Share

Harus Pergi

Penulis: Atieckha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-10 15:17:34

“Aku harus segera pulang, dua jam lagi harus sudah ada di bandara,” ucap Darren pada Nayla.

“Bandara?” Nayla terkejut. Ia melirik jam dinding di ruang tamunya. Pukul 00.45. Tengah malam.

Darren mengangguk sambil membetulkan kancing bajunya yang sempat ia buka saat kegiatan panas mereka barusan. Darren seperti baru menemukan air setelah sekian lama tak ada air yang diteguk. Seperti itulah rasanya saat dia berhasil menyentuh istrinya lagi.

“Aku ada janji dengan klien di London. Aku akan minta bantuan dia supaya bisa bantu bayarin ganti rugi, biar perusahaan gak sampai dijual. Miris banget hidupku, Nay. Belum juga kaya, udah miskin lagi.” Ia tertawa pelan, tapi tawa itu tidak benar-benar lepas. Lebih terdengar seperti cara menyembunyikan rasa frustasinya.

Nayla tahu sedang ada beban besar di kedua pundak pria yang statusnya masih menjadi suaminya ini. Seharusnya Nayla tak ikut mengganggu pria ini dengan putusan gugatan cerai yang akan ia layangkan. Tapi Nayla juga tidak mau egois, ada ba
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 144

    Setelah resmi “menang” dalam negosiasi dan diizinkan ikut ke kantor sang Daddy, Raja langsung bersiap dengan kecepatan kilat seperti mau lomba ganti baju tercepat. Dia pakai celana jeans panjang yang udah disiapin Mbak Siti, lalu kaos putih yang bagian depannya ada gambar robot. Di atasnya dia tambahkan jaket hitam kesayangan yang menurutnya bikin dia “keren maksimal”. Sepatu sneakers putih juga langsung dipakai tanpa protes, padahal biasanya harus dibujuk dulu lima menit.Begitu selesai, dia berdiri di depan kaca ruang tamu, cek penampilan sambil gaya-gayaan. Tangan masuk ke saku jaket, dagu agak diangkat. “Oke, Raja siap jadi bos kecil,” ucapnya sambil tersenyum puas.Darren yang sudah rapi sejak tadi, jas gelap, kemeja putih, sepatu mengkilap, dan wajah yang cukup tenang meski pikiran ribet, menoleh ke arah putranya dan tertawa kecil. “Kayaknya yang mau kerja hari ini kamu deh, Boy, bukan Daddy.”Raja tertawa.Nayla hanya geleng-geleng kepala. “Ingat, Mas. Beneran dijaga ya. Janga

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 143

    “Astaga Raja, bikin Daddy kaget aja,” keluh Darren, menepuk dadanya sendiri sambil menatap anaknya yang teriak sekeras mungkin seperti baru melihat dinosaurus hidup.Padahal anak itu cuma masukin tangannya ke mulut harimau, yang ternyata cuma boneka besar di Timezone. Satu lantai itu langsung riuh. Bukan karena harimau, tapi karena Raja yang berteriak seolah mau dimakan beneran.Raja malah nyengir kuda, puas banget kayak habis menang duel. Bukan cuma Darren yang kaget, beberapa orang tua yang lagi jagain anaknya ikut menoleh. Bahkan ada ibu-ibu yang sampai berhenti main tembak-tembakan demi ngelihatin Raja. Kalau tadi itu adegan syuting film action, Raja bisa langsung disuruh casting jadi pemeran utama.“Bocah satu ini, niat banget pengen drama,” gumam Darren, geleng-geleng kepala.Raja tetap asik dengan dunia imajinasinya. Dia sudah siap menyelamatkan dunia dari harimau boneka sambil tertawa-tawa sendiri. Darren mendekat, lalu jongkok sambil melihat ke arah pengasuh yang juga cuma b

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 142

    Hanya satu kali berdering. Setelah itu, suara di seberang langsung terdengar. Bukan Darren, bukan Andika, bukan pula pelayan rumah. Suara itu milik seseorang yang sudah lama bekerja di balik layar. Orang yang tak pernah muncul di permukaan, tapi selalu ada saat Miranda butuh sesuatu diselesaikan tanpa banyak tanya.“Halo, Nyonya.”Miranda tidak membuang waktu. Suaranya langsung tegas, tanpa keraguan. Seperti seseorang yang sudah menyimpan kesal terlalu lama dan kini tak ingin menundanya barang satu detik pun.“Lakukan rencana kita lebih cepat dari yang direncanakan. Begitu ada kesempatan, langsung laksanakan. Aku sudah tidak tahan lagi dengan sikap anakku. Lakukan saja sebisa mungkin yang kalian lakukan, tapi jangan meninggalkan jejak apapun. Kalau sampai kalian tertangkap… ingat, jangan pernah melibatkanku. Atau keluarga kalian yang akan kenapa-kenapa.”Suaranya dingin. Datar, tapi mengandung ancaman yang tak perlu dijelaskan lagi.“Baik, Nyonya. Akan segera kami lakukan.”Tuuut.Tel

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 141

    “Mama hentikan!” Teriak Andika, berusaha menghentikan keributan yang baru saja yerjadi di ruang tamu.Darren menyentuh pipinya yang memerah karena tamparan keras dari sang mama. Bukan karena sakit, tapi lebih ke arah perasaan muaknya yang sudah sampai titik puncak. Tangannya menahan pipi itu sebentar, menunduk sesaat, lalu menatap sang mama lurus. Tatapannya tajam, tapi masih ditahan. Masih belum benar-benar meluapkan seluruh emosinya di sana. Sementara Miranda sudah kehilangan kendali.“Anak ini harus diberi pelajaran biar tidak menuduh sembarangan! Mama tidak pernah mengirimkan ancaman seperti ini pada wanita sialan itu!” bentak Miranda, suaranya meninggi, wajahnya merah padam. Ia menunjuk wajah Darren tanpa takut, seperti sedang menghadapi orang asing, bukan anak kandungnya sendiri.Andika panik, ikut berdiri, berusaha menengahi, tapi seperti yang biasa dia lakukan, suara pria itu tak pernah cukup keras di rumah ini.“Tapi Mama nggak usah pakai kekerasan! Mama nggak usah nampar ana

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 140

    Wajah Darren memerah, bukan seperti orang yang malu, tapi seperti bom waktu yang tinggal beberapa saat lagi akan meledak. Urat di lehernya mulai menonjol, matanya menyipit, dan rahangnya mengeras. Ia berdiri sambil mengepalkan tangan, menatap secarik kertas yang isinya bikin darah naik ke kepala. Tulisan itu jelas bukan tulisan biasa. Warna merah yang masih tampak basah di beberapa bagian bukan tinta. Itu darah. Dan isinya ancaman.Ancaman pembunuhan. Untuk Nayla.Tulisan itu tidak ditandatangani, tapi baunya menyengat. Bau darah asli, bukan cat atau tinta. Seakan dikirim oleh orang gila. Tapi bukan hanya soal isi yang mengerikan, melainkan kenyataan bahwa seseorang bisa-bisanya mengirim paket seperti itu ke rumah Nayla. Tanpa jejak. Tanpa nama. Dan targetnya adalah perempuan yang sangat ingin ia cintai dan akan ia lindungi seumur hidupnya meski pernikahan mereka harus berakhir.Nayla yang melihat suaminya berubah seperti itu langsung panik. Nafasnya pendek, tubuhnya ikut tegang. “M

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Ancaman Pembunuhan

    Maria meremas kartu nama itu sampai kertasnya hampir sobek. Tangannya gemetar bukan karena takut, tapi karena campuran antara marah, kesal, dan gengsi yang tercabik. Raka baru saja meninggalkannya, tapi kata-katanya masih berputar-putar di kepala. Ancamannya bukan main-main, dan Maria tahu itu. Tapi yang lebih mengganggunya justru dia merasa terjebak. Lagi-lagi karena Nayla.“Bisa-bisanya aku terperangkap dalam niat busuk lelaki itu…” gumamnya pelan, nyaris seperti bicara sendiri.Wajahnya menegang, bibirnya mencong, napasnya tidak beraturan. “Kenapa sih semua orang selalu menginginkan Nayla? Apa sih keunggulannya dariku? Padahal dulu Darren begitu mencintaiku… Dan setelah ada perempuan itu… menatapku saja dia seperti jijik.”Suaranya penuh racun. Dia tahu Nayla bukan orang sembarangan. Tapi tetap saja dia tidak terima. Tidak terima karena selama ini Nayla selalu terlihat bersih, tenang, manis, sok polos dan orang-orang percaya.“Aku sangat membencimu, Nayla… Aku akan buat hidupmu b

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status