Share

Sisi Lain

last update Last Updated: 2025-10-28 21:18:34

"Aku mau keluar Nay, ahh ahhh ump!" Alex makin memompanya dengan kasar, tapi entah kenapa kekasaran Alex ini tak membuatku menolaknya.

Aku melengking, memejamkan mata dan membuka aksek milikku makin lebar untuknya. Aku benar-benar merindukan semua ini, perasaan ini sangat berbeda dengan Mas Arya, Alex membuat sesuatu yang liar dan aku menyukainya.

"Ahh … Nay ummpp!" sambil mengejang Alex meraih bibirku melumatnya lebih dalam dan lagi lagi dan lagi aku tidak menolaknya. Aku menikmati semua pelepasan Alex saat menyemprotkan cairan miliknya ke dalam rahimku.

Alex melihatku tersipu malu saat menutupi bajuku yang di sobeknya tadi, "Aku ganti baju dulu Mas," ucapku lirih. Jantungku masih berdebar dengan cepat akibat permainan gila dan liar Alex barusan.

"Uhm, cepat balik dan temani aku disini. Jangan sampai Arya curiga kalau nggak melihatmu disini, setidaknya kau tetap ada disini kami paling lama setengah jam, setelah itu aku izinkan kamu ke kamar," Aku nggak menjawabnya saat Alex menghentikan langkahku dengan permintaannya.

Tapi, jujur aku tak bisa menolaknya lagi. Setelah merasakan nikmat oleh burung perkututnya, aku malah tetap ingin bersama dengannya.

Aku membersihkan tubuhku lagu dengan mandi, karena aku tidak ingin kalau Mas Arya sampai mencium bau tubuh Alex di tubuhku.

"Darimana Nay?" Aku terkejut saat mendengar suara Mas Arya. Saat aku lirik tepat jam sembilan malam.

Buatku itu hal yang luar biasa kalau Mas Arya bisa pulang cepat. Hanya saja aku sedikit kecut dan cemburu karena Mas Arya pulang demi sahabatnya yang ulang tahun. Tapi, ya sudahlah toh aku juga nggak keberatan. Apalagi aku sudah mendapatkan apa yang aku mau yang nggak bisa Mas Arya berikan padaku.

Anggap saja ini pertemuan mereka yang langka, mungkin nanti malam setelah acara dan ngobrol ngobrol Alex pulang. Pikirku.

"Aku habis mandi Mas, tumben gerah banget malam ini," ucapku. Aku berjalan menghampirinya, mencium tangan dan kening Mas Arya.

"Ohh, pantes wangi banget. Kemari, maafkan Mas ya, maaf lupa memberitahu kalau akan ada teman Mas. Dia, Alex Wijaya, teman, sahabat dan seperjuangan Mas, istilahnya borok-boroknya Mas, Alex tahu!"

Mas Arya membawa aku duduk dan membiarkan aku duduk di sofa, ditengah tengah mereka. Aku nggak berkomentar hanya mengangguk saja.

Aku hanya melirik Alex sedang menenggak satu botol minuman beralkohol, "Mas nggak boleh minum itu, aku nggak suka," ucapku.

"Hahahaha, sedikit sayang, lagian kalau Mas mabuk dan butuh pelampiasan kan sudah ada kamu," celetuk Mas Arya santai.

"Lah Arya, enak di elo dong. Kalo gue mabok, trus gue sange juga gimana? Masa gue harus pake botol itu nyodok di lobang gue. Gue juga butuh penyaluran kali, sekali-kali, Ar, yaa kayak dulu-lah, seenggaknya lo berbagi sama gue!"

Aku mengedipkan kedua mataku, lalu menolehkan kepalaku, menuntut penjelasan dari Mas Arya. Mas Arya nggak pernah cerita apapun masalah ini.

"Gila, Lex. Ini bini gue, bukan pacar gue, kalo pacar gue bisa bagi-bagi dan salome, tapi bini gueee, ehmm, icip dikit bolehlah." Ucap Mas Arya, entah dia berbicara benar-benar atau sedang bercanda.

"Mas, apaan sih? Kok ngomongnya begitu," Aku kesal seenaknya saja Mas Arya menjadikan aku sebagai pelampiasan orang yang sedang sange.

"Hahahaha, bercanda sayang. Nggak mungkin-lah aku begitu," Tapi, tatapan mereka penuh arti, seolah ada banyak rahasia yang belum aku ketahui.

Dan memang aku nggak mengetahui apapun tentang Mas Arya. Kalau hari ini tidak ada ulang tahun Alex, aku tidak tahu ada sisi lain dari Mas Arya. Aku hanya tahu, Mas Arya suami alim, setia dan nggak pernah berbuat aneh-aneh.

Tapi, pikiranku terbuka. Hatiku resah saat melihat ada sisi lain dari Mas Arya yang nggak aku ketahui.

Lalu, aku melihat Mas Arya merokok dan meminum minuman beralkohol. Benar-benar bukan seperti Mas Arya yang kukenal.

"Mas, aku ngantuk dari tadi nungguin Mas, aku tidur ya," ucapku.

"Eh, iya, kamu mau tidur ya, kok tumben nggak pake baju tidur seperti biasanya. Cepat ganti Nay, aku juga ingin memamerkan kamu sangat cantik kalau tidur!"

Sepertinya otak di kepala Mas Arya sudah mulai oleng oleh minuman yang diminumnya.

"Apa sih Mas? Kok ngomong begitu. Udah Mas nggak usah minum lagi mendingan. Ayo Mas!" Aku kesal dan akan meraih botolnya, lalu.

Plakk! Satu tamparan keras mendarat dipipiku. Mas Arya menamparku. Selama tiga tahun menikah dan satu tahun kami berpacaran sekalipun Mas Arya nggak pernah berbuat kasar melalui tangannya, kecuali mulutnya yang kadang ketus.

Alex seperti menikmati pemandangan ini. Atau memang dia yang merencanakannya. Melihat wajahku yang pucat pasi, Alex sudah dapat menebak, aku memang sama sekali nggak pernah mengetahui sisi lain dari Mas Arya.

"Dengar ya, Nay. Kamu nggak usah banyak omong dan ngatur aku. Kamu tuh perempuan boneka yang aku buat. Jadi jangan banyak omong, turuti saja apa kataku." Maki Mas Arya, aku nggak tau apa yang membuatnya seperti hilang kontrol.

Ah minuman sialan itu sudah mengubah Mas Arya, atau memang inilah sikap Mas Arya yang ditutupinya selama kami berpacaran dan berumah tangga.

"Mas, kamu mukul aku? Kenapa Mas? Memangnya aku salah apa? Aku cuma ngelarang kamu minum," Aku berteriak ikutan terbawa emosi sambil memegangi pipiku yang sakit karena tamparan Mas Arya.

"Berisik. Dasar wanita bawel!" Mas Arya mendorong tubuhku, hampir saja aku tersungkur ke lantai kalau Alex tak buru-buru menopangku.

Aku sesegukan menangis. Melihat sikap berbeda dari Mas Arya. Sungguh aku nggak pernah melihat Mas Arya seperti ini. Dan aku melihatnya seperti oleng dan brukk! Tubuhnya ambruk di lantai.

"Mas … Mas … Mas Arya, kamu nggak apa-apa Mas?" Masih saja aku mendapatkan kejutan yang tak bisa kubayangkan. Sikap Mas Arya berbeda dan berubah.

"Biarkan dia, Nay. Dia sudah mabuk. Dan memang kalau mabuk dia rese. Kamu nggak apa-apa kan, Nay?" Alex mencoba mendekatiku.

Namun, tangannya langsung aku hempaskan. Cukup sekali saja tadi aku melakukan kesalahan dan khilaf sampai mau melayani gairah dan nafsu liarnya.

Bukan, bukan hanya gairah dan nafsu liarnya saja, tapi aku pun memang rela digagahi dan sangat menikmatinya tadi.

"Sebaiknya Mas Alex pulang, ini juga sudah malam. Kami mau beristirahat Mas, aku harap Mas Alex mengerti dan aku pun berharap, apapun yang tadi kita lakukan, anggap saja angin lalu dan nggak pernah terjadi apapun diantara kita, Mas," ucapku.

Yang tadi adalah kesalahan. Aku nggak mungkin bisa memaafkan diriku, aku merasa diriku kotor dan bersalah pada Mas Arya.

Aku mencoba mengangkat tubuh Mas Arya yang sudah pingsan akibat mabuk nya. Aku dibuat kaget lagi, Alex tiba-tiba dibelakangku tanpa berbicara dan mengambil alih posisi untuk membantu memindahkan tubuh Mas Arya ke kamar.

Alex melemparkan tubuh Mas Arya tengkurap di ranjang. Lalu dia meneliti keadaan kamar kami.

"Lalu, dimana kamar tamunya?" celetuk Alex kemudian.

"Ka-kamar tamu? Apa maksudnya Mas?" ucapku terbata, mataku melotot seakan mau keluar.

Tapi, dia nggak menjawab pertanyaannyaku, malah mencari lemari baju kami dan membukanya.

"Mas, kamu ngapain? Kok buka-buka lemari baju kami," Aku ingin mencegahnya membuka pintu lemari yang dipilihnya. Lalu, tak lama dia membunyikan siulan saat dia lebih dulu melihat isi dari lemari baju itu.

Aku buru-buru ke hadapannya, menyusup dikedua tangan besarnya yang sedang menopang di lemariku.

"Jangan dilihat lagi, Mas. Kamar tamu ada di depan kamar ini. Kalau Mas Alex memang berencana menginap, silahkan langsung ke kamar Mas," ucapku ketus.

"Hehehehe, koleksimu ternyata banyak sekali, Nay, tapi aku lebih suka melihat tubuh telanjangmu. Sayangnya tadi aku hanya bisa melihat menerawang saja. Aku sange, Nay, bagaimana kalau kita lakukan sekali lagi. Arya sedang tidur pulas, aku jamin dia akan bangun besok siang. Kita bisa menikmati malam ini dengan penuh gairah berdua saja, sayang," bisik Alex, tangannya dengan gerakan cepat sudah meremas salah satu gunung kembarku.

"Ahh Masss ummp shh!" Jujur aku tidak bisa menahannya. Sentuhan kasar Alex membuatku ketagihan.

Alex benar-benar nekad, dia bahkan berani melakukannya di depan suamiku yang memang sudah tak sadarkan diri.

"Ayo Nay, kita lakukan lagi, kalau kamu nggak keberatan kita bisa melakukannya disini. Jadi kalau kamu kangen denganku, kamu bisa mengingatnya terus. Tapi, kalau kamu keberatan, kita bisa melakukannya di kamar tamu. Kita akan jadikan kamar itu sebagai ranjang pemuas gairah kita berdua sayang."

Aku mendekik dengan enaknya dia mengatakan hal itu seperti aku wanita murahan.

"Brengsek, kamu, Lex!" Aku ingin mendaratkan tamparan diwajahnya, tapi Alex menangkap tanganku dengan cepat lalu dia menyeret tanganku.

"Katakan, kau mau melakukannya dikamar ini apa di kamar tamu?" Alex memberikanku pilihan.

"Jangan bermimpi melakukannya disini, Lex!" Aku memegang pintu sebagai pertahanan agar Alex tak menyeret ku.

Tapi, benar-benar diluar dugaan, Alex menarik tanganku dan menaruh tubuhku di pundaknya. Membuka pintu kamar didepannya.

"Tenanglah Nay, aku jamin, besok siang Arya baru bangun. Aku sudah bilang padamu kan, aku ketagihan menyetubuhimu. Aku ingin melakukannya lagi denganmu. Menurutlah Nay, kita akan nikmati malam ini berdua. Aku berani jamin, kamu akan ketagihan dan mencariku, Nay!"

Kalau tadi Alex hanya membuka sarang burungnya, sekarang dia sudah melucuti semua pakaiannya dan membuang sembarangan.

"Padahal aku baru satu jam tadi bercinta denganmu, Nay, tapi sekarang aku ketagihan!"

Aku berontak, "Dengar Nay, lebih baik kamu menurut, kalau kamu menurut, malam ini aku berani jamin, kamu akan puas denganku. Anggap saja aku pemuas segala gairah-mu, Nay. Malam ini sungguh, aku benar-benar tidak keberatan menjadi budak pemuasmu, karena aku juga menginginkannya, Nay!" Alex menyergap bibirku, membelitnya dan bermain didalam rongga mulutku .…

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gairah Sahabat Suami    Pertemuan Terakhir

    "Apa yang harus kita lakukan, Tuan?" meski Adam tahu tuannya sedang bersedih, dia tetap tidak ingin tuannya terpuruk terlalu lama."Kita akan segera menjemput putriku dan membawanya pulang. Aku tidak ingin dia berhubungan lagi dengan laki-laki dingin itu. Aku tidak mau kalau putriku yang lainnya akan bernasib sama," Reno tidak ingin kejadian yang menimpa Amira terjadi juga pada Amara."Tapi, saya rasa akan sulit Tuan, anda pasti tahu sendiri bagaimana sikap tuan Andreas selama ini. Pastinya dia tetap tidak akan mengalah dengan Anda. Saya yakin, dia akan tetap mencari cara untuk mempertahankan putri kesayangan anda," Adam berusaha menjelaskan karena dia yakin itu tidak akan semudah yang dibayangkan.Belum lagi misi untuk tuannya berdekatan dengan Putri yang sudah lama dicampakkan. Itu tidak akan semudah membalikan telapak tangan."Aku tahu karena itu aku tidak boleh gegabah. Aku nggak boleh melukainya. Setelah yang aku perbuat pada ibunya, aku yakin putriku tidak akan mudah memaafkanku

  • Gairah Sahabat Suami    Janji Reno

    "Sayang, bisakah kamu tidak melibatkan orang lain di antara pembicaraan kita," Arya mengabaikan semua yang didengar dan dilihatnya. Dia sepertinya sudah tidak perduli dengan perjanjian yang dilakukannya dengan Andreas, dia seperti laki-laki plinpan yang kebakaran jenggot ketika apa yang sudah dimiliki perlahan menghilang."Sudah Mas, pergilah dan tinggalkan Azka di sini, anggap saja aku memang ibunya," Amara sudah tidak ingin terjebak oleh pusaran air yang membuatnya tenggelam."Aku nggak akan ninggalin Azka di sini," Arya berkata seolah sedang memberikan ancaman dan itu dia lakukan untuk mempertahankan hubungannya dengan wanita yang masih berstatus istrinya itu.Amara menatap Arya, ingin sekali dia menampar wajahnya, tapi dia tidak melakukan itu karena dia merasa itu bukanlah hal yang baik.Saat ini jika dia meminta Andreas semuanya kembali pasti laki-laki itu dengan sangat bahagia akan membawanya kembali. Tapi, jika itu dia lakukan berarti waktu bebasnya hari ini sampai besok akan s

  • Gairah Sahabat Suami    Belahan Jiwa

    "Maafkan aku, Amara. Aku bodoh. Aku benar-benar nggak akan melakukan itu, sayang. Aku nggak mau menceraikan kamu," Arya seperti orang yang berbeda. Berkata merayu asalkan mendapatkan satu kesempatan."Nggak Mas, aku nggak mau. Aku mohon pergilah," Amara tetap menghindar dan mengusir Arya."Sayang, kamu benar benar tega? Ini ada Azka loh, kamu nggak kasihan sama Azka," ucap Arya, masih saja tetap mengiba dan bahkan dia sekarang sudah berlutut di hadapan Amara."Mas!" Amara setengah berteriak, dia tidak habis pikir dan tidak menyangka kalau sikap Arya akan kekanak-kanakan seperti ini. Arya seperti orang yang berbeda, egois dan terus saja memaksakan keinginan. Itu membuat Amara tidak nyaman.Kamu kenapa sih, Mas? Kenapa kamu jadi bersikap seperti ini. Kenapa kamu berubah Mas? Kenapa kamu tidak seperti kamu yang dulu saat pertama kali aku kenal.Apa dulu itu juga hanya tipu muslihat kamu, Mas? Kamu sedang mempercayai aku agar aku bisa menerima kamu. Aku benar-benar kecewa sama kamu, Mas.

  • Gairah Sahabat Suami    Kesendirian

    Suara ruangan dipenuhi dengan alunan musik dangdut. Amara sedang menyalakan musik dan dia sedang berjoget di kamarnya. Amara melakukan itu hanya untuk menghibur diri dan menghilangkan rasa penat di dalam dada.Dia merasa akhir-akhir ini hatinya sedang tidak baik atau otaknya perlu sedikit refreshing."Jeng jeng Nana Nana jeng jeng jeng!"Amara sedang mengikuti suara dari alunan lagu tersebut. Suara falsnya sedang bergema di ruangan dan siapapun yang mendengar langsung akan membuat sakit kepala, muntah. Mungkin saja bisa gegar otak dan dilarikan ke rumah sakit.Amara bahkan tidak menular suara ponselnya berdering juga bergetar. Tentu saja tidak lain dan tidak bukan si penelepon adalah Andreas. B-laki yang berjanji tidak akan mengganggu sampai batas besok pagi dia menjemputnya.Ke mana wanita itu pergi? Dia benar-benar mengabaikan telepon dariku. Rasanya aku ingin berbalik arah dan kembali saja ke tempat dia. Tapi, semua itu tidak dapat aku lakukan.Bersabarlah Andreas dan tunggulah se

  • Gairah Sahabat Suami    Belum Mau Mati

    "Baik, Tuan, saya akan menyuruh beberapa orang terpercaya kita untuk menyelesaikan masalah ini. Saya pastikan, mereka akan berhati-hati dengan tugasnya. Sebab, tidak menutup kemungkinan kalau sampai ketahuan, nyawa mereka menjadi taruhannya," Kenzo tetap menjabarkan hal terburuk yang akan terjadi jika mengawasi Reno."Aku tahu, karena dari itu kirimkan saja orang terbaik dan yang paling bisa menjaga rahasia. Ini tidak boleh tersebar dan aku tidak mau kalau calon istriku terganggu karena bocornya informasi yang kalian dapat," Andreas mengultimatum, dia benar-benar belajar dari masa lalunya.Andreas tidak ingin kalau Amara sampai telinga dengan kerajaan kegelapannya. Yang perlu Amara tahu dia adalah laki-laki menyebalkan dan tidak waras. Itu saja sudah membuat Amara gagal fokus menjalani kehidupan.Andreas mencoba mengeluarkan ponselnya dan menekan nomor seseorang. Tentu saja nomor yang ditekannya adalah nomor Amara yang disimpan tanpa sepengetahuan nya.Tidak ada jawaban sama sekali. S

  • Gairah Sahabat Suami    Penebus Dosa

    "Kau benar-benar menantu tidak bertanggung jawab. Aku sudah rela memberikan Putri kesayangan hanya untuk menjadi korban di tangannya. Aku benar-benar tidak menyangka kalau kau akan bertindak sekejam itu. Aku pikir dengan ketulusan yang diberikan oleh putriku, bisa berubah."Reno menatap tajam, emosinya benar-benar sudah sampai di ubun-ubun, tapi harapan itu tidak sepenuhnya hilang. Karena saat ini Reno yakin gadis yang berwajah mirip dengan putrinya itu juga adalah putrinya."Aku tidak akan membiarkannya terulang kembali. Aku tidak akan merestui kau dengan putriku. Jauhi putriku!" decak Reno tanpa ragu mengklaim Amara sebagai Putrinya.Andreas spontan mengepalkan tangannya dan matanya pun tidak bisa berbohong, dia tidak sepenuhnya menerima keputusan yang ayah mertuanya buat."Putri Papa? Apa maksudnya, Pah? Aku sudah katakan, Pah, dia bukan putri Papa, ini hanya wajahnya saja yang mirip. Dan aku juga seperti papa pada awalnya, menganggap Amara sebagai Miranda, tapi dia benar-benar buk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status