Share

Part 4

last update Last Updated: 2025-09-15 16:38:02

“Aku mau keluar. Lepasin! Leo, kamu gila!" Sky mencoba menggeliat. Lututnya menghantam paha Leo, tapi pria itu hanya menggeram kasar dan menahan lebih kuat.

“Kamu pikir bisa kabur dari aku, hmm? Kamu tunangan aku, Sky. Sebentar lagi jadi istriku. Jadi apa bedanya kalau kita mulai dari sekarang?” Pria itu tertawa terbahak-bahak dan tampak begitu puas melihat wajah Sky yang ketakutan.

Air mata mulai jatuh di sudut mata Sky. Ia berusaha menoleh ke samping, mencari sesuatu yang bisa dijadikan pegangan. Meja kecil di sebelah ranjang begitu dekat jaraknya. Dengan sisa tenaga, ia menarik tangannya yang dicengkeram Leo kuat-kuat. Sebelah tangannya berhasil bebas. Sky mencoba meraih apa pun di atas meja itu.

Tangannya menyentuh kaki lampu meja.

“Jangan sentuh apa-apa!” bentak Leo. Ditekannya pergelangan tangan Sky dengan kasar. Tapi karena panik, Sky justru menarik lampu itu.

PRANG!

Lampu jatuh dan pecah berhamburan di lantai. Seketika ruangan dikuasai kegelapan. Hanya cahaya samar dari luar yang menerobos, membuat bayangan tubuh Leo di atas Sky tampak semakin menakutkan.

“Lihat? Sekarang semakin nggak ada yang bisa menolong kamu." Leo mendesis dengan napasnya yang berat dan memburu.

Sky menutup mata rapat-rapat. Perasaan takut membuat seluruh tubuhnya gemetar. Gadis itu memaksa otaknya mencari cara untuk membebaskan diri.

Tidak ada cara lain. Dengan nekad, ia menghentakkan kepalanya ke atas, menghantam dagu Leo.

“Aaah!” Leo mengaduh kesakitan. Cengkeramannya goyah sesaat.

Sky berhasil menarik satu tangannya yang ia gunakan untuk mendorong dada Leo sekuat tenaga.

Namun, tubuh Leo tetap lebih kuat. Dengan cepat ia kembali menindih, kali ini lebih brutal.

"Berani kamu ngelawan aku?!" Suaranya menggelegar di kegelapan.

"Aku benci kamu! Lepasin aku!!!" Sky berteriak histeris.

Leo terengah. Wajahnya hanya sejengkal dari wajah Sky. "Kamu boleh benci aku sekarang. Tapi nanti kamu bakal sadar, aku satu-satunya orang yang bisa bikin kamu bahagia."

"Nggak bakalan!" teriak Sky. "Asal kamu tahu, aku terpaksa dijodohkan dengan kamu. Aku nggak sudi punya tunangan bejat seperti kamu! Kamu brengsek!" Sky kembali berteriak dan meronta semakin kuat. Kakinya berhasil menendang meja kecil yang sudah oleng tanpa lampu, membuat meja itu terbalik. Bunyi dentuman dan pecahan kaca memenuhi kamar, menambah kekacauan.

“Diam, Sky!” Leo menekan bahunya dengan kasar. “Kamu bikin aku semakin gila!”

Sky terisak, tubuhnya bertambah lemah. Ia hanya bisa menangis ketika lelaki itu mencuri kecupan di pipinya.

Dengan sebelah tangan jemari lelaki itu membuka kancing kemejanya hingga terlepas dari tubuhnya, menampakkan tato harimau mengaum di dadanya. Sedangkan tangannya yang lain masih menahan pergelangan Sky di atas kepala, mengekang setiap gerakannya. Napas Leo yang panas dan berbau alkohol menusuk hidung Sky hingga membuatnya mual. Ia ingin muntah.

"Jangan, Leo, jangan lakukan itu," pinta Sky memohon melihat lelaki itu kini membuka zipper celananya.

"Kenapa nggak boleh? Aku tunanganmu, Sky, dan kita akan menikah. Jangan takut, aku akan melakukannya pelan-pelan," bujuk lelaki itu dengan suara lebih lembut.

Sky menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Dipejamkannya mata saat Leo kembali menindihnya.

Tepat ketika pria itu akan meraup bibir Sky, pintu terbuka setelah didobrak dengan keras dari luar.

BRAK!

Pintu terbanting keras dan menghantam dinding. Cahaya koridor menerobos masuk.

“Lepasin dia!"

Sky membuka matanya yang basah. Dalam kegelapan ia berhasil melihat sosok tegap yang menerobos masuk ke kamar.

Jagad. Sepupunya. Pria dewasa yang dicintainya.

Leo menoleh kaget. Batal mencium bibir Sky. "Lo ngapain--"

BUG!

Belum sempat kalimatnya selesai, tinju Jagad mendarat telak di rahangnya. Tubuh Leo terhuyung ke samping, menghantam meja terbalik, membuat kaca kembali pecah berhamburan.

Sky terlepas. Ia segera berguling ke sisi ranjang dan memeluk dirinya sendiri. Tubuhnya gemetar hebat. Air matanya tidak bisa dihentikan.

Jagad berdiri di hadapan Sky, tubuhnya membentengi adiknya. Matanya tajam menusuk Leo yang berusaha bangkit dengan wajah berdarah karena kena pecahan kaca.

"Sekali lagi lo sentuh dia, gue pastiin lo nggak akan keluar dari kamar ini hidup-hidup."

Leo berusaha berdiri dengan napas terengah-engah. "Apa hak lo buat ikut campur? Sky tunangan gue!"

Jagad mencekal kerah baju pria itu sebelum ia bisa bergerak lebih jauh. Dengan sekali hentakan Jagad mendesaknya ke dinding.

"TUNANGAN?!" bentak Jagad keras. "Kalo tunangan berarti lo bisa perlakukan dia kayak tadi?!"

Leo berusaha mengelak, tapi cengkeraman Jagad terlalu kuat. Napasnya tercekik. "Gue cuma… gue cuma--"

Jagad tidak membiarkan. Dengan satu tangan ia menahan dada Leo ke dinding. Ia mengambil ponselnya dengan tangan yang lain. Jari-jemarinya menekan nomor dengan cepat.

“Pak, ke kamar Sky sekarang. Lihat sendiri kelakuan anak Anda."

Setelah menelepon orang tua Leo, dengan cepat Jagad menghubungi ibu Sky.

"Tante, maaf mengganggu, bisa tolong ke kamar Sky? Ada yang penting harus diselesaikan."

Sky kaget Jagad menelepon orang tua Leo dan mamanya. Namun, di sisi lain ia berharap setelah para orang tua itu tahu kebejatan Leo, pertunangannya dan lelaki itu dibatalkan.

Setelah selesai menelepon, Jagad memberi Leo satu pukulan lagi hingga pria itu luruh tidak berdaya ke lantai.

Jagad langsung membawa Sky yang ketakutan ke dalam pelukannya. Gadis itu menumpahkan air mata ke dadanya.

"Sssh, Sky. Udah, nggak usah takut. Ada aku di sini. Aku akan selalu melindungi kamu," janjinya sambil mengecup puncak kepala gadis itu.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gairah Terlarang Sepupuku   Part 5

    Sky masih berada di pelukan Jagad. Tangisnya sudah berhenti, tapi ketakutannya belum reda. Leo benar-benar membuatnya trauma.Sebelum ditunangkan dengan lelaki itu, Sky sudah mengenal Leo sebelumnya. Dan Sky tidak menyukainya. Ada sesuatu dalam sorot matanya yang selalu membuat Sky waspada. Sesuatu yang membuat hatinya menolak bahkan sebelum Leo sempat mendekat. Dan sekarang semua intuisi itu terbukti benar. Beberapa kali Sky mengatakan pada ibunya bahwa Leo bukanlah lelaki yang baik. Tapi sang ibu tidak percaya. Ia lebih mementingkan dirinya, perusahaan dan bisnisnya, tanpa peduli pada perasaan Sky. Itu karena kamu belum kenal dekat dengan Leo, itu yang selalu dikatakan ibunya.Setelah Sky terlihat lebih tenang, Jagad melepaskan dari pelukannya. Ia menyalakan lampu kamar dan memberi gadis itu air minum."Udah lebih baik?" tanya lelaki itu yang kini duduk di sebelah Sky. Gadis itu mengangguk lemah."Sebentar ya, kita selesaikan masalah ini dulu."Sekali lagi Sky anggukkan kepalanya.

  • Gairah Terlarang Sepupuku   Part 4

    “Aku mau keluar. Lepasin! Leo, kamu gila!" Sky mencoba menggeliat. Lututnya menghantam paha Leo, tapi pria itu hanya menggeram kasar dan menahan lebih kuat.“Kamu pikir bisa kabur dari aku, hmm? Kamu tunangan aku, Sky. Sebentar lagi jadi istriku. Jadi apa bedanya kalau kita mulai dari sekarang?” Pria itu tertawa terbahak-bahak dan tampak begitu puas melihat wajah Sky yang ketakutan. Air mata mulai jatuh di sudut mata Sky. Ia berusaha menoleh ke samping, mencari sesuatu yang bisa dijadikan pegangan. Meja kecil di sebelah ranjang begitu dekat jaraknya. Dengan sisa tenaga, ia menarik tangannya yang dicengkeram Leo kuat-kuat. Sebelah tangannya berhasil bebas. Sky mencoba meraih apa pun di atas meja itu.Tangannya menyentuh kaki lampu meja.“Jangan sentuh apa-apa!” bentak Leo. Ditekannya pergelangan tangan Sky dengan kasar. Tapi karena panik, Sky justru menarik lampu itu.PRANG!Lampu jatuh dan pecah berhamburan di lantai. Seketika ruangan dikuasai kegelapan. Hanya cahaya samar dari luar

  • Gairah Terlarang Sepupuku   Part 3

    Pesta pertunangan Sky dan Leo belum berakhir dan masih berlangsung hingga larut. Hanya saja semakin malam mereka semakin bebas. Suasana ballroom yang tadi terang benderang kini berganti temaram. Lampu-lampu besar berganti dengan sinar redup. Alunan musik romantis sengaja diputar agar suasana menjadi semakin syahdu. Para orang tua dan seusianya sudah menyingkir sejak tadi, menyisakan para generasi muda yang berpesta-pora. Gelas-gelas minuman saling berdenting saat beradu dengan sesamanya. Di sebuah meja, Leo serta teman-teman laki-lakinya tampak berkumpul. Mereka mengolok-olok Leo yang akan melalui pernikahan tidak lama lagi. Dan ironisnya, Jagad juga ada di sana. Mereka memang sudah saling mengenal, bahkan lebih. Keduanya berteman, circle mereka pun sama."Jadi tanggal pastinya kapan, Le?" tanya Nino pada Leo. "Apanya?" Leo balas bertanya. Segelas anggur berada di genggamannya."Lo nikah sama Sky."Leo meneguk anggurnya sebelum menjawab. Matanya mulai merah dan sedikit berair, per

  • Gairah Terlarang Sepupuku   Part 2

    "Sky!" Mamanya melambaikan tangan begitu melihat Sky muncul di ballroom.Sky menarik langkah berat mendekat, sama dengan hatinya yang juga berat.Pertunangan ini adalah perjodohan bisnis. Sky sama sekali tidak menghendakinya. Sky setuju ditunangkan dengan Leo semata-mata atas paksaan Ayana, sang ibu.Sejak awal Sky menolak, tapi suara penolakannya selalu kalah oleh suara ibunya. Sky menggigit bibir. Ia tahu takdirnya sudah diseret jauh sejak ayahnya meninggal ketika ia masih berusia empat tahun. Sejak itu, hanya ada ibunya yang berjuang sendirian mengurus dirinya sekaligus mempertahankan perusahaan peninggalan sang suami.Sky hanya memiliki Ayana, seorang ibu yang keras dan ambisius. Ayana memang menyayanginya, tapi cintanya selalu disalurkan dalam bentuk aturan, disiplin, dan tuntutan. Tidak ada kelembutan yang bisa menjadi tempat Sky bersandar saat lelah. Tidak ada figur laki-laki yang menenangkan saat dirinya ketakutan.Kekosongan itu terus terbawa hingga ia dewasa. Ia merindukan

  • Gairah Terlarang Sepupuku   Part 1

    "Pake kondomnya, Mas.” Sky mengingatkan sebelum Jagad menyatukan diri dengannya.Jagad terlihat enggan. “Sekali ini nggak usah, oke? Nggak enak.”“Lebih nggak enak mana aku hamil atau kamu tetap pake kondom?”“Ayolah, Sky, kali ini aja.” Jagad terus membujuk agar Sky setuju dengannya.Suaranya penuh rayuan dan juga desakan.Sky mengesah pelan. Usianya memang baru dua puluh tiga tahun, tapi pikirannya jauh lebih matang dari gadis seusianya. Ia terbiasa berpikir panjang dan mempertimbangkan risiko, meski pada akhirnya tetap selalu jatuh ke dalam godaan lelaki di hadapannya.“Nggak, Mas. Aku nggak mau ambil risiko,” tegasnya sambil menatap tajam. “Aku tahu kamu sayang sama aku, tapi ada hal-hal yang nggak bisa kita abaikan.”Jagad menarik napas panjang lalu menyetujui dengan malas. “Oke, oke. Aku pakenya nanti aja, kalau udah mau keluar.”Sky langsung memelototinya. “Kalau nanti telat, gimana?”“Aku janji bakal hati-hati. Nggak bakal telat.”Gadis itu akhirnya hanya bisa mengembuskan na

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status