Share

Part 5

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-15 17:25:59

Sky masih berada di pelukan Jagad. Tangisnya sudah berhenti, tapi ketakutannya belum reda. Leo benar-benar membuatnya trauma.

Sebelum ditunangkan dengan lelaki itu, Sky sudah mengenal Leo sebelumnya. Dan Sky tidak menyukainya. Ada sesuatu dalam sorot matanya yang selalu membuat Sky waspada. Sesuatu yang membuat hatinya menolak bahkan sebelum Leo sempat mendekat. Dan sekarang semua intuisi itu terbukti benar. Beberapa kali Sky mengatakan pada ibunya bahwa Leo bukanlah lelaki yang baik. Tapi sang ibu tidak percaya. Ia lebih mementingkan dirinya, perusahaan dan bisnisnya, tanpa peduli pada perasaan Sky.

Itu karena kamu belum kenal dekat dengan Leo, itu yang selalu dikatakan ibunya.

Setelah Sky terlihat lebih tenang, Jagad melepaskan dari pelukannya. Ia menyalakan lampu kamar dan memberi gadis itu air minum.

"Udah lebih baik?" tanya lelaki itu yang kini duduk di sebelah Sky.

Gadis itu mengangguk lemah.

"Sebentar ya, kita selesaikan masalah ini dulu."

Sekali lagi Sky anggukkan kepalanya.

Tidak lama kemudian pintu kamar dibuka dari luar. Masuklah kedua orang tua Leo serta ibu Sky. Ketiganya keheranan menyaksikan kekacauan di kamar itu. Pecahan kaca lampu meja berserakan di lantai, meja kecil terbalik, ranjang berantakan, dan tirai juga sedikit kusut karena dorongan Leo.

Ayah Leo melangkah cepat ke depan. Matanya menyipit menatap putranya yang duduk di lantai dengan punggung bersandar di dinding kamar dengan bertelanjang dada. Wajahnya memar dan berdarah, rambutnya kusut. Bau alkohol yang kuat menyeruak dari mulut Leo, membuat kedua orang tuanya segera menyadari bahwa sang putra sedang mabuk berat.

"Ada apa ini?" tanya pria itu ingin dijelaskan sambil menatap Jagad.

"Silakan langsung tanya anak Anda, Pak." Jagad menjawab dingin, tetap berada di dekat Sky. Mata Jagad tajam menatap Leo yang berusaha mengumpulkan kesadaran di tengah kepanikan dan rasa sakitnya sendiri.

"Leo, kamu kenapa?" tanya ayahnya.

Ibu Leo, yang berdiri di belakang suaminya, menatap putranya dengan perasaan kaget dan marah. “Kamu mabuk? Apa yang kamu lakukan pada Sky?!” Suaranya tinggi dan hampir berteriak.

Leo menggeleng cepat, menatap mereka dengan mata sembab dan mulut bergetar. “Aku… aku nggak sengaja…”

Jagad memotong dengan suara tegas. "Nggak ada yang namanya 'nggak sengaja' di sini! Anak Anda berdua mabuk dan dia hampir memperkosa adik saya dan membuat kekacauan di kamar hotel ini!"

"Ya Tuhan!" Ayana terkesiap lalu cepat mendekati Sky yang berada di tempat tidur. "Kamu nggak apa-apa, Sky? Kamu baik-baik aja, kan?'" tanyanya cemas lalu memeluk putrinya itu.

"Setelah dia hampir ngerusak aku Mama masih bilang aku baik-baik aja, Ma?" ucap Sky kecewa, menepis pelukan ibunya.

"Mama cuma kaget, tapi sekarang kamu udah aman. Semua akan baik-baik aja." Ayana meyakinkan, tangannya membelai lembut kepala sang putri.

"Aku mau pertunangan ini dibatalkan, Ma. Aku nggak mau menikah dengan dia." Sky melirik sekilas pada Leo yang masih di tempatnya. Lelaki itu meringis sambil mengusap sudut bibirnya yang perih.

"Itu nggak mungkin." Mamanya merespons dengan cepat. "Dengarkan Mama dulu. Pertunangan ini sudah resmi. Orang-orang sudah tahu. Jangan bikin malu. Kamu nggak bisa membatalkan seenaknya." Ayana tentu takut kalau Sky dan Leo batal berjodoh.

Sky menggeleng kuat. Matanya menatap ibunya dengan tatapan penuh emosi. "Dia hampir merenggut kehormatanku dan Mama masih ingin hubungan ini terus berlanjut? Kalau sekarang dia berani melecehkanku, gimana nanti andai aku dan dia jadi menikah, Ma? Mungkin dia bisa KDRT."

Sky benar-benar tidak habis pikir pada sikap ibunya. Otak perempuan itu sudah dikuasai uang dan materi sehingga tidak bisa menerima kebenaran.

Ibu Leo kembali bicara. Wajahnya masih menahan kemarahan, tapi nada suaranya lembut saat menatap Sky. “Nak, Sky, dengarkan Tante. Leo memang salah, tapi tadi dia hanya khilaf dan lagi mabuk. Jangan biarkan satu kesalahan menghancurkan segalanya. Tante tahu kamu masih marah, tapi kita bisa selesaikan ini dengan kepala dingin. Jangan sampai emosimu mengambil alih akal sehatmu ya, Sky."

Sky menatap ibu Leo sama kecewanya dengan ibunya tadi. “Justru karena aku punya akal sehat, Tante. Aku mau pertunangan ini dibatalkan."

"Sky, jangan begitu. Tolong percaya sama Leo. Dia hanya lagi khilaf."

"Bagaimana aku bisa percaya sama dia lagi? Bagaimana aku bisa menikah dengannya kalau sekarang pun aku merasa nggak aman? Maaf, aku nggak bisa, Tante."

Wanita itu belum menyerah dan terus membujuk Sky. “Tante janji, Leo akan memperbaiki diri. Dia menyesali semua ini. Tante pastikan dia nggak akan melakukan hal seperti ini lagi. Tolong beri dia kesempatan untuk menebus kesalahannya.”

Sky menggeser tatapannya pada Leo. Hanya dengan melihat mukanya Sky bisa membayangkan bagaimana suram kehidupannya jika sampai menikah dengan lelaki itu.

"Kamu dengar, Leo? Sekarang tahu sendiri apa akibat perbuatanmu? Seharusnya kamu melindungi Sky, bukan membuatnya takut. Kamu udah bikin malu keluarga!" Ayah Leo membentak lelaki itu. Ia benar-benar marah dan kecewa atas kelakuan putranya.

"Aku nggak sengaja, Pa. Aku khilaf." Lelaki muda itu membela diri.

"Itu bukan alasan. Sekarang minta maaf sama Sky dan berjanji kamu nggak akan mengulanginya."

Leo mengangkat kepalanya menatap Sky. Tapi yang ditatap dengan cepat memalingkan muka. Tidak sudi bertemu pandang dengan lelaki itu.

"Sky, aku minta maaf. Aku janji ini nggak akan terulang lagi. Aku benar-benar nggak sengaja."

Sky mendengkus. Sulit baginya untuk memercayai lelaki itu. Dan ia pun yakin kalau kata maaf tersebut bukan berasal dari hati lelaki itu, tapi karena terpaksa akibat disuruh orang tuanya.

"Sky, Leo lagi ngomong sama kamu." Ibunya menepuk ringan bahu Sky.

Sky masih membuang muka. Melihat hal tersebut, ibu Leo duduk di tepi tempat tidur di dekat Sky lalu bicara dengan suaranya yang lembut.

"Sky, Tante mengerti kalau kamu marah dan kecewa atas sikap Leo. Tapi kita sama-sama tahu kalau Leo lagi mabuk. Dan Tante yakin kamu pasti paham orang yang lagi mabuk nggak sepenuhnya sadar atas apa yang dilakukannya. Jadi Tante mohon tolong maafin Leo ya. Leo menyesal dan nggak akan mengulangi kesalahannya. Percaya sama Tante, sebenarnya Leo sangat mencintai kamu dan tidak ingin menyakiti kamu walau sekecil apa pun."

Sky menatap wanita itu dengan perasaan kecewa yang belum hilang. "Mabuk bukan alasan yang bisa dibenarkan Tante. Tante nggak tahu gimana keadaannya. Kalau tadi Mas Jagad nggak datang, aku mungkin... akh..." Sky tidak sanggup meneruskan kalimatnya. Rasa trauma kembali muncul mencengkeram hatinya.

Jagad yang saat ini berdiri dengan punggung bersandar ke dinding hanya diam mendengarkan. Tadi ia mendengar semua percakapan Sky dan Leo melalui sambungan telepon yang belum terputus. Tadinya Sky hanya bermaksud membukakan pintu sebentar untuk Leo dan bermaksud menyambung obrolan dengan Jagad sehingga ia tidak mematikan panggilan.

"Aku… aku nggak bisa. Rasanya nggak aman sama sekali,” ujar Sky lirih. Kembali ditatapnya lelaki yang menjadi tunangannya tetapi kini tampak seperti sosok asing yang menakutkan.

Ibu Sky menghela napas panjang. Matanya menatap Sky dengan penuh ancaman. “Sky, dengarkan Mama baik-baik. Mama tahu ini sulit, tapi pertunangan kalian sudah resmi. Kita semua mau yang terbaik untuk kalian berdua. Kalian bahagia, kalian hidup bersama, adalah keinginan terbesar kami sebagai orang tua."

Sky menepis tangan ibunya yang mencoba menenangkannya. “Aku nggak peduli pertunangannya resmi atau nggak, Ma. Aku nggak mau menikah sama dia. Aku nggak bisa hidup di bawah bayang-bayang ketakutan terus-terusan, Ma. Bukan nggak mungkin dia mengulanginya lagi."

Ibu Leo menatap Sky dan terlihat begitu sabar. “Sky, kita semua paham rasa takutmu. Tapi Leo sudah mengaku salah. Apa salahnya memberi kesempatan kedua. Kalau kamu masih merasa ragu, kamu bisa memberi syarat agar merasa aman. Kamu punya hak untuk itu, Sky.”

Sky menatap ibu Leo, pindah ke ibunya, lalu kembali menatap Leo. Ada sesuatu dalam diri Leo yang membuat hatinya tetap waspada. Lelaki itu duduk di lantai, memegangi kepalanya, napasnya masih berat.

Kata 'aku nggak sengaja' terngiang di telinga Sky. Sulit baginya untuk percaya karena ia sudah membuktikan bahwa lelaki itu memang bajingan.

"Sudahlah, Sky, jangan diperpanjang. Ini biasa. Nggak usah dibesar-besarkan." Ibunya melebarkan mata menatap Sky. Wanita itu tentu tidak ingin kehilangan kesempatan bisnisnya.

Biasa katanya? Sky menjadi semakin kecewa. Wanita yang seharusnya melindunginya malah menjerumuskannya.

"Aku tetap nggak bisa percaya sama Leo. Aku merasa hidupku nggak aman. Kalau lain kali Leo mabuk dia bisa mengulanginya lagi. Tapi kalau kalian mau pertunangan ini tetap dilanjutkan, aku punya syarat."

"Syarat apa?" sahut Ibu Sky dan orang tua Leo serentak penuh antusias.

Sky melirik Jagad sekilas sebelum menyampaikan yang diinginkannya.

"Aku mau ke mana-mana diantar supir. Aku mau punya pengawal pribadi. Dan aku mau Mas Jagadlah yang jadi supir dan pengawal pribadiku."

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Fa-oel Irawan
gereget sm mama nya sky
goodnovel comment avatar
Diana Susanti
hahaha......... mantab
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Gairah Terlarang Sepupuku   Part 123

    Waktu terasa berjalan sangat lambat.Sejak Asha pergi siang tadi, Sky tidak bisa tenang. Jarum jam seperti tidak bergerak. Ia bolak-balik dari jendela ke pintu, lalu ke tempat tidur lagi, hanya untuk memastikan dirinya masih berada di ruangan yang sama.Langit perlahan memudar. Semburat jingga menampakkan keindahannya, menandai datangnya malam yang ia tunggu sekaligus ia takuti.Setiap suara yang terdengar di luar kamar membuat jantungnya melonjak. Setiap suara pintu yang terbuka membuat napasnya tercekat. Sky tahu, begitu Leo pulang, semuanya bisa berakhir. Sky memandang jam di dinding. Pukul 19.42.Tinggal kurang dari dua puluh menit lagi.Sky memeluk perutnya yang mulai membesar, seolah ingin melindungi sesuatu yang jauh lebih berharga dari dirinya sendiri. 'Tolong, Tuhan ... kali ini aja selamatkan aku.'Lampu-lampu di luar menyala terang. Langit malam tampak bersih, hanya dihiasi cahaya tipis dari bulan separuh. Dari jendela kamarnya yang terkunci rapat, Sky kembali melihat ke

  • Gairah Terlarang Sepupuku   Part 122

    Sky menegang mendengar ucapan Leo. Dengan berani ia mendorong dada lelaki itu hingga tawanya terhenti."Kamu apain Mas Jagad?"Sky mulai berpikir Jagad tidak kunjung muncul karena sesuatu terjadi padanya. Dan penyebabnya adalah Leo. Apa jangan-jangan Leo ... membunuhnya?"Jawab aku, Leo! Kamu apain Mas Jagad!" Sky mendorong dada Leo sekali lagi. Dengan cepat lelaki itu menangkap tangannya.Cengkeraman itu begitu kuat hingga Sky meringis kesakitan. Leo menatapnya dengan mata yang gelap. Bukan lagi sekadar marah, tapi berbahaya."Kamu udah lupa siapa yang kamu hadapi, Sky?" Pria itu menggeram. “Aku nggak suka diinterogasi di rumahku sendiri.”Sky mencoba melepaskan diri, tapi Leo menahan lebih erat. "Lepasin! Aku tanya baik-baik!"Leo tersenyum sinis. "Baik-baik?" kekehnya. "Kamu pikir orang kayak Jagad pantas untuk kamu tunggu?""Dia nggak bersalah!" Sky berteriak keras-keras."Oh ya?" Leo memiringkan kepala, mendekatkan wajahnya begitu dekat hingga Sky bisa mencium aroma napasnya. "D

  • Gairah Terlarang Sepupuku   Part 121

    Sky menunggu dengan perasaan gelisah. Sambil duduk termenung pikirannya tidak jauh-jauh dari Jagad.Di mana kekasihnya itu sekarang?Kenapa tidak datang menjemput seperti yang sudah dijanjikannya pada Sky?Apakah dia baik-baik saja?Sky mengusap wajah. Ia berusaha menepis Jagad dari pikirannya lalu kembali fokus pada laptop.Beberapa saat kemudian email dari Asha masuk.Sky menegakkan duduk. Jantungnya langsung berdegup kencang. Ia buru-buru membukanya, berharap kabar baik, kabar yang memberinya jalan keluar.[Sky, gue udah ada pengacara buat lo. Gue udah ceritain masalah lo. Dia bakal bantu urus semuanya. Lo tenang ya.]Sky membaca baris-baris itu berulang kali, seolah takut maknanya berubah.Ada secercah harapan yang menyelinap di dadanya. Meski kecil tapi cukup untuk membuat air matanya menggenang.Ia menatap layar yang mulai buram oleh telaga air mata.Tangan kirinya menggenggam erat ujung meja, sementara tangan kanannya menekan bibirnya sendiri agar tidak mengeluarkan suara.Asha

  • Gairah Terlarang Sepupuku   Part 120

    Hari ini setelah tiga hari dirawat di rumah sakit akhirnya Sky diizinkan pulang. Leo datang menjemputnya. Kemarin dan kemarinnya lagi pria itu juga datang dengan Lyra, tapi hanya sebentar. Leo hanya sekadar setor muka lalu pergi. Ayana menyerahkan Sky pada Leo dengan begitu ringan tanpa pernah mau memahami perasaan sang putri. "Bawa aja dia, Le. Kalau dia bertingkah jangan sungkan-sungkan kasih hukuman. Kadang dia memang harus sedikit dikerasin." Leo menyeringai mendengarnya. "Tentu, Tante. Aku tahu bagaimana cara menghadapi istri tersayangku ini." Sky yang mendengar ucapan itu hanya diam menahan getir. Ia tidak punya tenaga untuk melawan. Ia hanya menatap wajah ibunya yang baru saja menyerahkannya seperti barang titipan. Leo menarik langkah, membawa Sky menuju mobil hitam yang sudah menunggu. Tubuh Sky masih lemah, tapi ia berusaha ber

  • Gairah Terlarang Sepupuku   Part 119

    Setelah tiba di rumah sakit Sky langsung mendapatkan perawatan intensif. Dokter mengatakan, "Kondisinya cukup berat. Pasien mengalami pendarahan hebat dan tekanan darahnya sangat rendah. Kami akan berusaha menghentikan pendarahan dan menstabilkan keadaannya. Tapi mohon izin, kalau keadaannya memburuk kami mungkin perlu melakukan tindakan lebih lanjut."Ayana mengangguk tanpa banyak bicara. "Baik, Dok."Setelah dokter berlalu, Ayana bicara pada Pak Maman dan Bi Sumi."Kalian pulang sekarang.""Tapi, Bu, saya--""Saya bilang pulang!" Ayana langsung memotong sebelum Pak Maman menyelesaikan ucapannya. "Masih banyak pekerjaan yang harus kalian lakukan di rumah. Biar Sky jadi urusan saya."Pak Maman dan Bi Sumi terkulai lesu. Mereka tidak bisa membantah lagi. Keduanya pergi dengan berat hati dan berharap Sky menemukan caranya sendiri untuk kabur dari rumah sakit.Sore harinya Sky dipindahkan ke ruang rawat. Kondisinya sudah stabil dan kandungannya berhasil diselamatkan. Pemandangan pertam

  • Gairah Terlarang Sepupuku   Part 118

    Malam itu terasa begitu panjang. Pak Maman dan Bi Sumi tidak tidur sedikit pun. Sky berbaring lemah di tempat tidur, tubuhnya menggigil meski sudah diselimuti selimut tebal. Napasnya naik-turun tidak teratur, dan setiap kali ia bergerak, darah kembali mengalir perlahan dari sela-sela pahanya. Bi Sumi mengganti kain alas berulang kali dengan perasaan khawatir. "Pak, darahnya belum berhenti. Harusnya Non Sky dibawa ke rumah sakit." Pak Maman duduk di sisi ranjang, menatap wajah Sky yang pucat. "Sabar ya, Non, tolong bertahan sedikit lagi," ujarnya. "Nanti pagi saya usahain supaya Bu Ayana kasih izin ke rumah sakit." Sky hanya diam. Tubuhnya yang menggigil membuat Bi Sumi buru-buru mengambil air hangat dan menempelkan botol kaca berisi air tersebut ke dekat kakinya. Ia lalu menuangkan sedikit air ke sendok, mencoba memberi minum. "Non, minum dulu sedikit." Tangan Sky gemetar saat menyentuh sendok itu. Setetes air tumpah di dagunya, tapi setidaknya ia menelan sedikit cairan. Pa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status