Sandra menundukkan wajahnya, ia masih berpikir tentang perkataan Bu Yuly, tetangga Arya, barusan.
"Jika aku bercerai dari Rayhan, maka aku akan menyandang status janda. Janda beranak 2. Tak mungkin ada lelaki yang mau menikahi ku." Sandra merasa rendah diri."Hai," ucap Arya yang berjalan mendekati Sandra."Ya." Sandra menjawab singkat tanpa mau melihat ke arah Arya."Kau lama sekali di toilet. Jadi aku menyusulmu.""Maaf jika membuatmu menunggu." Sandra berlalu begitu saja dari hadapan Arya. Membuat Arya mengernyitkan dahinya.Keduanya masuk ke dalam mobil. Levin, Ana dan Liya sudah duduk lebih dulu di dalam mobil."Kenapa diam saja?" tanya Arya sembari memegang kendali mobilnya."Tidak." Sandra menggelengkan kepalanya. Mencari kesibukan sendiri dengan melihat layar ponselnya. Arya terus memperhatikan sikap Sandra yang agak berbeda dari biasanya."Apa kau baik baik saja? Kau diam saja sejak tadi." AryMendengar kabar kecelakaan yang menimpa Sandra, Ayunda langsung berpikir jika semuanya itu berkaitan dengan Novi.Maka ia berinisiatif untuk menelepon Novi. Nada sambung terdengar, Ayunda menanti dengan wajah penasaran. Tapi si pemilik telepon, tak mau menjawab.Bahkan hingga lebih dari 3 kali Ayunda menelepon, Novi tak menjawab."Kenapa dia tidak mengangkat teleponnya?" Ayunda tampak kesal.Saking fokusnya dengan benda pipih yang ia pegang, ia tak menyadari jika Dani sudah pulang. Dani berdiri di dekat kursi sofa, tempat Ayunda sedang duduk."Ada apa Ma? Mama menghubungi siapa? Kelihatannya penting banget ya?" Ucapan Dani membuat Ayunda terjingkat. Ia menoleh dan menatap lurus ke arah suaminya."Papa! Bikin Mama kaget aja!""Mama kenapa? Kok kelihatan panik?" tanya Dani penuh curiga."Panik apa? Mama nggak apa apa kok!" Ayunda mengelak. Ia tak ingin membicarakan mengenai kecelakaan yang dial
"Nggak ada yang cari ikan hari ini, Pak?" tanya seorang polisi."Tidak ada. Pada takut ke danau, kalau hari jumat. Banyak memedi soalnya," jawab Pak Aris, seorang warga lokal yang sangat percaya akan legenda di Desa tempat tinggalnya tersebut.Rayhan dan Arya berbicara, keduanya sepakat untuk melibatkan tim penyelamat. Tim penyelamat, langsung menerjunkan beberapa penyelam untuk mencari sampai ke dalam Danau."Bagaimana ini bisa terjadi?" tanya Rayhan pelan karena dadanya terasa sesak."Dia bilang akan menjemput Levin sendiri ke Mini Zoo Seruni. Aku tak tahu kenapa tiba tiba rem mobilnya tidak berfungsi." Arya menjelaskan sekenanya."Jadi Levin dimana sekarang?" Rayhan makin was was."Mini Zoo Seruni." Rayhan menelepon pihak sekolah dan menanyakan keberadaan anaknya. Pihak sekolah menjawab jika Levin sudah pulang dari Mini Zoo dan sudah di jemput oleh Pak Man di sekolah."Bagaimana Levin? Maaf aku lupa jika dia
Sementara di dalam rumah, akhirnya Sandra berhasil membujuk Ana. Ana akhirnya paham dengan apa yang dibicarakan oleh ibunya. Ia setuju untuk tidak ikut menjemput kakaknya.Sandra berpamitan dengan putri kecilnya. Ia melambaikan tangan ke arah putrinya sambil menginjak pedal gas. Sandra melihat tatapan sedih putrinya. Tapi ia tetap berlalu meninggalkan Ana di rumah."Mama akan segera pulang sayang." Sandra menutup kaca mobilnya.Sandra menyetir pelan. Ia menyalakan musik dan menikmati pemandangan.Mini Zoo Seruni terletak di Desa Mranggi. Desa yang berada di daerah perbukitan Ranggi. Terdapat Danau yang cantik juga di sana.Mobil Sandra berbelok ke kanan dan memasuki kawasan Desa Mranggi. Merasa bosan mendengarkan musik, ia mengambil ponselnya dan menelepon Arya."Ya sayang. Bagaimana harimu?" tanya Arya dari sebrang telepon." LAku sekarang sedang berada di Desa Mranggi.""Desa itu kan cukup jauh dari kota. Untuk apa kamu ke sana?" Arya agak khawatir. "Levin semalam minta dijemput la
"Tentu saja. Lagi pula aku sudah kangen menyetir mobil sendiri." Sandra mengangguk mantap.Sandra meminta Arya untuk masuk ke dalam. Mereka berbicang serius mengenai mimpi yang semalam dialami oleh Sandra. Ia juga menceritakan kejadian buruk yang hampir dialami oleh putranya."Mendengar ceritamu membuatku takut. Aku jadi makin ragu membiarkanmu menyetir seorang diri," ucap Arya."Semoga itu hanyalah firasat saja.""Ingat untuk selalu berdoa sebelum keluar dari rumah.""Kata katamu sama seperti kata kata Ibuku." Sandra tersenyum tipis.Malam semakin larut, akhirnya Arya berpamitan pulang. Sebelum pulang ia memastikan Sandra agar menyetir dengan hati hati, besok pagi."Apa kau tahu, jika aku sangat mengkhawatirkan dirimu? Tolong jaga dirimu baik baik. Selalu berikan kabar padaku jika kau butuh bantuan," ucap Arya seraya masuk ke dalam mobilnya dan pergi pulang.Sandra masuk ke dalam rumah. Ia menyuruh Liya untuk m
"Ehmmm... Mas Rayhan masih tidur. Ibu nggak usah khawatir, mulai sekarang Sandra akan sangat hati hati. Lagipula di sini banyak yang menjaga Sandra kok," ucap Sandra berbohong."Rayhan masih tidur? Tapi ini kan sudah sangat siang. Apa dia tidak pergi ke kantor hari ini?" "Pergi Bu. Tapi emang Mas Rayhan mau bangun agak siang hari ini. Sudah dong Bu, khawatirnya." Sandra terus beralasan."Iya ya... Ibu percaya. Putri Ibu, sekarang sudah dewasa. Sudah mandiri. Ya sudah Ibu tutup teleponnya. Jangan lupa biasakan baca doa sebelum keluar dari rumah." Sulastri menutup telepon.Selesai bercakap dengan ibunya di telepon, Sandra kembali ke dapur. Ia menyiapkan makanan untuk anak anaknya.Anak anak makan dengan cepat. Setelah makan, mereka pamit berangkat ke sekolah bersama dengan Pak Man."Titip anak anak ya Pak.""Siap Non," ucap Pak Man.Sandra kembali ke dalam rumah, setelah melihat anak anaknya pergi ke sekolah dengan aman bersama Pak Man.Sandra melanjutkan pekerjaan rumah tangga seperti
Melihat wajah majikannya yang sangat tegang, Darti berusaha untuk menghibur." Mungkin masih tidur. Ini masih pukul 2 pagi lho, Bu," ucap Mbok Darti sembari menunjuk ke arah jam dinding. Jam dinding menunjukkan pukul 1 dini hari. Udara di dalam ruangan juga terasa lebih dingin dari biasanya."Tapi tak biasanya Sandra mematikan ponselnya, meski saat ia sedang tidur," tukas Sulastri."Mungkin Non Sandra lupa nggak mengisi daya batere ponselnya. Jadi ponselnya tidak menyala." Darti terus mencoba menenangkan dengan memberikan alasan logis yang masuk akal."Mungkin saja ya... Aku akan duduk di sini lagi dan mencoba menghubunginya lagi jam 4 pagi." Sulastri bersikeras."Kemarin bukannya Ibu sudah teleponan sama Non Sandra? Pasti Non Sandra baik baik saja, Bu. Ada suaminya dan juga Pak Dani yang menjaga dia." Darti menasehati."Iya kamu benar. Pak Dani nggak akan mungkin membiarkan sesuatu yang buruk terjadi pada Sandra." Sul