Share

bab 38

Author: Addarayuli
last update Last Updated: 2025-12-19 20:02:26

"Makan siang datang."

Leon membawa sepiring nasi dan capcai kehadapan Nozela. Dia memesankan makanan yang tak pedas untuk kekasihnya yang baru saja sembuh dari sakitnya. Leon dengan telaten mengambilkan lauk itu ke piring Nozela.

"Kamu makan apa?" Tanya Nozela.

Leon tersenyum. "Aku makan buah Zel, lagi diet karbo."

Nozela menganggukkan kepalanya, dia menatap tubuh Leon yang nampak semakin berotot dengan tubuh tingginya.

"Kamu harus makan juga."

Nozela mulai menyendokkan sayuran lalu mengarahkan ke mulut Leon. Leon menatap isi dalam sendok yang di sodorkan Nozela, dia hanya tersenyum saja namun tak segera membuka mulutnya.

Thalia yang sedang memakan nasi goreng miliknya mendongak menatap sepasang kekasih di depannya yang asik mengumbar kemesraan. Mata Thalia tak sengaja melihat Nozela yang menyodorkan sendok berisi brokoli ke mulut Leon.

"Leon nggak suka brokoli Jel
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Sahabatku   bab 47

    "Kalo gue punya sodara enak kali ya, rame nih rumah." Gumam Nozela sambil menuruni anak tangga. Rumahnya yang besar terasa sunyi saat penghuni rumah sedang bepergian. Nozela menuju kandang smooky lalu membawanya keluar. "Tapi kalo gue punya sodara, kekayaan papa bakal dibagi dong." Gumanya lalu tertawa sendiri. "Non, ngapain ketawa sendiri?" Tanya pak Ujang, satpam kediaman Andito. Nozela meringis kecil. "Nggak papa pak. Emm, bukain gerbangnya pak, Ojel mau keluar dulu." "Baik non." Pak Ujang segera berlari menuju gerbang lalu membuka kuncinya. Nozela masuk ke mobilnya lalu mengendarai mobilnya keluar rumah. Nozela hanya berkeliling untuk mengusir rasa bosannya. "Kita mau kemana ya smooky?" Tanyanya pada anjing di sebelahnya. "Jam segini Aluna udah pulang belum ya?" Sebuah ide muncul, Nozela segera mencari jalan untuk memutar arah. Dia tersenyum samb

  • Gairah Sahabatku   bab 46

    Mobil Nozela berhenti di samping mobil kekasihnya yang terparkir di halaman rumahnya. Segera Nozela san Thalia turun lalu masuk ke dalam rumah. "Sayang." Sapa Leon saat melihat Nozela berjalan bersama dengan Thalia. Wajah Nozela memanas saat Leon memanggilnya sayang dihadapan mama dan sahabatnya. "Udah lama?" Tanya Nozela sambil duduk si samping kekasihnya. "Belum kok." "Ganti baju sana, nanti telat loh." Ucap Tiara menghampiri Nozela. "Mamah nggak ke kantor?" Tanya Nozela. "Tadi mamah pulang ngambil berkas ketinggalan, nggak sengaja papasan sama Leon yang katanya mau jemput kamu." Nozela mengangguk mendengar jawaban mamanya. "Mama balik ke kantor dulu, duluan ya Leon Thalia." "Iya tan." "Hati-hati tan." Jawab Leon. "Kalo gitu aku ke atas bentar." Pamit Nozela pada Leon. Leon tersenyum lalu

  • Gairah Sahabatku   bab 45

    Nozela mengendarai mobilnya menuju kost Thalia, mulutnya terus mengunyah permen karet yang sudah tak terasa manis itu. Nozela mehentikan mobil Nozela tepat di depan gerbang kost khusus putri. "Masuk Tha." Ucap Nozela. Thalia segera masuk ke mobil Nozela, setelah memasang seat beltnya, Nozela segera melajukan mobilnya menuju toko buku. Karena jadwal kuliah mereka siang, Thalia mengajaknya pergi ke toko buku. "Lo nanti mau beli buku apa Jel?" "Gue pengen caro novel aja sih Tha." Thalia mengangguk. Setelah kejadian beberapa hari lalu hubungan mereka sudah kembali seperti biasanya. Lebih tepatnya Nozela yang tak ingin hubungan persahabatan mereka retak. Bahkan Thalia pun sekarang masih merasa canggung pada Nozela. Beberapa menit kemudian, mobil Nozela berhenti di parkiran toko buku. Meski bukan hari libur, namun toko itu selalu ramai. Mereka segera turun lalu masuk ke dalam. Nozela m

  • Gairah Sahabatku   bab 44

    Nozela berkali-kali mengecek ponselnya, pesan yang dia kirim ke William masih centang dua abu-abu yang artinya belum dibuka sama sekali. Sudah hampir setengah jam dia menunggu namun William tak datang-datang ke rumahnya. Nozela mengusap perutnya yang nyeri sekaligus lapar, dia menghela nafas panjang. Entah berapa lama lagi dia harus menunggu sahabatnya itu. Nozela bangkit dari tidurannya, dia menyandarkan tubuhnya ke headboard sambil berkirim pesan dengan Leon. "Tck, Liam lama banget sih." Gumam Nozela kesal. Brum. Brum. Terdengar suara mobil memasuki halaman rumahnya, Nozela segera turun dari ranjang lalu pergi ke jendela kamarnya. Saat dia menyibak gorden, dia tersenyum saat melihat William turun dari mobil sambil membawa beberapa kantong plastik. Nozela langsung kembali ke ranjang lalu memakai selimutnya, tak lama pintu kamarnya di ketuk dari luar. William kemudian masuk lalu berjalan menuju

  • Gairah Sahabatku   bab 43

    "Lepasin Cla." Clarissa mengangguk, perlahan jari lentiknya itu melepaskan gasper serta kancing celana William. Srit. Clarissa berhasil menurunkan resleting celana itu, dan sesuatu mulai terlihat di balik boxer William. Semangatnya semakin membara, dengan gerakan cepat dia menurunkan celana yang dipakai William, merasakan detak jantungnya yang semakin cepat dan kehangatan yang menyelimuti dirinya. Suasana menjadi semakin intens, namun Clarissa tetap mencoba menahan perasaannya, menikmati momen itu dengan penuh kehalusan dan kehangatan yang mendalam. "Wow." Ucapnya setelah itu menjilat bibirnya. William menatap miliknya yang sudah berdiri tegak, tanganya mulai menurunkan boxernya. Seketika benda panjang dan keras itu mencuat keluar. William mendekati Clarissa dan mulai mencium bibirnya dengan penuh gairah. Sentuhan hangatnya terasa begitu intens, membuat Clarissa merasakan gelombang perasaan yan

  • Gairah Sahabatku   bab 42

    Drrtt. Drrtt. Leon mengambil ponselnya yang berada di dasbor mobilnya, dia mengerutkan keningnya saat melihat nama Nozela yang menghubunginya. "Nozela? Apa ada yang ketinggalan?" Gumamnya. Leon segera menggeser ikon hijau pada layarnya. "Halo sayang." "Leon." Terdengar rengekan dari sebrang telepon membuat kerutan dahi Leon semakin dalam. "Ada apa Zel? Ada yang ketinggalan?" Leon segera menepikan mobilnya ke bahu jalan. "E-enggak. Tapi...." "Tapi apa? Aku balik ya, mumpung belum jauh." "JANGAN!!." Leon menjauhkan ponselnya dari telinga, pekikan kekasihnya membuat telinganya sakit. "A-aku minta maaf." "Buat?" "Mobil kamu." Leon menoleh ke kanan dan ke kiri, meneliti mobilnya takut ada apa-apa. Namun tak ada yang aneh sama sekali. "Mo

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status