Share

Bulan Madu Kelabu

Author: Otty A
last update Huling Na-update: 2024-02-19 18:16:02

Rayhan duduk di dalam kamarnya. Mukanya pucat pasi, degup jantungnya terasa makin kencang ketika teringat istri dan anak anaknya menaiki perahu bersama pria lain.

Kepalan tangan Rayhan meninju lemari kaca.

"Prang!"

Suaranya kencang sekali hingga membuat tangannya terluka dan berdarah. Ia kembali memukul meja di dekatnya. Melemparkan seluruh barang yang ada di kamar. Kertakan giginya terdengar, urat urat tipis yang ada di dahinya keluar.

"Apa - apaan ini! Aaarrrrrggghhh!" pekik Rayhan.

"Awas kau Sandra. Malam nanti aku akan membuatmu menyesal," ucap Rayhan pelan, ia menyeringai dengan tatapan penuh amarah.

****

Di atas perahu, Sandra yang mulai resah menatap kosong ke arah Danau. Ia hafal betul dengan sikap Rayhan yang pemarah.

"Rayhan pasti marah denganku," ucap Sandra.

Arya menoleh ke arahnya. "Kenapa dia harus marah? Dia kan yang menyuruh kita berangkat duluan."

"Dia teman yang baik sekaligus ayah yang baik. Aku melihatnya begitu mencintai anak anaknya." Arya mencoba menenangkan.

"Peran sebagai seorang suami dan ayah adalah hal yang berbeda," jawab Sandra singkat.

Arya menyentuh tangan Sandra.

"Percayalah dia pria yang baik. Tak ada yang perlu di khawatirkan. Aku ada disini bersama kalian."

Sentuhan tangan Arya membuat perasaan tenang dan aman. Sandra terpaku menatap Arya. Kemudian saling melemparkan senyuman. Anak - anak berteriak dengan gembira melihat ikan yang naik ke permukaan air. Semuanya kembali menikmati pemandangan.

Dua puluh menit berlalu, awan mendung kian menebal. Matahari perlahan juga mulai menghilang.

"Pak apa perahunya sudah bisa menepi?" tanya Arya kepada seorang lelaki tua yang mengemudikan perahu.

"Maaf Pak... Masih satu putaran lagi."

Mendengarkan hal ini, anak anak berteriak dengan gembira.

"Hore!"

"Ayo lanjutkan petualangan kita!" Levin berteriak sembari mengepalkan tangannya ke atas.

Di atas kapal, Arya mengajak anak - anak bernyanyi. Sesekali ia mencuri pandang dengan Ibu dari anak-anak tersebut.

Suasana begitu syahdu dan harmonis.

Tiba - tiba Bapak pengemudi kapal bertanya.

"Anaknya hanya dua orang saja Pak?"

Pertanyaan ini sukses membuat Sandra dan Arya gelagapan.

"Bukan pak! Itu."

Belum selesai Sandra bicara, Arya langsung menyela.

"Oh iya Pak. Anak kami hanya dua orang saja."

"Keluarga yang bahagia sekali. Saya senang sekali melihat pasangan serasi seperti kalian." Bapak pengemudi kapal memuji.

" Eh tapi." Sandra hendak mengatakan yang sebenarnya.

"Ssst! Jika dia tahu kita bukan pasangan, tapi berjalan berduaan seperti ini, apa yang akan dia pikirkan tentangmu?!" bisik Arya lirih sembari menaruh jari telunjuk tepat di depan bibirnya.

Sandra hanya diam saja dan tersenyum. Ia tak mampu menolak apapun pernyataan Arya.

Tak terasa perahu yang mereka sewa sudah selesai melakukan 2 sesi putaran berkeliling. Arya menggendong Ana, dan membantu Levin turun dari perahu. Ia juga menggenggam erat tangan Sandra di sampingnya, agar tidak terpeleset.

"Om... Aku mau makan itu," ucap Levin sambil menunjuk ke arah penjual bakso.

"Levin mau bakso? Ayo kita semua kesana!"

"Levin, kamu bikin Mama malu aja. Minta minta terus sama Om Arya." Sandra menasehati anaknya.

"Levin tidak meminta. Aku kan yang bertanggung jawab menjaganya. Sudah sewajarnya, aku juga memastikan kalian pulang dalam keadaan kenyang," jawab Arya.

Mereka semua makan dengan lahap. Sesekali terlihat petir menyambar, diikuti oleh suara guntur yang bergemuruh. Selesai makan, mereka berjalan cepat pulang ke villa.

Sesampainya di villa, semuanya kebingungan. Ruangan villa terlihat gelap tanpa penerangan. Tak satupun lampu yang menyala.

"Rayhan kemana? Kenapa dia tidak menyalakan lampu?"

"Rayhan! Rayhan!" Arya berteriak.

"Oh kalian sudah pulang, aku di kamar. Aku mengantuk. Aku ingin tidur!" Rayhan menjawab dari dalam kamarnya.

Sandra yang mendengarkan ini langsung menyuruh anak anaknya mandi dan segera tidur. Tak lupa, ia pun juga mengucapkan terima kasih kepada Arya.

"Terima kasih sudah menemani kami."

"Kau pasti lelah, segeralah mandi dan beristirahat juga ya." Sandra bicara lagi.

Belum sempat Arya menjawab, Sandra bergegas pergi meninggalkan Arya sendirian.

Ia sadar penuh, bahwa sebentar lagi Rayhan pasti akan mengamuk dan menyiksanya. Ia tak ingin siapapun mendengar suara tangisannya, terutama anak anaknya.

Sandra membuka pintu kamar, ia mendapati situasi kamar yang kotor dan berantakan. Benda - benda berserakan di lantai. Pecahan kaca juga berhamburan di lantai. Sandra tahu bahwa suaminya tidak dalam keadaan baik, ia hanya diam dan berlalu ke kamar mandi.

Setelah selesai mandi, ia mendekati suaminya. Memijat punggung dan kaki suaminya.

"Kau senang berjalan dengan sahabatku kan." Rayhan menyindir dengan suara parau.

"Tentu tidak. Kenapa bertanya seperti itu?" Sandra membantah tuduhan suaminya.

Rayhan membalikkan badan, menatap istrinya penuh emosi.

"Plak!"

"Plak!"

Dua tamparan mendarat di pipi Sandra.

Rayhan meraih leher istrinya lalu mencengkeram dengan kasar.

"Take off your clothes! Layani aku sekarang!"

"Cepat!"

Rayhan berteriak dengan suara melengking. Tapi kamar utama sudah terpasang peredam suara. Sehingga orang orang yang ada di luar tidak dapat mendengar suara mereka.

Kamar itu sengaja di desain khusus oleh pemilik Villa sebagai kamar pengantin baru. Agar pengantin baru yang sedang bulan madu bisa bebas bereksplorasi dan berekspresi bersama pasangannya di atas pembaringan.

Rayhan menarik tubuh istrinya ke atas ranjang. Tanpa rasa ragu, ia melepaskan senjatanya ke dalam goa.

"Kamu adalah milikku. Your body is my mine too," ceracau Rayhan.

Ia menggendong tubuh istrinya ke kamar mandi, menyalakan shower dan melakukan olahraga panas di sana.

"Sakit." Sandra mengeluh seperti biasanya.

Tak puas dengan gerakan biasa biasa saja, ia membuka mulut Florist dan memasukkan senjata pamungkasnya di sana.

Setelah puas menyalurkan keinginannya, ia meninggalkan Sandra sendirian di kamar mandi.

Lagi dan lagi, Sandra merasakan perih pada bagian bawahnya. Selesai membersihkan diri, ia pergi keluar kamar. Berjalan tertatih dengan kaki sedikit mengangkang, menahan sakit.

Ia duduk sendirian di kursi ruang tamu. Matanya memerah menahan tetesan air yang akan turun membasahi pipinya.

Tangan seseorang menepuk bahunya dari belakang, Sandra menoleh, ia melihat Arya berdiri di belakangnya.

"Hai apa yang sedang kau lakukan di ruangan gelap seperti ini sendirian?"

Sandra diam tak menjawab. Ia menundukkan kepalanya.

"Kau tak mau ceritakan semuanya kepadaku? Padahal aku sudah siap menjadi pendengar setiamu."

"Tidak ada... Aku hanya tidak bisa tidur saja."

Arya tersenyum memandangi istri sahabatnya tersebut. Ia tahu bahwa Sandra menyimpan rahasia pahit.

"Suatu saat kau akan tahu, bahwa seseorang yang tulus berada didekatmu, hanyalah aku." Arya bicara dalam hati.

"Kletek!" Suara mirip benda yang jatuh ke lantai, membuat Sandra dan Arya kaget.

"Siapa itu? Apakah itu Rayhan?" Sandra menggigil ketakutan.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Dihotel Bersama Mertua

    Mobil warna hitam yang sering terlihat oleh Sandra menuju ke arah gudang tembakau. Sandra memastikan lagi, apakah mobil tersebut benar benar mobil yang ia kenal. Wanita muda itu mengamati nomor plat mobil dengan mata menyipit."Mobil keluarga Wijaya." Suara Sandra bergetar ketika menyebut nama belakang suaminya."Ayunda, pasti Ayunda yang bersekongkol dengan mereka berdua." Arya menuduh.Sepatu hitam dengan ujung lancip terlihat menyembul keluar, sesaat setelah pintu mobil dibuka.Keduanya melotot dengan bibir sedikit terbuka, kaget melihat seseorang yang berdiri di depan mereka."Om Dani?" ucap Arya."Pa - pa?" Dani menghembuskan nafas panjang. Ia menatap wajah Sandra dan Arya secara bergantian."Sandra, aku harap kau tak meneruskan kasus ini. Cabut laporanmu dan biarkan Novi pergi," ucap Dani."Apa Pa?" Sandra terkejut mendengar ucapan Dani."Papa tahu hubunganmu dengan Arya. Demi menjaga nama baik keluarga, sudahi semua ini, Sandra.""Menyudahi semuanya ini? Setelah apa yang aku

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Siapa Dalangnya

    Tapi Jefri tak mudah dikalahkan begitu saja. Meski kakinya tertembak, ia masih berusaha melawan. Ia memegang obengnya dan mengarahkan obeng tersebut ke arah petugas. Dari arah lain, petugas yang baru saja datang ke TKP langsung meluncurkan tembakan ke arah punggung kiri Jefri. "DuuaaRr.. !" Kali ini, Jefri terkapar, bajunya basah karena cairan kental warna merah terus keluar dari punggungnya. "Maafkan aku, kau melawan petugas kepolisian dan berusaha menyakiti kami. Jadi aku harus menembakmu. Panggilkan ambulans. Antar dia ke rumah sakit." Ambulans datang dan membawa Jefri menuju ke rumah sakit dengan pengawalan ketat dari polisi. Arya mengikuti mobil ambulans. Ia menyetir mobilnya tepat di belakang mobil ambulans. "Entah kenapa aku merasa, pembunuhan yang ia lakukan sudah banyak." "Kenapa berpikir begitu?" "Kau lihat sendiri kan, bagaimana caranya kabur dan melawan kita tadi. Hanya pembun*h profesional yang bisa seperti itu. Pegawai bengkel biasa tak mungkin seperti itu."

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Suara Tembakan

    "Bicara apa, maksud Ibu?" Sandra pura pura tidak tahu.""Rayhan marah saat mengetahui kebenaran mengenai kecelakaan yang menimpamu, hal itu adalah hal yang wajar. Kenapa kau bilang kalau itu bukan urusannya?" "Ehm itu, aku." Sandra tak bisa beralasan."Kau juga bilang jika Rayhan sudah punya kehidupan sendiri. Ada apa sebenarnya dengan kalian berdua?" Suara Sulastri terdengar penuh emosi."Tidak ada apa apa Bu. Kami baik baik saja." Wajah Sandra menyimpan kesedihan mendalam. "Sulastri, Sandra baru saja sembuh. Kenapa kau memarahinya seperti itu!"Sulastri memejamkan matanya, mengatur nafas agar emosinya stabil. "Maafkan Ibu. Mungkin Ibu yang terlalu sensitif. Ibu berpikiran yang tidak tidak."Rayhan berjalan ke arah Sandra. Ia duduk di tepi ranjang. Keduanya bersikap biasa saja di depan Sulastri."Ibu seharusnya tidak datang ke sini." "Kau bicara apa barusan?" Suara Sandra terdengar tidak jelas.

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Tersangka Ditemukan

    Chandra dan seorang perawat berlari ke kamar pasiennya. Ia memeriksa kondisi Sandra."Hasil CT scan apakah sudah keluar Suster?" "Sudah Dok.""Bawa ke sini," ucap Chandra.Dokter melihat hasil CT scan milik Sandra. "Ada sedikit luka pada lambungnya. Ini mungkin saja terjadi ketika pasien mengalami benturan pada bagian perut." "Jadi dia muntah darah karena benturan pada perutnya?" tanya Rayhan, memastikan."Iya. Untuk hasil lebih akurat, saya akan melakukan endoskopi."Dengan segera, Chandra melakukan tindakan untuk pasien. Semua keluarga menunggu dengan cemas. Setelah beberapa saat menunggu, hasil endoskopi keluar."Ada sedikit luka dengan lambungnya. Saya akan memberikan obat melalui selang infus. Kalian tak perlu cemas. Dia tak akan muntah darah lagi setelah ini."Mendengar ucapan Dokter Chandra, semuanya merasa lega. Hanya wajah Sulastri yang masih terlihat tegang.Ia mengingat moment dima

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Geledah

    "Tok! Tok! Tok!" "Permisi!" Suara parau terdengar dari balik pintu kamar hotel."Siapa sih yang datang ke sini? Kamu memesan makanan?" tanya Novi."Tidak!" David menggeleng."Lalu siapa yang tiba tiba datang?" "Tolong dibuka pintunya! Kami petugas kepolisian!" Novi melongo kaget. David tak kalah kagetnya dengan Novi."Kenapa polisi tiba tiba datang ke sini? Apa kau sudah ketahuan!" David menuduh.Novi bersembunyi ke dalam lemari. Ia membawa semua pakaian, sepatu, tas serta pernak perniknya ke dalam lemari.Setelah Novi bersembunyi, David baru membuka pintu kamar. "Selamat malam Pak. Mohon maaf mengganggu kenyamanannya.""Ya Pak. Ada apa ya?" "Kami mendapati laporan, jika di dalam hotel ini sedang ada pesta s*bu." Polisi bicara dengan tatapan lurus. Sorot matanya seperti sinar laser yang tajam."Pesta s4bu?" David menjawab dengan suara terbata."Kami akan memeriksa semua kamar yang ada di hotel ini." Polisi masuk ke dalam kamar. Mereka mulai melakukan penggeledahan.Polisi membuka

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Kamar Hotel?

    "Pak! Buka gerbangnya. Saya mau masuk," ucap Novi dengan suara meninggi."Maaf Non. Nggak bisa. Tuan nggak ada di rumah!" Tarjo menyahut."Kemana dia?" tanya Novi mencoba mencari tahu dimana Sandra sedang dirawat, saat ini."Nggak tahu saya Non. Saya di sini cuma penjaga rumah. Bukan anggota keluarga." "Yang benar saja Pak! Masa iya Bapak nggak tahu Rayhan pergi kemana!" "Nggak tahu Non! Maaf Non saya sedang sibuk! Non lebih baik pulang saja!" Tarjo mengusir."Br3ng$*!" Novi kesal. Ia mengumpat sambil menendang tempat sampah yang ada di depannya. Saking kencangnya tendangan Novi, membuat bak sampah terguling ke jalan raya. Beberapa sampah bahkan berhamburan keluar dari tempatnya.Mata Novi tertuju pada secarik kertas kecil yang keluar bersama sampah lain. Ia memungutnya dan memperhatikan setiap tulisan yang tertera di kertas."Kantin Rumah Sakit Catra Hutama. Ini pasti tempat dimana Sandra dirawat! Aku yakin sekali!" Wanita itu dengan segera memesan taksi online dan pergi menuju k

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status