Beranda / Romansa / Gairah Panas Tuan Arion / Bab 4 | Merasakan Bibirmu

Share

Bab 4 | Merasakan Bibirmu

Penulis: MAMAZAN
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-23 04:32:41

Arion merasa tubuhnya semakin panas, bahkan saat ini dia merasa waktu berjalan begitu lambat. Kamarnya pun terasa begitu jauh dari seharusnya.

“Kenapa sangat lama!” ketusnya dengan suara begitu—berat. Penglihatan Arion pun kini semakin memudar, tertutup kabut gairah.

“Sebentar lagi,” sahut wanita itu. Mungkin kurang lebih sepuluh langkah lagi mereka tiba di paviliun milik Arion. Jarak yang sebenarnya cukup dekat, tapi terasa sangat jauh. lagi pula jika menghubungi anggota keluarga yang lain, pasti akan membuat suasana menjadi luar biasa heboh. Jadi menurutnya, ini adalah pilihan terbaik untuk saat ini.

Napas mereka berdua sama-sama terasa begitu berat, sehingga hembusan napas mereka saling bersahutan di dalam tiap langkah mereka. “Yon?”

“Hmm??”

“Kita sudah tiba,” ucap Emily pelan.

Emily menekan tombol password pintu pavilion Arion.

Bip bip bip

Pintu terbuka, mereka berdua melangkah masuk, “Huft…” sang wanita melihat tangga yang ada di depan sana. “Aku bersyukur, kau menyediakan lift disini!” tukasnya penuh syukur. Dia tidak harus membawa Arion naik ke kamarnya yang berada di lantai atas.

Damn! Kenapa dia begitu wangi…” pikir Arion. Sejak tadi dia berusaha menahan gejolak gairah yang begitu tinggi dalam tubuhnya. Gairah panas membalut tubuhnya, tapi akal sehatnya masih berusaha untuk berkompromi.

Sungguh dia tidak peduli lagi, saat ini dia hanya ingin mengguyur kepalanya dengan air dingin sebleum dia benar-benar hilang control dalam dirinya. Dia takut bisa menerkam wanita ini kapan saja.

“Antar aku ke kamar mandi saja!” ujar Arion begitu tiba di dalam kamarnya.

“Hah? Kau serius Yon? Saat ini tubuhmu sangat panas, kamu bisa sa—"

“Lakukan saja apa yang aku katakan, Emily.” potong Arion, tegas. Tidak ingin dibantah.

“Hmm, baiklah.”

Mereka berdua pun berjalan masuk ke dalam kamar mandi. “Kamu bisa sendiri?”

Arion menatap Emily tajam, “Memangnya kamu mau menemaniku sampai kedalam? Apa kau gila?!” jawab Arion ketus. Hal itu Arion lakukan bukan tanpa alasan.

Emily menarik napas dalam, “Aku hanya mengkhawatirkanmu!” sahut Emily tidak kalah ketusnya. Kemudian berlalu meninggalkan Arion.

“Ck!” decak Emily kesal, kemudian dia melangkah keluar dari kamar Arion, tapi baru saja tangannya menyentuh handel pintu. Emily lagi-lagi menghela napas pelan, tidak tega membiarkan Arion dalam keadaan seperti itu. Lagi pula mendapatkan Arionyang ketus adalah makanan sehari-harinya.

“Arggh!” kesalnya pada diri sendiri yang tidak bisa meninggalkan Arion dalam keadaan seperti itu. “Hah! Anggap saja kamu sedang bekerja amal, Em!”

“Kamu selalu saja lemah dengan si pria kulkas itu!” ucapnya, lalu membuka blazer yang ia kenakan, meninggalkan dirinya hanya memakai tanktop berwarna hitam. Rambutnya yang tadi ia urai, dikuncirnya dengan tinggi. Membawa Arion rasanya sungguh melelahkan dan menguras tenaganya.

Emily melangkah menuju lemari pakaian Arion, menyiapkan pakaian pria itu seperti biasa. Sudah tugasnya tiap pagi sebagai sekretaris Arion menyiapkan segala hal untuk pria itu. Mulai dari pakaian hingga sarapan.

Jadi segala tata letak pavilion ini ia ketahui dengan sangat jelas olehnya. Wanita cantik itu memilih pakaian yang nyaman untuk Arion kenakan, bahkan sampai dalaman pun semuanya disiapkan oleh Emily.

Setelah menyiapkan pakaian, Emily menoleh sebentar ke arah kamar mandi. “Sepertinya dia akan sedikit lebih lama, apa aku ke dapur saja dulu?” gumamnya pelan, lalu memilih untuk turun ke dapur untuk mengambil segelas susu hangat.

Di saat Emily sedang sibuk di luar, Arion mengguyur kepalanya di bawah shower dengan air dingin. Tetapi semua itu tidak memberikan efek yang signifikan, bahkan air yg dingin itu tidak dapat meredam panas di tubuhnya.

Shit! Dasar perempuan gila! Apa yang sudah dia masukan ke minumanku?!” geram Arion, dirinya terus saja mengutuk Tasha—salah satu model diperusahaannya. Tasha juga merupakan salah satu anak dari rekan Daddynya—Austin.

Pria bertubuh atletis itu membuka seluruh pakaiannya, membasuhnya dengan air dingin dari shower. “Damn! Sebaiknya aku langsung tidur!” gumam Arion yang berpikir kalau Emily sudah keluar dari kamar dan pavilliunnya.

Lima belas menit pria itu mendinginkan kepalanya lalu segera mengeringkan rambut dan tubuhnya dengan handuk, lalu dililitkan di pinggangnya yang kokoh. Arion berjalan keluar kamar mandi dan melihat pakaiannya sudah tersedia di atas tempat tidur, sedikit senyuman tipis terukir di sudut bibirnya, “Dia selalu saja seenaknya!” gumamnya pelan.

Pria itu memijit pelipisnya, lalu melepaskan handuknya. Membuangnya dengan asal. Tubuhnya yang tegap dan sempurna terekspos sempurna tanpa sehelai benangpun. Arion mengenakan celana pendek rumahannya. Tidak sengaja dia menoleh kearah nakas, dia mendapati segelas susu.

“Ck! Dia pikir aku anak kecil?!” gumam Arion mendumel tetapi dirinya tetap meneguk susu tersebut hingga tandas.

“Hmm jauh lebih baik,” Arion naik ke atas tempat tidur dan merebahkan tubuhnya. Matanya seketika menajam melihat sosok yang sedang berbaring di sofa bench yang tepat berhadapan dengan kasurnya. Sofa bench itu ia letakkan di dekat jendela, membuat dirinya tadi melihat ke arah tersebut.

“E-emily?” gumam Arion dengan suara serak dan beratnya. “Damn! Kenapa dia masih disini?”

Arion terpaksa bangun kembali dari tidurnya, berjalan perlahan menuju Emily yang saat ini sedang berbaring.

Pria itu berlutut, bukan langsung membangunkan Emily, melainkan dirinya melihat Emily yang tengah tertidur pulas. Kulit putih bersih Emily begitu terpancar dan bersinar, membuat Arion tanpa sadar menaikkan tangannya, membelai lembut kulit wajah Emily, memperbaiki anak rambut yang menutupi kecantikan Emily.

“Cantik…” gumamnya pelan. Selama ini dia selalu memperhatikan Emily, namun karena keegoisannya, dia selalu menganggap Emily hanya sekretaris dan anak dari bawahan Daddy dan Mommynya.

Mereka sudah bersahabat sejak kecil, dia tidak ingin merusak persahabatan itu dengan adanya hubungan asmara, lagi pula dia tahu kalau Reynard menaruh hati kepada Emily.

Dia berusaha menahan perasaannya, dikuburnya tunas tersebut sebelum benar-benar tumbuh menjadi sebuah Bunga dan mengakar ke dalam hatinya. Itulah alasan membuat dirinya selalu bersikap dingin kepada Emily dan memberikan batas.

Arion mengarahkan ibu jarinya, mengusap bibir Emily yang begitu ranum dan mengkilap. Bibir tersebut terlihat begitu lezat. Ingin sekali ia merasakannya, napasnya terasa semakin berat saat pandangan turun ke bagian leher Emily, membuat jakunnya bergerak begitu kasar.

Damn! Ini pasti pengaruh obat yang aku minum!” elak Arion.

Tapi matanya tidak dapat lepas dari bibir basah Emily yang berwarna orange segar itu. Tanpa sadar pria itu mengusapnya sedikit kasar dan kepalanya semakin turun mendekat. “Aku janji hanya akan mengecupnya.” Ucapnya memperingati dirinya sendiri.

Dan dengan napas beratnya, Arion benar-benar menyentuh bibir Emily. “Astaga ini begitu lembut!”

Emily yang mendapatkan sentuhan tiba-tiba itu langsung membelalakkan matanya mendapati pria kulkas yang ia kenali saat ini sedang mengecup bibirnya tanpa izin. “A-arion?!” pekik Emily.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Siti Syamsiah
semakinnn penasarann kelanjutannya
goodnovel comment avatar
Mistini Saijem
Karen banget
goodnovel comment avatar
Tami Andriani
wooooooooo
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Gairah Panas Tuan Arion   279 | (21+) Menepati Janjimu (TAMAT)

    Di pagi yang cerah di taman mansion mereka, Emily berdiri mengawasi dua buah hatinya, Asher dan Aria, yang tengah berlari-lari dengan riang. Suara tawa mereka membahana di udara yang masih terasa dingin."Asher, Aria, hati-hati sayang!" seru Emily dengan nada lembut, memastikan mereka tetap aman.Di balik jendela, Arion memperhatikan pemandangan itu sambil tersenyum. Ia baru saja selesai membuat secangkir coklat hangat, tak ingin istrinya kedinginan, ia mengambil cardigan, kemudian ia berjalan menuju Emily, yang masih terpaku melihat kedua anak mereka bermain.Dengan penuh kehangatan, Arion meletakkan cardigan di pundak Emily dan memeluknya lembut dari belakang dengan satu tangannya. "Di luar masih dingin, sayang," bisiknya sambil menyodorkan segelas coklat hangat yang baru saja ia buat.Emily tersenyum manis, menerima coklat hangat itu, “Thank you, sayang.”Kehangatan tidak hanya datang dari minuman di tangannya, tetapi juga dari pelukan suaminya yang selalu penuh kasih.Arion kemudi

  • Gairah Panas Tuan Arion   Bab 278 | First Year

    Bab 258Malam ini, hotel bintang lima milik Harold Grup terlihat sangat ramai. Di depan pintu masuk, mobil-mobil mewah berjejer rapi, memberikan kesan glamor dan elegan. Pengamanan tingkat tinggi juga diperlihatkan oleh kehadiran banyak pria berkemeja hitam di sekeliling hotel, memastikan semua tamu merasa aman dan nyaman. Tidak sembarang orang bisa keluar masuk hotel malam ini, karena ada sebuah acara istimewa yang diselenggarakan di salah satu ballroom mewahnya.Di ballroom yang luas dan penuh dekorasi ceria itu, tiga pasangan suami istri berkumpul untuk merayakan momen yang telah mereka nantikan. Anak-anak mereka, yang semuanya lahir di hari yang sama setahun yang lalu, akan merayakan ulang tahun pertama mereka bersama. Balon berwarna-warni dan hiasan berbentuk bintang dan bulan menghiasi setiap sudut ruangan, sementara lampu-lampu gantung kristal memberikan kesan mewah yang tak terlupakan. Di tengah hiruk-pikuk tawa dan senyum, ketiga pasangan ini, Arion dan Emily, Reynard dan Ele

  • Gairah Panas Tuan Arion   Bab 277 | Kelahiran Penerus Keluarga Harold

    Bab 257Emily tertawa mendengar cerita Eleanor dan Cecilia, ia tidak menyangka ada kejadian lucu seperti itu.Tentu saja cerita bagian ranjang baik Cecilia maupun Eleanor skip, karena mereka terlalu malu untuk cerita terang-terangan di depan suami mereka.“Lalu bagaimana denganmu, Em?”“Ah, kalau aku tahu saat Check up terakhir kali itu,” ujar Emily dengan senyum merekahnya.Eleanor dan Cecilia memeluk Emily, “Kami sangat bahagia mendengarnya, Em.”Emily dengan mata berkaca-kaca mengangguk, “Aku juga turut bahagia buat Kak Cecil dan kamu Lea.”“Ck pantas saja baumu seperti perempun, Fel!” celutuk Reynard melihat ke arah Felix.“Sial!”Suara tawa menghiasi ruangan.“Eh tapi Kak Cecil tidak masalah dengan parfum nya Rey atau Arion kan?” tanya Eleanor cepat.Cecilia mengerutkan keningnya, “Uhm sedari tadi tidak ada masalah sih, bahkan gak ada perasaan mual.”“Sa-sayang? Jangan bilang hanya aku?”Cecilia mengangguk mantap, “Sepertinya sayang…”“Mau coba bro?” ujar Arion kepada Felix.Felix

  • Gairah Panas Tuan Arion   Bab 276 | (21+) Tingkah Absurd Cecilia

    Bab 256Berbeda pula dengan cerita lucu Cecilia dan Felix, sehari sebelum keberangkatan ke Jerman, Cecilia dan Felix yang baru pulang dari kantor.Tetiba kepala Cecilia terasa pusing dan ia mual saat mencium berjalan di sisi Felix, “Sayang, kenapa bau kamu sangat aneh.”Felix mengerutkan keningnya, ia mengangkat kedua tangannya bergantian, mencium aroma tubuh di bagian lipatan lengannya, bahkan ia mencium jasnya.“My smells good, lova.” Protes Felix yang memang merasa aroma tubuhnya tidak ada yang aneh.Ia menarik lembut tangan Cecilia agar mencium aroma tubuhnya, “No, serius itu gak enak banget.” Tolak Cecilia yang menjauh dari Felix.“Oh my Cecil!” Ia segera memutar arah tujuannya.“Mau kemana sayang?” tanya Cecilia begitu melihat suaminya memutar jalur.“Kamu yang bantu pilihkan parfum, dan aku akan pakai parfum yang kamu pilih sayang,” ujar Felix mengalah, mengganti parfum kesukaannya selama dua tahun ini.Apalah parfum jika ia tak bisa memeluk istrinya bukan?Cecilia tersenyum da

  • Gairah Panas Tuan Arion   Bab 275 | (21+) Wangimu Manis

    Bab 255Sontak ke empatnya menoleh dan menatap Arion dan Emily, “Aku juga bakal jadi Ayah Bro!!!” seru Reynard dan Felix bersamaan.“What....???”Bukan hanya Arion dan Emily yang terkejut, bahkan Reynard dan Eleanor pun terkejut, begitu juga Felix dan Cecilia.Ketiga pasangan pengantin baru ini saling melihat satu sama lain, dan akhirnya tertawa bersama-sama, “What’s going on Bro!” seru Reynard tak percaya. Merasa takjub dengan kabar luar biasa ini.“Oh my!” Emily, Cecilia dan Eleanor saling menatap, kedua tangan mereka saling mengulur, seolah mereka saling berpegangan tangan dari jauh.Bagaimana bisa mereka bisa hamil secara bersamaan seperti ini?“Kapan kamu tahu kalau kamu mengandung, Em?” tanya Eleanor kepada sahabatnya itu.“Tiga hari lalu, kalau kamu, Lea? Kak Cecil juga kapan tahu kalau kak Cecil hamil?” Emily bertanya dengan mata berbinar-binar.“Dua hari yang lalu, Em...” jawab Eleanor yang lalu menceritakan kejadian lucu saat ia mengetahui dirinya hamil.“Kalau aku kemarin,

  • Gairah Panas Tuan Arion   Bab 274 | Kabar Mengejutkan

    Bab 254Di mansion milik Arion dan Emily terlihat meja panjang yang sudah di penuhi dengan hidangan yang mengugah selera, mulai dari hidangan pembuka, hidangan utama hingga pencuci mulut.Hari ini beberapa koki terkenal Arion panggil untuk menyajikan hidangan hari ini, hal itu pun karena sang istri keras kepala ingin ikut terjun langsung ke dapur. Mau tidak mau Emily mendengar apa kata Arion, dia hanya menjadi mandor dan bertugas untuk mencicipi makanan yang akan di hidangkan.Bersyukur morning sick seperti kehamilan pertamanya tidak muncul sama sekali atau belum? Entahlah. Tapi selama beberapa hari ini, Emily tidak merasakan mual sama sekali.Tentu saja, Arion dengan keras melarang Emily untuk mengerjakan hal yang melelahkan, “Lihat sayang, semua beres ‘kan?” uajr Arion puas melihat seluruh hidangan yang tersaji.“Iyah... Terima kasih sayang.” Emily memeluk sang suami dengan perasaan bahagia. Arion sendiri mengecup puncak kepala Emily.“No problem, sayang.”Drrzzz DrzzzPonsel Emily

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status