Share

bab 24

Penulis: Addarayuli
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-12 20:02:40

William menempel bagian terakhir projek jembatan yang dia buat. Dia tersenyum bangga pada hasil terakhir yang berhasil dia selesaikan. William mengemasi alat tulis serta kertas dan barang-barang yang berserakan di meja dan karpet kamarnya.

"Perfect." Gumamnya.

William mengangkat projeknya dan meletakkan di meja belajarnya. Besok pagi jadwal mengumpulkan tugasnya ke dosen. Setelah selesai membereskan barang-barangnya, William menatap kekasihnya yang tengah tertidur di sofa.

"Cantik banget pacar gue."

William mendekati Clarissa, dia meraih remot tv dan mematikannya. William juga mengambil bekas cemilan Clarissa yang masih tersisa dan memasukkannya ke dalam plastik. Dia menyingkirkan anak rambut yang menutupi kening Clarissa. Dipandanginya wajah Clarissa yang terlelap.

Cup.

Sebuah kecupan ringan mendarat di kening Clarissa, William tersenyum sambil mengelus pipi kekasihnya.

"Aku cob
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gairah Sahabatku   bab 55

    Nozela menatap kedua tangannya yang terdapat empat paper bag, masing-masing dua di tangan kanan dan kirinya. Nozela menghela nafas pelan sambil terus mengikuti langkah mamanya dan mama William itu. Untuk pertama kalinya dia merasakan lelah untuk shopping. Biasanya dia tak pernah merasa kakinya pegal meski harus mengelilingi Mall. Mona dan Tiara terus memasuki store pakaian, tas, sepatu bahkan perhiasan. Setiap toko mereka akan membeli minimal satu barang, membuat Nozela jadi jengkel sendiri. Kedua wanita itu seperti anak baru gede saja yang baru senang-senangnya berbelanja. "Ih, gue capek." Gerutu Nozela yang berdiri di dekat manekin. Dia melirik manekin di sampingnya dengan sinis. "Apa lo lihat-lihat?" Beberapa orang yang melihat Nozela berbicara sendiri mulai berbisik-bisik sambil tertawa pelan. Melihat itu, Nozela tak segan melayangkan tatapan tajamnya pada mereka. "Kalian pikir gue gila apa?" Gumamnya.

  • Gairah Sahabatku   bab 54

    Drrtt. Drrtt. "Siapa sih pagi-pagi nelpon." Masih dengan mata terpejam, Nozela meraba nakasnya. Setelah menemukan ponselnya, Nozela mengangkat panggilan entah dari siapa. "Haloo." Ucap Nozela lemah. "Sayang, kamu belum bangun?" Seketika mata Nozela terbuka lebar, dia langsung bangkit dari tidurnya kemudian menatap jam di dinding kamarnya. "Halo, sayang. Kamu masih di sana?" "Halo, iya iya Leon. Aku baru bangun, hehe." "Ya udah nggak papa, aku tungguin kamu di deket taman ya." "Iya, aku cuci muka dulu." "Nggak usah buru-buru." "Oke." Tut. "KENAPA GUE KELUPAAN!!" Nozela bergegas ke kamar mandi lalu mencuci wajah dan gosok gigi. Setelah itu dia mengambil celana joger serta memakai kaos oblong. Nozela memakai sepatunya sambil terburu-buru, dia bahkan tak menyisir ra

  • Gairah Sahabatku   bab 53

    Nozela mencebikkan bibirnya sambil melirik William yang sok perhatian padanya, saat piring dengan steak yang sudah dipotong dadu itu digeser ke depannya, Nozela segera menyikut pelan perut William. William hanya menampilkan senyum terbaiknya, dia bahkan mengabaikan rasa nyeri diperutnya akibat sikutan dari sahabatnya itu. Nozela kurang puas dengan ekspresi yang ditampilkan William. Bisa-bisanya cowok itu tak merasa sakit sama sekali. "Tck, ngeselin." Gumam Nozela. "Ini namanya perhatian, lo nggak suka?" Nozela melirik William dengan raut wajah datar. "Lo perhatian kalo ada mereka aja. Kalo cuma kita berdua lo selalu nindas gue." "Mana ada?" "Mini idi." Ucap Nozela menirukan ucapan William. "Lo lama-lama bikin naik darah ya." Ucap William. "Tuh kan tuh kan, udah mulai keluar sifat aslinya." Tunjuk Nozela menggunakan garpu ditangannya. "Ehem."

  • Gairah Sahabatku   bab 52

    "Mau kemana pah?" Tanya Nozela pada papanya yang sudah berpakaian rapi. "Loh, kamu belum siap-siap Jel?" Nozela menggelengkan kepalanya lalu duduk di sebelah Andito. "Emang mau kemana pah?" "Kita kan mau makan malam sama Om Jimy dan Tante Mona, emang mama nggak bilang sama kamu?" Nozela kembali menggeleng. "Enggak." "Hei, tadi waktu kamu habis dari dapur. Kamu jawab iya kok tadi." Ucap Tiara yang baru saja datang. Nozela mengerutkan keningnya. "Kapan? Ojel nggak denger kok." "Kamu tuh ya, sana ganti baju." Ucap Tiara. Nozela melemahkan bahunya, tangan Andito terangkat untuk mengelus kepala putrinya. "Sana ganti baju, dandan yang cantik ya." "Iya pah." Nozela segera pergi dari ruang keluarga, dia kembali masuk ke dalam kamarnya. Nozela melihat paper bag diatas ranjangnya, dia mendekati ranjang itu lalu mengeluarkan isi da

  • Gairah Sahabatku   bab 50

    Siang harinya, Nozela mengajak Thalia pergi ke cafe dekat kampus untuk makan siang. Meski keadaan keduanya masih canggung, namun Nozela bukan tipe yang suka marahan lama, dia tak tahan saja jika harus saling diam dengan orang terdekatnya. "Pesen Tha." Ucap Nozela menyodorkan buku menunya. "Pasta sama minumnya lemon tea ice kak." Ucap Thalia. "Samain aja kak." Ucap Nozela. Setelah pelayan mencatat pesanan mereka, dia pun pergi. "Ujian tinggal seminggu lagi anjir." Ucap Nozela. Thalia mengangguk. "Iya, nggak kerasa ya." "Eh Jel, gue mau tanya sesuatu nih. Tapi lo jangan marah ya." "Tanya apa Tha." "Ini soal cowok yang nyamperin lo waktu itu." Nozela menatap Thalia serius. "Drake maksud lo." "Gue nggak bermaksud apa-apa Tha, lo jangan salah paham." Nozela tersenyum sambil mengangguk. "Iya, santai aja kali."

  • Gairah Sahabatku   bab 51

    Seluruh mahasiswa dan mahasiswi kampus XXX sedang menjalani ujian tengah semester. Beberapa mahasiswa ada yang memutuskan untuk belajar di depan kelas, perpustakaan bahkan taman sekitar kampus. Termasuk Nozela dan Thalia, mereka sedang berada di kantin untuk makan sekalian mengulas materi yang mungkin keluar saat ujian nanti.Sambil menyedot jusnya, mata Nozela bergerak ke kanan dan ke kiri, membaca setiap tulisan yang ada dibuku catatannya. Di sampingnya, Thalia sedang mengerjakan contoh soal sebagai bahan literasi untuk menguji kemampuan ingatannya."Selesai."Nozela menoleh ke arah Thalia yang nampak tersenyum sambil melihat lembaran soal di depannya.Gluk.Nozela menelan sisa jus di mulutnya. "Kenapa kita nggak sekelas sih Tha?""Ya mana gue tahu Jel, tanya aja sama bagian registrasi kampus. Protes sono, kenapa kita nggak satu kelas." Jawab Thalia sambil memasukkan roti ke dalam mulutnya.Nozela menghembuskan nafas p

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status