Share

GPCD-7

Auteur: Dhini_218
last update Dernière mise à jour: 2024-03-11 10:58:02

"Kenapa tiba-tiba Kakek menghubungiku? Apakah mungkin ...." 

Carlton tak mau berpikir lebih panjang lagi, sehingga dia segera menjawab panggilan itu.

"Halo--" 

"Carl, di mana kamu? Jangan katakan kalau kamu sedang bersenang-senang dengan para wanita murahan itu daripada datang menemui Kakek kamu ini?!"

Belum sempat berbicara, sang Kakek sudah membentak Carlton dengan penuh emosi.

Jelas, pria itu mengerenyitkan dahi.

"Dari mana Kakek tahu? Apakah mungkin ada orang yang memberitahunya?" gumamnya

Entah mengapa, dia semakin yakin bahwa pelakunya bukanlah orang yang jauh darinya.

"Kakek! Aku sebenarnya mau bertemu dengan Kakek, hanya saja aku ...." 

Belum selesai Carlton menyelesaikan ucapannya....

CEKLEK!

Suara pintu kamar mandi pun terbuka dan muncullah sosok Adelia dari sana.

"Tuan, aku mau pergi sekarang!" teriaknya dengan nada keras.

Carlton langsung menoleh ke arah Adelia.

"Eh! siapa yang mengizinkan kamu untuk pergi dari sini?!" jawab Carlton dengan tegas.

Adelia menatap tajam Carlton.

"Ta-tapi! Tapi aku ...." 

Belum Adelia selesai bicara, terdengar suara marah di balik panggilan itu.

"Carl! Jelaskan mengapa ada wanita bersama kamu? Berarti yang kakek dengar itu benarkan? Kamu yang sedang membohongi Kakek!" bentak sang kakek yang semakin keras.

Carlton menepuk dahinya dan kali ini, dia tak bisa menutupinya lagi.

"Baiklah, Kakek! Aku akan berkata dengan jujur padamu. Sebenarnya tadi malam aku bersama dengan kekasihku karena kami saling merindukan, jadi terpaksa menginap di hotel ini," jawab Carlton.

"Maafkan aku Adelia! Aku terpaksa mengatakan ini pada kakekku!" gumam Carlton.

Dia menepuk dahinya lalu menatap ke arah Adelia.

"Bagus! Akhirnya kamu memiliki kekasih juga! Hahaha ... Cepat kenalkan wanita itu kepada Kakek! Kakek penasaran sekali!" Ujarnya.

Carlton kembali memijat dahinya.

Kali ini, dia benar-benar sudah berakhir, dia terjebak dengan kebohongan yang dibuat olehnya sendiri.

"Mati aku! Bagaimana caranya membawa Adelia bertemu dengan Kakek? Dia pasti akan menolak permintaan dari orang asing seperti aku!" gumam Carlton, dia merasa semuanya semakin merasa sulit.

Perlahan, dia menatap ke arah Adelia yang sudah memakai pakaiannya dengan rapi, lalu sedang sibuk menyisir rambutnya di depan cermin.

DEG!

Detak jantung Carlton berdetak sangat cepat.

"Cantik sekali!" batinnya.

Matanya terus menatap ke arah Adelia serta melupakan panggilan telepon yang masih terhubung.

"Halo Carl! Kamu masih mendengar suara Kakek kan?"

Teriakan sang kakek membuat Carlton kembali tersadar.

"Ah! Iya kakek! Aku ... Aku akan memberitahu dia kalau kakek ingin bertemu dengan dia," jawab Carlton

"Kalau begitu, nanti kita bicara lagi!" Carlton langsung mengakhiri panggilan itu tanpa menunggu jawaban dari kakeknya.

Tut' tut' tut'

Panggilan telepon berakhir, Carlton segera datang mendekati Adelia.

"Babe, aku akan mengantar kamu pulang! Kamu tidak boleh menolak tawaran dariku!" ucap Carlton.

Lalu, dia hendak melingkarkan kedua tangannya di perut Adelia, namun segera ditepis oleh Adelia..

"Tidak usah! Aku bisa pulang sendiri!" jawabnya dengan tegas.

"Tapi, aku tidak mengizinkan kamu pulang sendiri! Berhenti menolak dan turuti saja ajakan dariku!" Balas Carlton, dia malah memaksa Adelia.

Adelia pun melihat ke arahnya.

"Aku bilang tidak usah! Ya tidak usah! Tolong jangan memaksa seperti ini!" ujar Adelia

Dia sangat kesal pada Carlton.

"Terserah! Pokoknya aku akan mengantar kamu pulang dengan selamat! Oh, ya nama kamu Adelia kan?" tanya Carlton.

Adelia mengangguk lalu memalingkan wajahnya.

"Ya, namaku Adelia! Terserah kamu saja! Tapi setelah ini, anggap saja kita tidak pernah satu sama lainnya dan tolong lupakan tentang semua yang terjadi tadi malam," ucap Adelia.

Dia langsung mendorong Carlton lalu berjalan melewatinya.

Carlton menatap kepergian Adelia dengan menghembuskan nafas panjang.

"Haistt! Mudah sekali kamu mengatakannya! Tapi maaf, sepertinya aku tidak akan mau melepaskan kamu!" Carlton tersenyum tipis.

Setelah itu, dia berjalan masuk ke dalam kamar mandi meninggalkan Adelia sendirian.

Namun baru saja masuk, Carlton sudah kembali keluar.

"Jangan lupa habiskan sarapan kamu, Babe! Aku tidak mau kalau kamu lemas karena tidak diberi makan olehku!" ucapnya.

Lalu kembali menutup pintu meninggalkan Adelia yang sedang menatapnya.

Adelia tersenyum kecil dan berkata, "Dia sedang memberikan perhatian padaku?"

Namun, Adelia tersadar kembali dan secepatnya dia menaikan bahunya.

"Tidak! Dia tidak mungkin perhatian padaku! Dia hanya mengingatkan aku, karena ini memang tanggung jawab yang harus dia berikan."

Setelah itu, Adelia segera menghabiskan semua sarapan yang ada didepannya dan dia ingin secepatnya bergegas pergi meninggalkan kamar itu.

Adelia makan sangat cepat dan sebelum Carlton keluar dari dalam kamar mandi, Adelia bergegas pergi meninggalkannya dan dia tak mau berurusan lagi dengan Carlton.

"Maaf! Setelah ini kita tak akan pernah bertemu lagi!" gumam Adelia.

Dia segera membuka pintu, meninggalkan tempat itu.

Namun, saat Adelia baru sampai di depan pintu lift.

Dia teringat tentang uang yang dia miliki saat ini.

"Duh! Bagaimana ini? Uangku sudah habis diambil kakak tadi malam, sekarang aku harus bagaimana?" Keluh Adelia.

Dia menepuk pelan dahinya sampai....

DING!

Suara pintu lift pun terbuka dan membuyarkan lamunannya saat ini.

"Sudahlah! Aku bisa jalan kaki, toh! Sekarang kondisi tubuhku juga sudah jauh lebih baik. Walaupun ...." Adelia melihat ke arah tubuh bagian bawahnya dan di sana terasa tidak nyaman baginya.

"Haistt! Sudahlah! Aku harus bertahan!" ucapnya.

Setelah itu, dia bergegas masuk ke dalam lift meninggalkan Carlton.

Diam-diam, dia berharap tak akan bertemu lagi dengannya.

***

"Sialan!" 

Carlton yang baru saja keluar dari kamar mandi, langsung tersentak ketika tak melihat Adelia di mana pun.

Sekarang, dia merasa sangat marah.

Tanpa basa-basi, dia menghubungi Daffa saat itu juga!

"Cari wanitaku sekarang juga!" teriak Carlton, "segera!"

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Gairah Pernikahan CEO Dingin   GPCD-65

    Tok' tok' tok'Suara ketukan itu membuat keduanya terkejut."Carl, ada yang orang di luar, apa mungkin Kakek kamu sudah sampai?" ucap Adelia dengan gugup."Ini masih pagi, tidak mungkin Kakek tua itu datang," jawab Carlton sambil mengecup lembut bahu Adelia."Sudah jangan memikirkannya, kamu pasti masih ngantuk kan sayang? Lebih baik, tidur lagi saja ya," perintahnya.Adelia menoleh dan menatap Carlton yang tersenyum kepadanya."Tapi Carl, aku tidak tenang. Aku takut membuat Kakek kamu marah dan juga status kita kan ...." Adelia langsung menundukkan kepalanya, bibirnya gemetar dengan tangan yang meremas kuat selimut yang menutupi tubuhnya itu.Carlton mengerenyitkan dahinya."Apa maksud kamu sayang? Status? Status apa sayang?" tanyanya dengan tatapan penasaran.Adelia masih menunduk, dia benar-benar tak memiliki kepercayaan diri sama sekali.Dia sadar, jika dirinya hanyalah wanita miskin yang tak mungkin diterima oleh keluarga kaya seperti keluarga Carlton, dia juga tahu kalau pernika

  • Gairah Pernikahan CEO Dingin   GPCD-64

    Keesokan harinya.Matahari bersinar terang dan cahayanya pun menembus celah-celah kaca jendela dibalik tirai yang masih tertutup rapat di dalam sebuah kamar yang di dalamnya, ada sepasang pria dan wanita masih berbaring saling memeluk satu sama lainnya di bawah sebuah selimut.Hingga tiba-tiba saja.Drrrrttt ....Suara ponsel membangunkan keduanya."Hhmm ... Carl, itu ponsel kamu bukan?" ucap Adelia dengan mata yang masih tertutup rapat, rasanya sangat berat untuk membukanya.Carlton pun perlahan membuka matanya dan tangannya langsung meraba ke arah meja nakas yang ada di sebelahnya."Emm ... Sepertinya memang ponsel aku sayang, kamu tidur lagi saja, pasti kamu lelah sekali kan?" jawabnya sambil terus meraba meja nakas di sebelahnya dan akhirnya, dia pun berakhir mendapatkannya."Siapa sih yang ganggu sepagi ini? Tidak tahu apa kalau hari ini adalah hari libur, bisa-bisanya menganggu orang yang sedang tidur!" gerutunya.Carlton yang sudah berhasil mendapatkan ponselnya pun langsung me

  • Gairah Pernikahan CEO Dingin   GPCD-63

    "Ma ... Pa! Tolong jangan tinggalkan Lia sendirian di sini, Lia butuh mama sama papa," ucapnya dengan mata terpejam, Adelia terus mengeluarkan air matanya."Dia sedang bermimpi tentang kedua orang tuanya?" ucap Carlton, dia pun jadi teringat dengan mendiang kedua orang tuanya, yang sama seperti Adelia, sudah meninggal saat dirinya masih kecil."Sayang, nasib kita sama, kita sama-sama anak yatim piatu."Carlton pun langsung menaruh ponsel Adelia diatas meja nakas dan dia segera berbaring di sebelah Adelia."Sayang, aku memahami perasaan kamu saat ini, kamu pasti kangen kan sama mendiang kedua orang tua kamu, aku ...." Carlton pun ikut sedih, karena dia juga jadi teringat mendiang kedua orang tuanya."Mama, papa! Aku juga kangen kalian," lirihnya.Carlton segera memeluk Adelia."Sayang, kita memiliki nasib yang sama dan semoga saat kita memiliki anak nanti, anak kita tidak memiliki nasib yang sama dan semoga kita diberi panjang umur agar bisa melihat mereka dewasa." Carlton memeluk erat

  • Gairah Pernikahan CEO Dingin   GPCD-62

    "Halo!" jawab Carlton dengan nada tegas.Di seberang sana.Jerry yang sedang duduk diatas sofa bersama seorang wanita sexy tertawa penuh kepuasan."Halo keponakan om tersayang! Sedang apa sekarang?" tanyanya.Carlton mengetuk-ngetuk pelan meja di depannya, dia tersenyum tipis."Sedang menikmati kebahagiaan karena ada yang sudah mati-matian merencanakan semuanya dengan susah payah, ternyata rencana gagal total," jawab Carlton.Seketika senyuman Jerry pun menghilang."Brengsek! Berani sekali bocah seperti kamu menyindir saya! Jangan mentang-mentang kamu ....""Santai om, jangan marah-marah seperti itu! Ingat, umur om sudah tidak muda lagi, takutnya Asam urat om kambuh terus tidak bisa menikmati wanita cantik dalam pelukan om saat ini, rugi dong kalau sudah bayar mahal tidak bisa dinikmati, ya kan?" Carlton tertawa mengejek.Jerry semakin kesal mendengarnya."Diam kamu Carl! Berani sekali kamu mengejek saya! Kamu benar-benar anak kurang ajar! Dasar anak kurang didikan ya begini hasilnya,

  • Gairah Pernikahan CEO Dingin   GPCD-61

    "I-ini ... Mau apalagi sih dia?" gerutu Adelia, dia langsung kesal ketika melihat pesan yang ternyata dari pria yang sudah mengkhianatinya itu."Cih! Dasar tidak tahu malu, mau apalagi si dia menghubungiku lagi? Memangnya belum puas sudah bersama dengan wanita tidak tahu malu itu?" Adelia terus mengumpat kesal dan rasa kantuknya langsung hilang karena melihat nama itu, padahal dia belum membaca isinya tapi api amarahnya langsung menyala baru melihat namanya saja."Sial! Kenapa harus sekarang sih? Aku mau istirahat tidak bisakah ...." Adelia menghela napas panjang, lalu segera duduk kembali."Sudahlah, aku baca dulu pesan apa yang dia kirimkan padaku," ucapnya sambil membuka kunci layar ponselnya, Adelia pun membaca pesan itu."Eh! Mau apalagi dia?!" raut wajah Adelia seketika berubah jijik ketika melihat pesan dari calon suaminya, lebih tepatnya dia sudah menganggap jika dia sudah menjadi mantan."Cih! Untuk apalagi masih berpura-pura menjadi pria yang setia dan seolah kalau aku satu-

  • Gairah Pernikahan CEO Dingin   GPCD-60

    "Berikan!"Carlton mengulurkan tangannya dengan tatapan kesal.Asep langsung bergidik melihat tatapan seram majikannya itu.Glek!"Tuan seram sekali!" gumamnya sambil menelan ludahnya secara kasar.Namun, dia pun segera memberikan ponsel itu ke tangan Carlton."I-ini ponselnya Tuan!" ucapnya dengan tangan bergetar.Carlton segera meraihnya dan dia segera menatap layar ponselnya yang masih menyala."Sial!" umpatnya secara tiba-tiba dan eksprwsu wajahnya lebih menyeramkan dari sebelumnya.Membuat Asep semakin ketakutan dan demi menghindari amarah majikannya, Asep segera pergi meninggalkan ruangan itu.Sedangkan Adelia, dia yang sudah selesai makan pun, bergerak mendekati Carlton karena rasa penasarannya."Carl! Kamu kenapa?" tanyanya sambil perlahan melirik ke arah layar ponsel milik Carlton yang terus mengeluarkan bunyi."Eh! Nomor tidak dikenal," ucap Adelia sambil melirik ke arah Carlton yang masih merengut menahan amarahnya."Carl! Kamu baik-baik saja kan? Apakah kamu merasa adanya

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status