Share

Gairah Terlarang Sahabat Suamiku
Gairah Terlarang Sahabat Suamiku
Author: Otty A

Pandangan Pertama

Author: Otty A
last update Last Updated: 2024-02-16 17:37:37

"Dandan yang cantik. Kamu harus tampil sempurna hari ini. Aku ingin mengenalkanmu kepada temanku," ucap Rayhan sambil menoleh ke arah istrinya.

"Bukankah kita akan pergi ke danau, untuk bersantai bersama anak - anak?" tanya Sandra keheranan.

Rayhan menggelengkan kepala. 

"Tidak, kita akan mampir sebentar ke rumah temanku. Setelah dari sana, baru kita bisa pergi ke danau."

"Tapi Mas, aku malu. Untuk apa aku berkenalan dengan temanmu?" bantah perempuan berparas cantik tersebut.

"Kamu selalu mengajak aku berdebat! Dan membuatku marah! Aku hanya ingin mengenalkanmu saja, kepada temanku! Biar dia tahu, kalau aku memiliki istri yang cantik di rumah!" Rayhan bicara dengan nada meninggi.

"Memamerkan istrimu sendiri?" gerutu Sandra.

"Aku ini istrimu Mas, tapi kamu memperlakukan aku seperti barang yang dapat dibayar dengan selembar uang." Sandra bicara dalam hatinya.

Sandra menghela nafas panjang. Ia melanjutkan berdandan dan mewarnai bibirnya.

Selesai bersiap, mereka sekeluarga berangkat ke rumah Arya. Sepanjang perjalanan Sandra dan Rayhan tidak saling bicara. Hanya sesekali terdengar suara kedua anak mereka, sedang bersenda gurau.

Di rumah Arya, ia sendiri yang menyiapkan beberapa macam makanan untuk menjamu Rayhan dan keluarganya.

Arya adalah seorang duda, tampan, mapan dan terkenal royal. Umurnya 37 tahun, 3 tahun lebih tua dari Rayhan.

Di rumah, ia hanya tinggal sendirian saja. Jadi semua kegiatan membersihkan rumah, ataupun memasak ia lakukan sendiri.

"Ting! Tong!"

Suara bel pintu berbunyi. Arya bergegas membukakan pintu.

"Hai apa kabar? Ayo silahkan masuk."

"Aku menunggu di mobil saja ya." Sandra enggan turun dari mobil.

Rayhan tak menjawab, ia hanya melotot kepada istrinya. Sandra yang paham, kalau Rayhan tidak sependapat dengannya, hanya mampu mengikutinya dari belakang.

"Ayo mari silahkan duduk. Maaf rumah saya, masih kurang rapi. Maklum duda merana jadi ya beginilah," gurau Arya, disambut gelak tawa bebarengan oleh kedua sahabat itu.

"Ya makanya, ayo segera menikah! Enak ada yang menemani di rumah. Ada yang ngurus rumah juga," ujar Rayhan sambil melirik ke arah Sandra.

"Oh iya, kenalin ini istri aku!" Rayhan memperkenalkan Sandra kepada sahabatnya.

"Sandra!"

"Arya!"

Mereka berdua bersalaman. Dan saling memandang cukup lama.

"Mau aku buatkan teh hangat atau apa?" Arya bertanya kepada Sandra.

"Terserah saja Mas," jawab Sandra sembari tersenyum manis.

"Semua wanita itu istimewa dengan kata terserahnya. Karena terserah bisa berarti banyak hal berbeda."

Kata - kata Arya, membuat Sandra tersipu-sipu.

"Aku akan buatkan teh manis dengan sedikit es dan sentuhan Bungan mawar di atasnya, ya? Dan untuk anak anak, aku sudah siapkan ice cream coklat." Arya melanjutkan kalimatnya.

Sandra hanya mengangguk seraya tersenyum.

Wajah Sandra yang penuh senyuman, membuat Rayhan kesal.

"Kamu kenapa sih? Senyum senyum terus. Kamu salah tingkah ya?"

"Apa sih Mas? Salah tingkah seperti apa? Teman kamu menawarkan aku minum. Apa aku harus cemberut, saat ia bertanya padaku?" Sandra mengelak.

Tak butuh waktu lama, Arya kembali dengan membawa banyak makanan dan minuman.

"Wah banyak sekali yang dibawa ke sini?" tanya Rayhan.

"Banyak? Ah nggak lah, ini hanya sedikit. Cemilan untuk anak anak. Dan untuk kita bertiga."

"Saat ada sesuatu yang istimewa menghampiri, jangan abaikan ataupun di sia - siakan. Sebab kesempatan kedua, mungkin saja tidak akan ada lagi," ucap Arya sembari menyodorkan segelas teh mawar kepada Sandra.

"Terima kasih," ucap Sandra.

Jari jemari mereka yang tak sengaja bersentuhan, membuat kedua orang tersebut seperti merasa tersengat listrik. Keduanya menundukkan wajah dengan pipi yang memerah.

"Pa, lihat itu! Ana menumpahkan es nya. Bajunya kotor!" Levin memegang tangan Sang Ayah.

Rayhan mengambil tissue dan langsung membersihkan baju putrinya yang kotor.

"Arya, aku pinjam toilet sebentar," ucap Rayhan.

"Tentu saja. Letak toilet ada di ujung kamar pertama sebelah kanan. Sebentar aku siapkan handuk," jawab Arya penuh perhatian.

"Ma, Levin lapar Ma, Om Arya nggak ada mie goreng atau nasi goreng gitu?" Si kecil berbisik.

"Nanti saja kita makan di luar. Om Arya sibuk. Jangan membuatnya bertambah sibuk," jawab Sandra kepada anak sulungnya.

Arya yang mendengar ini, langsung menawarkan mereka untuk makan siang.

"Sebentar ya Levin. Om Arya sudah siapkan makan siang, untuk kita semua."

Sandra melirik tajam ke arah putra sulungnya.

"Levin jangan minta macam - macam."

Arya dan Sandra sering mencuri pandang. Saat mereka saling menatap, keduanya tersipu malu. Di mata Arya, Sandra adalah wanita yang sangat cantik.

"Kecantikan tidak hanya bicara tentang penampilan fisik tapi juga tentang hati dan perilaku. Kesederhanaan Sandra sungguh mempesona." Arya bicara dalam hati.

"Akhirnya selesai. Tapi tertinggal warna coklat di baju Ana." Rayhan menggendong Ana berjalan menuju tempat Arya dan Sandra duduk.

"Tidak masalah Mas, besok biar aku cuci menggunakan pemutih," jawab Sandra.

"Ah iya benar. Besok cuci baju itu dengan pemutih pasti nodanya menghilang." Arya ikut bicara.

"Kecuali luka di dalam hati, meninggalkan bekas yang entah kapan akan menghilang," gumam Sandra dalam hati.

"Ya sudah.. Ayo kita makan siang bersama."

"Makan siang? Siapa yang memasak?" tanya Rayhan dengan nada mengejek.

"Aku membelinya di warung depan rumah. Rasanya mantap kok."

"Tapi jika dibandingkan dengan masakan rumahmu mungkin rasanya sedikit berbeda." Arya meneruskan kata katanya.

"Ah tentu saja. Istriku pandai memasak. Dia membuat menu yang berbeda setiap harinya. Kami tak pernah makan di luar. Karena itu boros," ucap Rayhan dengan bangganya.

"Jika istrimu sakit? Apakah ia akan tetap memasak untuk kalian?" Arya penasaran.

 "Ya itu kan sudah kewajibannya. Awas saja jika dia berani membantah." Rayhan menjawab dengan wajah serius.

"Kewajiban wanita itu mendidik anak anaknya untuk memastikan akhlak dan perilaku setiap anaknya baik dimata dunia dan Sang Pencipta," celetuk Arya.

"Kalau hanya soal makan, beli juga bisa." Arya bicara lagi.

Jawaban Arya membuat Rayhan geram.

"Ya terserah akulah. Sandra itu kan istriku."

Sandra yang merasa tidak enak hati, mencoba mencairkan suasana yang tampak memanas.

"Sudah - sudah jadi makan atau mau berdebat? Itu lihat lalatnya mulai makan lebih dulu." 

Mereka bertiga menuju ke ruang makan diikuti oleh Levin dan Ana

Levin mengambil ayam goreng kesukaannya. Sedangkan Rayhan makan sambil menyuapi putrinya.

"Biar aku saja yang menyuapi Ana," ucap Sandra.

"Tidak! Kamu makan saja. Biar aku yang menyuapi putriku."

Meskipun tempramental dan suka memukuli istrinya, Rayhan adalah sosok Ayah yang penyayang bagi kedua anaknya. Wajahnya tampan namun garang, ia angkuh dan senang memerintah. Itulah watak Rayhan yang membuat Sandra tidak nyaman menyandang status sebagai 'Nyonya Sandra Rayhan Wijaya'.

Rayhan menyodorkan tissue kepada istrinya.

"Untuk apa Mas?" 

"Pipimu kotor. Makan dengan hati hati."

Sandra mengambil tissue yang diberikan oleh suaminya dan segera membersihkan pipinya yang kotor.

Namun apa yang dilakukan oleh Sandra, malah membuat noda makanan makin melebar ke mana mana.

Secara reflek, Arya mengambil tissue bersih lain dan langsung membantu Sandra membersihkan wajahnya.

Rayhan melotot hingga kedua bola matanya hampir keluar dari tempatnya melihat apa yang dilakukan Arya pada istrinya.

"Mas, apa yang kamu lakukan?" Sandra gemetaran. Ia takut suaminya memukulnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Pertunangan Dibatalkan

    Arya hampir putus asa, ia mencari Sandra kemana mana, tapi hasilnya nihil. Sandra tak kunjung ia temukan."Aku akan coba cari ke terminal, bandara, dan stasiun kereta api," ucap Arya.Arya mencari ke stasiun dan terminal, melihat setiap sudut stasiun dengan wajah cemas. Tapi ia tidak menemukan Sandra di sana, Arya pergi ke bandara, ia menanyakan kepada petugas bandara apakah ada penumpang bernama Sandra."Aku sudah mencarimu ke semua tempat. Tapi kenapa aku belum menemukanmu!" Arya kembali mengendarai mobilnya dan menyetir dengan pikiran kosong. Karena melamun ia hampir saja menabrak seorang nenek tua. Arya yang kaget langsung memarkirkan mobilnya dan turun, untuk melihat nenek tua."Nenek maafkan aku. Aku tak melihatmu tadi," ucap Arya sembari mengatupkan kedua tangannya."Tak apa, Nak. Nenek tidak terluka.""Maafkan aku Nek." "Kau banyak masalah ya? Wajahmu terlihat sangat cemas.""Iya Nek. Aku seda

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Terus Ditekan

    "Novi, kamu sedang bicara apa? Kamu jangan ngawur seperti itu!" Dani menegur. Ia tak yakin dengan apa yang dikatakan oleh Novi."Om, untuk apa aku berbohong. Video itu masih aku simpan. Video dimana kita berdua saling merengkuh satu sama lain. Aku bahkan membuat salinannya."Dani diam sejenak. Kali ini ia tak bisa mengelak. Karena Novi memiliki bukti video percintaan mereka di hotel."Om janji Novi. Om akan mengeluarkan kamu dari sana.""Sebaiknya Om cepat. Om tidak ingin kan kalau video kita saat bermesraan tersebar luas." Novi menekan."Jangan bertindak bod*h! Saya tidak akan lari dari tanggung jawab." Dani menegaskan."Iya Om. Aku percaya kok."Dani mematikan sambungan teleponnya. Ia tak ingin diganggu oleh dering telepon masuk yang lain.Dani menarik nafas panjang. Kali ini ia benar benar terpojok. Ia harus cepat bergerak agar bisa menolong Novi.*****Sulastri tertegun melihat foto Florist yang menggantung di dinding rumah."Ibu.. salah Nak. Ibu nggak pernah memahami bagaimana sa

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Hamil Anak Siapa?

    Novi dan Ayunda saling memandang. Keduanya jadi mematung ketika mengetahui polisi, sedang berdiri di halaman rumah. Beberapa polisi menggunakan pakaian dinas lengkap, masuk ke dalam rumah Rayhan. Salah satu diantaranya melihat Novi dengan tatapan tajam. "Silahkan duduk, Pak." Rayhan mempersilahkan. "Terima kasih Pak. Mohon maaf mengganggu waktunya, tujuan kami kemari adalah untuk menyampaikan kabar, bahwa kami sudah menemukan saksi kunci dan juga barang bukti terkait kasus kecelakaan yang menimpa istri anda." "Lalu siapa dalangnya? Siapa orang yang berani merencanakan pembunuhan terhadap Sandra?" Rayhan penasaran. Ayunda juga tampak penasaran. Mata Ayunda tak berkedip, saat mendengar penjelasan dari polisi. Para petugas saling berbisik. Mereka mengamati Novi yang sejak tadi duduk, dan mencoba menutupi wajahnya menggunakan majalah. "Apa surat penangkapan sudah keluar?" "Sudah Pak." "Dia wanita yang sama, dengan wanita yang ada di CCTV." "Siap! Benar!" Rayhan menautka

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Kasus Dibuka Kembali

    Matahari sudah berpindah posisi ke arah barat, tapi Arya masih mengemudikan mobil di jalan raya. Ia masih terus mencari Sandra. Ia berkeliling ke setiap tempat. Tapi tak ada hasilnya.Sulastri sudah kembali ke rumah. Ia berjalan mondar mandir di ruang tamu. Sesekali, ia melirik ke arah ponselnya. Sulastri benar benar tak mengira, jika Sandra bisa menghilang seperti sekarang."Nek... Mama mana?" Ana menarik pakaian Sulastri. Wajahnya mungilnya terlihat khawatir."Iya... Mama kok belum pulang. Tadi Nenek dan mama pergi bersama, Tapi kenapa sekarang, Nenek pulang sendirian?" sahut Levin yang berdiri tepat di sebelah Ana.Sulastri bingung, harus menjawab apa."Budhe... Sandra pergi kemana?" Anita juga khawatir."Aku tidak tahu. Aku juga bingung kenapa dia pergi begitu saja setelah persidangan selesai." Sulastri menggelengkan kepala."Bagaimana dengan hasil persidangan tadi?" Anita ingin tahu."Hakim sudah mengabulkan gugatan Sandra. Dia dan suaminya sekarang resmi berpisah.""Jadi, Budhe

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Sidang Putusan Pengadilan

    "Pergi ke rumah Sandra? Tapi untuk apa Budhe?" Anita merasa heran, kenapa Sulastri tiba tiba saja memintanya untuk datang ke kediaman anaknya. "Sandra punya rumah baru. Akan ada acara syukuran untuk rumah barunya." Sulastri berbohong agar Anita tidak banyak bertanya. "Oh begitu rupanya. Baiklah Budhe. Anita akan berangkat besok pagi." "Kok besok pagi? Persiapan acaranya banyak sekali. Pokoknya siang ini, kamu harus berangkat naik bus. Budhe akan kirimkan alamatnya." Sulastri mematikan sambungan telepon. Dengan lincah, jemarinya mengetik pada layar ponsel. Ia mengirimkan alamat rumah Sandra yang baru. **** Liya membuka pintu. Ia terkejut melihat seorang wanita asing berdiri di depan pagar. "Cari siapa ya?" tanya Liya. "Cari Ibu Sulastri." Liya memanggil Sulastri keluar. Setelah mengobrol agak lama di depan pintu pagar, Anita ikut masuk ke dalam rumah. "Mana Sandra, Budhe?" "Tidur. Anak anaknya juga tidur. Anita, Budhe terus terang saja ya. Budhe minta kamu datang ke

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Seseorang Yang Baru

    Ayunda turun dari mobil sembari mencincing gaun tidurnya yang menjuntai sampai ke tanah. Wajahnya terlihat amat kesal. Kedua tangannya mengepal. Mulutnya komat kamit merutuki suaminya."Tok! Brak!" Ayunda mengetuk pintu dengan cara yang arogan. Suaranya bahkan tidak mirip dengan ketukan pintu. Tapi lebih mirip suara pukulan.Si empunya rumah merasa risih dengan suara berisik. Perempuan muda berkulit sawo matang itu pun membuka pintu dan terkejut memandang wajah Ayunda yang tengah melotot ke arahnya."Dimana suami saya!" Ayunda tanpa permisi, langsung bertanya pada inti pembicaraan."Suami?" "Iya suami saya! Kamu jangan macam macam ya! Jangan mencoba coba menjadi pelakor dan merusak rumah tangga saya!" pekik Ayunda.Suara khas Ayunda dengan intonasi nada yang cukup tinggi, terdengar oleh Dani. Pria yang tak lagi muda itu menyusul keluar si pemilik rumah.Dan alangkah terkejutnya ia, ketika melihat istrinya berdiri di depan pintu sembari berkacak pinggang."Mama! Untuk apa Mama datang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status