Share

Gairah Semalam Dengan Kakak Ipar
Gairah Semalam Dengan Kakak Ipar
Author: ZeeHyung

Bab 1. Perjodohan

Author: ZeeHyung
last update Last Updated: 2025-08-04 18:36:27

"Ocha, kamu dari mana saja. Pulang jam segini. Apakah kamu tidak tahu kalau kamu itu anak gadis tidak boleh pulang larut. Apa kamu pergi dengan pria itu lagi?" tanya wanita paruh baya yang menatap tajam ke arah gadis cantik yang dipanggil Ocha oleh wanita paruh baya yang tidak lain ibu kandungnya.

Ocha membolakan matanya, dia kesal ibunya sudah mulai bereaksi menjadi posesif pasti ada yang akan ibu katakan.

"Aku pulang bukan dengan siapa-siapa. Aku pulang dengan kekasihku. Mama juga tahu siapa dia. Jadi, jangan diributin deh," jawab Ocha yang meninggalkan orang tuanya.

"Ocha, mau kemana kamu? Mama belum selesai bicara. Ocha, kamu harus menikahi Darren dua minggu lagi," kata ibu kandungnya yang bernama Mila.

Ocha yang hendak naik menghentikan langkah kakinya karena terkejut mendengar perkataan dari ibunya. "Apa ? Menikah dengan kakak iparku sendiri? Mama tidak salah?" tanya Ocha.

"Tidak. Mama tidak salah. Apa kamu tega melihat Darren hidupnya seperti itu? Tidak ada yang mengurusi dia. Apa kamu tega melihat kakak iparmu itu?" tanya Nyonya Mila.

Rossa menatap sang ibu dengan tajam. Rossa tidak suka menikahi pria yang bernama Darren Wijaya. Dia tidak mencintai pria itu sama sekali. Tapi, kini pihak keluarga malah menikahi dia dengan pria dingin dan arogan itu.

"Tidak, Ma. Ocha tidak akan menikahi Mas Darren. Dia kakak iparku, mana mungkin aku menikah dengan kakak iparku sendiri, Ma. Lagian, aku punya pacar dan kami berencana menikah setelah lulus kuliah. Mama tidak bisa paksa aku untuk menikahi suami almh kakakku sendiri. Apa Mama tega menikahkan aku dengan dia tanpa cinta lagi. Masih banyak wanita di luar sana, kenapa harus aku. Kenapa?" tanya Rossa dengan tatapan sedih dan putus asa mendengar dirinya akan dinikahkan dengan kakak iparnya sendiri.

8 tahun sudah kepergian kakak kandungnya, dan sejak 8 tahun itu pula kakak iparnya tidak pernah menikah dengan wanita manapun. Darren sibuk dengan pekerjaannya sebagai dosen dan CEO di perusahaan ekspor mebel dan perhiasan berlian.

Sifatnya yang arogan dan pemarah membuat wanita manapun enggan untuk menikahi Darren.

"Kamu jangan membuat malu kami, Ocha. Kedua orang tua Darren sudah meminta Mama dan Papa untuk menikahi kamu dan dia. Pokoknya, kamu harus menikah dengannya. Jangan membantah. Paham kamu, Ocha?" tanya Nyonya Mala ke Rossa.

"Lebih baik Ocha pergi dari sini daripada menikah dengan pria arogan itu. Apa Mama tidak sayang dengan Ocha? Ocha ini anak Mama. Anak kandung Mama sendiri. Kenapa Mama tega melakukan itu ke Ocha. Kenapa?" tanya Rossa dengan suara melengking.

Satu tamparan mengenai pipi Rossa hingga wajahnya mulus Rossa memerah. Napas Nyonya Mala naik turun, dia tidak menyangka kalau Rossa berani membantah perkataan dia.

"Jangan mencoba membantah. Kamu harus menuruti apa yang Mama katakan. Karena orang tua tahu apa yang terbaik untuk anaknya. Ingat, jika kamu tidak mau Mama mati, ikuti kata-kata, Mama. Apa kamu mengerti, Rossa Bayuni?" tanya Nyonya Mala dengan cukup tegas ke Rossa untuk menerima perjodohan antara dirinya dan kakak iparnya.

Rossa menggelengkan kepala mendengar perkataan ibunya itu. Rossa tidak menyangka kalau hidupnya harus seperti ini. Rossa masih kuliah semester awal dan dia juga sudah memiliki kekasih dari dia duduk di bangku sekolah menengah dasar.

Dan sampai sekarang mereka berpacaran dan mereka berencana menikah jika sudah lulus kuliah dan mapan. Tapi, sekarang dirinya harus dijodohkan oleh kakak iparnya itu. Apa yang harus dia katakan dengan kekasihnya nanti. Dan janji mereka sudah teramat dalam satu sama lain.

Rossa frustasi dengan perjodohan ini. Dirinya dipaksa menikah dengan kakak iparnya sendiri yang sudah menduda selama 8 tahun tanpa anak karena keponakannya meninggal setelah dilahirkan bersama dengan kakak kandungnya.

"Apa yang harus aku lakukan. Kenapa Mama tidak pernah peduli denganku. Apa salahku, kenapa harus aku yang menikahi Mas Darren. Kenapa dia tidak mencari wanita lain saja. Kenapa harus aku," tangis Rossa pecah.

"Karena, mertua kakakmu menginginkan kamu. Jadi, terima perjodohan ini. Dan lupakan kekasihmu itu. Percayalah, kamu akan berterima kasih dengan Mama dan Papa kelak." Nyonya Mala meyakinkan Rossa kalau mertua kakaknya yang menginginkan dia menjadi menantunya.

Rossa menggelengkan kepala pelan. Dirinya tidak percaya, jika nasibnya seperti kisah Siti Nurbaya tapi ini versi zaman sekarang. Dirinya dikurung dan tidak diperbolehkan bertemu dengan kekasihnya juga kuliah pun dia absen.

Penolakan demi penolakan diberikan oleh Rossa pada akhirnya, Nyonya Mala jatuh sakit. Melihat ibunya sakit, Rossa tidak mampu menolak permintaan ibunya. Dia pun terpaksa menerima perjodohan itu demi kedua orang tuanya.

Pertemuan antar keluarga terjadi, Rossa terpaksa ikut dengan keluarganya untuk bertemu dengan Darren. Selama pertemuan baik Rossa dan Darren hanya diam dan tidak satu patah kata pun yang terucap.

Darren sebenarnya sudah menolak perjodohan ini, dia masih mencintai istrinya dan tidak ada yang bisa menggantikan istrinya itu. Karena pengorbanan istrinya itu luar biasa. Sehari sebelum pertemuan ibu kandung Darren juga menekan Darren untuk menuruti keinginan mereka.

"Darren, kali ini turuti Mama. Tolong menikah lah dengan adik istrimu yang bernama Rossa. Mama tidak mau kamu menikahi wanita lain. Mama sudah nyaman dengan keluarga mereka dan wajah Rossa mirip dengan istrimu, Rissa. Mereka juga dari keluarga baik-baik. Kali ini saja turuti apa kata Mama. Kali ini, nak. Hanya kali ini," pinta ibu kandung Darren bernama Nyonya Pingkan.

Darren yang sayang dengan ibunya akhirnya menyetujui pernikahan ini. Walaupun, dia enggan wanita lain menggantikan posisi istrinya tapi demi ibunya dia akan melakukannya.

"Darren, kenapa melamun?" tanya Nyonya Pingkan ke Darren.

Darren yang tangannya disentuh oleh ibunya tersentak dan menoleh ke arah Nyonya Pingkan.

"Ah, tidak apa-apa. Hanya memikirkan pekerjaan saja," jawab Darren.

"Kalian bicarakan berdua saja mengenai pernikahan kalian. Kalian bahas apa saja yang akan disiapkan untuk acara pernikahan kalian. Dari seserahan dan mas kawin. Ayo, sana bicara nanti setelah itu katakan kepada kami apa saja kesepakatan kalian berdua. Ingat, jangan ada kontrak dan lainnya. Kami tidak mau dengar," ujar Nyonya Pingkan ke Darren dan Rossa.

Darren tersenyum kecil hampir samar hingga Rossa tidak bisa melihat senyuman kakak iparnya itu.

Sejak dulu, memang kakak iparnya ini tidak pernah sedikitpun tersenyum atau menyapanya. Dan dia pun juga sama seperti kakak iparnya itu. Cuek dan masa bodoh. Tapi, sekarang dia malah menjadi istri pengganti kakaknya sendiri yang sudah meninggal.

"Ayo kita ke tempat lain," ajak Darren yang segera berdiri meninggalkan Rossa.

Rossa tersenyum kecil ke arah kedua orang tuanya dan orang tua Darren. Rossa mengikuti Darren keluar dan mereka berjalan ke arah taman. Restoran milik Darren di desain sangat unik ada taman dan danau. Itu permintaan sang mantan istri. Sebelum, melihat tempat itu istrinya lebih dulu meninggal.

"Duduk jangan berdiri. Kamu bukan bodyguardku. Ayo duduk. Tapi, jangan dekat denganku. Menjauh saja duduknya," kata Darren dengan suara datar.

"Siapa yang mau duduk di sebelahmu," gumam Rossa pelan tapi masih didengar Darren.

Darren tidak peduli dengan apa yang Rossa katakan. "Berapa maharmu. Katakan saja, aku akan menurutinya."

Darren langsung keintinya tanpa basa basi hingga membuat Rossa terdiam dan memikirkan berapa yang akan dia minta kepada kakak iparnya. Berharap jika kakak iparnya ini menolak mahar yang akan dia sebutkan. Setelah mendapatkan jawabannya, Rossa pun angkat bicara.

"Mas, yakin dengan mahar yang akan aku katakan ini?" tanya Rossa.

"Hmm." Derren hanya berdehem kecil mengiyakan pertanyaan Rossa.

"Baik, aku minta seperangkat alat solat dan uang 2 milliar rupiah. Tidak boleh kurang satu rupiah pun dan kalau lebih boleh. Kalau cincin standar saja berlian 10 karat. Apa Mas sanggup?" tanya Rossa dengan wajah penuh kemenangan.

Mana ada pria sanggup memberikan nafkah sebesar itu. Apalagi dia hanya dosen. Rossa tidak begitu tahu banyak pekerjaan sang kakak ipar. Yang dia tahu hanya dosen bukan CEO. Dan dia yakin 100% akan ditolak oleh kakak iparnya.

"Baik, aku akan turuti. Tapi, dengan catatan khusus untukmu dan kamu harus menuruti apa yang akan aku katakan ini. Apa kamu sanggup melakukannya?" tanya Darren ke Rossa.

Rossa yang tersenyum penuh kemenangan terpaku mendengar Darren menyetujuinya. Padahal, dia sudah katakan mahar yang fantastis tapi kenapa disetujui oleh kakak iparnya ini.

"Ap-apa, Mas tidak keberatan?" tanya Rossa dengan suara terbata-bata.

Darren menoleh ke arah Rossa dengan wajah yang semakin datar dan Darren menggelengkan kepala ke arah Rossa. 2 miliar sangat kecil untuknya. Lebih dari itu juga dia bisa. Percuma dia pengusaha 2 miliar tidak sanggup dia berikan.

Pekerjaan Darren selain dosen di kampus terkemuka dia juga pengusaha jadi memberikan mahar 2 miliar tidak berat.

Dan, pekerjaan sebagai CEO tidak ada yang tahu. Hanya Rissa istri pertamanya saja yang tahu pekerjaan sebagai CEO nya sisanya tidak ada. Termasuk orang tuanya sendiri pun tidak ada yang tahu.

"Jadi, kamu mau mendengar apa yang akan saya katakan ini?" tanya Darren lagi dengan serius.

Rossa terkesiap dan menganggukkan kepala. "Apa itu?" tanya Rossa penasaran dengan persyaratan khusus yang akan disampaikan oleh kakak iparnya itu.

"Yakin, kamu akan menurutinya, Rossa?" tanya Darren dengan sorot mata dingin.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gairah Semalam Dengan Kakak Ipar    Bab 87. Bagaimana Kalau Jebak Dia

    Monica menggelengkan kepalanya dia takut dengan Darren benar-benar takut dan entah kenapa dirinya merasa kalau Darren sangat berbeda dengan Darren yang dia kenal. "Ak--aku tidak melakukan itu. Sumpah, dia berbohong padaku. Aku jujur padamu kalau aku tidak melakukan itu. Jangan percaya dia, aku tidak seperti yang dia katakan," jawab Monica ke Darren. Darren menatap Monica dia semakin kesal dengan Monica bagaimana bisa Monica berkata seperti ini. Sedangkan saksi sudah jelas mengatakan kalau dia pelakunya dan dia yang sudah membuat istrinya meninggal tapi kenapa Monica masih berkata seperti ini. Apa salah istrinya dan anaknya. "Aku katakan padamu Monica kamu terus berbohong maka kamu akan dapat hukuman yang berat. Kamu tahu dia kebahagiaan aku. Dia segalanya untukku. Kenapa kamu lakukan itu. Kenapa? Apa yang kamu lakukan padaku itu kejam Monica. Kalau kamu tidak suka pada dia lampiaskan padaku. Istriku tidak bersalah, dia permata cinta aku setelah kamu tinggalkan aku menerimanya, tapi

  • Gairah Semalam Dengan Kakak Ipar    Bab 86. Bukan Aku Pembunuhnya

    "Kamu tidak percaya denganku, Darren? Aku tidak pernah melakukan apapun. Kenapa kalian kaitkan aku dengan Rassi. Bukannya dia sudah meninggal dan dia meninggal juga karena pendarahan pasca lahiran bukan? Tapi, kenapa kalian kalian malah memintaku untuk mengaku. Memangnya, apa salahku kepada Rassi. Kalian pikir aku yang membunuhnya ?" tanya Monica yang ngotot kalau dia tidak ada kaitannya dengan kematian Rassi. Darren yang geram langsung memukul Monica dengan cukup kencang. Dia melampiaskan kepada Monica karena apa yang sudah Monica lakukan kepada istrinya dan juga anaknya sangat keterlaluan. Monica yang dipukul oleh Darren menjerit histeris dia berusaha untuk melepaskan dirinya dari Darren. Namun, tidak bisa Darren terus memukul Monica. "Tutup matanya dan mulutnya." Darren memerintahkan anak buahnya menutup mata dan mulut Airin. Anak buah Darren melakukan apa yang Darren perintahkan. Perjalanan menuju ketempat yang mereka tuju memakan waktu lumayan lama. Dan mereka akhirnya sampai

  • Gairah Semalam Dengan Kakak Ipar    Bab 85. Monica Tertangkap

    Monica tidak bisa berbuat apa-apa sekarang dirinya harus menyediakan uang yang diminta. Dan itu jumlahnya tidak sedikit. 5 miliar dan itu harus cash dia ambil. "Aku harus ke bank karena jika terlambat sedikit suster sialan itu akan membongkar semuanya. Aku akan habisi dia," ucap Monica yang keluar dari toko menuju bank. Terlebih dahulu dia menghubungi pihak bank dengan menanyakan apakah ada. Walaupun sedikit berdebat tapi Monica akhirnya bisa dan pihak bank menyiapkan uang. Alasan Monica untuk gaji karyawan dan sebagainya. "Darren, dia licik juga ya. Bisa-bisanya dia ingin menghabisi suster itu. Apa dia tidak takut kalau ketahuan?" tanya Chiko geleng kepala dengan tingkah Monica. "Kalau dia takut mana mungkin dia bunuh istriku. Dan juga anakku yang tidak bersalah dan bodohnya aku mengiyakan saja. Tanpa selidiki dulu," jawab Darren yang merasa bersalah karena dia tidak selidik kematian istrinya. Chiko menepuk pundak Darren dengan pelan dia tahu sahabatnya ini pasti sedih memikirka

  • Gairah Semalam Dengan Kakak Ipar    Bab 84. Menjebak Monica

    Sejak kejadian tersebut Cici mulai terlihat menjauh dari Chiko begitu juga dengan Rossa dan Darren dia tidak pernah terlihat sama sekali di depan mereka dan itu membuat Rossa khawatir dengan sepupunya biasanya Cici selalu ada di sekitarnya tapi kini tidak ada. "Sayang, kamu kenapa? Apa yang kamu cari?" tanya Darren kepada Rossa yang melihat Rossa kepalanya ke kiri dan ke kanan. "Aku mencari sepupu Cici. Tapi, sejak masuk kerja dia tidak terlihat sama sekali. Aku tidak tahu kenapa dia tidak ada apakah dia berhenti bekerja. Padahal waktu itu dia datang ke rumah dan dia ingin menginap di rumah tapi aku melarangnya," jawab Rossa yang masih celingak celinguk mencari keberadaan Cici. "Kenapa kamu melarangnya bukankah menginap satu atau dua hari tidak masalah. Kamu ada teman dan kalian para wanita bisa pergi bersama atau apa gitu," ucap Darren yang merasa aneh dengan Rossa kenapa tidak izinkan Cici menginap di rumahnya.Rossa tidak menjawab apa yang dikatakan oleh Darren dia memilih diam.

  • Gairah Semalam Dengan Kakak Ipar    Bab 83. Ayo Kita Menikah

    Mobil Chiko sampai di kos kosan Cici. Tidak ada yang bicara keduanya sepanjang jalan hanya diam. Cici membuka sabuk pengaman dan menoleh ke arah Chiko yang juga memandang dirinya. "Ci, bisa nanti malam aku datang ke sini? Aku mau ajak kamu pergi. Itupun kalau tidak keberatan," ungkap Chiko memberanikan diri untuk mengajak Cici. Terlepas Cici mau atau tidak itu urusan nanti. Yang penting ajak saja dulu. Sisanya belakangan pikir Chiko. "Mau kemana?" tanya Cici dengan sedikit malu-malu. "Kemana saja. Kalau bisa ke KUA juga boleh," sahut Chiko yang diakhir kata sedikit pelan hingga Cici melotot. Dia samar-samar mendengar kata KUA. "Anda katakan apa? KUA?" tanya Cici ingin memastikan apakah yang dia dengar itu benar atau tidak. "Ah, kamu salah dengar itu. Mana ada aku katakan itu. Mau atau tidak?" tanya Chiko lagi yang memaksa Cici untuk ikut dengan dirinya. Mendengar kata aku Cici makin merasa ada yang aneh dengan bosnya ini. Cici menggelengkan kepala dia tidak boleh tergoda. Dia h

  • Gairah Semalam Dengan Kakak Ipar    Bab 82. Ada Apa Denganku

    "Iya, aku tahu agama tidak mungkin mengambil suami orang. Aku sangat bersyukur Caca mau menerima aku dan mau mencarikan aku pekerjaan jadi sudah sepantasnya aku tidak menusuknya dari belakang," ungkap Cici mengatakan kalau dia tidak seperti kacang lupa kulitnya yang menusuk orang yang sudah berbuat baik padanya. Mimi tersenyum mengejek ke arah Cici. Dia tahu betul kalau Cici itu berbohong dan dia tidak mungkin melakukan itu dan dia juga yakin kalau Cici pasti hanya asal bicara. Seperti pepatah, lain dimulut lain dihati. Itulah, Cici saat ini. "Mimi, sudah jangan ribut. Diamlah," pinta Rossa ke Mimi untuk tidak ribut karena dia tidak mau Cici makin membencinya dan dia yakin Cici pasti menuduhnya kalau dia lah yang salah. "Ca, kamu keberatan kalau aku tinggal di sini. Nanti kalau sudah kembali bekerja aku akan ke kos lagi. Di kosan aku kesepian. Tidak ada teman bercerita, bisa tidak?" tanya Cici ke Rossa. "Tidak. Kamu tidak boleh di sini. Aku saja tidak tinggal di sini. Kamu tidak t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status