Home / Romansa / Gairah Panas Tuan Arion / Bab 3 | Menahan Gejolak Gairah

Share

Bab 3 | Menahan Gejolak Gairah

Author: MAMAZAN
last update Last Updated: 2023-08-23 04:32:14

“Kaaaaaakkkkkk!!!!” teriakan kencang dari twins—Iris dan Irina.

“Hai princess, sorry for late—maaf terlambat. Kakak lagi di butik, apa yang kalian mau?” Arion dengan wajah ceria berbicara kepada dua adik perempuannya yang sudah beranjak dewasa.

“We want you big brother—kami menginginkanmu kak!” sahut Iris dan Irina manja. Arion merasa bersalah kepada kedua adik perempuannya. “Damn you Tasha!” umpatnya dalam hati.

Arion tersenyum lembut kepada Iris dan Irina, “Artinya kalian mau semuanya, right?”

“Tidak perlu Kak!” sahut Irina namun dengan cepat Iris mengambil alih ponsel Emily, “Ok kak! Kami menunggumu! Jadi cepatlah datang!”

Pria berhazel biru gelap itu tertawa renyah, “Ok! Wait me there,” dan telepon pun beralih kepada Emily.

“Arion, kamu sebenarnya ada di—”

“Sudah ya, Em.” Potong Arion dan mematikan ponselnya.

Felix dan Reynard menunggu dengan sabar sambil menyuruh para penjaga butik untuk membungkus semua tas dan pakaian koleksi terbaru mereka.

“Bagaimana?” tanya Reynard.

“Atleast—setidaknya, kita aman sampai sepuluh menit kedepan,” sahut Arion yang akhirnya bisa bernapas lega. Kemudian melihat semua paper bag yang sudah siap mereka bawa pulang.

“Sudah cukup?” tanya Felix sambil melihat sekitar 20 paperbag besar yang saat ini tersusun rapi.

“Hmm, aku rasa sudah.” Kemudian Arion pergi menuju kasir dan membayar semua tagihan belanjaan untuk kedua adik perempuannya.

Ketiga pria itu keluar dari butik dengan menenteng begitu banyak belanjaan di kedua tangan mereka.

“Ok beres!”

“Yah berdoalah, seteidaknya pikiran orang tua untuk mengirim kita untuk pelatihan terlupakan,” sahut Felix seraya memasukkan semua paperbag tersebut kedalam bagasi.

Sedangkan Reynard sudah masuk kebagian kemudi, disusul Arion yang duduk ditempatnya—kursi belakang. Felix menyusul masuk kemobil setelah memastikan tidak ada yang di lupa.

“Ok! Let’s go!”

“Lalu dimana Raul?” Reynard bertanya kepada Arion, “bukannya kalian bertiga pergi bersama ke klub?”

Arion menghela napas kasar, “Aku tidak tahu, tadi sebenarnya hanya aku dan Raul yang ingin pergi, tapi ternyata wanita jalang itu ada di klub itu juga dan memaksa untuk ikut bergabung!”

“Aku tidak sangka kau sampai lengah seperti itu, Yon!”

“Ck! Kepalaku masih sangat berat!” Arion bersandar di kursi. Kepalanya sangat sakit saat ini, tapi sejujurnya tubuhnya terasa begitu aneh. Tapi dia tidak ingin mengatakan hal itu kepada kedua sahabatnya. “Sialan, obat apa yang dia berikan?” gumam Arion dalam hati sambil melonggarkan kancing kemejanya. Tubuhnya terasa begitu panas.

Ingin sekali rasanya dia mandi air dingin untuk mengguyur kepalanya, tapi melihat waktu, rasanya sudah tidak sempat. Setidaknya dia datang ke acara twins dan dia beristirahat di paviliun miliknya.

Felix dan Reynard hanya saling melirik. Mereka sudah memiliki rencana lain, yaitu mencari tahu dalang di balik kejadian ini. Bagi mereka, tidak mungkin Tasha berani bertindak seperti itu sendirian.

Dari jauh terlihat suasana kemewahan dan taman yang indah di mansion keluarga Harold begitu mengagumkan. Saat Reynard melaju masuk ke dalam gerbang megah, pemandangan yang luar biasa mulai terlihat. Tepat di sepanjang jalan masuk, rerumputan yang hijau dan rapi membentang dengan indah, dihiasi dengan bunga-bunga warna-warni yang menghiasi sepanjang sisi jalan.

Sedangkan sepanjang jalanan, deretan pohon-pohon tinggi menjulang, menciptakan lorong yang teduh dan menawarkan rasa sejuk yang menyegarkan. Sinar gemerlap lampu pun bermain-main, menembus celah-celah daun pohon dan menciptakan pola cahaya yang menawan di atas permukaan tanah.

Begitu Reynard semakin mendekat di pintu utama mansion, pemandangan mewah semakin menyapu pandangan mata. Mansion ini, dengan arsitektur klasik dan sentuhan modern, menjulang megah dengan atap tinggi dan kubah-kubah elegan yang menggambarkan kekayaan dan kemegahan keluarga Harold. Terlihat pula patung-patung marmer yang indah di pinggir taman, memberikan sentuhan seni yang luar biasa di area sekitarnya.

Mansion yang di desain khusus oleh Austin untuk istri tercintanya Bella. Sampai mansion ini mendapatkan julukan yang begitu indah yaitu ‘The Belle Mansion’. Taman yang menyelimuti mansion ini sungguh luar biasa. Rimbunnya berbagai tanaman hias memberikan warna-warni yang menakjubkan, dari bunga-bunga mawar yang harum hingga taman berpadu dengan pepohonan eksotis yang langka. Kolam renang besar terhampar luas di tengah taman, airnya tampak begitu jernih dan menyegarkan. Terdapat air mancur indah yang menghiasi kolam renang, menari-nari dengan gemerlap sinar lampu yang mencerminkan kilauan warna-warni yang menawan.

Di sekitar taman, terdapat jalur setapak yang terbuat dari batu alam yang dipadu dengan berbagai tanaman dan patung-patung kecil. Jalur setapak itu mengajak kita untuk menjelajahi keindahan alam yang diciptakan manusia dengan begitu apik. Seluruh taman ini dirawat dengan teliti, menjadikannya tempat yang nyaman untuk bersantai dan menikmati suasana yang damai dan menenangkan. Para tamu terlihat sedang menikmati acara yang diselenggarakan sangat meraih ini.

Begitu banyak mobil mewah yang terparkir di area taman mansion ini, menunjukkan bahwa keluarga Harold memiliki banyak rekanan yang luar biasa dalam lingkungan mereka. Lampu-lampu taman mulai menyala keseluruhan, menciptakan aura romantis yang menakjubkan. Cahaya gemerlap melintasi taman, memberikan sentuhan magis pada seluruh area mansion keluarga Harold ini.

Semua tamu begitu terpesona saat air mancur yang berada di taman memantulkan cahaya aurora yang begitu indah. Dalam gemerlap kemewahan dan keindahan taman, terdengar suara riuh tawa penuh canda dan kegembiaraan. Semua keluarga merasa begitu bahagia di hari special ini.

Putri kembar Austin dan Bella sudah menginjak usia yang lebih matang yaitu 17 tahun, dimana Arion sendirilah yang akan menjaga kedua adik perempuannya dari pria hidung belang. Pesona kedua adiknya begitu mirip dengan kecantikan Mommynya.

Reynard segera mematikan mesin mobilnya begitu tiba di depan pintu utama mansion, Arion pun segera hendak turun namun tiba-tiba kepalanya terasa begitu sakit membuat dirinya kesulitan berdiri. “Hey are you ak?” tanya Felix yang tepat berada disampingnya. Felix dengan sigap menahan tubuh Arion yang hampir saja terjatuh.

Arion berusaha menstabilkan dirinya kembali, “Hem, it’s ok!” jawabnya tenang.

Mereka bertiga pun masuk ke dalam mansion, Iris dan Irina menyambut Arion penuh dengan suka cita. Begitu juga Bella ayng senang melihat putranya baik-baik saja.

Acara pun berlangsung dengan meraih, wajah bahagia Iris dan Irina adalah sebuah kebahagian besar untuk Arion. Iris dan irina menyambut dengan bahagia hadiah kecil yang ia belikan, karena sesungguhnya Arion sudah membelikan hadiah yang jauh lebih besar untuk kedua adik perempuannya itu.

Sekitar satu jam Arion bertahan mengikuti acara bahagia Iris dan Irina, namun seseorang sadar akan hal itu. Dia tahu kalau kondisi fisik Arion saat ini sedang tidak baik-baik saja.

Begitu pun Bella yang memperhatikan raut wajah Airon yang sedang berusaha menahan sakit, dengan lembut dia mendekati putranya itu. “Hey sayang,”

“Hai mom,” balas Arion lembut penuh senyuman bahagia, dia mengecup pipi kiri dan kanan Bella penuh kasih sayang.

“Kamu dari mana sih? Dari tadi Mommy telpon tidak kamu jawab…” tanya Bella lembut seraya mengusap dada Arion. Menatap putranya mencari kejujuran.

Arion tersenyum, “Tadi ada sedikit kerjaan mom, dan ponselku low baterai. Sorry…” Jawab Arion penuh penyesalan.

“It’s ok, lain kali ingat istirahat, hem?”

“Of course mom, love you.” Sahut Arion merangkul Bella.

“Lebih baik kamu istirahat, kamu tidak perlu disini sampai acara selesai,”

“Tapi—” Arion tidak ingin mengecewakan kedua adiknya.

“It’s ok, twins akan mengerti kalau kakak kesayanga mereka sedang kelelahan,” jawab Bella penuh senyuman, menenangkan Arion.

Arion bernapas lega, “Thank you mom, kalau begitu aku langsung istirahat di paviliunku saja,”

“Hmm, night sayang.”

Setelah memberikan kecupan selamat malam kepada sang mommy, Arion berjalan masuk melewati pintu samping mansion yang tembus dengan pavilion miliknya yang di bangun terpisah. Paviliun tersebut sengaja dia minta kepada Austin saat dirinya berada di bangku kuliah.

Tentu saja Austin dan Bella setuju akan hal itu, lagi pula tanah kosong masih sangat luas di mansion ini, bahkan untuk membangun beberapa rumah tipe 120 pun masih sangat bisa. Jadi untuk membangun satu pavilion mewah bukanlah hal besar. Dan lagi pula saat itu Arion memang sudah dewasa dan membutuhkan privasi.

Dimana sahabat-sahabatnya sering berkunjung, sedangkan dia memiliki adik perempuan. Dia tidak ingin kecantikan adik perempuannya menjadi Konsumsi public bahkan bahan candaan dari teman-temannya saat itu.

Arion berjalan melewati taman yang kosong dan lampu-lampu taman berkerlap-kerlip begitu indah. Namun, saat ini dia hanya butuh isitrahat. Dan tiba-tiba saja saat berjalan kepalanya tersa sakit, pandangannya pun semakin memudar.

“Arion!” suara wanita yang langsung memapah tubuh tegap Arion, seandainya wanita itu tidak menahan tubuh Arion. Sudah dipastikan, pria tampan itu terjerembat di tanah yang basah.

“Are you okay?” tanyanya lagi begitu khawatir melihat kondisi Arion saat ini.

Namun sayangnya pandangan Arion sedikit kabur, kepalanya pun semakin perih, “Kamar!” pinta serak. Dia ingin segera di bawa ke kamarnya.

“Ok ok! Aku akan membawamu, ke paviulun ‘kan?”

“Hem!” sahut Arion singkat.

Dengan sedikit kesusahan wanita itu memapah Arion ke pavilion. “Huft, kamu kenapa bisa seperti ini?” gumamnya pelan dengan nada khawatir. Dia berusaha memeluk Arion dengan kuat agar mereka berdua sama-sama tidak terjatuh.

Namun tanpa wanita itu ketahui, Arion saat ini berusaha menahan gejolak gairah yang sedang membakarnya. “Damn! Aku harap aku bisa bertahan!”

“Tubuhnya sangat wangi,”

Apakah Arion bisa bertahan? Dan siapa ya wanita yang selamatin Arion?"

Yuk ramaikan kolom komentar….

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (15)
goodnovel comment avatar
Siti Syamsiah
seruuuuuuu lanjut lagi
goodnovel comment avatar
Sonia
hmmm....serrruuuu abiz
goodnovel comment avatar
Nurhayati Lamsuar
seruuuu lanjut
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Gairah Panas Tuan Arion   279 | (21+) Menepati Janjimu (TAMAT)

    Di pagi yang cerah di taman mansion mereka, Emily berdiri mengawasi dua buah hatinya, Asher dan Aria, yang tengah berlari-lari dengan riang. Suara tawa mereka membahana di udara yang masih terasa dingin."Asher, Aria, hati-hati sayang!" seru Emily dengan nada lembut, memastikan mereka tetap aman.Di balik jendela, Arion memperhatikan pemandangan itu sambil tersenyum. Ia baru saja selesai membuat secangkir coklat hangat, tak ingin istrinya kedinginan, ia mengambil cardigan, kemudian ia berjalan menuju Emily, yang masih terpaku melihat kedua anak mereka bermain.Dengan penuh kehangatan, Arion meletakkan cardigan di pundak Emily dan memeluknya lembut dari belakang dengan satu tangannya. "Di luar masih dingin, sayang," bisiknya sambil menyodorkan segelas coklat hangat yang baru saja ia buat.Emily tersenyum manis, menerima coklat hangat itu, “Thank you, sayang.”Kehangatan tidak hanya datang dari minuman di tangannya, tetapi juga dari pelukan suaminya yang selalu penuh kasih.Arion kemudi

  • Gairah Panas Tuan Arion   Bab 278 | First Year

    Bab 258Malam ini, hotel bintang lima milik Harold Grup terlihat sangat ramai. Di depan pintu masuk, mobil-mobil mewah berjejer rapi, memberikan kesan glamor dan elegan. Pengamanan tingkat tinggi juga diperlihatkan oleh kehadiran banyak pria berkemeja hitam di sekeliling hotel, memastikan semua tamu merasa aman dan nyaman. Tidak sembarang orang bisa keluar masuk hotel malam ini, karena ada sebuah acara istimewa yang diselenggarakan di salah satu ballroom mewahnya.Di ballroom yang luas dan penuh dekorasi ceria itu, tiga pasangan suami istri berkumpul untuk merayakan momen yang telah mereka nantikan. Anak-anak mereka, yang semuanya lahir di hari yang sama setahun yang lalu, akan merayakan ulang tahun pertama mereka bersama. Balon berwarna-warni dan hiasan berbentuk bintang dan bulan menghiasi setiap sudut ruangan, sementara lampu-lampu gantung kristal memberikan kesan mewah yang tak terlupakan. Di tengah hiruk-pikuk tawa dan senyum, ketiga pasangan ini, Arion dan Emily, Reynard dan Ele

  • Gairah Panas Tuan Arion   Bab 277 | Kelahiran Penerus Keluarga Harold

    Bab 257Emily tertawa mendengar cerita Eleanor dan Cecilia, ia tidak menyangka ada kejadian lucu seperti itu.Tentu saja cerita bagian ranjang baik Cecilia maupun Eleanor skip, karena mereka terlalu malu untuk cerita terang-terangan di depan suami mereka.“Lalu bagaimana denganmu, Em?”“Ah, kalau aku tahu saat Check up terakhir kali itu,” ujar Emily dengan senyum merekahnya.Eleanor dan Cecilia memeluk Emily, “Kami sangat bahagia mendengarnya, Em.”Emily dengan mata berkaca-kaca mengangguk, “Aku juga turut bahagia buat Kak Cecil dan kamu Lea.”“Ck pantas saja baumu seperti perempun, Fel!” celutuk Reynard melihat ke arah Felix.“Sial!”Suara tawa menghiasi ruangan.“Eh tapi Kak Cecil tidak masalah dengan parfum nya Rey atau Arion kan?” tanya Eleanor cepat.Cecilia mengerutkan keningnya, “Uhm sedari tadi tidak ada masalah sih, bahkan gak ada perasaan mual.”“Sa-sayang? Jangan bilang hanya aku?”Cecilia mengangguk mantap, “Sepertinya sayang…”“Mau coba bro?” ujar Arion kepada Felix.Felix

  • Gairah Panas Tuan Arion   Bab 276 | (21+) Tingkah Absurd Cecilia

    Bab 256Berbeda pula dengan cerita lucu Cecilia dan Felix, sehari sebelum keberangkatan ke Jerman, Cecilia dan Felix yang baru pulang dari kantor.Tetiba kepala Cecilia terasa pusing dan ia mual saat mencium berjalan di sisi Felix, “Sayang, kenapa bau kamu sangat aneh.”Felix mengerutkan keningnya, ia mengangkat kedua tangannya bergantian, mencium aroma tubuh di bagian lipatan lengannya, bahkan ia mencium jasnya.“My smells good, lova.” Protes Felix yang memang merasa aroma tubuhnya tidak ada yang aneh.Ia menarik lembut tangan Cecilia agar mencium aroma tubuhnya, “No, serius itu gak enak banget.” Tolak Cecilia yang menjauh dari Felix.“Oh my Cecil!” Ia segera memutar arah tujuannya.“Mau kemana sayang?” tanya Cecilia begitu melihat suaminya memutar jalur.“Kamu yang bantu pilihkan parfum, dan aku akan pakai parfum yang kamu pilih sayang,” ujar Felix mengalah, mengganti parfum kesukaannya selama dua tahun ini.Apalah parfum jika ia tak bisa memeluk istrinya bukan?Cecilia tersenyum da

  • Gairah Panas Tuan Arion   Bab 275 | (21+) Wangimu Manis

    Bab 255Sontak ke empatnya menoleh dan menatap Arion dan Emily, “Aku juga bakal jadi Ayah Bro!!!” seru Reynard dan Felix bersamaan.“What....???”Bukan hanya Arion dan Emily yang terkejut, bahkan Reynard dan Eleanor pun terkejut, begitu juga Felix dan Cecilia.Ketiga pasangan pengantin baru ini saling melihat satu sama lain, dan akhirnya tertawa bersama-sama, “What’s going on Bro!” seru Reynard tak percaya. Merasa takjub dengan kabar luar biasa ini.“Oh my!” Emily, Cecilia dan Eleanor saling menatap, kedua tangan mereka saling mengulur, seolah mereka saling berpegangan tangan dari jauh.Bagaimana bisa mereka bisa hamil secara bersamaan seperti ini?“Kapan kamu tahu kalau kamu mengandung, Em?” tanya Eleanor kepada sahabatnya itu.“Tiga hari lalu, kalau kamu, Lea? Kak Cecil juga kapan tahu kalau kak Cecil hamil?” Emily bertanya dengan mata berbinar-binar.“Dua hari yang lalu, Em...” jawab Eleanor yang lalu menceritakan kejadian lucu saat ia mengetahui dirinya hamil.“Kalau aku kemarin,

  • Gairah Panas Tuan Arion   Bab 274 | Kabar Mengejutkan

    Bab 254Di mansion milik Arion dan Emily terlihat meja panjang yang sudah di penuhi dengan hidangan yang mengugah selera, mulai dari hidangan pembuka, hidangan utama hingga pencuci mulut.Hari ini beberapa koki terkenal Arion panggil untuk menyajikan hidangan hari ini, hal itu pun karena sang istri keras kepala ingin ikut terjun langsung ke dapur. Mau tidak mau Emily mendengar apa kata Arion, dia hanya menjadi mandor dan bertugas untuk mencicipi makanan yang akan di hidangkan.Bersyukur morning sick seperti kehamilan pertamanya tidak muncul sama sekali atau belum? Entahlah. Tapi selama beberapa hari ini, Emily tidak merasakan mual sama sekali.Tentu saja, Arion dengan keras melarang Emily untuk mengerjakan hal yang melelahkan, “Lihat sayang, semua beres ‘kan?” uajr Arion puas melihat seluruh hidangan yang tersaji.“Iyah... Terima kasih sayang.” Emily memeluk sang suami dengan perasaan bahagia. Arion sendiri mengecup puncak kepala Emily.“No problem, sayang.”Drrzzz DrzzzPonsel Emily

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status