Share

Bab 5 | Then Don't

"A-Arion??" pekik Emily, membelalakkan matanya.

Deg!

Tapi karena hal itu pula Emily membuat gairah yang saat ini tertahan menjadi benar-benar terbakar. Karena pekikan tertahan itu membuat mulut Emily terbuka dan Arion merasakan ada aliran listrik yang begitu kuat saat ini menyergap ke seluruh tubuhnya.

Tanpa izin, Arion segera meraih tengkuk leher Emily dengan kasar dan merubah kecupan ringan itu menjadi sebuah ciuman. Ciuman yang dalam.

Emily semakin dibuat kebingungan dengan tindakan Arion, tangannya berusaha menahan apa yang Arion lakukan saat ini. Namun, semakin kuat ia melawan semakin dalam pula Arion melumatnya, dia sendiri dapat merasakan suhu tubuh Arion yang berubah drastis.

“Euhm… Yon!” Emily berusaha memanggil Arion. Namun, semakin ia membuka mulutnya membuat Arion berulah, kini bukan hanya sebuah lumatan. Arion kini memasukkan lidahnya dan mengabsen setiap rongga mulutnya. Membuat wanita itu meremas erat lengan Arion.

“Ini sangat manis, Em…” suara berat Arion membuat dada Emily berdebar. Di sisa-sisa kesadarannya, kesadaran menahan diri. Tidak terlena untuk situasi ini yang akan membuatnya luluh lantak begitu saja. Karena Arion kembali melumat bibirnya begitu intim dan penuh gairah.

Ciuman yang Arion berikan terlalu kuat. Pegangannya yang kuat di lengan Arion kini mulai melemah. “Balas aku, Em.”

Seperti sebuah saklar yang dihidupkan, Emily menuruti perkataan Arion. Dia tidak lagi menolak dan berusaha menahan ciuman dari Arion. Kini dia perlahan mulai mengimbangi ciuman yang Arion berikan. Membalasnya dengan perlahan dan tangannya mulai merenggang memegang Arion.

Ciuman yang begitu dalam dan lembut. Suara decapan dan lumatan basah terdengar membangkitkan gairah yang selama ini terpendam. Emily membuka mulutnya, mempersilahkan Arion mengeksplore dirinya. Bahkan kini kedua tangannya sudah mengalung sempurna di leher Arion.

Dada bidang Arion tercetak begitu nyata. “Euhm, Euhm...” sesekali kedua insan itu mengambil oksigen dan kembali bercumbu. Dan dengan hisapan kuat Arion melepaskan ciuman panas itu, netra mereka saling bertatapan. Napas mereka sama-sama memburu dan hembusan napas seolah memberikan irama yang begitu indah.

Dengan sigap Arion mengangkat tubuh Emily, masuk kedalam rangkulannya. Pria itu dengan mudahnya membopong tubuh Emily ala bridal membuat Emily terperangah tak percaya jika saat ini dirinya berada di dalam dekapan Arion. "Yon..." pekiknya pelan.

Pria yang begitu ia puja dan ia cintai. Namun dia sadar, dia tidak ingin membuat Arion kesulitan dengan perasaannya. Dia sebisa mungkin untuk menjaganya dan tidak memperlihatkan hal itu kepada Arion.

Tapi malam ini, Arion meluluh lantakkan pertahanan dirinya yang selama ini ia jaga. Apa yang harus ia lakukan? Menolak pesona Arion saat ini rasanya begitu sulit. Batinnya dan menatap Arion dengan tatapan sayunya.

Pria yang rasanya sulit ia gapai kini sedang menatapnya dengan penuh damba.

“Kamu begitu cantik,” pujian dari Arion keluar begitu saja, membuat wajah Emily merona merah. Seraya pria itu merebahkan tubuh Emily di atas tempat tidurnya yang berukuran dua kali dua meter itu.

Arion sendiri tidak bisa lagi menahan diri, karena obat ini membuatnya merobohkan batasan yang selama ini ia buat. Dia tidak peduli lagi, dia akan memperjuangkan Emily, dia mencintai wanita ini. Dan dia begitu menginginkannya, sejak dulu dan selamanya.

Arion kembali mendaratkan ciuman yang begitu dalam, melumat bibir atas dan bawah Emily dengan penuh damba. Emily sendiri membalasn dengan tidak kalah panasnya. Suhu tubuh keduanya semakin memanas. Suara desahan tipis Emily terdengar begitu seksi di telinga Arion.

Bahkan sekarang pria tampan ini terus meraba lekuk tubuh Emily yang begitu touchable di tangannya. Ciuman itu semakin menuntut dan semakin turun menelusuri tengkuk leher Emily.. Bahkan tanpa ragu Arion melepaskan tanktop hitam yang Emily gunakan. Pria itu mengecup tiap kulit lembut Emily dengan begitu kuat dan penuh kelembutan.

“Ah! Ah... Yon... Euhm...” suara desahan tertahan membawa Emily ke pengalaman yang pertama kali ia rasakan. Arion benar-benar memperlakukan tubuhnya dengan begitu lembut. “Emily,” Suara serak Arion yang berada tepat di telinga Emily. Napasnya terdengar begitu berat. Sama dengan suara napas Emily saat ini. Bahkan dadanya sudah membusung ke depan karena ciuman yang di daratkan Arion.

Kedua insan itu seolah tidak ingin lagi menutupi perasaan mereka masing-masing. Arion pun masih berusaha untuk menekan gairah panas yang saat ini menyelimuti dirinya. Dia tidak ingin melakukan hal ini karena di bawah pengaruh obat terkutuk ini. Dia ingin melakukannya murni tanpa hal seperti itu. . Meskipun saat ini letupan-letupan gairah sudah menuntut di dalam dirinya.

Karena mulai malam ini dia tidak akan menahan perasaannya lagi kepada Emily, dia sudah begitu lama mengaggumi Emily baik dari parasnya yang begitu cantik, kecerdasan bahkan kepribadiannya yang begitu luar biasa baik.

Sesudah mengatakan itu, Arion mengukung tubuh Emily. Di tatapnya hazel indah milik Emily begitu lekat, “Maafkan aku…” ucap Arion dengan napas terengah-engah sarat akan gairah, “aku tidak bisa menahan diri, setiap kali melihatmu… Aku su—”

Arion tidak melanjutkan kalimatnya, tetapi hazel biru itu menatap lekat bibir Emily, bahkan tangannya kini membelai lembut kulit wajah Emily, dan kini jemarinya mengusap bibir Emily dengan begitu lembut. Hal itu membuat Emily merasakan sejuta kupu-kupu sedang berterbangan di dalam hatinya. Artinya selama ini cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.

Pria yang ia cintai dan ia kagumi, ternyata memiliki perasaan yang sama. Hal itu membuatnya menerbitkan senyuman yang begitu indah dan memukau, “Aku menyukainya, Yon.” Ucap Emily parau tanpa mengalihkan pandangannya dari hazel biru yang berkilauan dan mempesona itu.

Arion mengernyitkan keningnya, “Ma-maksud kamu?”

“Aku menyukai ciumanmu,” aku Emily blak-blakan. Sama sekali tidak malu mengakui apa yang ia rasakan saat ini. Untuk apa ia malu di saat Arion sudah mengatakannya dengan begitu jelas. Dia mengakui kalau dirinya begitu menikmati ciuman dan sentuhan yang diberikan Arion.

“Hanya ciuman?” tanya Arion seraya merapatkan keningnya dan kening Emily. Membuat tubuh mereka tidak berjarak. Emily tercekat oleh gerakan posesif itu, dan dia membiarkan dadanya yang hanya terbungkus bra itu pasrah berada begitu rapat dengan dada bidang Arion. Dia menaikkan tangannya dan memeluk punggung Arion yang terbuka. Menikmati moment kebersamaan ini.

“Aku suka ciumanmu, aku suka pelukanmu dan aku menyukaimu.” Lanjut Emily parau dengan suara tertahan.

Deg!

Jantung Arion berdegup begitu cepat mendengar penuturan Emily, sampai pria itu menghela napas dalam, kembali menekan gairah yang begitu kuat dalam dirinya, “Jangan mengatakan hal berbahaya seperti ini, Em. Aku tidak bisa menjamin, apakah aku bisa menahan diriku jika aku menciummu lagi.” Ucap Arion, gemas.

Then don’t –maka jangan…”

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Kang Yatno
bagusss ceritanya membuat yang baca penasaran
goodnovel comment avatar
Sri Haryati
lanjuut kan...sya syuka cerita nya
goodnovel comment avatar
Puspita Adi Pratiwi
saling suka mengagumi dlm diam .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status