Share

Gairah Pernikahan CEO Dingin
Gairah Pernikahan CEO Dingin
Author: Dhini_218

GPCD -1

Author: Dhini_218
last update Last Updated: 2024-02-27 15:51:24

[Adel, malam ini datang ke hotel The Sultan, ya! Ada kejutan yang ingin buatmu dan Alvin.]

Adelia sontak tersenyum saat membaca pesan dari sahabatnya itu. 

Hari ini memang harusnya Adelia merayakan hari jadiannya yang ketiga tahun dengan sang kekasih. Namun, pekerjaan dan kesibukannya mengurus pernikahan membuatnya tak sempat. Terlebih, Alvin juga sedang sibuk mengurus project di perusahaannya dua minggu ini.

Siapa sangka, sahabat Adelia begitu perhatian padanya.

[Terima kasih, Lusi! Kamu memang yang terbaik.] balas Adelia cepat.

[Santai saja. Itulah gunanya sahabat. Nanti datang ke kamar no. 171, ya]

Menahan kebahagiaan yang meluap, Adelia lantas segera menyelesaikan pekerjaannya. Bahkan, dia mampir ke salon sebentar untuk berdandan agar hari ini tak bisa terlupakan. Adelia terus membayangkan betapa manisnya pertemuan mereka malam ini. 

DING! 

Pintu lift The Sultan terbuka menunjukkan bahwa dirinya telah sampai di lantai 17.

Adelia lantas keluar dari sana dan berjalan menuju arah yang ditunjukkan oleh petugas kebersihan yang ada di sekitar. 

Ceklek!

Hanya saja, tepat ketika Adelia hendak melewati kamar 170, tiba-tiba saja pintu kamar itu terbuka. 

Seorang pria tampan muncul dengan wajahnya penuh keringat, lalu menarik tangan Adelia secara paksa masuk ke dalamnya. 

Adelia yang tak siap jelas tak bisa melawan tenaga besar pria itu. 

"Ahhh!" teriaknya begitu di dalam kamar yang remang. Hanya ada lampu tidur yang menyala, sehingga Adelia tak dapat melihat jelas sosok asing yang tiba-tiba menyergapnya.

"A... apa yang kamu lakukan?" 

Gadis itu begitu panik kala melihat pria asing itu menutup pintu kamar serta menguncinya. Deru napasnya juga begitu memburu membuat Adelia tanpa sadar mundur.

"Suaramu indah sekali!" 

Nada bariton pria itu membuat Adelia merinding–seolah iblis yang hendak menghabisi mangsanya. 

"Tolong! Tolong jangan lakukan sesuatu padaku! Aku bukan wanita seperti itu,” mohon Adelia yang berusaha menjauh.

Sayangnya, pria di hadapannya itu dalam pengaruh obat yang membuat akal sehatnya semakin hilang kendali. 

Teriakan dan perlawanan Adelia justru membuat hasrat pria itu membesar. Keinginannya untuk menyentuh wanita pun semakin tak terkendali, sehingga langkahnya semakin cepat menuju Adelia. 

Bugh!

Tanpa sadar, gadis itu justru terjatuh ke tempat tidur. 

Tubuhnya semakin menegang terlebih kala pria asing itu menarik dagunya dan tersenyum miring.

"Kamu cantik sekali!" 

"Lepaskan!" teriaknya menahan gemetar, “sebenarnya kamu siapa, hah?”

"Justru, aku yang harusnya bertanya, kenapa kamu bisa ada di sini?"  

"Aku ke sini karena mau bertemu dengan tunanganku. Karena malam ini–" 

Belum selesai Adelia bicara, bibirnya langsung dibungkam oleh bibir pria itu dan direngkuh erat.

Mata Adelia melotot tak percaya menyadari tubuh mereka menempel satu sama lain–tak ada jarak sama sekali. 

Segera, dia memberontak–berusaha melepaskan diri. Sayangnya, pagutan pria itu malah semakin dalam.

Sebuah ide pun muncul. Segera, dia menggigit bibir pria itu.

Hanya saja, Adelia tak sengaja membuatnya berdarah.

"Kelinci kecil, ternyata kamu bisa menggigit juga!” Tatapan pria itu menggelap, “tapi, tak apa. Aku akan menjinakkanmu malam ini!" 

Srak!

Entah seberapa besar kekuatannya, pakaian Adelia dengan mudahnya dirobek, hingga membuat seluruh tubuh polos Adelia terlihat semua di depannya. 

Ketakutan, Adelia hendak menyilangkan kedua tangan di dada. 

Tapi, pria itu segera menyingkirkannya. 

"Jangan menutupinya! Biarkan, aku menikmatinya, babe!" ucap pria itu seperti kelaparan.

"Tuan, tolong jangan lakukan ini padaku! Aku bukan wanita seperti yang Anda pikirkan, Tuan–”

“Uhmmh!”

Lagi-lagi, pria itu langsung menyambar bibir Adelia dengan penuh nafsu.

Dia tidak memberi sedikitpun celah untuk Adelia bisa melawan.

Cumbuan pria itu begitu intens, hingga Adelia tak sadar jika dirinya mulai berhenti berteriak.

Suaranya perlahan berubah menjadi sebuah erangan lembut yang membuat pria itu semakin menggila. 

Penyatuan keduanya tak terelakan.

"Panggil namaku,” bisik pria itu di telinga Adelia, "Carl.” 

Tanpa aba-aba, pria itu bergerak kembali dan menyalurkan hasratnya.

Permainannya yang intens membuat Adelia kehilangan akal. 

"Ahhh... Carl!" desahnya tanpa sadar.

Hal ini jelas membuat Carlton semakin menggila. Pria yang biasanya terkenal dingin itu bahkan tersenyum!

Gerakannya semakin cepat, sampai Adelia merasakan gelombang kenikmatan yang baru pertama kali dirasakannya.

Hanya saja, matanya memberat dan mulai kehilangan kesadaran,...

****

Di sisi lain, Lusi tersenyum puas.

Dia sudah tak sabar menerima kabar Adelia hancur karena disetubuhi oleh Om Burhan, pria tua hidung belang yang sudah punya istri lima!

“Malam ini, Alvin milikku dan kamu milik pria tua itu, lalu bonusnya dapat uang dari om Burhan karena sudah menjual Adelia padanya,” lirih Lusi tertawa culas. 

Selama ini, Lusi tak tahan melihat kebahagiaan sahabat yang juga wanita yang dicintai Alvin itu.

Lusi juga mencintai Alvin, tapi, mengapa selama ini dirinya hanya dijadikan pemuas hasratnya saja?! 

Alvin bahkan menolak menyentuh Adelia untuk melindunginya. 

Tapi setelah Adelia kotor, pria itu pasti akan sadar dan mengejar Lusi!

“Aku orang paling beruntung di dunia,” pujinya pada diri sendiri.

Sayangnya, Lusi tak menyadari bahwa Adelia justru melewatkan malam dengan pria yang jauh lebih tampan dan berkuasa dibandingkan Alvin! 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gairah Pernikahan CEO Dingin   GPCD-65

    Tok' tok' tok'Suara ketukan itu membuat keduanya terkejut."Carl, ada yang orang di luar, apa mungkin Kakek kamu sudah sampai?" ucap Adelia dengan gugup."Ini masih pagi, tidak mungkin Kakek tua itu datang," jawab Carlton sambil mengecup lembut bahu Adelia."Sudah jangan memikirkannya, kamu pasti masih ngantuk kan sayang? Lebih baik, tidur lagi saja ya," perintahnya.Adelia menoleh dan menatap Carlton yang tersenyum kepadanya."Tapi Carl, aku tidak tenang. Aku takut membuat Kakek kamu marah dan juga status kita kan ...." Adelia langsung menundukkan kepalanya, bibirnya gemetar dengan tangan yang meremas kuat selimut yang menutupi tubuhnya itu.Carlton mengerenyitkan dahinya."Apa maksud kamu sayang? Status? Status apa sayang?" tanyanya dengan tatapan penasaran.Adelia masih menunduk, dia benar-benar tak memiliki kepercayaan diri sama sekali.Dia sadar, jika dirinya hanyalah wanita miskin yang tak mungkin diterima oleh keluarga kaya seperti keluarga Carlton, dia juga tahu kalau pernika

  • Gairah Pernikahan CEO Dingin   GPCD-64

    Keesokan harinya.Matahari bersinar terang dan cahayanya pun menembus celah-celah kaca jendela dibalik tirai yang masih tertutup rapat di dalam sebuah kamar yang di dalamnya, ada sepasang pria dan wanita masih berbaring saling memeluk satu sama lainnya di bawah sebuah selimut.Hingga tiba-tiba saja.Drrrrttt ....Suara ponsel membangunkan keduanya."Hhmm ... Carl, itu ponsel kamu bukan?" ucap Adelia dengan mata yang masih tertutup rapat, rasanya sangat berat untuk membukanya.Carlton pun perlahan membuka matanya dan tangannya langsung meraba ke arah meja nakas yang ada di sebelahnya."Emm ... Sepertinya memang ponsel aku sayang, kamu tidur lagi saja, pasti kamu lelah sekali kan?" jawabnya sambil terus meraba meja nakas di sebelahnya dan akhirnya, dia pun berakhir mendapatkannya."Siapa sih yang ganggu sepagi ini? Tidak tahu apa kalau hari ini adalah hari libur, bisa-bisanya menganggu orang yang sedang tidur!" gerutunya.Carlton yang sudah berhasil mendapatkan ponselnya pun langsung me

  • Gairah Pernikahan CEO Dingin   GPCD-63

    "Ma ... Pa! Tolong jangan tinggalkan Lia sendirian di sini, Lia butuh mama sama papa," ucapnya dengan mata terpejam, Adelia terus mengeluarkan air matanya."Dia sedang bermimpi tentang kedua orang tuanya?" ucap Carlton, dia pun jadi teringat dengan mendiang kedua orang tuanya, yang sama seperti Adelia, sudah meninggal saat dirinya masih kecil."Sayang, nasib kita sama, kita sama-sama anak yatim piatu."Carlton pun langsung menaruh ponsel Adelia diatas meja nakas dan dia segera berbaring di sebelah Adelia."Sayang, aku memahami perasaan kamu saat ini, kamu pasti kangen kan sama mendiang kedua orang tua kamu, aku ...." Carlton pun ikut sedih, karena dia juga jadi teringat mendiang kedua orang tuanya."Mama, papa! Aku juga kangen kalian," lirihnya.Carlton segera memeluk Adelia."Sayang, kita memiliki nasib yang sama dan semoga saat kita memiliki anak nanti, anak kita tidak memiliki nasib yang sama dan semoga kita diberi panjang umur agar bisa melihat mereka dewasa." Carlton memeluk erat

  • Gairah Pernikahan CEO Dingin   GPCD-62

    "Halo!" jawab Carlton dengan nada tegas.Di seberang sana.Jerry yang sedang duduk diatas sofa bersama seorang wanita sexy tertawa penuh kepuasan."Halo keponakan om tersayang! Sedang apa sekarang?" tanyanya.Carlton mengetuk-ngetuk pelan meja di depannya, dia tersenyum tipis."Sedang menikmati kebahagiaan karena ada yang sudah mati-matian merencanakan semuanya dengan susah payah, ternyata rencana gagal total," jawab Carlton.Seketika senyuman Jerry pun menghilang."Brengsek! Berani sekali bocah seperti kamu menyindir saya! Jangan mentang-mentang kamu ....""Santai om, jangan marah-marah seperti itu! Ingat, umur om sudah tidak muda lagi, takutnya Asam urat om kambuh terus tidak bisa menikmati wanita cantik dalam pelukan om saat ini, rugi dong kalau sudah bayar mahal tidak bisa dinikmati, ya kan?" Carlton tertawa mengejek.Jerry semakin kesal mendengarnya."Diam kamu Carl! Berani sekali kamu mengejek saya! Kamu benar-benar anak kurang ajar! Dasar anak kurang didikan ya begini hasilnya,

  • Gairah Pernikahan CEO Dingin   GPCD-61

    "I-ini ... Mau apalagi sih dia?" gerutu Adelia, dia langsung kesal ketika melihat pesan yang ternyata dari pria yang sudah mengkhianatinya itu."Cih! Dasar tidak tahu malu, mau apalagi si dia menghubungiku lagi? Memangnya belum puas sudah bersama dengan wanita tidak tahu malu itu?" Adelia terus mengumpat kesal dan rasa kantuknya langsung hilang karena melihat nama itu, padahal dia belum membaca isinya tapi api amarahnya langsung menyala baru melihat namanya saja."Sial! Kenapa harus sekarang sih? Aku mau istirahat tidak bisakah ...." Adelia menghela napas panjang, lalu segera duduk kembali."Sudahlah, aku baca dulu pesan apa yang dia kirimkan padaku," ucapnya sambil membuka kunci layar ponselnya, Adelia pun membaca pesan itu."Eh! Mau apalagi dia?!" raut wajah Adelia seketika berubah jijik ketika melihat pesan dari calon suaminya, lebih tepatnya dia sudah menganggap jika dia sudah menjadi mantan."Cih! Untuk apalagi masih berpura-pura menjadi pria yang setia dan seolah kalau aku satu-

  • Gairah Pernikahan CEO Dingin   GPCD-60

    "Berikan!"Carlton mengulurkan tangannya dengan tatapan kesal.Asep langsung bergidik melihat tatapan seram majikannya itu.Glek!"Tuan seram sekali!" gumamnya sambil menelan ludahnya secara kasar.Namun, dia pun segera memberikan ponsel itu ke tangan Carlton."I-ini ponselnya Tuan!" ucapnya dengan tangan bergetar.Carlton segera meraihnya dan dia segera menatap layar ponselnya yang masih menyala."Sial!" umpatnya secara tiba-tiba dan eksprwsu wajahnya lebih menyeramkan dari sebelumnya.Membuat Asep semakin ketakutan dan demi menghindari amarah majikannya, Asep segera pergi meninggalkan ruangan itu.Sedangkan Adelia, dia yang sudah selesai makan pun, bergerak mendekati Carlton karena rasa penasarannya."Carl! Kamu kenapa?" tanyanya sambil perlahan melirik ke arah layar ponsel milik Carlton yang terus mengeluarkan bunyi."Eh! Nomor tidak dikenal," ucap Adelia sambil melirik ke arah Carlton yang masih merengut menahan amarahnya."Carl! Kamu baik-baik saja kan? Apakah kamu merasa adanya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status