanya saja bedanya Darren tidak diajarkan menyimpan dendam, dia juga tidak diajarkan untuk membenci orang-orang yang dulu bermasalah dengan kakeknya. Berbanding terbalik dengan Pak Raka, dia justru menyimpan dendam terhadap Atmaja Group. Untung saja kamu sudah keluar dari sana, Nay,” kata Marcella.Nayla mengangguk, “itu salah satu hal yang patut aku syukuri,” jawab Nayla.Marcella memicingkan matanya menatap sang sahabat, “salah duanya?”“Anak yang dikandung Maria bukan anak Mas Darren,” jawabnya, “dan Bima. Manusia terkutuk itu nggak pernah berhenti membuatku marah. Bisa-bi

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 205

    “Situasinya tidak semudah itu, Pak. Ini bukan soal bayaran yang saya inginkan, tapi memang masalah ini sudah terlalu rumit. Kasus Anda sudah jadi sorotan publik. Nama Anda sudah hancur di dunia bisnis. Hampir semua pelaku usaha dan media percaya Anda benar-benar dalang di balik pembakaran itu,” ucap pengacara itu dengan wajah serius, mencoba menahan diri agar tidak ikut terseret emosi.Raka hanya duduk dengan tangan terlipat di atas meja besi di ruangan khusus, tatapannya penuh kesal. Kedua tangannya diborgol.“Pokoknya aku tidak mau tahu. Lakukan apa pun untuk segera membebaskanku dari sini. Cari kambing hitam kalau perlu. Aku tidak peduli caranya, yang penting aku keluar dari tempat terkutuk ini,” titahnya, matanya tajam menatap sang pengacara seolah perintahnya adalah hukum yang tak bisa diganggu gugat.“Baik, Pak. Saya akan melakukan yang terbaik untuk Anda,” jawab pengacara itu singkat. Dari suaranya terdengar sedang menahan tekanan. Ia tahu Raka bukan orang yang mau mendengar ka

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 204

    “Kau jangan bicara sembarangan, Maria. Aku tidak ada hubungan apa pun dengan Raka Aditama. Kami tidak merencanakan apa pun,” kata Miranda ketus. Tatapannya menusuk, rahangnya mengeras. Dia berdiri tegap seperti ingin menegaskan bahwa semua tuduhan itu omong kosong.Maria malah menyilangkan tangan di dada sambil menatap Miranda seolah dia baru saja mendengar lelucon basi. “Oh, gitu?” ujarnya santai. “Kalau gitu, coba jelasin ini.”Dia mengeluarkan ponselnya, menekan layar, dan seketika terdengar suara rekaman.Suara Raka Aditama, jelas sekali, sedang berbicara dengan Miranda. Intonasinya menunjukkan mereka membicarakan sesuatu yang tidak layak dilakukan seorang ibu pada bisnis putranya sendiri—tentang kerja sama yang melibatkan kebakaran gudang Atmaja Group. Sejahat itulah Miranda rela menghancurkan bisnis putranya demi menjauhkan Darren dari Nayla.Wajah Miranda langsung berubah. Matanya membulat, tubuhnya sedikit mundur, seperti tidak percaya apa yang dia dengar. Itu suara dirinya

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 203

    Setelah tiba di kantor Atmaja Group lebih awal dari biasanya, Darren masuk masih memakai maskernya. Bayu mengikutinya sambil membawa beberapa berkas tebal yang sudah dipersiapkan sejak semalam. Di wajah Darren, tidak ada sedikit pun ekspresi santai. Semuanya kaku dan serius. Para staf yang mereka lewati hanya berani menunduk, menyapa seadanya. Situasi di perusahaan memang sedang memanas, dan semua orang tahu bahwa rapat dewan pagi ini akan menentukan langkah besar selanjutnya.Lift berhenti di lantai yang dituju. Darren melangkah keluar lebih dulu, sepatu kulitnya menjejak lantai marmer dengan suara yang terdengar jelas di lorong sepi. Pintu ruang rapat sudah terbuka, menunggu. Semua anggota dewan direksi sudah hadir, duduk rapi di kursi masing-masing. Beberapa dari mereka tampak tegang, menunggu kabar yang akan disampaikan.“Selamat pagi,” ucap Darren singkat sambil duduk di kursi depan menghadap seluruh peserta rapat. Bayu menaruh map di hadapannya, lalu duduk di dekat Darren, siap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status