Home / Romansa / Gairah Terlarang Calon Mertua / Bab 32 Hukuman Ternikmat. 

Share

Bab 32 Hukuman Ternikmat. 

Author: Cynta
last update Last Updated: 2025-11-01 12:14:14

​Denzel tidak menunggu jawaban. Amarah, kecemburuan, dan hasrat posesif yang terpendam meledak. Ia mengunci pintu ruang pribadinya. Suara klik pintu terkunci menjadi tanda awal dimulainya hukuman yang akan Denzel lakukan.

​Denzel melampiaskan kemarahannya dengan ciumannya yang menuntut. Bibir Audrey dilahap kasar, lidahnya bergerak liar menjelajahi rongga mulut Audrey. Ciuman itu adalah hukuman, sebuah upaya untuk menghapus ciuman Aiden.

​Tangannya dengan kasar merobek kemeja Audrey.

​KREKKK!

​Mata Audrey terbelalak. Entah sudah berapa banyak pakaiannya yang menjadi korban Denzel saat pria itu tidak sabar dengan keinginannya.

​“Denzel! Pelan-pelan, kamu merusak pakaian ku lagi..!” keluh Audrey, suaranya teredam di antara ciuman mereka.

​“Akan aku ganti satu toko!” bisiknya, penuh janji dan kekuasaan, sebelum ciumannya turun ke ceruk leher Audrey.

​“Aahhh.. Denzel..!” desah Audrey. Ia merasakan lehernya digigit pria itu, sebuah tanda kepemilikan yang menyakitkan namun mendebarkan. Tapi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Terlarang Calon Mertua   Bab 33 Janji Pernikahan di Tengah Gairah

    ​Pertanyaan itu bukan lagi pertanyaan basa-basi. Itu adalah tuntutan yang muncul dari lubuk hati yang telah jatuh terlalu dalam.​Tubuh Denzel menegang. Ia mengangkat kepalanya sedikit, menatap Audrey. Matanya yang biru tampak berkilat, tatapannya sulit diartikan, campuran antara keterkejutan, keinginan, dan perhitungan.​Denzel membalas tatapan Audrey dengan mendalam. Ia membelai rambut Audrey yang basah oleh keringat, lalu membalik pertanyaan itu kembali pada wanita itu.​“Kenapa kamu bertanya, baby? Apakah kamu mau menikah denganku?”​Kini Audrey yang berdiam.Dia justru bingung. Ada keinginan besar yang mendorongnya untuk mengiyakan, sebuah kebutuhan untuk mengklaim pria ini sepenuhnya. Tapi juga ada rasa takut yang menusuk dalam dirinya. Takut akan penilaian dunia, takut akan Aiden, takut akan kehancuran yang mungkin ia sebabkan pada Trustin Group.​“Aku… aku…” Audrey kehilangan kata-kata, matanya kembali berkaca-kaca.

  • Gairah Terlarang Calon Mertua   Bab 32 Hukuman Ternikmat. 

    ​Denzel tidak menunggu jawaban. Amarah, kecemburuan, dan hasrat posesif yang terpendam meledak. Ia mengunci pintu ruang pribadinya. Suara klik pintu terkunci menjadi tanda awal dimulainya hukuman yang akan Denzel lakukan.​Denzel melampiaskan kemarahannya dengan ciumannya yang menuntut. Bibir Audrey dilahap kasar, lidahnya bergerak liar menjelajahi rongga mulut Audrey. Ciuman itu adalah hukuman, sebuah upaya untuk menghapus ciuman Aiden.​Tangannya dengan kasar merobek kemeja Audrey.​KREKKK!​Mata Audrey terbelalak. Entah sudah berapa banyak pakaiannya yang menjadi korban Denzel saat pria itu tidak sabar dengan keinginannya.​“Denzel! Pelan-pelan, kamu merusak pakaian ku lagi..!” keluh Audrey, suaranya teredam di antara ciuman mereka.​“Akan aku ganti satu toko!” bisiknya, penuh janji dan kekuasaan, sebelum ciumannya turun ke ceruk leher Audrey.​“Aahhh.. Denzel..!” desah Audrey. Ia merasakan lehernya digigit pria itu, sebuah tanda kepemilikan yang menyakitkan namun mendebarkan. Tapi

  • Gairah Terlarang Calon Mertua   Bab 31 Amarah posesif

    Denzel mondar-mandir di ruang kerjanya yang luas, langkah kakinya yang berat memantul di lantai marmer. Udara di ruangan itu terasa lebih dingin, dipenuhi amarah dan kecemasan yang mendalam. Ponsel Denzel tergeletak di meja, menampilkan riwayat panggilan tak terjawab ke nomor Audrey.​"Aksa! Kenapa dia tidak menjawab?! Cepat cek CCTV di lobi dan lacak ponselnya lagi!" perintah Denzel, suaranya seakan menggema dalam ruangan. Ia tidak bisa menahan rasa frustrasi dan cemasnya. Audrey sudah menghilang lebih dari satu jam tanpa kabar.​Aksa berdiri tegak di samping meja. "Aku sudah mencoba melacak, Denzel. Ponsel Audrey sempat terdeteksi di area belakang kantor, dekat restoran lama yang tersembunyi. Tapi sekarang, sinyalnya mati."​"Mati?!" Denzel menggerutu, rahangnya mengeras. "Dia tahu aku benci diabaikan! Dia tahu ada Aiden yang mengincarnya! Kenapa dia berani mematikan ponselnya?!"​Denzel tiba-tiba teringat Aiden mengikut Audrey di mall, dan Aksa memberitahu kalau Aiden melihatnya be

  • Gairah Terlarang Calon Mertua   Bab 30 Pertemuan rahasia

    l​Audrey akhirnya menuruti permintaan Aiden untuk bertemu. Mereka memilih sebuah restoran tempat mereka dulu sering bertemu saat masih pacaran. Letaknya tidak jauh dari perusahaan tapi cukup tersembunyi, jauh dari keramaian pusat kota karena masuk ke lokasi perkampungan di belakang gedung.Suasana di antara mereka terasa dingin dan tegang, seperti ada dinding es balok di antara mereka.​Aiden duduk berhadapan dengan Audrey. Wajahnya keras, matanya memancarkan campuran amarah dan rasa sakit yang dalam. Dia tidak memesan apa pun, hanya meletakkan ponselnya di atas meja.​"Aku tidak akan membuang waktumu, Audrey," kata Aiden, suaranya tajam. "Aku ingin penjelasan dari mu."​Aiden menggeser ponselnya ke depan Audrey. Di layar ponsel itu, terlihat sebuah foto yang buram namun masih tampak begitu jelas. Foto itu menunjukkan Audrey di lobi mal, tubuhnya dipeluk posesif oleh seorang pria tinggi yang punggungnya tampak familiar, bagi Aiden.​Audrey merasakan tenggorokannya tercekat. Meskipun f

  • Gairah Terlarang Calon Mertua   Bab 29 Gairah yang tersembunyi

    Stella memperhatikan reaksi Aiden yang terdiam. Rasa sakit di hatinya bagitu terasa. ​"Kenapa diam, Aiden?" desak Stella, ia mendekat, mencium lembut bibir Aiden. "Aku mencintaimu, Aiden. Dan aku tahu kamu membutuhkan aku. Kita sudah tidur bersama berkali-kali. Bukankah ini yang kita inginkan? Menikah, dan mengambil alih proyek itu bersama?"​Aiden memalingkan wajahnya. Mencium Stella lagi hanya akan memperpanjang kegilaan ini. "Aku.. Aku tidak tahu, Stella. Aku butuh waktu."​"Waktu untuk apa, Aiden?!" Stella menarik dagu Aiden, memaksanya menatapnya. "Waktu untuk kembali mengejar Audrey? Setelah dia tidur dengan Papamu?! Sadarlah, Aiden! Audrey sudah tidak menghargaimu! Aku di sini, menunggumu, mencintaimu!"​Kata-kata Stella menusuk. Meskipun kejam, itu adalah kebenaran yang pahit. Audrey sudah tidur dengan Papanya. Kenyataan itu membakar harga diri Aiden.​"Aku akan bicara dengan Papaku," kata Aiden, suaranya penuh tekad. "Aku akan memberitahunya bahwa aku setuju menikah denganmu

  • Gairah Terlarang Calon Mertua   Bab 28 Sentuhan posesif

    Denzel sedang berbaring, memeluk Audrey setelah malam panjang penuh gairah dan pengakuan yang mereka lewati berdua di penthouse itu. Keheningan subuh terasa damai, sebuah kontras nyata dari kekacauan emosional yang terjadi. Denzel menikmati kehangatan dan berat tubuh Audrey yang meringkuk dalam pelukannya.​Tiba-tiba, ponselnya bergetar di meja samping ranjang. Denzel beranjak dengan hati-hati, memastikan gerakannya tidak mengganggu tidur pulas Audrey. Meskipun sangat posesif, ia menghargai kelelahan wanita itu.​Denzel duduk di kepala ranjang, mengambil ponselnya. Layar menunjukkan pesan dari Aksa. Ia membaca isinya, dan senyum tipis terukir di bibirnya. Senyum itu dingin, penuh perhitungan, dan sedikit mencibir.​“Dasar Aiden! Disuruh nikah gak mau tapi gak tahan dengan godaan wanita itu!” gumamnya lirih. Ia merasa menang, Aiden telah jatuh tepat ke dalam perangkap yang sengaja ia ciptakan.​[Denzel : Bagus, makasih.. Sekarang kamu pulang aja, kita bicara lagi besok..]​Setelah memb

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status