Home / Romansa / Gairah Panas Atasan Mantan / Tak Ingin Kehilanganmu

Share

Tak Ingin Kehilanganmu

Author: Atieckha
last update Huling Na-update: 2025-07-07 13:00:04

“Apa anda mau menemui beliau, Pak?” tanya Bayu.

Darren tampak frustasi.

“Ada aja masalah,” ucap Darren frustasi. Suaranya pelan dan terdengar sangat berat. Matanya menatap kosong ke arah meja, seolah tak tahu lagi harus memulai dari mana.

Masalah terus datang beruntun, seperti tak memberi jeda untuk sekadar bernapas. Urusan dengan mamanya belum selesai, skandal yang menghancurkan reputasi keluarga masih bergulir. Neneknya meninggal dunia, lalu gudang utama yang nilainya ratusan miliar ludes terbakar. Dan sekarang, di tengah upaya memperbaiki semuanya, seorang pengacara datang membawa surat gugatan cerai dari Nayla.

Darren duduk diam cukup lama sebelum akhirnya bersuara lagi, lebih pada dirinya sendiri, walau Bayu ada di ruangan yang sama.

“Aku tuh selama ini udah berusaha jadi orang baik ke siapa pun... Meskipun aku bukan tipe yang suka basa-basi atau banyak bicara, tapi kau tahu sendiri, Bayu, aku nggak pernah punya niat buruk sama siapa pun, bahkan sama lawan bisnis.”

Bayu hanya me
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 142

    Hanya satu kali berdering. Setelah itu, suara di seberang langsung terdengar. Bukan Darren, bukan Andika, bukan pula pelayan rumah. Suara itu milik seseorang yang sudah lama bekerja di balik layar. Orang yang tak pernah muncul di permukaan, tapi selalu ada saat Miranda butuh sesuatu diselesaikan tanpa banyak tanya.“Halo, Nyonya.”Miranda tidak membuang waktu. Suaranya langsung tegas, tanpa keraguan. Seperti seseorang yang sudah menyimpan kesal terlalu lama dan kini tak ingin menundanya barang satu detik pun.“Lakukan rencana kita lebih cepat dari yang direncanakan. Begitu ada kesempatan, langsung laksanakan. Aku sudah tidak tahan lagi dengan sikap anakku. Lakukan saja sebisa mungkin yang kalian lakukan, tapi jangan meninggalkan jejak apapun. Kalau sampai kalian tertangkap… ingat, jangan pernah melibatkanku. Atau keluarga kalian yang akan kenapa-kenapa.”Suaranya dingin. Datar, tapi mengandung ancaman yang tak perlu dijelaskan lagi.“Baik, Nyonya. Akan segera kami lakukan.”Tuuut.Tel

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 141

    “Mama hentikan!” Teriak Andika, berusaha menghentikan keributan yang baru saja yerjadi di ruang tamu.Darren menyentuh pipinya yang memerah karena tamparan keras dari sang mama. Bukan karena sakit, tapi lebih ke arah perasaan muaknya yang sudah sampai titik puncak. Tangannya menahan pipi itu sebentar, menunduk sesaat, lalu menatap sang mama lurus. Tatapannya tajam, tapi masih ditahan. Masih belum benar-benar meluapkan seluruh emosinya di sana. Sementara Miranda sudah kehilangan kendali.“Anak ini harus diberi pelajaran biar tidak menuduh sembarangan! Mama tidak pernah mengirimkan ancaman seperti ini pada wanita sialan itu!” bentak Miranda, suaranya meninggi, wajahnya merah padam. Ia menunjuk wajah Darren tanpa takut, seperti sedang menghadapi orang asing, bukan anak kandungnya sendiri.Andika panik, ikut berdiri, berusaha menengahi, tapi seperti yang biasa dia lakukan, suara pria itu tak pernah cukup keras di rumah ini.“Tapi Mama nggak usah pakai kekerasan! Mama nggak usah nampar ana

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 140

    Wajah Darren memerah, bukan seperti orang yang malu, tapi seperti bom waktu yang tinggal beberapa saat lagi akan meledak. Urat di lehernya mulai menonjol, matanya menyipit, dan rahangnya mengeras. Ia berdiri sambil mengepalkan tangan, menatap secarik kertas yang isinya bikin darah naik ke kepala. Tulisan itu jelas bukan tulisan biasa. Warna merah yang masih tampak basah di beberapa bagian bukan tinta. Itu darah. Dan isinya ancaman.Ancaman pembunuhan. Untuk Nayla.Tulisan itu tidak ditandatangani, tapi baunya menyengat. Bau darah asli, bukan cat atau tinta. Seakan dikirim oleh orang gila. Tapi bukan hanya soal isi yang mengerikan, melainkan kenyataan bahwa seseorang bisa-bisanya mengirim paket seperti itu ke rumah Nayla. Tanpa jejak. Tanpa nama. Dan targetnya adalah perempuan yang sangat ingin ia cintai dan akan ia lindungi seumur hidupnya meski pernikahan mereka harus berakhir.Nayla yang melihat suaminya berubah seperti itu langsung panik. Nafasnya pendek, tubuhnya ikut tegang. “M

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Ancaman Pembunuhan

    Maria meremas kartu nama itu sampai kertasnya hampir sobek. Tangannya gemetar bukan karena takut, tapi karena campuran antara marah, kesal, dan gengsi yang tercabik. Raka baru saja meninggalkannya, tapi kata-katanya masih berputar-putar di kepala. Ancamannya bukan main-main, dan Maria tahu itu. Tapi yang lebih mengganggunya justru dia merasa terjebak. Lagi-lagi karena Nayla.“Bisa-bisanya aku terperangkap dalam niat busuk lelaki itu…” gumamnya pelan, nyaris seperti bicara sendiri.Wajahnya menegang, bibirnya mencong, napasnya tidak beraturan. “Kenapa sih semua orang selalu menginginkan Nayla? Apa sih keunggulannya dariku? Padahal dulu Darren begitu mencintaiku… Dan setelah ada perempuan itu… menatapku saja dia seperti jijik.”Suaranya penuh racun. Dia tahu Nayla bukan orang sembarangan. Tapi tetap saja dia tidak terima. Tidak terima karena selama ini Nayla selalu terlihat bersih, tenang, manis, sok polos dan orang-orang percaya.“Aku sangat membencimu, Nayla… Aku akan buat hidupmu b

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Lakukan!

    Raka berdiri sebentar, masih memandangi jalanan kosong di depannya, lalu memutar bola matanya malas.“Bocah juga tingkahnya lebih masuk akal daripada laki-laki itu,” gumamnya sambil membuka pintu mobil sendiri.Ia duduk di kursi kemudi, melepas kacamata hitamnya, dan menyandarkan punggung ke jok. Diam sebentar, lalu tersenyum tipis. Senyum yang tidak enak dilihat kalau kamu bukan orang yang dia tunggu.Dua menit berlalu. Tidak ada suara apa pun selain suara kipas AC mobilnya yang langsung menyala begitu mesin dinyalakan.Setelah melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 09.12 pagi, Raka akhirnya melajukan mobil keluar dari area villa. Tidak terburu-buru, tapi jelas tujuannya sudah pasti. Ia menyetir dengan santai, melewati tikungan tajam dan jalan kecil yang menurun. Meski orang itu tidak membalas pesan yang ia kirim, tapi setidaknya orang itu pasti akan datang. Tangannya sesekali meraih botol air mineral, lalu meneguk sedikit sambil memikirkan sesuatu.Restoran yang akan ia data

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Duo Keras Kepala

    “Dad,” panggil Raja, berdiri di sebelah Darren yang sibuk membenahi kausnya.Sejak bangun tidur, Darren dan Raja sudah seperti pasangan bapak-anak yang baru reuni setelah terpisah bertahun-tahun. Mereka jogging bareng walaupun Raja ikut joging dengan digendong di pundak sang Daddy, sarapan bareng, bahkan rebutan channel TV pagi-pagi. Darren benar-benar total. Apa pun dilakukan supaya Raja makin lengket dengannya. Termasuk nyuapin anaknya bubur ayam padahal si bocah bisa makan sendiri.“Iya, Boy,” jawab Darren sambil mengusap kepala anak semata wayangnya yang rambutnya sudah rapi disisir ke samping, gaya khas bocah anak mama. Tapi tetap saja lucu dan tentunya sangat tampan.“Jadi ya, Dad…” suara Raja seperti sedang merayu, matanya melirik-lirik ke arah sang mama yang sedang mengecek koper.Belum sempat Darren menjawab, Nayla langsung menyambar pembicaraan dengan suara tinggi.“Mau ke mana lagi kalian? Mau janjian ngapain?”Mbak Siti dan dua penjaga villa yang lagi sibuk masukin koper

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status