LOGINAyang adik bungsu Verrel tersenyum karena kakaknya marah karena menganggu dirinya yang mau membawa kakak iparnya Bunga pergi bersama dirinya. "Kenapa kamu marah? Aku hanya ingin mengajak kakak iparku. Aku mau ke mal dan kata mama boleh bawa kakak Bunga. Kakak tidak izinkan aku pergi dengan dia ya?" tanya Ayang yang mendekati Verrel dan duduk di tengah-tengah Bunga dan Verrel. "Kenapa kamu duduk di tengah aku dan istriku. Mau jadi pelakor kamu?" tanya Verrel ke Ayang. Ayang menoleh ke arah kakaknya dan memandang dari atas sampai bawah dan berpaling lagi ke arah Bunga.Melihat sikap Ayang seperti itu membuat Verrel melotot. Dia tidak percaya dengan apa yang dilakukan adiknya. "Hei, mana sopanmu padaku?" tanya Verrel menarik kuping Ayang. "Kakak, dia nakal. Jangan mau dengan dia. Aku akan carikan pria lain yang lebih dari dia. Temanku banyak yang cakep dan kaya raya. Apa kakak Bunga mau?" tanya Ayang merengek ke Bunga karena Verrel menarik kupingnya dan menawarkan pria lain ke Bunga
"Ada apa? Apa yang terjadi?" tanya Oliver Junior kepada si penelepon. "Anda tahu wanita yang bernama Bunga yang keluarganya waktu itu kita habisi, ternyata dia sudah bersama dengan pengusaha yang sangat terkenal bernama Verrel. Dan Verrel ternyata anak dari pengusaha hebat juga yang bernama Darren anak dari tuan Tommy. Anda pasti kenal dia," jawab si penelpon kepada Oliver Junior yang tentu saja membuat Oliver terkejut karena nama Darren di sebut.Bukannya nama itu adalah nama musuh dia yang sudah membunuh ayahnya dan sekarang si penelpon mengatakan nama Darren karena semenjak dia mencari nama Darren tidak sedikitpun dia menemukan jejaknya. Entah kenapa nama itu hilang ditelan bumi. Tapi kini nama itu ada kembali. "maksudmu Darren itu pengusaha? Tapi kenapa aku tidak mengenalnya?" tanya Oliver Junior.Kenapa tidak dikenal lagi karena Darren tidak lagi berkecimpung di dunia pengusaha dan semua informasinya dihapus termasuk istrinya yang bernama Rossa juga dihapus dari pemberitaan han
"Kurasa bukan dia. Aku percaya dengan dia. Dia tidak mungkin secepat itu mengetahui aku siapa kalau pun dia tahu aku akan katakan kalau aku tidak pernah sedikitpun menghabisi orang karena aku memilih menghabisi musuhku daripada masyarakat yang tidak tahu apa-apa.""Karena bagiku jika kita melakukan tindakan yang tidak baik dengan warga maka kita akan mendapatkan imbasnya seperti sekarang kita tidak tahu apa yang terjadi kenapa Bunga begitu membenciku padahal aku tidak tahu yang sebenarnya terjadi.""Aku ingin bertanya tapi takutnya dia pergi meninggalkanku," jawab Verrel yang membuat mereka semua terkejut."Kakak kamu benar-benar mencintainya ya ?" tanya Rafi kepada kakaknya. "Menurutmu apakah aku terlihat mencintainya ?" tanya Verrel kembali."Mana aku tahu kakak yang mengetahuinya bukan aku. Tapi, kalau memang benar Kakak mencintainya lebih baik Kakak terus terang saja siapa kakak. Walaupun nantinya kakak akan ditinggalkan atau yang lainnya.""Intinya Kakak sudah berusaha dan kakak
Bunga merenggut karena Verrel mengerjain dia lagi. Dan tidak memberikan jedah. Verrel yang melihat Bunga merengut membolakan matanya entah kenapa ekspresi wajahnya Bunga lucu di matanya. "Kenapa kamu cemberut seperti itu. Kamu tidak ikhlas apa?" tanya Verrel ke Bunga. Bunga menoleh ke arah Verrel dan dia kesal lagi dengan Verrel. "Jahat." Verrel malah tertawa mendengar jawaban dari Bunga. "Kapan aku jahat. Aku tidak jahat. Aku baik. Bagaimana bisa kamu katakan aku jahat, Bung. Kamu berlebihan ih," jawab Verrel lagi. Bunga yang dikatakan berlebihan makin menunjukkan wajah masamnya. Dia sudah semalaman melayani dia sampai sakit paginya diminta lagi. Bukankah itu kejam walaupun enak. Bunga tidak lagi memperdulikan Verrel tapi tiba-tiba dia mulai berpikir sejenak dengan apa yang tadi dia pikirkan sebelum genjatan senjata tadi. "Bola mata itu sangat aneh aku lihat. Dia terlihat sangat familiar sekali. Seperti pernah aku temui. Padahal, aku baru ketemu dia pertama saat kerja tapi k
Verrel mengakhiri panggilan telepon dan segera mengirim nomor tersebut ke Rafi untuk diselidiki. "Selidiki ini besok kasih tahu padaku," ucap Verrel ke Rafi seorang IT dan dia juga cyber yang bisa melacak apapun atau bobol apapun di dunia maya. "Dia pikir aku tidak tahu. Dasar tidak tahu diri. Aku lagi enak-enak malah diganggu. Awas kamu," ucap Verrel yang kesal dengan orang yang menghubungi dirinya. "Bagaimana? Apakah dia mau datang?" tanya seseorang ke pria yang tadi menghubungi Verrel. "Tidak. Sepertinya dia curiga dengan kita. Apa yang harus kita lakukan sekarang. Kita harus jebak dia apakah benar dia itu mafia atau tidak," jawab pria tersebut yang merupakan anggota FBI yang mengincar mafia salah satunya mafia Jokers dan Black Eagles. "Kita tidak mungkin bisa jebak dia. Kalau memang dia ketua Klan Black Eagles maka dia pengusaha itu jika tidak kita harus mulai dari awal lagi." Kepala FBI mendengar isu kalau Verrel yang seorang pengusaha terkenal itu adalah ketua mafia. Dan u
Bunga yang melihat Verrel mencurigakan menjerit histeris dan lari ke atas ranjang akan tetapi tangan panjang Verrel dapat mengapai kaki Bunga. "Dapat kamu," ucap Verrel tertawa senang karena Bunga bisa dijadikan mainan dia. Verrel sangat menyukai Bunga yang terlihat lugu dan polos. Entah kenapa dia suka membuat Bunga seperti ini dimata dia Bunga itu lucu terlepas Bunga itu orang yang ingin membunuhnya. "Hei, tuan. Lepaskan aku. Cepat lepaskan aku. Aku tidak mau. Aku belum siap," pekik Bunga dengan kencang. Verrel makin semangat mengerjain Bunga. Baginya masa bodoh dengan apa yang terjadi. Urusan belakang kalau Bunga nantinya tahu dia siapa. "Kenapa harus dilepaskan. Aku tidak mau lepaskan kamu. Aku mau kamu, ayo sini. Dekat denganku. Kita akan malam pertama yang super hot jeletot tanpa iklan dari sabun mandi," jawab Verrel membuat Bunga yang tadinya memberontak kini terdiam dan terpaku. Bunga menoleh ke arah Verrel dan menatap pria itu yang sudah naik ranjang dan duduk di atas k







