Share

Tugas Sekolah

Author: Otty A
last update Last Updated: 2025-08-23 04:00:20

7 tahun berlalu begitu saja. Setelah kepergian Anita, Rayhan berjuang seorang diri untuk membesarkan anak semata wayangnya dengan Anita.

Tak ada upacara pemberian nama, Rayhan langsung memberi nama anaknya begitu saja.

Ia memanggil bocah kecil itu dengan sebutan Boy Wijaya. Boy tumbuh dengan didikan yang keras.

Saat ibunya pergi meninggalkan dunia ini, Rayhan menjadi frustasi. Ia sering marah dan tak dapat mengontrol emosi.

Bocah kecil itu juga dituntut untuk bisa membantu Ayahnya menghasilkan pundi pundi uang.

Hari ini, seperti biasanya Boy dan kawan seumurannya berkeliaran di jalan raya. Ia menenteng plastik besar berisi barang dagangannya. Sepulang sekolah, ia akan berjualan makanan di lampu merah.

Bocah berbadan kurus itu, mengetuk pintu mobil yang berhenti menunggu lampu merah.


Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Orang Lama

    Rayhan mencoba untuk menghubungi Sandra lagi, tapi ia tak berhasil. Sandra masih memblokir nomornya.Rayhan tak patah semangat. Ia memutuskan untuk mencari pekerjaan di daerah tempat tinggal barunya.Pekerjaan di bengkel mobil sebagai montir segera ia dapatkan dalam waktu singkat.Hari ini, adalah hari pertama Rayhan bekerja di bengkel mobil. Karena hari ini adalah hari Sabtu, banyak sekali pelanggan yang datang ke bengkel untuk memperbaiki mobil.Rayhan sedang berjongkok di dekat mobil pelanggan. Ia bicara pada pelanggannya agar segera mengganti ban mobilnya.Tiba tiba seorang rekan kerjanya memintanya untuk menemui pelanggan lain. "Kau ke sana! Mobil hitam itu perlu bantuanmu!" Rayhan mengangguk. Ia berjalan sambil membersihkan kedua tangannya yang menghitam karena terkena noda oli bekas. Ia mendekati mobil hitam yang ditunjuk oleh rekannya."Selamat siang, apa ada yang bisa saya bantu?" ucap Rayhan pada seo

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Hampir Saja

    Si pria mengerutkan kening. Matanya memindai dengan cepat ke arah sekeliling. Ia memicingkan mata ke setiap sudut kamar. Sulastri dengan buru buru mematikan ponselnya. Si pria menatap tajam ke arah Ayunda. "Apa kau memasukkan orang lain ke kamar ini?" "Bagaimana bisa aku membawa orang lain masuk ke sini, sementara kedua kakiku sudah lumpuh." "Ada suara ponsel yang berdering! Pasti ada seseorang di dalam kamar ini. Jika aku menemukannya, maka kau tahu apa akibatnya." Si pria mengancam.Ayunda hanya membuang muka. Ia hanya pasrah dengan keadaan yang menimpanya saat ini. Tak ada rasa takut ataupun sedih. Perasaannya datar. Hanya 1 hal yang ia inginkan, rumah besar Lantana tidak dikuasai oleh orang lain.Sulastri dengan buru buru merangkak keluar. Asisten rumah tangga yang bersama dengannya tadi, sedang berdiri di dekat plat besi."Ssst!" Sulastri memberikan kode. Asisten rumah tangga membuka plat besi lagi. Membiarkan Sulastri ke

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Menguak Misteri

    Wanita berpakaian hitam dan putih itu melihat ke kanan dan kiri. Lalu meminta Sulastri untuk memindahkan tempat parkir mobilnya. Alasannya agar tidak menggangu lalu lintas.Sesuai dengan saran asisten rumah tangga tersebut, Sulastri menyuruh Lukman untuk memarkir mobil di tempat yang agak jauh.Asisten rumah tangga beralasan, jika sudah setahun terakhir, jalan raya di depan rumah besar itu dilarang oleh pemerintah setempat untuk dijadikan lahan parkir.Sulastri hanya mengangguk saja. Asisten rumah tangga membuka pintu pagar. Ia mempersilahkan Sulastri untuk masuk.Saat Puspa hendak ikut masuk, sang asisten melarangnya. "Maaf hanya boleh 1 orang saja yang masuk.""Kenapa seperti itu?" tanya Puspa."Saya tidak tahu. Saya hanya menjalankan tugas. Majikan saya yang meminta." Asisten rumah tangga membungkukkan badan, tanda permohonan maafnya."Baiklah kalau begitu, kalau kau mau masuk, kau saja yang masuk. Aku akan menunggu d

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Mencari Titik Terang

    Sore harinya, Arya pulang ke rumah dengan wajah muram. Ia membanting pintu kamar lalu menarik rambutnya sendiri.Saat itu Sandra baru saja selesai mandi. Ia melihat suaminya seperti sedang frustasi."Ada apa? Apa hal buruk sedang terjadi?" Sandra ingin tahu."Hmm! Kau tahu para pemangku kebijakan di kota ini, mereka mendatangi kantorku. Mengajakku untuk melakukan kerjasama." "Kerjasama?" Sandra mengerutkan kening."Untuk mendukung mereka berjualan vaksin. Vaksin vaksin itu akan diperdagangkan di wilayah perkampungan yang orang orangnya minim edukasi." Arya menjelaskan."Kau bisa menolaknya kan! Sejak kapan perusahaanmu berkerjasama dengan pemerintah!" sahut Sandra, sinis."Tapi perusahaan diiming imingi dengan uang yang jumlahnya lumayan banyak." "Aku tak mau kau menerima uang suap. Kita tidak hidup dengan uang haram itu, tapi masalah selalu datang silih berganti! Apalagi jika kita hidup dengan uang haram!" se

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Menyusul

    Keesokan harinya, Sandra memasak di dapur. Seperti biasanya, ia turut andil menyiapkan sarapan di meja makan. Anak anak dan suaminya akan turun ke bawah, saat makanan sudah siap.Namun berbeda dengan Boy yang terbiasa bangun pagi. Suara berisik dari dapur dan wangi masakan, membuat bocah itu keluar dari kamar.Boy berjalan ke dapur. Ia melihat Sandra dan 2 orang wanita lain sedang sibuk memasak."Apa boleh aku membantu?" Boy menawarkan diri.Sandra menoleh. Ia heran melihat bocah berumur 7 tahun itu sudah bangun di jam 4 pagi."Kau sudah bangun Boy? Apa kau tidak bisa tidur?" Sandra bertanya karena penasaran."Aku tidur nyenyak. Tapi aku memang terbiasa bangun pagi.""Oh begitu rupanya." Sandra tersenyum. Sandra meminta Boy untuk duduk di kursi kecil dekat dapur. Setelah itu, ia membawakan bocah itu secangkir susu. Sandra meminta Boy untuk minum segelas susu sambil menikmati beberapa potong kue.

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Saling Memaafkan

    "Hentikan Allison!" Sandra berteriak. Hari ini, untuk pertama kalinya Allison mendengar ibunya berbicara dengan nada tinggi dan matanya melotot.Allison merengut karena Sandra lebih memihak kepada anak asing itu."Jangan lakukan lagi! Kau seperti anak yang tidak tahu adab." Sandra menegur anaknya dengan bahasa kasar. Hal ini jelas saja membuat Arya ikut emosi."Sandra! Hentikan! Jangan marahi Allison seperti itu!" Sandra dan Arya saling memandang. "Jadi kau mendukung perbuatan nakalnya merundung anak lain?" "Tentu saja tidak! Tapi ada cara lain untuk menasehatinya! Allison juga masih kecil! Tidak sedewasa Ana dan Levin!"Semua anak anak merasa bingung dengan perdebatan yang terjadi pada kedua orang tua mereka."Aku akan ke kamar. Aku mau istirahat. Aku letih!" seru Arya."Ma! Jangan bertengkar dengan Daddy hanya karena orang asing. Aku tidak suka!" Ana membela Arya.Sementara Levin lebih ban

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status