Share

Will You Marry Me?

Author: Evi Anggia
last update Last Updated: 2024-03-24 16:27:49

Joanna mendekati Ethan setelah dia sadar dari keterkejutannya. Kini jarak mereka sangat dekat, wanita itu menatap mata Ethan dengan berani.

"Menikah?" tanya Joanna dengan suara tenang.

"Will you marry me?" Ethan sengaja mengulanginya agar Joanna semakin percaya dengannya.

"In your dream, Mr. Ethan," balas Joanna sambil menyeringai. Ethan salah jika dia bisa takluk semudah itu. Dia adalah Joanna, wanita yang sudah berkomitmen tidak ingin menikah dan jatuh cinta.

Joanna mundur dua langkah, melipat kedua tangannya di depan dada. "Silahkan pergi dari apartemenku, Pak Ethan!"

Ethan menatap Joanna tak percaya, bisa-bisanya wanita itu menolak lamarannya tanpa pikir panjang padahal di luar sana banyak wanita yang mengantri berada di posisi Joanna.

"Kamu menolakku, Joanna?" tanya lelaki itu ingin memastikan lagi. Sampai saat ini dia masih belum bisa terima, Joanna menolaknya dengan begitu mudah.

Tanpa ragu, Joanna mengangguk. "Ya, dengan penuh kesadaran aku menolak lamaran, Pak Ethan. Jelas bukan? Sekarang silahkan pergi dari sini, Pak!"

Joanna mulai geram, entah dengan apa lagi dia harus mengusir Ethan.

Ethan memasukkan kembali kotak cincin ke dalam saku celana. Dalam diam, lelaki itu mendekati Joanna. Namun, Joanna justru mundur menjauh.

Joanna tersentak kaget saat tangan Ethan bergerak menuju wajahnya, spontan wanita itu menahan tangan lelaki itu.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Joanna.

Wanita itu terlonjak saat mendengar suara buket terjatuh. Wanita itu menunduk dan benar saja, buket mawar yang dibawa Ethan sudah jatuh ke lantai.

Dengan cepat tangan Ethan menarik tangan Joanna, sehingga kini tangannya bisa kembali bergerak bebas. Ethan mencengkeram erat pergelangan tangan Joanna. Sedangkan tangannya yang lain terulur merapikan rambut Joanna.

"Kenapa buru-buru mengambil keputusan, Joanna? Tidak perlu buru-buru! Aku akan beri waktu satu Minggu untuk memikirkan lamaranku, Joanna."

"Tid—"

Joanna terdiam saat jari telunjuk Ethan menyentuh bibirnya. "Pikirkan baik-baik, Joanna! Aku punya segalanya, kamu tidak akan menyesal menerimaku. Hidupmu akan terjamin."

Ethan tersenyum tipis, tangannya mengusap pelan bibir Joanna dan berpindah ke pipi wanita itu.

"Satu Minggu, Joanna!" ujar Ethan kembali mengingatkan.

Sentuhan Ethan di pipinya membuat wanita itu linglung dan sialnya dia justru kembali mengingat malam panas bersama atasannya.

Perlahan Ethan melepaskan tangan Joanna, lelaki itu mengambil buket bunga dan menyerahkan pada Joanna, memaksa wanita itu memegang bunga pemberian darinya.

"Ini kesempatanmu untuk menjadi Nyonya Ethan, Joanna. Pikirkan baik-baik!"

Ethan berbalik dan berjalan meninggalkan Joanna. Satu tangan Ethan dia masukkan ke dalam saku, lelaki itu menyeringai setelah selesai menjalankan satu misinya. Ethan yakin sebentar lagi wanita itu akan bertekuk lutut padanya.

Joanna menjatuhkan buket bunga itu, dia berjalan menginjak mawar pemberian bosnya. Langkah kakinya semakin cepat mengejar Ethan.

Wanita itu menghadang langkah Ethan. Kemunculannya berhasil mengagetkan lelaki itu.

"Aku tidak butuh waktu satu Minggu, Pak Ethan. Detik ini juga aku sudah mengambil keputusan, aku tidak menerimamu. Jadi, silahkan cari wanita lain yang dengan senang hati menerimamu sebagai suaminya!" ujar Joanna dengan deru napas memburu.

"Kamu akan menyesali keputusanmu, Joanna," ucap Ethan penuh penekanan.

Joanna menarik kedua sudut bibirnya membentuk seulas senyum tipis. "Aku tidak pernah menyesal, Pak Ethan. Aku anggap malam itu tidak pernah ada dan sebaiknya Pak Ethan melupakan semuanya. Mari kita jalani hidup seperti sebelumnya, tidak saling mengenal."

Usai mengatakan hal itu Joanna langsung meninggalkan Ethan.

Mata Ethan terus mengikuti pergerakan Joanna.

"Sepertinya semua orang harus tahu, wanita seperti apa dirimu, Joanna!"

Joanna berhenti seketika, dia menoleh ke belakang. "Maksudmu apa?"

"Aku akan beritahu semua orang tentang pekerjaanmu," ancam Ethan dengan raut wajah serius.

Wajah Joanna memucat seketika. Kedua tangannya terkepal kuat, dia menatap Ethan dengan tatapan penuh kebencian.

"Ya, bongkar saja!" tantang Joanna. "Katakan pada semua orang, Pak Ethan. Aku tidak peduli dan tidak akan pernah mengubah keputusanku. Aku tidak mau menjadi istrimu!"

***

Ethan kembali meneguk minuman dingin lantas meletakkan gelas itu dengan kasar. Tangannya mencengkram erat gelas itu hingga buku-buku jarinya memutih.

"Ternyata dia masih sombong," gumam lelaki itu.

Masih teringat jelas di ingatannya, bagaimana Joanna menolaknya.

"Bisa-bisanya dia memerintahku seperti itu. Memangnya dia siapa?" Ethan kembali menyeringai. "Kita lihat saja, sampai sejauh mana kamu bisa menolakku, Joanna?"

Ethan tidak akan pernah mundur sebelum dia mendapatkan apa yang dia inginkan.

***

Joanna mendesah kesal saat mengingat Ethan, atasannya begitu menyebalkan, terus saja mengusik hidupnya.

"Apa belum cukup dia mengambil milikku yang paling berharga?" gumamnya.

Wanita itu tersentak kaget ketika ada panggilan masuk, dia melirik layar ponselnya dan mengabaikan begitu saja setelah melihat ayahnya yang menelpon. Namun, detik berikutnya ayahnya kembali menghubunginya lagi.

"Halo, ada apa, Yah?" tanya Joanna malas.

"Mana uangnya, Joanna?" tanya lelaki paruh baya itu tak sabaran.

Permintaan ayahnya membuat Joanna mencengkeram erat ponselnya. Matanya terpejam sejenak lantas menghembuskan napas jengah.

"Minggu lalu baru aku transfer sepuluh juta, Yah. Apa sudah habis lagi?" tanya wanita itu geram.

"Kamu pikir segitu cukup? Cepat kirim lagi, Joanna! Mereka terus mendatangi ayah untuk menagih hutang. Apa kamu tidak bisa mencari kerja yang menghasilkan lebih banyak uang?"

"Aku bukan mesin pencetak uang ayah!" tegas Joanna. "Ayah masih sehat kan? Kerja ayah! Jangan hanya mabuk dan judi terus!"

"Dasar anak durhaka. Berani kamu sama ayah?"

Kepala Joanna mulai berdenyut mendengar ucapan tak penting itu. "Aku sibuk."

"Jangan lupa kirim uang Joanna! Kamu sudah janji mau melunasi hutang ayah. Jika, kamu tahu akibatnya, kan? Pak Tegar dengan senang hati menikahimu dan semua hutang ayah akan lunas. Bagaimana, Joanna?"

"AYAH!" bentak Joanna.

"Beraninya ka—"

"Sampai mati aku tidak akan sudi menikah dengan kakek tua itu," potong Joanna cepat. Wanita itu bergegas mematikan sambungan telepon.

Tangan Joanna terkepal kuat, wanita itu menatap pantulan wajahnya di cermin. Perlahan dia menarik kedua sudut bibirnya, tersenyum tipis.

"Kamu akan baik-baik saja, Joanna!" ujarnya memotivasi dirinya sendiri.

Wanita itu kembali dikejutkan dengan suara panggilan masuk. Dia pikir dari ayahnya, ternyata dari adiknya. Segera dia menjawab panggilan itu.

"Halo, ada apa Via?"

"Mbak Joanna, ibu sudah dua hari di rumah sakit," jawab wanita di seberang telepon itu.

DEG!

Joanna kaget sekali, ayahnya bahkan tidak mengatakan apapun tentang ibunya. "Apa ibu kambuh lagi?"

"Maaf Mbak Joanna, ibu sebenarnya melarangku memberitahu tapi penyakit ibu sudah kambuh tiga bulan ini."

Joanna meremas ujung seragam pramugarinya. "Ayah tahu ibu sakit?"

"Ya, mbak. Tapi ayah tidak peduli, kerjanya setiap hari hanya mabuk dan berjudi. Mbak kata dokter sel kankernya aktif kembali dan harus segera melakukan kemoterapi. Bagaimana ini mbak? Aku dan ibu tidak pegang uang."

Joanna mengusap kasar wajahnya. "Kamu tenang ya! Nanti selesai kerja aku akan ke rumah sakit. Berapa biayanya?"

Joanna terdiam mendengar jawaban adiknya. Bukan hanya biaya kemoterapi tapi juga tunggakan rumah sakit ibunya.

"Jaga ibu Via!"

Joanna meremas ponselnya setelah panggilan berakhir. Mengirim uang pada ayahnya adalah sebuah kesalahan, harusnya dia memberikan pada ibunya langsung.

"Ke mana aku harus mencari uang?" gumam Joanna. Tabungannya sudah terkuras habis untuk mencicil hutang ayahnya.

Joanna terdiam saat teringat tawaran yang diberikan oleh Ethan.

"Aku bisa memanfaatkan Ethan? Dia kaya dan terobsesi padaku. Haruskah aku menerimanya?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gairah Panas Presdir Tampan   Diculik Suami

    Joanna mengernyit saat dia melih mobil Ethan siap di depan rumah. Padahal harusnya mobilnya yang ada di sana. "Masuklah, Joanna! Aku akan mengantarmu." Joanna tersentak kaget saat dia mendengar suara Ethan. Belum hilang keterkejutannya, tiba-tiba saja Ethan menarik pergelangan tangannya. "Maksudnya apa?" tanya Joanna bingung. Dia berusaha menarik tangannya, tapi nyatanya tenaga Joanna tidak cukup kuat. "Mulai hari ini aku yang mengantarmu," tegas Ethan tanpa menoleh ke belakang. "Nggak mau," tolak Joanna. "Lepaskan aku, Ethan!" Lelaki itu baru melepaskan Joanna saat mereka sudah ada di dekat mobil. Rizal langsung mendorong tubuh Joanna masuk ke dalam mobil dan dia menyusul masuk, tidak membiarkan Joanna keluar lagi. "Apa-apaan ini? Koperku?" tanyanya panik. Bibi sudah membawa kopernya turun terlebih dahulu, dia takut kopernya tertinggal di dalam rumah. "Sudah ada di bagasi," jawab Ethan. "Jalan, Pak!" Joanna semakin panik saat mobil itu berjalan. "Pak hentikan

  • Gairah Panas Presdir Tampan   Singapura

    Ethan menatap Joanna yang tertidur pulas di sampingnya. Sayang sekali Joanna melewatkan pemandangan indah dari balik jendela pesawat pribadi Ethan. Tak lama setelah pesawat itu lepas landas, Joanna langsung tertidur pulas. "Joanna, bangun!" Ethan menggoyang-goyangkan lengan Joanna setelah pesawat itu berhasil mendarat dengan sempurna. Tak kunjung bangun, Ethan mendekatkan wajahnya. Namun, tiba-tiba wanita itu menarik tubuhnya menjauh. Joanna memasang tampang waspada. "Apa yang kamu lakukan, Ethan?" Ethan menjauhkan tubuhnya lantas dia berdiri dan mengulurkan tangannya. "Aku hanya ingin membangunkanmu, Joanna. Ayo, turun!" Spontan Joanna menyambut uluran tangan Ethan dan mereka berjalan meninggalkan pesawat. Di bawah sana sebuah mobil hitam sudah menunggu. "Selamat pagi, Pak Ethan. Selamat pagi, Bu Joanna," sapa sopir itu. "Pagi, Pak," balas Joanna. Joanna masuk ke dalam mobil dan diikuti oleh Ethan. Mobil itu langsung melaju begitu mereka masuk. HOEK! Joann

  • Gairah Panas Presdir Tampan   Satu Ranjang

    Ethan melonggarkan pelukannya saat dia mendengar suara napas teratur, dia menunduk lantas tersenyum kecil ketika melihat Joanna tertidur pulas di pelukannya. "Cantik," gumam lelaki itu spontan. Ethan menarik selimut lebih tinggi, tidak ingin Joanna kedinginan dan lelaki itu kembali mendekap erat istrinya. Untuk pertama kalinya mereka tidur di ranjang yang sama. Tak butuh waktu lama, Ethan ikut tertidur pulas. *** Sepasang mata yang terpejam itu perlahan-lahan mulai terbuka. Joanna mengernyit merasakan pelukan erat itu, wanita itu menyingkirkan tangan Ethan sehingga dia bisa bebas. Joanna mendongak, menatap Ethan yang sudah tertidur pulas. "Kenapa dia masih ada di sini?" Joanna meringis saat sudah tidak tahan lagi menahan buang air kecil, dia menyibak selimut dan langsung menuju ke kamar mandi. Tak butuh waktu lama bagi Joanna berada di dalam kamar mandi. Dia kembali ke tempat tidurnya. Namun, Joanna hanya berdiri di samping ranjang. Wanita itu menggigit bibir bawa

  • Gairah Panas Presdir Tampan   Pesona Suami

    "Selamat malam, Tuan Ethan! Selamat malam, Nyonya Joanna," sapa bibi yang ada di dapur. Bibi senang sekali melihat kedua majikannya sudah mulai akur, tidak seperti saat mereka pertama kali masuk ke dalam rumah ini. "Malam, Bi," balas Joanna. "Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya bibi. "Tidak usah, Bi. Saya mau masak nasi goreng," ujar Ethan. Bibi menatap majikannya tak percaya, selama bekerja di rumah Ethan baru kali ini bibi melihat Ethan turun langsung ke dapur. Detik berikutnya dia tersenyum tipis melihat Ethan kembali menggandeng istrinya. "Baik, Tuan. Saya permisi dulu." Joanna hanya bisa pasrah saat Ethan menarinya menuju meja bar mini. Dia juga tidak tahu kenapa ngidam dimasakkan oleh suaminya. Jujur saja, Joanna lebih nyaman jika Ethan menolak permintaannya dan dia bisa bebas memasak dengan bibi. "Duduk sini dulu!" perintah Ethan. Tangan lelaki itu terulur mengusap perut Joanna. Tubuh wanita itu menegang saat melihat senyum tipis Ethan, tatapan mata lelaki

  • Gairah Panas Presdir Tampan   Manja

    "Joanna lihat yang mama bawa!" Pandangan mata Joanna berpindah mengikuti arah telunjuk mertuanya. Wanita itu langsung takjub melihat tumpukan perlengkapan bayi. "Ini semua mama belikan khusus untuk cucu mama. Semoga saja kamu suka, Joanna," ujar wanita paruh baya itu sambil tersenyum lebar. Usia kandungannya belum menginjak lima bulan, tapi mertuanya sangat antusias menyambut anaknya lahir. Diterima dengan baik oleh keluarga Ethan membuat Joanna justru merasa bersalah karena nantinya dia akan meninggalkan keluarga Ethan. "Ma, tapi aku lahiran masih lama. Apa tidak terlalu dini mama belikan semua ini?" tanya Joanna dengan hati-hati takut menyinggung mertuanya. Dengan semangat wanita paruh baya itu menggeleng. "Tentu saja tidak. Mama tidak tahan untuk belanja printilan untuk cucu mama." "Terima kasih banyak, Ma." Rasanya sudah lama sekali dia tidak mendapatkan kehangatan dari seorang ibu. Wanita paruh baya itu mengusap perut Joanna lantas berpindah mengusap lengan mena

  • Gairah Panas Presdir Tampan   Perhatian Mertua

    "DURHAKA KAMU ETHAN!" Teriakan itu sama sekali tidak membuat keputusan Ethan goyah. Dia memberi kode pada dua petugas keamanan segera menyeret mertuanya meninggalkan ruang kerjanya. "Lepas! Lepaskan aku!" pinta lelaki paruh baya itu saat dua orang itu menyeretnya paksa. "Apa kalian tidak tahu siapa aku? Hah?" Dengan panik lelaki itu kembali menatap Ethan, berharap menantunya berbaik hati mengurungkan niatnya. Dia pikir datang menemui menantunya adalah jalan keluar terbaik, tapi ternyata dia salah besar. Yang ad justru Ethan menolak permintaannya. "Ethan apa begini caramu memperlakukan mertuamu? Apa gunanya kaya kalau kamu tidak punya sopan santun?" Ethan berjalan cepat menutup pintu ruangan kerjanya, tapi sebelum ditutup Ethan menatap mertuanya. "Aku tidak akan mengeluarkan sepeserpun untuk ayah. Jadi, jangan berharap lebih, Ayah!" "Benar-benar kurang ajar kamu, Ethan. Dengar! Dengarkan aku! Aku menyesal membiarkan kamu menikah dengan putriku yang berharga." Teriakan mertuan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status