Beranda / Romansa / Gairah Sahabat Suamiku / 6. Terima Kasih Sayang

Share

6. Terima Kasih Sayang

Penulis: NARA
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-15 23:20:07

Lili benar-benar kecewa karena ia tidak bisa bertemu dengan Lio, yang saat ini berada di luar negeri. Padahal ia datang dengan niat menggadaikan harga dirinya, untuk menyelesaikan hutang Zian yang sudah menumpuk. Namun, semua niatnya tersebut tidak membuahkan hasil. Lili masih berdiri di ruang kerja Lio dengan tatapan tertuju pada Pria yang baru saja memberi tahu dimana Lio.

Dengan berat hati, Lili memutuskan untuk keluar dari ruangan tersebut tanpa mengatakan apapun. Namun, baru saja ia membuka pintu dan ingin melangkah keluar, pria itu menghentikan langkahnya.

"Apa kamu Lili?" tanya pria itu, yang kini beranjak dari duduknya dan melangkah mendekati Lili.

Lili yang sudah menghentikan langkahnya, segera membalik badan dan menatap ke arah pria yang kini berdiri tegap beberapa meter dari tempatnya, pria itu mengenakan kemeja navy dan celana bahan hitam. Raut wajahnya tenang, namun sorot matanya tajam dan serius.

"Iya, aku Lili. Tapi... kamu siapa? Kenapa kamu tahu namaku?" tanya Lili, karena ia tidak mengenal pria tersebut. Jangankan mengenalnya, melihatnya juga baru sekarang.

Pria itu tidak langsung menjawab. Ia melangkah lagi lebih dekat, namun Lili segera mundur beberapa langkah, menjaga jarak.

"Tenang saja aku bukan setan. Aku Romi. Aku bekerja untuk Lio," katanya memberi tahu Lili. "Lio sudah bercerita tentang kamu sebelum dia berangkat ke luar negeri."

Lili menatap Romi penuh tanya. "Jangan mendekat!" pinta Lili.

"Aku tidak makan orang," kata Romi menghentikan langkahnya di hadapan Lili. Ia merogoh saku celananya, lalu mengeluarkan sebuah kunci hotel dan memberikannya pada Lili. "Kalau kamu benar-benar ingin bertemu Lio, temui dia besok malam di Hotel X, kamar nomor empat puluh lima,"

Lili menatap kunci yang sudah berada di tangannya. "Kamar hotel." ucap Lili, dan tubuhnya benar-benar merinding membayangkan apa yang akan terjadi.

"Jangan lupa, jam sembilan malam. Jangan terlambat," ucap Romi sebelum berbalik dan berjalan keluar ruangan tanpa menoleh lagi.

Meninggalkan Lili yang diam mematung sambil terus menatap kunci yang ada ditangannya.

***

"Sial! Punya teman kaya, satupun tidak ada yang mau bantu! Dasar bajingan!" seru Zian sambil membanting melempar apapun yang ada diatas meja. Emosinya memuncak, kepalanya pening, pikirannya kusut.

Ia duduk di ruang tamu yang berantakan, berhadapan dengan Dave, sahabatnya sejak SMA yang kini juga telah sukses menjalankan bisnis.

Dave menghela napas, mencoba bersikap tenang menghadapi amarah Zian. "Bukannya tidak mau bantu, Zi. Tapi kamu juga tidak kira-kira, minta pinjam uang satu miliar," katanya pelan, mencoba menenangkan. "Kalau lima puluh juta atau seratus juta, aku masih bisa bantu. Tapi kalau satu miliar, jujur aja aku tidak punya."

"Udah diam! Seratus juta itu buat apa, hah? Tidak cukup untuk bayar hutangku!" Zian menggeram, lalu menenggak minuman beralkohol di hadapannya. Napasnya bau alkohol, matanya merah dan berkaca-kaca, bukan hanya karena minuman, tapi karena stres yang menumpuk.

Dave memandangi sahabatnya dengan iba. "Zi, apa kamu sudah coba pinjam ke Lio?" tanyanya hati-hati. "Eh, tapi... utangmu ke dia masih banyak, ya?"

Zian hanya mengangguk pelan sambil menatap kosong ke arah meja.

"Aku nyuruh Lili yang pinjam ke dia," ujarnya. "Aku malu kalau harus pinjam lagi, apalagi aku belum bisa bayar utang yang lama." ungkap Zian, itu mengapa ia meminta sang istri untuk meminjam uang pada Lio.

Dave mengerutkan dahi. "Dan... dikasih?"

Zian menggeleng pelan. "Tidak." jawabnya pendek.

"Mungkin kalau kamu yang ngomong langsung, dikasih, Zi." saran Dave dengan nada bijak.

"Tidak mungkin," potong Zian cepat. "Harga diriku udah cukup diinjak."

"Kamu belum coba," ujar Dave, mencoba membesarkan hati, meski tahu kepala Zian sekeras batu.

Zian tidak menjawab. Matanya justru terpaku ke arah pintu, saat Lili, istrinya, masuk ke rumah. Wajahnya lelah, rambutnya sedikit acak-acakan, dan sorot matanya cemas.

Dave segera berdiri. "Aku pulang dulu, Zi." pamitnya sopan.

Setelah Dave pergi, Lili menghampiri suaminya dengan langkah hati-hati. Ia tahu, Zian sedang frustrasi.

"Zi, kamu minum lagi?" tanyanya lembut, duduk di sebelah suaminya.

"Berisik!" sahut Zian cepat, tidak mau mendengarkan.

"Minuman alkohol itu tidak baik buat kesehatan kamu Sayang."

"Bawel! Tidak usah panggil sayang. Kamu yang tidak baik buat kesehatan aku! Dasar istri tidak berguna!" hardik Zian sambil berdiri dan hendak pergi meninggalkan ruang tamu.

Namun, Lili segera bangkit dan menahan tangannya. "Zi tunggu," katanya pelan.

"Lepas!" Zian mencoba mengibaskan tangan istrinya.

"Aku akan dapat pinjaman besok," bohong Lili cepat, tanpa pikir panjang.

Zian menghentikan langkahnya. Ia menoleh dan menatap Lili penuh selidik. "Apa? Kamu dapat pinjaman?"

Lili menatap mata suaminya, mencoba menyembunyikan kebohongannya. "Bu Luna, mantan atasan aku mau memberi pinjaman. Katanya, besok uangnya bisa dikasih," ucap Lili, berbohong. Karena ia ingin kembali melihat sang suami yang begitu mencintainya.

Mata Zian yang sebelumnya merah dan liar, kini berubah. Seolah ia kembali menjadi lelaki yang dikenalnya hangat, meski hanya sebentar.

"Sungguh, sayang?" tanyanya dengan suara yang jauh lebih lembut.

Lili mengangguk pelan.

Zian langsung menarik tubuh istrinya ke dalam pelukan. "Terima kasih, sayang," ucapnya.

Tapi di dalam pelukan itu, Lili hanya bisa menutup mata, menahan air mata yang ingin jatuh. Besok, ia harus menggadaikan harga dirinya sebagai seorang perempuan dan juga istri pada sahabat suaminya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Gairah Sahabat Suamiku    13. Kunci Rahasia

    Lili masih diam mematung, tidak menanggapi ucapan dari Zian. Pikirannya kacau, jantungnya berdetak tidak beraturan, dan tubuhnya terasa dingin meski berada di dalam ruangan yang hangat. Ia tidak akan bekerja dengan Lio sebagai sekretarisnya, tidak! Itu tidak mungkin. Tidak setelah apa yang terjadi semalam dengan Li. Tidak setelah dirinya melanggar semua batas sebagai istri dari Zian.Zian, suaminya yang begitu percaya padanya. Pria yang mencintainya, kini meminjamkan kepercayaannya kepada Lio, sahabat karibnya sendiri. Dan sekarang, Zian meminta, bahkan memaksa dirinya bekerja dengan Lio. Hatinya menolak. Jiwanya memberontak. Tapi situasinya rumit.Lili akhirnya membuka mulut, dengan suara yang masih bergetar. "Aku tidak mau bekerja dengannya, sayang," tolak Lili mentah-mentah.Zian mengernyitkan dahi, tidak mengerti. "Kenapa?""Aku bisa mencari pekerjaan lain," jawab Lili cepat, menghindari tatapan suaminya.Namun Zian malah menggeleng keras. "Dan aku tidak mengizinkan kamu bekerja d

  • Gairah Sahabat Suamiku    12. Sekretaris

    Sejak kemarin, Zian benar-benar merasa seperti manusia paling beruntung di dunia. Semua masalah yang selama ini menyesakkan dadanya satu per satu terselesaikan, seolah semesta sedang berbaik hati padanya. Hutang-hutang yang menumpuk akibat usahanya bangkrut akhirnya lunas. Sang istri, Lili, tiba-tiba mendapatkan pinjaman dalam jumlah fantastis dari pihak yang tak pernah ia sangka, dan itu cukup untuk membangun kembali usaha yang nyaris membuatnya jatuh ke jurang kemiskinan. Dan pagi ini, berkah itu belum juga berhenti mengalir.Lio, sahabat lama yang sempat menjauh sejak Zian terjerat masalah keuangan, datang pagi-pagi ke rumahnya. Bukan dengan tangan kosong, tapi membawa berita yang mengejutkan sekaligus membahagiakan."Aku udah pikirin ini matang-matang, Zi. Dan kamu tidak perlu bayar utangmu ke aku," kata Lio dengan nada santai, duduk berhadapan dengan Zian di ruang tamu rumah sahabatnya tersebut.Zian menatap Lio lekat-lekat, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. "Ter

  • Gairah Sahabat Suamiku    11. Datang Bulan

    Deg. Jantung Lili seolah berhenti berdetak saat mendengar pertanyaan sang suami. Suasana ruang tengah yang tadinya tenang mendadak terasa menyesakkan. Lili bisa merasakan darahnya berdesir, tubuhnya membeku, dan telapak tangannya mulai berkeringat dingin."Sayang, kenapa tidak di jawab?" tanya Zian melihat ekspresi wajah sang istri. Zian mengerutkan kening sambil menatap Lili dengan bingung. Ia lalu mendekat, mengendus lembut bagian pundak istrinya. "Ini... kayak parfum cowok. Kamu pakai parfum pria?" tanya Zian lagi.Lili hampir tersedak oleh udara yang ia hirup. Aroma parfum Lio masih melekat samar di bajunya, sebuah kesalahan fatal yang tak ia sadari, harusnya ia membersihkan diri sebelum pulang.Dan sekarang, Zian, suaminya yang begitu mencitainya berdiri di hadapannya dengan wajah penuh tanya.Panik. Itu satu-satunya perasaan yang Lili rasakan. Ia menunduk, mencoba menenangkan degup jantungnya, memaksa otaknya bekerja cepat mencari alasan."Anu, itu… Sayang," katanya terbata, sua

  • Gairah Sahabat Suamiku    10. Sia-sia?

    Akhirnya, Lili pulang diantar oleh Lio. Sepanjang perjalanan, sunyi menyelimuti mereka berdua. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Lili, meskipun beberapa kali Lio mencoba mencairkan suasana dengan obrolan ringan. Namun, Lili hanya menatap kosong ke luar jendela, matanya berkabut oleh penyesalan yang mendalam.Bayangan kejadian di kamar hotel tadi masih membekas jelas di benaknya. Bagaimana tubuhnya menyerah pada bujukan dan rayuan Lio, sahabat suaminya sendiri. Semua itu terjadi hanya karena satu hal, yaitu uang. Ia merasa hina, kotor, dan yang paling menyakitkan, ia telah mengkhianati Zian, suami yang selama ini selalu percaya padanya.Mobil yang dikendarai Lio akhirnya berhenti di tepi jalan depan rumah Lili. Mesin dimatikan, tapi keheningan masih terasa menyesakkan.Sebelum membuka pintu, Lili menoleh, memandang Lio dengan sorot mata yang tak bisa menyembunyikan kegundahannya. "Aku mohon padamu, apa yang telah terjadi antara kita, akan menjadi rahasia kita. Sampai kapa

  • Gairah Sahabat Suamiku    9. Ini Uangmu

    Lio benar-benar tidak bisa berhenti, menyusuri setiap jengkal tubuh istri sahabatnya tersebut.Gairah dalam tubuhnya tidak bisa ia redam, setelah Lili mencium bibirnya sambil melepas jubah mandi yang menempel di tubuhnya.Sentuhan demi sentuhan Lio, membuat Lili benar-benar merasa bersalah pada sang suami. Apalagi saat pria itu terus menyesap buah dadanya dan alat reproduksi Lio menerobos masuk menusuk tubuhnya, Lili merasa menjadi perempuan paling hina di dunia ini, karena sudah mengkhianati sang suami.Sedangkan Lio benar-benar menikmati setiap detik apa yang dirinya lakukan pada tubuh Lili. Dan ia tidak bisa berhenti memompa tubuh Lili di bawahnya.Detik demi detik berlalu, aktivitas panas terus berlalu, udara dingin yang ada di kamar hotel tersebut, tidak lagi terasa. Yang ada hawa panas menyelimuti Lili dan juga Lio, membuat tubuh keduanya basah karena peluh.Lili menutup mulutnya, ia benar-benar benci dengan suara desahan yang tiba-tiba keluar dari bibirnya.Sedangkan Lio tersen

  • Gairah Sahabat Suamiku    8. Dan Malam Ini, Kamu Adalah Milikku!

    Setelah perjalanan yang cukup memakan waktu, karena kemacetan yang biasa terjadi di jalanan ibu kota, Lili akhirnya tiba di Hotel X. Matanya menatap bangunan megah itu dengan campuran perasaan, gugup, takut, dan marah pada dirinya sendiri.Ia menarik napas dalam-dalam sebelum melangkah masuk. Pikirannya penuh dengan suara-suara yang saling bertabrakan, membuat langkah kakinya terasa berat. Tapi ia harus melakukannya. Demi suaminya, demi hutang yang harus lunas.Setibanya di lobi, Lili langsung menuju lift dan menekan tombol menuju lantai tertinggi, tempat presidential suite berada. Di tangannya tergenggam erat kunci kamar yang diberikan oleh asisten Lio kemarin.Detik-detik berlalu dengan lambat. Jantung Lili berdegup semakin cepat saat lift berhenti dan pintu terbuka. Di hadapannya kini terbentang koridor sunyi dengan penerangan temaram. Langkah kakinya menggema pelan ketika ia melangkah menuju kamar yang sudah di beritahu Romi.Setibanya di depan pintu, Lili berdiri mematung. Tangan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status