LOGINKinan telah dilarikan ke ruang UGD untuk pemeriksaan lebih lanjut, Violla benar-benar tidak sengaja telah menabrak seseorang sampai dia harus mengurusnya sendiri. Padahal sebelumnya Violla selalu pergi bersama pengawal pribadinya akan tetapi hari ini dia merasa ingin pergi sendiri.
Setelah menunggu cukup lama akhirnya Kinan berhasil mereka tangani hingga kini dia ada di ruang rawat inap. “Dokter, boleh, kah saya masuk ke dalam?” Tanya Violla. “Tentu saja, silahkan Nyonya Violla.” Ucap Dokter yang sudah lama mengenal Violla. Perlahan langkah kaki ia masukkan ke dalam ruang rawat inap, sebenarnya Violla males mengurus hal ini akan tetapi dia takut dirinya viral di media internet karena dia seorang model terkenal. Kinan berbaring lemah di ranjang pasien dengan posisi kepala diperban tangan dan kakinya pun terlihat terluka. Saat ini kondisi Kinan sangat buruk bahkan Kinan belum membuka kedua mata karena dia masih pingsan. “Aku harus menghubungi seseorang untuk mengurus wanita ini.” Gumamnya. Violla menatap seksama pada Kinan yang sedang berbaring, dia bahkan tidak mengenal siapa wanita yang dia tabrak. Tidak lama Kinan mulai membuka kedua mata ia mengerjapkan lalu melihat kesekliling, tangan kirinya terasa sakit sekali begitu pun dengan kepalanya. “Aku, ada di mana ini.” Ucapnya menatap kesekeliling ruangan. “Kamu sudah bangun?” Tanya Violla menghampiri sambil tersenyum manis. “Kamu siapa?” Tanya Kinan menatap sambil meringis kesakitan. “Jangan banyak gerak, lukamu cukup serius.” Violla duduk sambil menatapnya. “Kamu yang menabrak saya?” Tanya Kinan memasang wajah penuh tanya. “Maafkan saya, tadi itu saya lagi buru-buru sehingga tidak melihat kamu sedang menyebrang.” Balas Violla penuh penyesalan. Kinan hanya diam membisu dia kembali mengingat bagaimana orang tuanya sudah merampas habis seluruh uang yang dia dapatkan hasil cara menjual dirinya kepada pria tidak dikenal. “Kalau boleh tahu anda namanya siapa?” Tanya Violla. Akan tetapi Kinan hanya diam membisu sambil meneteskan air matanya, hari ini dirinya benar-benar menyesal telah pulang ke rumah. Seharusnya dia sudah mengurus berkas-berkas untuk pergi ke luar negeri, kejadian yang menimpanya sangatlah berat membuat Kinan kehilangan uang sebanyak 2 Miliyar Rupiah. “Alamatmu ada di mana? Biar saya antar kamu sampai ke rumah mu, kamu tenang saja saya akan bertanggung jawab membiayaimu sampai kamu sembuh.” Ucap Violla menatap sambil tersenyum ke arahnya. Kinan masih belum bergeming, pikirannya melayang jauh, dia masih marah dan kesal. Uang hasil menjual diri habis tidak tersisa. Padahal uang itu bisa mengantarkan dirinya ke luar negeri, tapi nasib buruk menimpanya. Inggrit tega mengambil semua uang itu. Kinan langsung tersadar dan menoleh ke arahnya sambil menghapus air mata lalu meminta maaf karena telah mengabaikannya. “Maaf, hanya tidak punya tempat tinggal. Saya tidak punya keluarga.” Jawab Kinan dengan suara seraknya membuat Violla merasa iba dan kasihan kepada Kinan. Kinan menangis meneteskan air mata, ia tundukan wajahnya ke bawah. Tangannya meremas kain selimut yang menutupi tubuhnya. “Terus saya harus mengantarmu ke mana?” Tanya lagi Violla memastikan. “Tidak tahu! Saya sudah tidak punya siapa-siapa lagi, tempat tinggal pun sudah tidak punya.” Jawab Kinan. “Saya mengerti, kalau begitu kamu istirahat dulu sampai kamu benar-benar pulih, untuk tempat tinggal biar saya bicarakan dengan suami saya. Sebentar lagi dia datang ke sini.” Ucap Violla menenangkan hati Kinan yang saat ini berbaring sakit. Tidak lama Sean datang ia membuka pintu ruangan di mana sebelumnya Violla sudah memberitahu bahwa dirinya berada di ruangan kelas atas. Sean sangat khawatir karena baru pertama kali istrinya menabrak orang sampai masuk ke rumah sakit. Dirinya benar-benar khawatir dan mencemaskan kondisi istrinya. “Sayang, apa kamu baik-baik saja?” Tanya Sean menghampiri ia memeluk Violla kemudian melihat dan meraba seluruh tubuhnya, Sean takut sekali Violla terluka. “Pria itu.” Batin Kinan saat ia menatap Sean tengah memeluk Violla di depan mata kepalanya sendiri. “Wanita ini! Dia istrinya.” Batinnya kembali berucap dengan debaran jantung terus berdetak lebih cepat, Kinan sangat syok sekali pria yang memberikan uang sebanyak itu ternyata istrinya yang telah menabraknya. “Aku baik-baik saja, lihatlah wanita ini tidak sengaja aku tabrak.” Jawab Violla memperlihatkan Kinan kepada Sean. Sean menoleh ke arah ranjang dan ia pun sangat terkejut melihat Kinan tengah berbaring dengan kepala di balut perban. Jantungnya seakan berhenti berdetak karena semalaman mereka baru saja melakukan adengan panas satu ranjang di atas tempat tidur. Kedua mata mereka bertemu, Kinan seketika langsung mengalihkan pandangannya. Kinan menelan saliva susah payah dia takut Sean memberitahu istrinya bahwa mereka sudah mengenal satu sama lain. “Sayang, kenapa kamu diam saja! Sapa dia doang.” Tegur Violla kepada Sean. “Ahhh… iya, maafkan aku.” Ucap Sean. Ia merasa gelagapan dan sangat canggung sekali membuat dirinya tidak bisa berkata-kata lagi. “Wanita ini, sialan kenapa bisa kebetulan seperti ini.” Gumam Sean mengepal kedua tangannya. “Maafkan istri saya Nona, gara-gara dia kamu terluka.” Ucap Sean, ia berusaha menghilangkan rasa gugup seolah dirinya baru pertama kali mengenal Kinan. “Tidak masalah Tuan, yang jelas kalian bertanggung jawab terhadap saya.” Balasnya. “Kinan, apa semua ini rencana busukmu sehingga kamu bisa merusak hubunganku dengan istriku. Ini bukan kebetulan ini pasti kesengajaan, aku telah membayar dia dengan jumlah uang yang sangat besar sekali. Tapi, kenapa dia bisa ada di sini?!” Batin Sean memincingkan mata ke arah Kinan yang sedang membuang muka padanya.“Tuan, kenapa kamu menghentikan mobilnya?” Tanya Kinan menoleh menahan rasa kaget yang ada dalam benaknya. Deru napas dari mulut Sean terdengar oleh daun telinga Kinan, Sean mencekal kuat stir mobil sambil menatap tajam ke arah jalanan. Kepalan tangannya mengeratkan pada stir mobil dan terlihat oleh kedua mata Kinan. Hatinya berkecambuk Sean tidak mau kelakuan bejadnya diketahui oleh istrinya sendiri. Apalagi Kinan sekarang menjadi tanggung jawab Violla, karena istrinya tidak sengaja sudah menabrak Kinan sampai patah tulang mengharuskan mereka merawatnya sampai sembuh. “Saya tidak mau kamu ada di rumahku!” Sean menoleh dengan tatapan dinginnya. Kinan menelan saliva susah payah, uang sebesar 2 Miliyar itu sudah lenyap di ambil oleh orang tuanya sendiri. Bagaimana bisa Kinan mengembalikan uang sebesar itu kepada Sean, pria yang sudah rela membayarnya kini memintanya kembali. “Bagaimana bisa! Istrimu sudah mencelakaiku samp
“Sayang kenapa kamu diam saja?” Tanya Violla membuyarkan lamunannya. “Maafkan aku sayang, kita harus segera mengurusnya dan setelah itu kita antar dia pulang ke rumahnya.” Ucap Sean. Kinan hanya diam membisu dia enggan sekali mengeluarkan sepatah kata kepada Sean, padahal bukan ini yang dia inginkan. Dirinya benar-benar apes untuk yang kedua kalinya, Kinan juga tidak berharap semua ini terjadi kepadanya. Drrrtt…. Bunyi ponsel dari tas slempang milik Violla berdering nyaring, Violla segera keluar untuk mengangkat sambungan telephone dan sehingga meninggalkan Sean bersama Kinan. Sean mengusap wajah gusar kemudian dia melangkah mendekatinya menatap tajam sambil mengepal kedua tangannya. “Apa semua ini kamu rencanakan seolah-olah istriku menabrakmu!” Ucap Sean menekan. “Apa maksudmu menuduhku seperti ini! Saya bahkan tidak tahu bahwa yang telah menabrak saya sampai babak belur seperti ini istrimu.” Sahut Kinan tidak kalah menekan. “Kamu wanita licik yang pernah saya temui,
Kinan telah dilarikan ke ruang UGD untuk pemeriksaan lebih lanjut, Violla benar-benar tidak sengaja telah menabrak seseorang sampai dia harus mengurusnya sendiri. Padahal sebelumnya Violla selalu pergi bersama pengawal pribadinya akan tetapi hari ini dia merasa ingin pergi sendiri. Setelah menunggu cukup lama akhirnya Kinan berhasil mereka tangani hingga kini dia ada di ruang rawat inap. “Dokter, boleh, kah saya masuk ke dalam?” Tanya Violla. “Tentu saja, silahkan Nyonya Violla.” Ucap Dokter yang sudah lama mengenal Violla. Perlahan langkah kaki ia masukkan ke dalam ruang rawat inap, sebenarnya Violla males mengurus hal ini akan tetapi dia takut dirinya viral di media internet karena dia seorang model terkenal. Kinan berbaring lemah di ranjang pasien dengan posisi kepala diperban tangan dan kakinya pun terlihat terluka. Saat ini kondisi Kinan sangat buruk bahkan Kinan belum membuka kedua mata karena dia masih pingsan. “Aku harus menghubungi seseorang untuk mengurus wan
Kinan sangat kaget sekali di saat dia mengetuk pintu tiba-tiba saja orang tuanya Inggrit melempar air satu ember tepat ke wajahnya. Seluruh tubuh Kinan basah kuyup membuatnya sangat syok atas kelakuan yang Inggrit lakukan. “Ma-mah.” Gumamnya dengan bibir bergetar menahan amarah yang memuncak. Walau pun Inggrit sudah melakukan kesalahan yang sangat fatal. Akan tetapi Kinan masih memanggil dengan sebutan Mamah. “Ke mana sana kamu semalaman tidak pulang, hah?!” Namun, Kinan tidak menjawab dia menerobos masuk untuk mengambil surat-surat penting untuk membuat Pasport dan yang lainnya. “Kinan! Kamu sudah berani melawan, Mamah!” Teriaknya sambil mengikuti Kinan masuk ke dalam kamar. “Aku harus segera mengambil semuanya agar aku bisa dengan bebas hidup sendiri.” Batinnya. Kinan mulai membuka laci dan segera memasukkan semua ke dalam tas yang dia kenakan. Inggrit yang melihat Kinan membawa semua surat-surat penting segera menghentikannya. “Apa yang kamu lakukan!” Inggrit merampas tas d
Pagi telah tiba…. Kinan mulai mengerjapkan kedua mata dengan posisi masih berbaring di bawah selimbut tebal. Dia meraba-raba posisi sebelahnya. Tersadar Kinan tidak memakai pakaian sehelai benang pun, ia mulai terbangun sambil menutupi seluruh tubuhnya dengan selimbut tebal. “Ak-u…” “Pergilah dari sini dan jangan pernah menampakan wajahmu dihadapanku lagi.” Ucap seorang pria datang dari arah kamar mandi dengan posisi sudah memakai pakaian rapih dia berjalan ke arahnya. Kinan hanya menatap kepada pria yang terlihat sangat gagah berwiba dihadapannya, dia melempar kartu hitam tepat ke arahnya membuat Kinan melongo. “Ini yang kau inginkan, kita sudah menghabiskan malam panas bersama, kau menginginkan tubuhku seharga 2 Miliyar Rupiah. Keinginanmu untuk mendapatkan uang ini sudah terpenuhi, sekarang pergilah dari tempatku dan jangan sesekali mendatangiku lagi.” Sean mulai memperingati. Hari ini istrinya akan segera pulang dia harus segera berada di kantor sebelum semua orang mulai
Kinan menundukan wajah ke bawah sambil mengeratkan tangannya pada jas yang pria itu berikan kepadanya. Ia menelan saliva susah payah kemudian menghela napas panjang, Kinan langsung memejamkan kedua matanya lalu menoleh ke arah Sean. “Berapa uang yang kamu inginkan? Sampai-sampai kau mau menukar keperawananmu dengan uang itu.” Ucap Sean menatap lurus ke arah depan. “Dua Miliyar.” Jawabnya dengan enteng. “Hmmm… baiklah, ayo kita pergi.” “Kau menyanggupinya, Tuan?” Tanya Kinan menatap tidak percaya ke arahnya. “Ya, saya menerima tantanganmu.” Jawabnya.Kinan menggelengkan kepala sambil menatap, dia tidak percaya pria yang ada dihadapannya inj sangat kaya raya. Sean langsung melajukan kendaraannya dia akan membawa Kinan ke Apartement miliknya, Sean pastikan tempat itu sangat aman karena hanya dirinyalah yang mengetahui Apartement rahasia miliknya itu. Hujan semakin deras dan Kinan sudah bulat untuk melepaskan keperawanannya dan menukarnya dengan uang. Kinan meneteskan air