Share

Berpaling

Author: Otty A
last update Last Updated: 2024-02-19 18:16:51

Suara berisik membuat Sandra berlari masuk ke dalam kamarnya. Untungnya saat ia masuk ke dalam kamar, Rayhan sudah tertidur.

Keesokan paginya, Sandra menyiapkan sarapan di atas meja. Menata makanan dengan apik agar saat semua anggota keluarga bangun, makanan sudah siap santap. Mbok Sukra juga membantu sejak pagi.

Diam - diam, Arya mengamati Sandra dari kejauhan. Irama jantungnya berdegup kencang.

"Kenapa selalu seperti ini, saat menatap istri sahabatku? Gelora rasa yang tak biasa. Ia seperti permata, kilauannya saja mampu menggetarkan dada. Apa jadinya jika permata seperti dirinya, menjadi bagian dari hidupku?"

"Apa - apaan pikiranku! Pagi ini setelah sarapan, aku harus mengirimkan laporan instalasi menara." Arya bicara sambil menepuk dahinya sendiri.

Arya berjalan mendekati Sandra dan menyapanya.

"Hai selamat pagi! Bagaimana tidurmu semalam?" Arya tersenyum menatap wanita pujaannya.

Sandra tidak menjawab. Ia menatap nanar kearah Arya.

"Ada apa?"

Belum sempat Arya melanjutkan pertanyaannya lagi, Rayhan datang ke meja makan.

"Selamat pagi Arya." Rayhan menyapa sembari tersenyum.

"Pagi bro! Maaf untuk kemarin. Aku meninggalkanmu sendiri dan naik ke perahu bersama istri dan anak anakmu. Aku harap kau tidak marah tentang hal ini."

"Bahas apaan sih? Biasa sajalah. Aku tidak marah kok. Sandra, ku berikan kebebasan dalam hal apapun, termasuk berteman. Dia adalah milikku. Dia tidak akan berpaling kepada lelaki lain. Jadi untuk apa aku marah karena hal sepele seperti itu." Rayhan bicara penuh percaya diri.

Jawaban Rayhan berhasil membuat hati dan pikiran Arya menjadi cemas, gundah gulana. Matanya menunduk, ia mengernyitkan dahi.

Melihat perubahan raut wajah Arya yang drastis, Rayhan menepuk bahu sahabatnya.

"Hai ada apa? Kenapa kau nampak gelisah?"

"Tidak." Arya menggelengkan kepala.

" Papa!" Ana dan Levin berlarian menuju ke arah Rayhan.

Rayhan lantas memeluk dan mencium kedua anaknya. Ia memangku putri kecilnya, bersiap untuk menyuapi Ana seperti biasanya.

Arya yang melihat pemandangan ini menjadi gelisah. Suasana hatinya kacau.

"Aku seharusnya bahagia melihat sahabatku bahagia. Kenapa aku sekarang? Apa aku cemburu?" Arya bicara dalam hati.

Mereka semua sarapan tanpa banyak bicara. Suasana hati Arya sedang tidak baik. Begitu juga Sandra, yang masih mengingat tamparan suaminya tadi malam.

"Permisi! Aku akan ke kamar sebentar. Ada tugas kantor yang harus segera dikirim." Arya beranjak pergi meninggalkan meja makan.

Di dalam kamarnya, Arya duduk dengan perasaan tidak tenang. Ia mengambil laptop, mencoba fokus untuk menyelesaikan pekerjaan.

Sementara di luar kamar, Sandra dan Rayhan sedang menonton TV.

"Kenapa kau diam saja? Kau marah kepadaku karena kejadian semalam?" tanya Rayhan ketus.

Sandra menatap dalam ke arah suaminya.

"Mas apakah kau lupa bahwa orang yang melahirkanmu juga seorang wanita. Tidak seharusnya kau memperlakukan wanita dengan kasar."

"Kasar? Jadi tamparanku semalam tidak berhasil menyadarkan kesalahanmu ya? "

"Apa salahku mas?"

"Hah! Luar biasa Sandra! Kau baru mengenal Arya beberapa hari. Dan sekarang, kau menjadi wanita yang tidak tahu diri." Rayhan kesal.

Sandra menghela nafas menjaga nada suaranya agar tidak meninggi.

"Mas, aku sedang bertanya kepada kamu. Apa salahku? Kenapa kamu malah membawa nama Arya ke dalam pembicaraan kita? Tunggu dulu, kamu marah soal perahu kemarin? Iya?"

"Pertanyaan bodoh macam apa ini? Suami mana yang tidak cemburu melihat istrinya berjalan bersama lelaki lain," sahut Rayhan.

"Pertanyaan bodoh? Bukankah kamu yang bodoh mas? Kamu yang jelas jelas menyuruh aku pergi bersama temanmu!"

"Eh aku menyuruhmu pergi bersama Arya tapi bukan berarti kalian juga harus naik perahu bersama," ujar Rayhan sembari menuding ke wajah istrinya.

"Sudahlah Mas! Percuma bicara tentang ini! Lakukan sesukamu."

"Sekarang kamu sudah berani menjawab ucapan suamimu dengan tidak sopan! Ingatlah statusmu sebagai seorang istri!"

"Mas juga sebaiknya ingat tugas sebagai seorang suami adalah menjaga marwah seorang istri."

"Apa kamu bilang? Jadi selama ini kamu anggap aku suami yang otoriter?" Rayhan melotot.

"Sudahlah Mas. Aku lelah. Aku mau ke kamar saja!"

Rayhan menarik tangan istrinya dan meremasnya dengan kencang. Hal ini membuat Sandra menyeringai kesakitan.

"Duduk di sini! Dengarkan aku bicara!"

"Apalagi yang perlu dibicarakan? Mas, tolong sadari. Pernikahan bicara tentang dua pribadi yang berbeda."

"Pernikahan bicara tentang kehidupan kedua anak manusia untuk saling melengkapi."

"Pernikahan adalah rumah bagi anak anak. Apalagi yang musti aku dengarkan dari kamu?"

"Semua kesalahan yang terjadi di dalam pernikahan kita, kamu limpahkan kepadaku dan aku menerimanya tanpa rasa ragu sedikitpun!"

Semua jawaban Sandra membuat amarah Rayhan kembali memuncak. Ia menyuruh kedua anaknya masuk ke dalam kamar.

"BRAK!" Rayhan membanting pintu kamar anak anaknya.

Sandra yang melihat ini, menjadi kecewa.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa kemarahanmu kepadaku, ingin kau lampiaskan juga kepada anak anak? Aku yang melahirkan mereka, seorang diri di rumah sakit. Ketika aku melahirkan, kau malah asyik berkunjung ke rumah adikmu! Prioritasmu sejak dulu hanyalah dirimu dan keluarga besarmu! Bukan kami!" teriak Sandra.

Teriakan Sandra terdengar oleh Arya. Ia segera berlari, untuk melihat situasi yang terjadi.

"PLAK!"

"PLAK!"

"PLAK!"

Rayhan memukuli istrinya tanpa henti. Mbok Sukra yang melihatnya mencoba melerai, tapi tak digubris oleh Rayhan.

Rayhan mendorong Mbok Sukra hingga tersungkur ke lantai dan kepalanya membentur ujung meja. Pelipisnya tergores dan mengeluarkan sedikit darah.

Arya yang melihat hal ini, menjadi marah. Jiwa lelakinya yang ingin melindungi wanita pujaan, sudah tak tertahankan lagi.

Arya meraih bahu Rayhan. Membalikkan badannya, dan satu pukulan mendarat di pipi Rayhan.

"Rayhan! Sadar! Apa yang kau lakukan kepada istrimu!" Arya berteriak dengan suara melengking.

Sandra yang sedang marah dan kecewa, lari meninggalkan villa. Ia berlari seraya meratap. Air matanya mengalir deras. Kakinya telanjang tanpa alas kaki, pecahan kaca yang diinjak kini melukainya. Darah menetes meninggalkan jejak di sepanjang jalan.

Sandra menghentikan langkah di dekat jembatan. Ia menangis, hatinya hancur berkeping-keping, terbayang pukulan suaminya.

Seorang kakek pedagang bunga, memperhatikan Sandra yang saat itu sedang melihat kebawah jembatan sambil menangis. Ia juga melihat kaki Sandra yang penuh darah.

Karena merasa kasihan, kakek itu mendekati Sandra.

"Nak, kenapa kamu menangis? Ini kakek bawakan lidah buaya, untuk mengobati kakimu yang berdarah."

Sandra tidak menjawab. Ia masih menangis sesenggukan. Kakek tua dengan telaten mengobati kaki Sandra sembari mencoba menenangkan

"Nak, melihatmu menangis, kakek jadi teringat dengan cucu di rumah. Seberat apapun masalahmu sekarang, Allah pasti membantu. Semua yang terjadi di dalam hidup kita, itu yang terbaik yang Allah rencanakan."

Sandra tak menjawab apapun, air matanya menjadi semakin deras mendengar perkataan kakek tua.

Beberapa meter dari jembatan, terlihat Arya yang berlari dengan gelisah menatap sepanjang jalan mencari wanita pujaan hatinya. Tak lama kemudian, ia melihat Sandra yang duduk di bahu jalan dekat jembatan. Ada kakek tua yang menemaninya sedang mengobati kaki Sandra yang terluka.

"Sandra," teriak Arya.

Arya bergegas menghampiri Sandra. Mereka berdua berpelukan. Tangisan Sandra kini jatuh pada dekapan lelaki lain.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Dihotel Bersama Mertua

    Mobil warna hitam yang sering terlihat oleh Sandra menuju ke arah gudang tembakau. Sandra memastikan lagi, apakah mobil tersebut benar benar mobil yang ia kenal. Wanita muda itu mengamati nomor plat mobil dengan mata menyipit."Mobil keluarga Wijaya." Suara Sandra bergetar ketika menyebut nama belakang suaminya."Ayunda, pasti Ayunda yang bersekongkol dengan mereka berdua." Arya menuduh.Sepatu hitam dengan ujung lancip terlihat menyembul keluar, sesaat setelah pintu mobil dibuka.Keduanya melotot dengan bibir sedikit terbuka, kaget melihat seseorang yang berdiri di depan mereka."Om Dani?" ucap Arya."Pa - pa?" Dani menghembuskan nafas panjang. Ia menatap wajah Sandra dan Arya secara bergantian."Sandra, aku harap kau tak meneruskan kasus ini. Cabut laporanmu dan biarkan Novi pergi," ucap Dani."Apa Pa?" Sandra terkejut mendengar ucapan Dani."Papa tahu hubunganmu dengan Arya. Demi menjaga nama baik keluarga, sudahi semua ini, Sandra.""Menyudahi semuanya ini? Setelah apa yang aku

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Siapa Dalangnya

    Tapi Jefri tak mudah dikalahkan begitu saja. Meski kakinya tertembak, ia masih berusaha melawan. Ia memegang obengnya dan mengarahkan obeng tersebut ke arah petugas. Dari arah lain, petugas yang baru saja datang ke TKP langsung meluncurkan tembakan ke arah punggung kiri Jefri. "DuuaaRr.. !" Kali ini, Jefri terkapar, bajunya basah karena cairan kental warna merah terus keluar dari punggungnya. "Maafkan aku, kau melawan petugas kepolisian dan berusaha menyakiti kami. Jadi aku harus menembakmu. Panggilkan ambulans. Antar dia ke rumah sakit." Ambulans datang dan membawa Jefri menuju ke rumah sakit dengan pengawalan ketat dari polisi. Arya mengikuti mobil ambulans. Ia menyetir mobilnya tepat di belakang mobil ambulans. "Entah kenapa aku merasa, pembunuhan yang ia lakukan sudah banyak." "Kenapa berpikir begitu?" "Kau lihat sendiri kan, bagaimana caranya kabur dan melawan kita tadi. Hanya pembun*h profesional yang bisa seperti itu. Pegawai bengkel biasa tak mungkin seperti itu."

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Suara Tembakan

    "Bicara apa, maksud Ibu?" Sandra pura pura tidak tahu.""Rayhan marah saat mengetahui kebenaran mengenai kecelakaan yang menimpamu, hal itu adalah hal yang wajar. Kenapa kau bilang kalau itu bukan urusannya?" "Ehm itu, aku." Sandra tak bisa beralasan."Kau juga bilang jika Rayhan sudah punya kehidupan sendiri. Ada apa sebenarnya dengan kalian berdua?" Suara Sulastri terdengar penuh emosi."Tidak ada apa apa Bu. Kami baik baik saja." Wajah Sandra menyimpan kesedihan mendalam. "Sulastri, Sandra baru saja sembuh. Kenapa kau memarahinya seperti itu!"Sulastri memejamkan matanya, mengatur nafas agar emosinya stabil. "Maafkan Ibu. Mungkin Ibu yang terlalu sensitif. Ibu berpikiran yang tidak tidak."Rayhan berjalan ke arah Sandra. Ia duduk di tepi ranjang. Keduanya bersikap biasa saja di depan Sulastri."Ibu seharusnya tidak datang ke sini." "Kau bicara apa barusan?" Suara Sandra terdengar tidak jelas.

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Tersangka Ditemukan

    Chandra dan seorang perawat berlari ke kamar pasiennya. Ia memeriksa kondisi Sandra."Hasil CT scan apakah sudah keluar Suster?" "Sudah Dok.""Bawa ke sini," ucap Chandra.Dokter melihat hasil CT scan milik Sandra. "Ada sedikit luka pada lambungnya. Ini mungkin saja terjadi ketika pasien mengalami benturan pada bagian perut." "Jadi dia muntah darah karena benturan pada perutnya?" tanya Rayhan, memastikan."Iya. Untuk hasil lebih akurat, saya akan melakukan endoskopi."Dengan segera, Chandra melakukan tindakan untuk pasien. Semua keluarga menunggu dengan cemas. Setelah beberapa saat menunggu, hasil endoskopi keluar."Ada sedikit luka dengan lambungnya. Saya akan memberikan obat melalui selang infus. Kalian tak perlu cemas. Dia tak akan muntah darah lagi setelah ini."Mendengar ucapan Dokter Chandra, semuanya merasa lega. Hanya wajah Sulastri yang masih terlihat tegang.Ia mengingat moment dima

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Geledah

    "Tok! Tok! Tok!" "Permisi!" Suara parau terdengar dari balik pintu kamar hotel."Siapa sih yang datang ke sini? Kamu memesan makanan?" tanya Novi."Tidak!" David menggeleng."Lalu siapa yang tiba tiba datang?" "Tolong dibuka pintunya! Kami petugas kepolisian!" Novi melongo kaget. David tak kalah kagetnya dengan Novi."Kenapa polisi tiba tiba datang ke sini? Apa kau sudah ketahuan!" David menuduh.Novi bersembunyi ke dalam lemari. Ia membawa semua pakaian, sepatu, tas serta pernak perniknya ke dalam lemari.Setelah Novi bersembunyi, David baru membuka pintu kamar. "Selamat malam Pak. Mohon maaf mengganggu kenyamanannya.""Ya Pak. Ada apa ya?" "Kami mendapati laporan, jika di dalam hotel ini sedang ada pesta s*bu." Polisi bicara dengan tatapan lurus. Sorot matanya seperti sinar laser yang tajam."Pesta s4bu?" David menjawab dengan suara terbata."Kami akan memeriksa semua kamar yang ada di hotel ini." Polisi masuk ke dalam kamar. Mereka mulai melakukan penggeledahan.Polisi membuka

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Kamar Hotel?

    "Pak! Buka gerbangnya. Saya mau masuk," ucap Novi dengan suara meninggi."Maaf Non. Nggak bisa. Tuan nggak ada di rumah!" Tarjo menyahut."Kemana dia?" tanya Novi mencoba mencari tahu dimana Sandra sedang dirawat, saat ini."Nggak tahu saya Non. Saya di sini cuma penjaga rumah. Bukan anggota keluarga." "Yang benar saja Pak! Masa iya Bapak nggak tahu Rayhan pergi kemana!" "Nggak tahu Non! Maaf Non saya sedang sibuk! Non lebih baik pulang saja!" Tarjo mengusir."Br3ng$*!" Novi kesal. Ia mengumpat sambil menendang tempat sampah yang ada di depannya. Saking kencangnya tendangan Novi, membuat bak sampah terguling ke jalan raya. Beberapa sampah bahkan berhamburan keluar dari tempatnya.Mata Novi tertuju pada secarik kertas kecil yang keluar bersama sampah lain. Ia memungutnya dan memperhatikan setiap tulisan yang tertera di kertas."Kantin Rumah Sakit Catra Hutama. Ini pasti tempat dimana Sandra dirawat! Aku yakin sekali!" Wanita itu dengan segera memesan taksi online dan pergi menuju k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status