LOGINKinan sangat kaget sekali di saat dia mengetuk pintu tiba-tiba saja orang tuanya Inggrit melempar air satu ember tepat ke wajahnya. Seluruh tubuh Kinan basah kuyup membuatnya sangat syok atas kelakuan yang Inggrit lakukan.
“Ma-mah.” Gumamnya dengan bibir bergetar menahan amarah yang memuncak. Walau pun Inggrit sudah melakukan kesalahan yang sangat fatal. Akan tetapi Kinan masih memanggil dengan sebutan Mamah. “Ke mana sana kamu semalaman tidak pulang, hah?!” Namun, Kinan tidak menjawab dia menerobos masuk untuk mengambil surat-surat penting untuk membuat Pasport dan yang lainnya. “Kinan! Kamu sudah berani melawan, Mamah!” Teriaknya sambil mengikuti Kinan masuk ke dalam kamar. “Aku harus segera mengambil semuanya agar aku bisa dengan bebas hidup sendiri.” Batinnya. Kinan mulai membuka laci dan segera memasukkan semua ke dalam tas yang dia kenakan. Inggrit yang melihat Kinan membawa semua surat-surat penting segera menghentikannya. “Apa yang kamu lakukan!” Inggrit merampas tas dari tangan Kinan lalu mendorong tubuh putrinya sampai jatuh ke bawah lantai. “Mau ke mana kamu, hah! Dasar anak durhaka.” Teriak Inggrit. “Apa yang Mamah lakukan, tolong berikan tas milikku.” Kinan mencoba membujuk Inggrit. Apalagi dalam tas itu terdapat cek dan kartu debit yang diberikan oleh Sean. “Saya tidak akan memberikannya kepadamu! Enak saja kamu mau pergi dan meninggalkanku sendiri di sini. Kamu masih punya hutang yang harus segera kamu lunasi.” Inggrit memincingkan kedua mata menatap sengit ke arah Kinan yang sedang memohon kepadanya. “Apa yang kamu cari! Kamu mau kabur dan meninggalkan saya di sini sendiri! Dasar anak durhaka!” Teriak Inggrit. Tidak lama dia mengeluarkan semua isi tas mengobrak-abrik hingga barang berharga berantakan. Seketika kedua mata Kinan membulat melihat cek dan kartu kredit ada di bawah lantu. “Apa yang kamu cari!” Gerutu Inggrit. Seketika kedua matanya tertuju pada cek dan kartu debit berwarna hitam, Kinan berusaha mengambilnya akan tetapi Ingrit lebih dulu mendaptkannya. “Apa ini! Wooowww cek senilai 2 Miliyar Rupiah! Dari mana kamu mendapatkan uang sebanyak ini, Kinan! Owwh! Saya tahu, kamu mau kabur membawa uang sebanyak ini dariku. Dasar anak durhaka kau tega melakukan hal ini kepadaku.” Inggrit langsung mengambil dan memasukkannya ke dalam saku celana miliknya. Kedua matanya berbinar sambil menggelengkan kepala, dirinya tidak percaya Kinan membawa uang banyak. Inggrit baru pertama kali dia melihat angka sebanyak itu membuatnya terkesima. “Tolong jangan ambil uangku!” Kinan mencoba merebutnya akan tetapi Inggrit lagi-lagi mendorong dan mengusir Kinan dari rumahnya. “Pergilah! Kamu mau pergi dari rumahku, kan. Sekarang saya memerintahmu pergi dari sini sekarang juga.” Inggrit mengusir Kinan dari rumahnya dengan tatapan tajam menunjuk ke arah luar mempersilahkan Kinan keluar dari rumahnya. Wanita paruh baya itu mendorong Kinan sampai keluar rumah. “Kenapa kamu melakukan ini kepadaku, Mah. Dari kecil Kinan selalu mencari uang untukmu sampai-sampai pulang sekolah pun Kinan masih harus mencari uang untuk melunasi semua hutang-hutangmu. Bahkan biaya Kuliah pun kamu tidak pernah membiayai sepeser pun, dan sekarang kamu merasa tidak bersalah atas kesalahan yang kamu perbuat. Orang tua macam apa kamu, hah! Merebut tunangan anaknya sendiri sampai-sampai kalian mengkhianati dan melakukan hubungan intim. Ibu macam apa kamu ini!” Teriak Kinan. Kinan meluapkan seluruh emosinya, menatap tajam dengan sorot mata penuh kekecewaan. Air mata yang selama ini dia tahan sekarang tumpah ruang membasahi kedua pipi tirusnya. Napasnya terengah, bibir bergetar hebat, napasnya memburu menahan rasa dendam. Selama ini Kinan hanya memendam untuk menghormati Inggrit karena dia orang tua yang sudah melahirkannya. “Sialan, pergi kamu dari sini!” Inggrit tidak segan-segan menampar habis wajah Kinan. “Apa aku bukan anakmu!” Kinan membalas dengan suara bergetar memegangi pipi panasnya yang terkena tamparan. “Pergi!” Inggrit dengan lantang menyuruh Kinan keluar dari rumahnya sendiri. Kinan menerobos masuk untuk mengambil barang yang ada di kamarnya. Kinan memincingkan kedua mata segeralah dia membereskan semua dokumen penting yang berserakan di bawah lantai. Dia memasukannya ke dalam tas dan berlalu pergi, uang yang besar itu lenyap di tangan orang tuanya. Sekarang dia tidak tahu harus mencari uang itu ke mana lagi, yang jelas Kinan sudah kehilangan semuanya. Di saat Kinan melangkah keluar rumah dia tidak sengaja berpas-pasan dengan Gio mantan kekasihnya. Pria brengsek itu datang memasang wajah tidak bersalah, seolah-olah dirinya tidak pernah melakukan kesalahan. Gio berdiam diri saat Kinan keluar dari rumah, dia menatapnya kemudian Inggrit datang memanggil. “Sayang, masuklah!” Kinan mengabaikan mereka berdua dia pergi membawa luka yang amat dalam. Sejak kecil hidupnya tidak pernah mendapatkan kebahagiaan. Kinan berlari tanpa tujuan, menangis dalam tangisan, hatinya terluka cukup dalam. Entah sampau kapan dia bisa melupakan kejadian yang menimpa dirinya. Di saat Kinan menyebrang jalan sambil menangis tiba-tiba saja mobil mewah sengaja menabraknya sampai pingsan. Kinan terluka cukup parah, seorang wanita yang sedang berburu-buru itu pun syok karena dia telah menabrak seorang wanita. “Ya tuhan, apa yang terjadi!” Gumamnya. Violla bergegas keluar dia mendapati wanita tergeletak penuh darah membuatnya sangat syok, warga berdatangan membuatnya panik. Akan tetapi, Violla langsung membawa Kinan masuk ke dalam untuk membawanya ke rumah sakit. “Sialan! Kenapa aku menabraknya.” Gerutu Violla. Violla segera mengeluarkan ponsel untuk menghubungi seseorang, dia sangat panik dan cemas karena baru pertama kali dirinya menabrak sampai parah. “Hallo, sayang. Tolong aku! Aku menabrak orang di jalan.” Ucap Violla. “Apa! Kamu menabrak orang! Kamu tenang dulu aku akan mengurusnya, sebaiknya kamu bawa dia ke rumah sakit.” Ucap Sean suami Violla.“Tuan, kenapa kamu menghentikan mobilnya?” Tanya Kinan menoleh menahan rasa kaget yang ada dalam benaknya. Deru napas dari mulut Sean terdengar oleh daun telinga Kinan, Sean mencekal kuat stir mobil sambil menatap tajam ke arah jalanan. Kepalan tangannya mengeratkan pada stir mobil dan terlihat oleh kedua mata Kinan. Hatinya berkecambuk Sean tidak mau kelakuan bejadnya diketahui oleh istrinya sendiri. Apalagi Kinan sekarang menjadi tanggung jawab Violla, karena istrinya tidak sengaja sudah menabrak Kinan sampai patah tulang mengharuskan mereka merawatnya sampai sembuh. “Saya tidak mau kamu ada di rumahku!” Sean menoleh dengan tatapan dinginnya. Kinan menelan saliva susah payah, uang sebesar 2 Miliyar itu sudah lenyap di ambil oleh orang tuanya sendiri. Bagaimana bisa Kinan mengembalikan uang sebesar itu kepada Sean, pria yang sudah rela membayarnya kini memintanya kembali. “Bagaimana bisa! Istrimu sudah mencelakaiku samp
“Sayang kenapa kamu diam saja?” Tanya Violla membuyarkan lamunannya. “Maafkan aku sayang, kita harus segera mengurusnya dan setelah itu kita antar dia pulang ke rumahnya.” Ucap Sean. Kinan hanya diam membisu dia enggan sekali mengeluarkan sepatah kata kepada Sean, padahal bukan ini yang dia inginkan. Dirinya benar-benar apes untuk yang kedua kalinya, Kinan juga tidak berharap semua ini terjadi kepadanya. Drrrtt…. Bunyi ponsel dari tas slempang milik Violla berdering nyaring, Violla segera keluar untuk mengangkat sambungan telephone dan sehingga meninggalkan Sean bersama Kinan. Sean mengusap wajah gusar kemudian dia melangkah mendekatinya menatap tajam sambil mengepal kedua tangannya. “Apa semua ini kamu rencanakan seolah-olah istriku menabrakmu!” Ucap Sean menekan. “Apa maksudmu menuduhku seperti ini! Saya bahkan tidak tahu bahwa yang telah menabrak saya sampai babak belur seperti ini istrimu.” Sahut Kinan tidak kalah menekan. “Kamu wanita licik yang pernah saya temui,
Kinan telah dilarikan ke ruang UGD untuk pemeriksaan lebih lanjut, Violla benar-benar tidak sengaja telah menabrak seseorang sampai dia harus mengurusnya sendiri. Padahal sebelumnya Violla selalu pergi bersama pengawal pribadinya akan tetapi hari ini dia merasa ingin pergi sendiri. Setelah menunggu cukup lama akhirnya Kinan berhasil mereka tangani hingga kini dia ada di ruang rawat inap. “Dokter, boleh, kah saya masuk ke dalam?” Tanya Violla. “Tentu saja, silahkan Nyonya Violla.” Ucap Dokter yang sudah lama mengenal Violla. Perlahan langkah kaki ia masukkan ke dalam ruang rawat inap, sebenarnya Violla males mengurus hal ini akan tetapi dia takut dirinya viral di media internet karena dia seorang model terkenal. Kinan berbaring lemah di ranjang pasien dengan posisi kepala diperban tangan dan kakinya pun terlihat terluka. Saat ini kondisi Kinan sangat buruk bahkan Kinan belum membuka kedua mata karena dia masih pingsan. “Aku harus menghubungi seseorang untuk mengurus wan
Kinan sangat kaget sekali di saat dia mengetuk pintu tiba-tiba saja orang tuanya Inggrit melempar air satu ember tepat ke wajahnya. Seluruh tubuh Kinan basah kuyup membuatnya sangat syok atas kelakuan yang Inggrit lakukan. “Ma-mah.” Gumamnya dengan bibir bergetar menahan amarah yang memuncak. Walau pun Inggrit sudah melakukan kesalahan yang sangat fatal. Akan tetapi Kinan masih memanggil dengan sebutan Mamah. “Ke mana sana kamu semalaman tidak pulang, hah?!” Namun, Kinan tidak menjawab dia menerobos masuk untuk mengambil surat-surat penting untuk membuat Pasport dan yang lainnya. “Kinan! Kamu sudah berani melawan, Mamah!” Teriaknya sambil mengikuti Kinan masuk ke dalam kamar. “Aku harus segera mengambil semuanya agar aku bisa dengan bebas hidup sendiri.” Batinnya. Kinan mulai membuka laci dan segera memasukkan semua ke dalam tas yang dia kenakan. Inggrit yang melihat Kinan membawa semua surat-surat penting segera menghentikannya. “Apa yang kamu lakukan!” Inggrit merampas tas d
Pagi telah tiba…. Kinan mulai mengerjapkan kedua mata dengan posisi masih berbaring di bawah selimbut tebal. Dia meraba-raba posisi sebelahnya. Tersadar Kinan tidak memakai pakaian sehelai benang pun, ia mulai terbangun sambil menutupi seluruh tubuhnya dengan selimbut tebal. “Ak-u…” “Pergilah dari sini dan jangan pernah menampakan wajahmu dihadapanku lagi.” Ucap seorang pria datang dari arah kamar mandi dengan posisi sudah memakai pakaian rapih dia berjalan ke arahnya. Kinan hanya menatap kepada pria yang terlihat sangat gagah berwiba dihadapannya, dia melempar kartu hitam tepat ke arahnya membuat Kinan melongo. “Ini yang kau inginkan, kita sudah menghabiskan malam panas bersama, kau menginginkan tubuhku seharga 2 Miliyar Rupiah. Keinginanmu untuk mendapatkan uang ini sudah terpenuhi, sekarang pergilah dari tempatku dan jangan sesekali mendatangiku lagi.” Sean mulai memperingati. Hari ini istrinya akan segera pulang dia harus segera berada di kantor sebelum semua orang mulai
Kinan menundukan wajah ke bawah sambil mengeratkan tangannya pada jas yang pria itu berikan kepadanya. Ia menelan saliva susah payah kemudian menghela napas panjang, Kinan langsung memejamkan kedua matanya lalu menoleh ke arah Sean. “Berapa uang yang kamu inginkan? Sampai-sampai kau mau menukar keperawananmu dengan uang itu.” Ucap Sean menatap lurus ke arah depan. “Dua Miliyar.” Jawabnya dengan enteng. “Hmmm… baiklah, ayo kita pergi.” “Kau menyanggupinya, Tuan?” Tanya Kinan menatap tidak percaya ke arahnya. “Ya, saya menerima tantanganmu.” Jawabnya.Kinan menggelengkan kepala sambil menatap, dia tidak percaya pria yang ada dihadapannya inj sangat kaya raya. Sean langsung melajukan kendaraannya dia akan membawa Kinan ke Apartement miliknya, Sean pastikan tempat itu sangat aman karena hanya dirinyalah yang mengetahui Apartement rahasia miliknya itu. Hujan semakin deras dan Kinan sudah bulat untuk melepaskan keperawanannya dan menukarnya dengan uang. Kinan meneteskan air







