Share

Gairah Pernikahan CEO Dingin
Gairah Pernikahan CEO Dingin
Penulis: Dhini_218

GPCD -1

[Adel, malam ini datang ke hotel The Sultan, ya! Ada kejutan yang ingin buatmu dan Alvin.]

Adelia sontak tersenyum saat membaca pesan dari sahabatnya itu. 

Hari ini memang harusnya Adelia merayakan hari jadiannya yang ketiga tahun dengan sang kekasih. Namun, pekerjaan dan kesibukannya mengurus pernikahan membuatnya tak sempat. Terlebih, Alvin juga sedang sibuk mengurus project di perusahaannya dua minggu ini.

Siapa sangka, sahabat Adelia begitu perhatian padanya.

[Terima kasih, Lusi! Kamu memang yang terbaik.] balas Adelia cepat.

[Santai saja. Itulah gunanya sahabat. Nanti datang ke kamar no. 171, ya]

Menahan kebahagiaan yang meluap, Adelia lantas segera menyelesaikan pekerjaannya. Bahkan, dia mampir ke salon sebentar untuk berdandan agar hari ini tak bisa terlupakan. Adelia terus membayangkan betapa manisnya pertemuan mereka malam ini. 

DING! 

Pintu lift The Sultan terbuka menunjukkan bahwa dirinya telah sampai di lantai 17.

Adelia lantas keluar dari sana dan berjalan menuju arah yang ditunjukkan oleh petugas kebersihan yang ada di sekitar. 

Ceklek!

Hanya saja, tepat ketika Adelia hendak melewati kamar 170, tiba-tiba saja pintu kamar itu terbuka. 

Seorang pria tampan muncul dengan wajahnya penuh keringat, lalu menarik tangan Adelia secara paksa masuk ke dalamnya. 

Adelia yang tak siap jelas tak bisa melawan tenaga besar pria itu. 

"Ahhh!" teriaknya begitu di dalam kamar yang remang. Hanya ada lampu tidur yang menyala, sehingga Adelia tak dapat melihat jelas sosok asing yang tiba-tiba menyergapnya.

"A... apa yang kamu lakukan?" 

Gadis itu begitu panik kala melihat pria asing itu menutup pintu kamar serta menguncinya. Deru napasnya juga begitu memburu membuat Adelia tanpa sadar mundur.

"Suaramu indah sekali!" 

Nada bariton pria itu membuat Adelia merinding–seolah iblis yang hendak menghabisi mangsanya. 

"Tolong! Tolong jangan lakukan sesuatu padaku! Aku bukan wanita seperti itu,” mohon Adelia yang berusaha menjauh.

Sayangnya, pria di hadapannya itu dalam pengaruh obat yang membuat akal sehatnya semakin hilang kendali. 

Teriakan dan perlawanan Adelia justru membuat hasrat pria itu membesar. Keinginannya untuk menyentuh wanita pun semakin tak terkendali, sehingga langkahnya semakin cepat menuju Adelia. 

Bugh!

Tanpa sadar, gadis itu justru terjatuh ke tempat tidur. 

Tubuhnya semakin menegang terlebih kala pria asing itu menarik dagunya dan tersenyum miring.

"Kamu cantik sekali!" 

"Lepaskan!" teriaknya menahan gemetar, “sebenarnya kamu siapa, hah?”

"Justru, aku yang harusnya bertanya, kenapa kamu bisa ada di sini?"  

"Aku ke sini karena mau bertemu dengan tunanganku. Karena malam ini–" 

Belum selesai Adelia bicara, bibirnya langsung dibungkam oleh bibir pria itu dan direngkuh erat.

Mata Adelia melotot tak percaya menyadari tubuh mereka menempel satu sama lain–tak ada jarak sama sekali. 

Segera, dia memberontak–berusaha melepaskan diri. Sayangnya, pagutan pria itu malah semakin dalam.

Sebuah ide pun muncul. Segera, dia menggigit bibir pria itu.

Hanya saja, Adelia tak sengaja membuatnya berdarah.

"Kelinci kecil, ternyata kamu bisa menggigit juga!” Tatapan pria itu menggelap, “tapi, tak apa. Aku akan menjinakkanmu malam ini!" 

Srak!

Entah seberapa besar kekuatannya, pakaian Adelia dengan mudahnya dirobek, hingga membuat seluruh tubuh polos Adelia terlihat semua di depannya. 

Ketakutan, Adelia hendak menyilangkan kedua tangan di dada. 

Tapi, pria itu segera menyingkirkannya. 

"Jangan menutupinya! Biarkan, aku menikmatinya, babe!" ucap pria itu seperti kelaparan.

"Tuan, tolong jangan lakukan ini padaku! Aku bukan wanita seperti yang Anda pikirkan, Tuan–”

“Uhmmh!”

Lagi-lagi, pria itu langsung menyambar bibir Adelia dengan penuh nafsu.

Dia tidak memberi sedikitpun celah untuk Adelia bisa melawan.

Cumbuan pria itu begitu intens, hingga Adelia tak sadar jika dirinya mulai berhenti berteriak.

Suaranya perlahan berubah menjadi sebuah erangan lembut yang membuat pria itu semakin menggila. 

Penyatuan keduanya tak terelakan.

"Panggil namaku,” bisik pria itu di telinga Adelia, "Carl.” 

Tanpa aba-aba, pria itu bergerak kembali dan menyalurkan hasratnya.

Permainannya yang intens membuat Adelia kehilangan akal. 

"Ahhh... Carl!" desahnya tanpa sadar.

Hal ini jelas membuat Carlton semakin menggila. Pria yang biasanya terkenal dingin itu bahkan tersenyum!

Gerakannya semakin cepat, sampai Adelia merasakan gelombang kenikmatan yang baru pertama kali dirasakannya.

Hanya saja, matanya memberat dan mulai kehilangan kesadaran,...

****

Di sisi lain, Lusi tersenyum puas.

Dia sudah tak sabar menerima kabar Adelia hancur karena disetubuhi oleh Om Burhan, pria tua hidung belang yang sudah punya istri lima!

“Malam ini, Alvin milikku dan kamu milik pria tua itu, lalu bonusnya dapat uang dari om Burhan karena sudah menjual Adelia padanya,” lirih Lusi tertawa culas. 

Selama ini, Lusi tak tahan melihat kebahagiaan sahabat yang juga wanita yang dicintai Alvin itu.

Lusi juga mencintai Alvin, tapi, mengapa selama ini dirinya hanya dijadikan pemuas hasratnya saja?! 

Alvin bahkan menolak menyentuh Adelia untuk melindunginya. 

Tapi setelah Adelia kotor, pria itu pasti akan sadar dan mengejar Lusi!

“Aku orang paling beruntung di dunia,” pujinya pada diri sendiri.

Sayangnya, Lusi tak menyadari bahwa Adelia justru melewatkan malam dengan pria yang jauh lebih tampan dan berkuasa dibandingkan Alvin! 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status