Share

Ciuman Pertama

Author: Atieckha
last update Last Updated: 2025-05-28 12:46:55

“Ma, jangan gegabah begini ambil keputusan. Miranda janji akan carikan Darren calon istri yang setara dengan keluarga kita. Miranda nggak mau punya menantu dengan latar belakang nggak jelas, apalagi cuma hidup di panti asuhan,” ucap Mamanya Darren dengan nada tinggi. Wajahnya memerah karena emosi yang ditahannya sejak tadi.

Tak pernah terbayangkan sedikitpun kalau dia akan memiliki calon menantu yang asal-usulnya tidak jelas. Mau ditaruh di mana wajahnya bila teman-teman sosialitanya mengetahui Ia memiliki menantu yang dibesarkan di panti asuhan. Miranda belum sanggup menahan malu.

Tapi sayangnya ucapan itu langsung dibalas dengan tatapan tajam dari Nyonya Amira. 

Wanita paruh baya itu memandang anak semata wayangnya tanpa rasa takut sama sekali, lalu berkata dengan kalimat yang menohok, “Sementara kau sibuk banget mikirin nama baik keluarga, coba tanya dirimu sendiri—apa yang sudah kau lakukan di masa lalu? Mama dan Papa bahkan sudah jelas-jelas melarangmu menikahi sopirmu sendiri, tapi apa? Kau tetap menikah sama Andika, kan, Miranda! Sekarang, giliran anakmu mau menikah sama perempuan yang dia pilih, kau malah mau batalkan semuanya cuma karena asal-usulnya yang tidak jelas? Apa kau sudah gila? Atau jangan-jangan, kau benar-benar ingin Mama serahkan semua harta keluarga Atmaja ke dinas sosial?” bentaknya penuh emosi.

Dia sudah muak dengan sikap Putri semata wayangnya ini. Dia tidak akan membiarkan sang Putri bersikap arogan lagi. 

“Jangan ungkit masa lalu, Ma. Ini beda. Mas Andika punya keluarga, sementara dia hidup di panti asuhan. Itu jelas berbeda, mama,” sanggah Mamanya Darren cepat.

Nyonya Amira menggeleng. Sang anak hanya mampu melihat kesalahan orang lain, kejelekan orang lain, tapi dia tidak pernah bisa bercermin.

“Beda dari mana? Semuanya sama. Dan sekarang Mama, dari hati yang paling dalam, menyetujui pilihan Darren. Mama lihat Nayla anaknya sangat baik. Dia manis, cantik, masih muda, dan Mama yakin dia juga pintar. Darren pasti melihat sesuatu dalam dirinya. Kita seharusnya menghargai itu,” ucap Neneknya Darren sambil menatap Nayla dengan senyum hangat.

Semakin sang Mama membela wanita kampung di hadapannya ini, semakin membuat Miranda naik darah.

Sementara itu, wajah Nayla mulai pucat. Ini bukan pernikahan yang ia inginkan. Menikah dengan pria yang bahkan tidak ia kenal sebelumnya, terlebih sekarang harus menghadapi penolakan dari kedua orang tua Darren, jelas membuatnya makin bingung.

‘Harusnya Pak Darren ikut aja sama keputusan Mamanya, bukan malah diam begini,’ batin Nayla kesal. Tapi ia tak bisa berbuat apa-apa.

“Terserah Mama lah. Miranda males banget ngomong sama Mama. Lihat saja nanti, Mama pasti nyesel sama keputusan ini,” ucap Miranda penuh amarah. Dengan kesal, ia menarik tangan suaminya dan mengajaknya pergi dari restoran.

“Pergilah. Kami nggak butuh restumu,” sahut Nyonya Amira dingin. Setelah kepergian Miranda, ia pun mengalihkan fokusnya ke Nayla yang sejak tadi hanya duduk diam dan menunduk.

“Terima kasih ya, Nayla. Sudah mau menikah sama cucu nenek. Dia sebenarnya baik, cuma ya itu… ngomongnya irit. Tapi Nenek yakin kalian bisa bahagia,” ucapnya sambil menyentuh tangan Nayla lembut.

Nayla hanya bisa mengangguk pelan dan tersenyum hambar. Tak ada kata yang keluar, karena perasaannya masih campur aduk. Antara sedih, bingung, dan pasrah.

“Nenek akan urus semua keperluan pernikahan kalian. Dan minggu depan, kalian harus sah jadi suami istri. Setelah itu, seluruh harta keluarga Atmaja akan resmi jadi atas nama Darren,” kata sang nenek tanpa keraguan sedikitpun.

“Baik, Nek,” jawab Darren singkat.

Neneknya tersenyum puas.

 “Kalau begitu, besok Nenek mau shopping bareng calon cucu menantu Nenek. Kasih alamat tinggalmu ya, biar sopir bisa menjemput ke sana,” tambah Nyonya Amira sambil melirik Nayla.

“Baik, Nek,” Darren yang menjawab.

Mereka pun melanjutkan makan malam hanya bertiga saja, tanpa Miranda dan suaminya. Tapi suasana tetap terasa kikuk. Nayla masih tidak nyaman. Perasaan tidak enak itu terus mengganggu pikirannya. Ia harus menikah dengan pria asing, di saat luka karena dikhianati kekasihnya masih menganga, perih dan sakit, saat menyaksikan dengan mata kepala sendiri kalau Bima berhubungan badan dengan pembantunya.

Rasa sakit itu mungkin akan bertahan lama. Tapi Nayla sadar, ia sudah terlalu jauh melangkah dan tak bisa mundur lagi. Pilihannya sekarang hanya satu—maju dan hadapi semuanya.

Setelah makan malam selesai, Darren yang mengantar Nayla kembali ke hotel. Kali ini, Darren sendiri yang menyetir tanpa bantuan sopir.

Sesampainya di lobi hotel, Darren memarkirkan mobil tepat di depan pintu masuk. Nayla buru-buru membuka pintu dan turun dari mobil, tetapi langkahnya terhenti saat Darren ikut turun dan mengekor di belakangnya.

“Kamu mau ke mana?” tanya Nayla sambil menatap Darren heran. “Aku udah sampai, bisa ke kamar sendiri kok.”

“Ya, aku juga mau ke kamar,” jawab Darren santai, lalu berjalan lebih dulu ke dalam hotel tanpa menoleh lagi.

Nayla hanya bisa memelototi punggung pria itu dengan kesal. Bener-bener bikin emosi!

Namun, setelah sampai di dalam kamar, Nayla justru kesandung sepatu miliknya yang sempat ia taruh sembarang di dekat pintu. Alhasil ia hampir terjatuh kalau saja Darren tidak buru-buru menangkap tubuhnya.

Tubuh Nayla mendarat di pelukan Darren. Wajah mereka sangat dekat, bahkan Nayla bisa merasakan hembusan napas pria di hadapannya. Darren memiringkan wajahnya, menyentuh lembut bibir Nayla dengan bibirnya. Jantung keduanya berdetak lebih kencang dari biasanya. 

“Manis sekali bibir ini,” Darren membantin.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Iin Iin
wah... Darren curang nih, main cium" aja..
goodnovel comment avatar
Heni Herawati
bagus sekali cerita nya seru
goodnovel comment avatar
Villie Andri
Bagus ceritanya...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Mengancamnya

    Lama tak mendapat balasan dari kekasihnya, Marcella akhirnya menghela napas panjang. Jantungnya sempat berdebar-debar menunggu kabar, tetapi saat layar ponselnya tetap hening, dia mulai paham. Ia tidak ingin memaksa Bayu menjawab di tengah situasi yang pasti sedang rumit. Dengan hati-hati, dia mengetik pesan lagi untuk kekasihnya.“Di sana pasti lagi rame ya. Ya sudah lain kali saja aku nelepon ya. Sekarang aku mau pergi ke rumah Nayla, ada janji sama Raja mau jalan ke mall. Kalau kamu pulang hati-hati ya di jalan, sampai jumpa nanti sayang.”Jari-jarinya sempat ragu menekan tombol kirim. Ada rasa cemas, tapi dia memilih untuk percaya. Meski tanpa restu orang tua Bayu, Marcella tak pernah berhenti berharap. Baginya, Bayu adalah satu-satunya yang membuat hidupnya berarti.Pesan dari Marcella membuat Bayu sedikit lega. Dadanya yang sejak semalam sesak, terasa lebih ringan meski hanya sebentar. Senyum kecil muncul di wajahnya, namun seketika juga hilang saat ia sadar bahwa barusan ia tel

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Terpaksa Berbohong

    Bayu kembali menyalakan mesin mobilnya. Hatinya benar-benar hancur. Semua harapan yang ia bawa dari kota, semua niat baik untuk meminta restu, ternyata dibalas dengan penolakan keras, bahkan sumpah buruk yang keluar dari mulut orang yang selama ini ia junjung tinggi.Sepanjang jalan, Bayu hanya bisa menatap kosong ke arah depan. Lampu-lampu jalan berkelebatan di matanya, tapi pikirannya melayang jauh. “Kenapa orang tua bisa setega itu pada anaknya sendiri?” batinnya. Ia menelan ludah, mencoba menguatkan diri, tapi perasaan sesak di dadanya tidak juga pergi.Sejak kecil, Bayu selalu berusaha jadi anak penurut. Ia belajar keras, mengikuti semua perintah, bahkan saat harus mengorbankan mimpinya sendiri. Semua ia lakukan agar orang tuanya bangga padanya. Tapi hari ini, seakan semua itu tidak pernah berarti. Hanya karena ia mencintai seorang perempuan bernama Marcella, tiba-tiba ia dianggap anak durhaka.Air matanya mengalir lagi tanpa bisa ia tahan. Ia merasa sendirian di dunia. Ia punya

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Anak Durhaka

    “Maaf, Bu. Bayu tak bisa memenuhi permintaan Ibu. Bayu berhak bahagia dengan wanita yang Bayu cintai. Kalau memang Ibu dan Bapak tetap tak memberi restu, maka Bayu akan tetap menikahi Marcella. Maafkan Bayu, Bu, karena belum bisa memenuhi keinginan Ibu untuk menikahi wanita pilihan Ibu,” ucap Bayu dengan suara berat.Perkataan itu membuat ruang tamu rumah keluarga besar itu terasa tegang. Wajah sang ibu merah padam, matanya melotot, bibirnya bergetar menahan amarah. Baru saja selesai bicara, langkah berat terdengar dari arah pintu.“Bayu, jadi kamu lebih mementingkan kebahagiaan wanita itu ketimbang kebahagiaan orang tuamu?” bentak bapaknya Bayu, yang baru masuk ke ruang tamu. Suaranya begitu keras dan pria paruh baya itu sampai memukul meja hingga membuat vas bunga di meja sedikit bergetar.Bayu membeku di tempatnya. Kedua tangannya mengepal, wajahnya menunduk menahan perasaan tak menentu. Ia sudah menduga akan seperti ini, tapi mendengar sendiri kata-kata itu dari mulut bapaknya mem

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Tanpa Restu

    Weekend ini Bayu akhirnya meminta izin pada Darren, atasannya di kantor, untuk pulang kampung. Ia bilang baru akan kembali ke kota hari Minggu malam. Darren tentu saja memberikan izin anak buahnya untuk pulang kampung. Sebab setelah perusahaan Atmaja Group membaik, mereka jarang sekali lembur. Bayu tampak lega, meski raut wajahnya tetap menyimpan kecemasan.Sebetulnya Marcella ingin ikut bersama kekasihnya pulang. Ia bahkan sempat menyiapkan barang-barang kecil kalau-kalau Bayu mengizinkan. Namun Bayu menolak dengan tegas. Ia meyakinkan Marcella bahwa urusan dengan ibunya harus ia hadapi sendiri. “Aku ingin menyelesaikan konflikku dulu dengan Ibu. Kalau semua berjalan lancar, aku akan segera membawamu pulang untuk menemui keluargaku,” kata Bayu tanpa keraguan sedikitpun.Marcella sempat terdiam. Ia tahu kalau dirinya tidak pernah mendapatkan restu dari kedua orang tua Bayu. Meski dirinya bukan berasal dari keluarga miskin, latar belakangnya yang sebatang kara membuat orang tua Bayu

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Hadiah

    “Mas, kita kasih hadiah apa ya pada Marcella dan Bayu?” tanya Nayla pada suaminya.Malam itu kamar mereka temaram dengan cahaya lampu tidur berwarna kuning lembut. Suasana terasa tenang setelah sepanjang hari rumah dipenuhi hiruk pikuk. Raja sudah tidur lebih dulu, sehingga hanya ada mereka berdua di atas ranjang. Nayla yang sedang hamil lebih suka tidur dengan posisi miring, sementara Darren baru saja menutup laptopnya dan menaruh di meja samping tempat tidur.Pertanyaan Nayla membuat Darren menoleh. Ia tahu istrinya sudah lama ingin membicarakan soal itu, hanya saja tertunda karena kesibukan Darren hari ini. “Bagaimana kalau kita hadiahkan mereka rumah, Sayang?” tanya Darren sambil mengusap lengan istrinya.Mata Nayla membesar. “Ide yang bagus, Mas. Aku setuju, bahkan sangat setuju. Ngomong-ngomong, mereka belum beli rumah kan untuk persiapan pernikahannya, kan?” Nayla sedikit mengangkat kepalanya, mencoba mengingat obrolannya dengan Marcella beberapa waktu lalu.Darren menggeleng.

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Mama Nakal

    “Mama oh Mama, kenapa Mama nakal. Raja bilang nggak mau nasi, tetapi Mama kasih…”Suara Raja sudah terdengar jelas dari halaman depan rumahnya. Anak itu berjalan sambil menyanyikan lagu karangan sendiri dengan penuh semangat. Liriknya yang penuh sindiran, tapi justru membuat siapa pun yang mendengarnya ingin tertawa.Nayla yang duduk di ruang tamu bersama Marcella menoleh ke arah pintu. Baru beberapa bait Raja nyanyikan, tawa mereka berdua sudah tak terbendung. Marcella sampai menutup mulut dengan tangannya karena tak kuat menahan geli.“Raja kenapa?” tanya Marcella sambil terkekeh. Rasanya sudah lama sekali ia tidak bertemu keponakan kecilnya itu. Sejak sibuk mengelola butik milik Miranda, waktunya banyak tersita. Tenaga dan pikirannya sudah habis terkuras, sehingga kesempatan untuk main ke rumah sahabatnya semakin jarang. Maka setiap kali berhasil meluangkan waktu, Marcella tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk bercengkerama dengan keponakan dan sahabat baiknya itu.“Dia nggak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status