Share

CHAPTER 35 | ISANDRO SAMA SAJA

Author: Langit Parama
last update Last Updated: 2025-09-03 08:02:06

Tangis Yessa seketika terhenti. Ia mengangkat kepalanya, menatap Kaveer dengan sorot mata dingin yang menusuk.

Benar. Untuk apa dia menangis? Jika Kaveer bisa melukai hatinya, maka dia pun bisa menancapkan luka dengan caranya sendiri.

Senyum tipis melengkung di bibir Yessa. “Jadi bener, kan, Mas, kalau kamu cuma pura-pura bilang kangen sama aku?” ujarnya sambil menarik diri dari pelukan sang suami.

“Aku cuma ngetes,” lanjutnya lirih tapi tajam. “Kamu beneran kangen atau nggak. Nyatanya, kamu bilang kangen cuma karena di rumah nggak ada lagi yang bisa kamu pukulin.”

“Yessa!” suara Kaveer merendah tapi mengeras, sorot matanya menusuk.

Rahang pria itu menegang, tangan kirinya mengepal di sisi tubuh. Biasanya, saat seperti ini tangan itu sudah melayang ke wajah Yessa.

Namun di sini, di tengah lobi rumah sakit dengan beberapa pasang mata yang bisa saja memperhatikan, ia tak bisa berbuat apa-apa.

Senyum miring tipis muncul di wajahnya. “Kamu berani kalau di luar ya? Karena kam
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 36 | JADI ANJING PELIHARAAN

    Pagi itu Yessa tiba di rumahnya menaiki ojek online dari rumah sakit. Langkahnya pelan memasuki rumah sederhana itu, dan yang dia temukan hanyalah keheningan seperti biasa. Dan saat membuka pintu kamar, dia menemukan Kaveer terlelap di atas ranjangnya. Yessa dengan santai melepaskan pakaian perawatnya dan menaruhnya ke keranjang kotor, lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah beberapa saat, dia keluar dan menemukan sang suami sudah bangun—duduk bersandar di atas ranjang dengan tatapan datar seperti biasa. “Kamu nungguin aku pulang sampe gak tidur, Mas?” sindir Yessa sinis, senyum tipis tersungging di wajahnya. Rahang Kaveer langsung mengeras, turun dari ranjang dia menghampiri istrinya yang tengah menuju lemari untuk mengambil pakaian. “Kalau kamu pukul aku, gak akan ada yang bayarin hutang-hutang kamu,” ucap Yessa tajam, tanpa menoleh. Tangannya masih sibuk memilah pakaian dari dalam lemarinya sambil meletakan barang. Kaveer terhenyak, tangannya yang h

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 35 | ISANDRO SAMA SAJA

    Tangis Yessa seketika terhenti. Ia mengangkat kepalanya, menatap Kaveer dengan sorot mata dingin yang menusuk. Benar. Untuk apa dia menangis? Jika Kaveer bisa melukai hatinya, maka dia pun bisa menancapkan luka dengan caranya sendiri. Senyum tipis melengkung di bibir Yessa. “Jadi bener, kan, Mas, kalau kamu cuma pura-pura bilang kangen sama aku?” ujarnya sambil menarik diri dari pelukan sang suami. “Aku cuma ngetes,” lanjutnya lirih tapi tajam. “Kamu beneran kangen atau nggak. Nyatanya, kamu bilang kangen cuma karena di rumah nggak ada lagi yang bisa kamu pukulin.” “Yessa!” suara Kaveer merendah tapi mengeras, sorot matanya menusuk. Rahang pria itu menegang, tangan kirinya mengepal di sisi tubuh. Biasanya, saat seperti ini tangan itu sudah melayang ke wajah Yessa. Namun di sini, di tengah lobi rumah sakit dengan beberapa pasang mata yang bisa saja memperhatikan, ia tak bisa berbuat apa-apa. Senyum miring tipis muncul di wajahnya. “Kamu berani kalau di luar ya? Karena kam

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 34 | YESSA TAHU

    [Model papan atas Aurora Micaela terpilih menjadi kandidat untuk tampil di catwalk ajang tahunan Paris Fashion Week, berdampingan dengan deretan artis ternama Hollywood.] Isandro baru saja tiba di rumah sakit sambil melangkah masuk ke dalam gedung. Satu tangannya memegang ponsel dan membaca artikel mengenai istrinya, satu tangannya lagi membawa makanan. Dengan gerakan malas, ia menyelipkan ponselnya ke dalam saku celana. Tak lama, langkahnya sampai di lantai ruangannya—menyusuri lorong hingga akhirnya membuka pintu. Begitu pintu terbuka, pandangannya langsung jatuh pada pemandangan di sofa. Yessa tertidur pulas sambil memeluk Arby, wajah keduanya terlihat begitu damai. Isandro berdiri terpaku di ambang pintu, seolah enggan melangkah lebih jauh. Ada sesuatu di dadanya yang bergetar melihat adegan sederhana itu—hangat, dan penuh harap. “Mereka berdua pasti lelah, terutama Yessa,” gumamnya sambil meletakan makanan yang dibelinya untuk mereka berdua ke atas meja. Senyum tipis terbit

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 33 | ISANDRO KEMASAN SACHET

    “Arby, kenapa kamu ke sini, Nak?” Isandro mengerutkan keningnya sambil menatap sang anak heran, karena jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Jam di mana putranya harus sudah tidur. “Maaf, Tuan. Den Arby sangat memaksa ingin datang ke sini. Tadi Nyonya juga sempat menghubungi, lalu beliau menyuruh den Arby untuk menyusul ke sini saja,” jelas Mala sambil menundukkan kepala, tak berani menatap Isandro. Pria itu menghela napas pendek, beralih menatap sang anak yang menatapnya dengan tatapan polos. Tangan mungilnya masih menggenggam tangan Mala. “Arby mau tidur di sini, Pa. Kan besok libur sekolah. Jadi boleh, kan?” suara bocah itu terdengar memohon, matanya berbinar penuh harap. Namun seketika bibirnya mecebik, nada suaranya berubah penuh ancaman polos khas anak kecil. “Kalau nggak boleh, Arby pulang aja … dan nggak mau ketemu Papa lagi!” Isandro terdiam sesaat, rahangnya mengeras mendengar ucapan itu. Sekilas ia melirik Yessa yang tampak membeku di tempatnya, lalu kembali m

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 32 | KAVEER KANGEN YESSA?

    Sudah satu bungkus rokok yang Kaveer habiskan seharian ini dengan hanya berdiam di rumahnya. Ia baru menyadari, kalau hidupnya benar-benar membosankan. Tidur, makan, merokok, mabuk, dan kalau dia ada dana pasti digunakan untuk bermain judi online. Ia bukan tak ingin lagi bermain itu, akan tetapi dia tidak memiliki uang. Sementara hutang-hutangnya yang ratusan juta itu dicicil oleh Yessa setiap bulannya dari setengah gaji perawat. Tanpa mengeluh, tanpa marah, dan tanpa perhitungan. Kaveer mendesah berat, “Kedepannya Yessa masuk shift malam. Entah kenapa rasanya gak enak kalau malam gak ada dia.” Bukan karena rindu, melainkan dia tidak punya lagi samsak hidup untuk dijadikan pelampiasan emosinya yang sangat tidak jelas itu. Dan lagi, dia harus puasa saat malam hari karena tidak ada yang memasak dan membuatkan kopi. “Mana laper lagi,” ia mengusap perutnya yang terus berbunyi karena keroncongan. “Apa aku ke rumah Mama aja sekarang?” “Tch, gak bisa. Yang ada Mama ngomel lagi, soal ua

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 31 | INTIM DI TOILET

    “Mas!” seru Yessa begitu tiba di ruangan pria itu. “Aku mohon, Mas. Jangan apa-apain mereka.” Isandro tak merespon. Pria itu dengan santai berjalan menuju meja kerjanya dan menjatuhkan tubuhnya ke kursi, tatapannya dingin pada Yessa. “Memangnya saya mau apakan mereka, hm?” Yessa terdiam, ia juga tak tahu Isandro akan melakukan apa pada dua perawat sirkuler itu. “Mas gak akan bawa-bawa nama saya, kan?” tanyanya memastikan, tak ingin kedua rekannya itu mengira kalau dirinya mengadu pada Isandro karena dibiarkan membereskan ruang operasi sendirian. Mulut Isandro terbuka, hendak menjawab pertanyaan Yessa. Namun belum sempat, ketukan pintu ruangannya membuat keduanya serempak menoleh ke arah pintu. Yessa kembali menatap Isandro serius. “Mas saya mohon, jangan bawa-bawa nama saya. Karena saya gak mau mereka mikir kalau saya mengadu sama Mas.” Tatapan Isandro datar, senyum kecil tersungging di wajah tampannya. Sebelum Isandro mengatakan untuk masuk pada dua orang diluar, Yessa buru-b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status