Beranda / Romansa / Gairah Terlarang Calon Mertua / Bab 51 Godaan panas di ruang meeting

Share

Bab 51 Godaan panas di ruang meeting

Penulis: Cynta
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-10 09:30:08

Mendengar nama Vanessa membuat hati Audrey kembali mencelos, meskipun ia sudah berjanji untuk percaya pada Denzel.

​"Vanessa juga ada di sana?" lirihnya.

​Denzel menghentikan gerakannya membaca file dokumen. Ia mendongak, menatap mata Audrey. "Ya. Dia adalah bagian dari tim investor. Dan aku sudah memperingatkanmu, jangan biarkan dia menjadi masalah di antara kita, sayang.."

​Denzel menarik Audrey ke pangkuannya. "Dengarkan aku. Aku akan bersikap profesional. Aku akan mendominasi meeting itu. Dan setelah selesai, kita akan pulang. Tapi kamu akan ikut bersama ku saat meeting ya agar bisa memastikan kalau aku tidak akan menyentuh wanita lain..”

“Kalau aku ikut nanti akan tersebar gosip, Denzel.. Aku.. Menunggu di sini saja..” kata Audrey dengan ragu.

“Kamu yakin akan menungguku di ranjang ini saja sayang?” Tangannya mengusap lembut pipi Audrey.

“Iya..” Audrey mengangguk pelan.

“Kalau gitu, kamu jangan ke mana-mana, jangan buka pintu untuk siapapun, paham?” tangannya beralih menyentu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gairah Terlarang Calon Mertua   Bab 79 Keraguan dibalik tekad Denzel

    Saat Denzel hendak menjawab telepon masuk itu, tiba-tiba panggilan terputus lalu muncul notifikasi pesan. [Fiona : Audrey, kamu dimana..? Kamu baik-baik saja? Aku sempat baca dan dengar gosip itu.. Aku cari kamu di perusahaan gak ketemu terus.. Kamu dimana? Apa Pak Denzel melindungimu?]Denzel segera melangkah menjauh, perlahan kembali ke arah balkon kamar lalu menghubungi Fiona. [Audrey, kamu baik-baik saja?][Ini aku, Denzel.][Eh.. Oh.. Pak Denzel.. Ma-maaf apa saya salah mengirim pesan ya tadi?] suara Fiona gugup setelah tau Denzel yang bicara dengannya. [Kamu gak salah kirim pesan, ini memang ponsel Audrey. Dengarkan aku, jangan sekali-kali buat gosip tentang Audrey.][Tidak mungkin, Audrey sahabat ku.. Mana mungkin aku melakukannya..][Bagus. Kalau gitu, aku ada tugas buat kamu! Awasi Stella, Aiden dan sekitarmu.. Kalau ada apapun yang membicarakan Audrey atau apapun, laporkan pada Aksa, atau padaku saja juga boleh..][Ba-baik Pak Denzel.. Saya.. Saya akan lapor Pak Aksa aja

  • Gairah Terlarang Calon Mertua   Bab 78 Rencana Denzel

    Denzel bangun lebih dulu dari Audrey karena mendengar dering ponselnya, ia dengan hati-hati melepaskan diri dari pelukan wanita itu, memastikannya tetap tertidur pulas. Denzel mengenakan bathrobe dan berjalan ke balkon, menghirup udara dingin pagi hari.Tatapan Denzel tampak dingin dan tajam, kontras dengan kehangatan ranjang yang baru saja ia tinggalkan. Denzel Shaquille, kembali memegang kendali sebagai sang CEO yang tampak kejam. Ia segera merespon panggilan masuk dari Aksa. ​[Aksa, sudah kubilang batalkan semua. Jangan telepon lagi sebelum jam 9.] Suara Denzel terdengar kasar karena terganggu.​[Maaf, Denzel. Tapi ini penting. Dokter kandungan yang kamu minta sudah aku atur. Rahasia. Besok sore. Di rumah sakit internasional di luar kota. Privasi terjamin. Dan.. Aku sudah siapkan dokumen pernikahan yang kamu minta. Pengacara siap menikahkan kamu kapan pun di akhir pekan ini.] Aksa melaporkan dengan nada cepat dan profesional.​Denzel menyandarkan punggungnya ke pagar balkon, panda

  • Gairah Terlarang Calon Mertua   Bab 77 Hukuman menanam benih

    ​Setelah mengakhiri panggilan, Denzel memeluk Audrey kembali, tersenyum hangat.​"Dengar, baby? Aku sudah membuat rencana. Kita akan menikah, dan dokter akan memastikan kamu siap untuk segera hamil. Aku tidak akan membiarkan ancaman Velove menjadi nyata. Kamu akan melahirkan anak-anakku, dan tidak ada yang bisa menghentikannya."​Audrey menatap Denzel dengan mata penuh cinta dan terima kasih. "Terima kasih, Denzel. Terima kasih karena kamu selalu melindungiku."​"Melindungimu adalah tugasku. Dan sekarang, tentang anak itu.." Denzel tersenyum jahil, tatapannya kembali sensual. Ia membalik tubuh Audrey, menindihnya lagi.​"Kita akan merayakan kesepakatan ini. Aku akan memberikan hukuman ekstra, 'Hukuman menanam benih’, yang akan memastikan benihku tertanam kuat di rahimmu. Aku ingin anak kita segera datang, Audrey. Aku tidak sabar."​Denzel kembali mengunci bibir Audrey, memulai ronde kedua yang lebih lembut, lebih fokus pada keintiman dan masa depan. Setiap sentuhan, setiap ciuman, dan

  • Gairah Terlarang Calon Mertua   Bab 76 Pelepasan Gairah di penthouse

    ​Ketika sampai di penthouse Denzel, pintu baru saja tertutup di belakang mereka, tapi Denzel sudah mengangkat Audrey dalam pelukannya, membawa wanita itu langsung ke kamar tidur utama.​"Kita tidak akan bicara lagi, baby. Kita akan menggunakan bahasa tubuh," desis Denzel, matanya menyala penuh gairah yang terpendam.​Denzel meletakkan Audrey dengan lembut di atas ranjang king-size, tapi ia tidak memberinya jeda. Pria itu langsung menindih Audrey, mengunci bibir mereka dalam ciuman yang brutal dan menuntut.Ciuman itu adalah pelepasan dari semua ketegangan hari itu, konfrontasi dengan Aiden, ancaman Velove, dan strategi pembalasannya yang baru saja akan Denzel susun untuk membalas siapa saja yang mencoba menyakiti Audrey​Tangan Denzel bergerak cepat dan tidak sabar. Dia membuka kemejanya sendiri, memperlihatkan dada bidang dan otot perutnya yang keras. Kemudian, ia mulai melepaskan pakaian Audrey dengan tergesa-gesa.​"Kamu terlalu cantik untuk disembunyikan," gumam Denzel, mencium ga

  • Gairah Terlarang Calon Mertua   Bab 75 Hasrat dibalik penyelidikan

    Wajah Denzel tidak lama langsung bersinar dengan antusiasme setelah mendengar pertanyaan Audrey. ​"Ingin punya anak darimu?" Denzel tertawa rendah, suaranya dipenuhi kebahagiaan. "Tentu saja, baby! Kenapa kamu bertanya? Aku sangat ingin anak darimu! Anak yang memiliki matamu, dan rambut sehitam milikku. Anak yang akan mengisi rumahku dengan tawa yang nyata, bukan tawa yang pura-pura aku tunjukkan selama ini."​Denzel mencium dahi Audrey dengan lembut, penuh janji. "Aku bahkan sudah memikirkannya sejak kita kembali dari Bali. Setelah kita menikah, aku ingin kita langsung mengusahakannya. Aku sudah tua, Sayang, aku ingin cepat-cepat melihat anak kita berlarian di rumah. Aku hanya belum mengatakan ini karena aku ingin kita menikah lebih dulu, Audrey. Tapi sepertinya kamu sudah gak sabar ingin punya anak dari ku ya.. Hmm.. Tentu saja, aku akan semakin rajin memprosesnya diranjang, baby.."“Denzel..!” pekik Audrey, dia tidak menyangka Denzel merespon dengan sangat bahagia.​Mendengar kata

  • Gairah Terlarang Calon Mertua   Bab 74 Kegelisahan Audrey 

    Denzel tidak lagi peduli apa yang Aiden katakan, ia justru melanjutkan kata-katanya. “Aku sangat mencintainya. Dan dia juga mencintaiku. Hubungan kita dimulai setelah kalian berakhir. Aku harap kamu mengerti, Aiden.. Tapi aku kalianmSebaiknyaasih akan merahasiakan hubungan ini dari publik untuk sementara.. Hanya memberitahu kalian berdua, kalau kalian masih menyentuhnya.. siap konsekuensinya!” Itu sebuah peringatan keras untuk Velove dan Aiden. ​Aiden bangkit lagi, matanya dipenuhi kemarahan yang tampak begitu jelas. "Bohong! Papa pasti bohong! Audrey pasti hanya memanfaatkan Papa untuk balas dendam padaku! Aku yang selingkuh, ya! Tapi dia sengaja mendekati Papa untuk menghancurkanku!"​Aiden menatap Audrey, nadanya berubah menjadi memohon, rasa cemburu dan posesifnya kembali muncul. "Audrey, katakan pada Papa kalau itu tidak benar! Kamu melakukan ini untuk membalasku, kan? Sekarang kamu sudah puas! Kita lanjutkan saja pertunangan kita, aku akan putus dengan Stella, dan kita akan m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status