Home / Romansa / Gairah Terlarang CEO / Bab 9. Pingsan (2)

Share

Bab 9. Pingsan (2)

Author: Menook We
last update Huling Na-update: 2023-03-12 01:27:41

"Ah! Suara pekikan Sandra yang tersentak. Terkena cipratan kopi tepat dibagian dadanya. Akibat gerakan tak hati hati dari tangannya sendiri. "Panas!" Sandra meritih.

Bersamaaan dengan berdirinya Sean, mengambil alih cepat nampan dari tangan Asisten barunya yang sedang mengibas ngibaskan baju di bagian depan.

"Lap sama tisu," reflek Sean. Menghilangkan sikap tenangnya seketika, mengarahkan tiga lembar tisu yang baru saja diambilnya ke dada Sandra.

"Aaah!" pekik spontan Sandra memundurkan langkahnya. Akibat kondisi hatinya yang tersentak, menerima sentuhan Sean di buah dadanya.

"Ng-ngapain Anda?" semakin kencang sekali degupan di jantung Sandra, kian bertalu tak karuan. "Kenapa Anda menyentuh itu saya?" entah apa yang terjadi di dirinya sekarang. Berani sekali ia melayangkan protesnya.

"Itu?" gumam Sean, mengerutkan keningnya.

"Ini!" Sandra menunjuk dadanya sendiri.

"Buah dada?" sahut Sean. Mengartikan kalimat 'itu' Sandra dengan begitu entengnya. Sama sekali tak mempertimbangkan ras
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Gairah Terlarang CEO   Bab 14. Mata Dibalas Mata

    "Berhenti kamu! jangan lagi mundur atau aku patahkan kaki kamu!" ancam Sean.Tubuh Sandra membeku, dibuat tercekat dan terpaku, ia tidak lagi berani bergerak. "Saya sudah berhenti Bos." Sandra terbata, berusaha untuk tenang meskipun kondisi tubuh menegang, karena dipandang oleh Sean dengan sangat dala, dari atas hingga, sebenarnya apa yang dilihat bos barunya ini?""Dari sekian banyak baju yang sudah disiapkan, kenapa kamu pilih yang ini?"'Ya?""Telinga kamu bermasallah? atau otak kamu yang lemot tidak bisa mencerna pertanyaan?"'Bukan Bos."Sean menyipitkan pandangan."Maksud saya." Sandra menjeda kalimar.Bodoh, bisa bisanya ia lupa apa tadi pertanyaan Sean. "Bisa diulangi lagi pertanyaannya Bos?" ragu dan takut, kemudian dibuat berjingkat oleh suara gelas dari atas meja yang di senggol Sean."Jangan pura pura bodoh. Kamu ingin mati karena membuatku mengulangi pertanyaan?"Astaga. Jantung Sandra semakin melompat. Ia telan saliva pelan lalu jatuh berjongkok di atas lantai. "Sebenta

  • Gairah Terlarang CEO   Bab 13. Terlambat!

    Berusaha untuk mengatur napasnya agar tak terlalu memburu, Sandra jatuhkan tubuhnya di atas ranjang di dalam kamarnya sendiri. Benar benar luar biasa. Seumur hidup ia tak pernah berpikiran bisa berada di situasi sekarang ini. Bekerja untuk mendapatkan uang, namun seperti menyerahkan nyawa kepada Bos galak yang tak punya hati dan tak segan segan menghilangkan nyawa. Tidak boleh mengulur waktu. Sandra berdiri cepat dari duduknya, harus segera bersiap siap agar tidak lagi mendapatkan tekanan dari Sean. Penampilan lebih baik dari ini. Penampilan seperti apa yang dimaksudkan oleh Bos nya itu? Sandra berdiri di depan cermin di dalam kamar. Meneliti penampilannya sendiri yang tak lagi rapi seperti sebelum masuk ke rumah ini. Sekarang, rambut tampak sedikit berantakan. Tok tok tok. Suara ketukan pintu kamar terdengar, sungguh berhasil meninjingkatkan hati Sandra yang dibuat berdiri cepat. Seperti naik roller coster mudah sekali jantungnya bereaksi berlebihan. "Siapa?" tanya Sandra. Ti

  • Gairah Terlarang CEO   Bab 12. Cepat Bersiap1

    Membulatnya kedua mata Sandra. Sambil membekap mulutnya segera, bagaimana bisa ia tetap banyak tanya setelah diancam oleh Sean?"Mak-maksud saya."Tiga menit.Waktu kamu untuk bersiap siap nggak boleh lebih dari tiga menit." dinginnya ucapan Sean.Kian menghenyakkan hati Sandra yang semakin dia buat tertekan"Tiga menit?" batin Sandra. Ia tak lagi berani berkata ataupun bertanya."Lebih dari satu detik saja. Siap siap terima hukumannya."Membulatkan kedua mata Sandra, ia masih saja diam dan tak lagi berani bersuara. "Astaga Tuhan, tolonglah hambamu ini." Cepatnya dentuman di jantung Sandra. Benar benar dibuat tertekan oleh pekerjaan yang awalnya dia anggap enak namun ternyata mengancam nyawa. Sekali bicara, bisa saja ia mati sekarang juga.Sandra membeku, kenapa kedua kakinya ini tak mau dia ajak melangkah. Hanya membatu dan layaknya terpaku."Kenapa Diam?" Sean mengangkat salah satu alisnya?""Kan kamu yang menyuruhku diam? dan sekarang tanya kenapa aku diam?" batin Sandra, mana bera

  • Gairah Terlarang CEO   Bab 11. Sumpah Demi Nyawa?

    Tersentaknya hati Sean, tertutup rapi di balik gurat wajah datarnya. Ia mengangkat tangan kanannya segera dan tak jadi menyentuh rok asisten pribadinya. "Bo-bos mau ngapain saya?" kembali Sandra bertanya. Diantara gemuruhnya rasa. degupan di jantungnya pun sudah bertalu talu tak karuan. "Aku? ngapain?" Sean mengangkat salah satu alisnya. Menganggukkan cepat kepala Sandra. "Iya. Bos mau ngapain?" sambil menutupi rok yang dia pakai menggunakan kedua tangan. Sandra memberingsut mundur ke arah belakang, menjauhi Sean. "Nggak ngapa ngapain." Masih dengan suara datarnya, Sean melemparkan begitu saja minyak kayu putih ke atas ranjang, ikut mengalihkan pandangan Sandra. "Sudah bangun kan? ayo berdiri." Titah Sean. Ia kemudian berdiri, kembali menolehkan kepala Sandra ke arahnya. Tanpa penjelasan tentang niatnya yang ingin membantu menyadarkan Sandra. Kini Sean berkacak pinggang, menatap tajam Sandra yang segera berdiri, menghadapnya. "Tadi itu apa?" tanya Sandra, memberanikan diri untu

  • Gairah Terlarang CEO   Bab 10. Apa Yang Bos Lakukan?

    “Ngapain kamu?” protes Sean. Menghentikan cepat gerakan tangan Aga yang akan menyingkap rok Sandra. “Ini Bos.” Ragunya jawaban Aga. Menunjukkan minyak kayu putih di tangan, selepas membalurkan minyak tersebut di telapak kaki, juga tangan Sandra. “Kenapa minyak itu?” Sean mengedikkan kepala. "Mau di balurkan disana," jawab Aga, sambil menunjuk perut wanita yang tengah pingsan di depannya. “Mau kamu balurkan ke perutnya?” tersentaknya hati Sean, membulatkan mata. “Iya, Bos.” Aga pun membenarkan. Mencebikkan bibir Sean, meyaut begitu saja minyak kayu putih di tangan Aga. “Mau kamu buka itu rok dia? Terus kamu lihat bagian dalamnya?” sengitnya suara Sean. Mempercepat degupan di jantung Aga.“Itu Bos," bingung Aga. "Itu apa?" kejar Sean. "Itu yang buat saya ragu," jawab Aga. Tak ingin dianggap melakukan pelecehan kepada wanita yang tak sadar. "Keluar sana," usir Sean. "Kemana Bos," pertanyaan bodoh Aga, kemudian menganggukkan kepalanya pelan, melihat dinginnya kedua sorot mata S

  • Gairah Terlarang CEO   Bab 9. Pingsan (2)

    "Ah! Suara pekikan Sandra yang tersentak. Terkena cipratan kopi tepat dibagian dadanya. Akibat gerakan tak hati hati dari tangannya sendiri. "Panas!" Sandra meritih.Bersamaaan dengan berdirinya Sean, mengambil alih cepat nampan dari tangan Asisten barunya yang sedang mengibas ngibaskan baju di bagian depan."Lap sama tisu," reflek Sean. Menghilangkan sikap tenangnya seketika, mengarahkan tiga lembar tisu yang baru saja diambilnya ke dada Sandra."Aaah!" pekik spontan Sandra memundurkan langkahnya. Akibat kondisi hatinya yang tersentak, menerima sentuhan Sean di buah dadanya."Ng-ngapain Anda?" semakin kencang sekali degupan di jantung Sandra, kian bertalu tak karuan. "Kenapa Anda menyentuh itu saya?" entah apa yang terjadi di dirinya sekarang. Berani sekali ia melayangkan protesnya."Itu?" gumam Sean, mengerutkan keningnya."Ini!" Sandra menunjuk dadanya sendiri."Buah dada?" sahut Sean. Mengartikan kalimat 'itu' Sandra dengan begitu entengnya. Sama sekali tak mempertimbangkan ras

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status