Siang itu Daniel dan Andi membuka aplikasi dimana Daniel memesan makanan untuk Cinta malam itu.
Mereka lalu menelusuri letak restoran tersebut melalui aplikasi G****e map.
Andi mengemudi kendaraan dengan kecepatan sedang. Daniel terlihat masih termenung dengan kedatangan paparazy di kantornya tadi.
"Menurutmu, apa ada sesuatu dalam makanan yang aku pesan untuk Cinta?" Daniel menatap Andi dari kaca spion
"Saya tidak tau pasti, Bos. Tapi firasat saya mengatakan, ada yang tidak beres dengan makanan tersebut." Andi balas menatap Daniel.
"Mengapa kamu bersikukuh mengajakku kesana?" Daniel memberondong Andi dengan pertanyaan
"Insting saya mengatakan bahwa makanan yang anda pesan telah dicampur dengan obat perangsang, Bos." Andi menjawab sembari terus melajukan kendaraan.
"Aku tidak yakin. Restoran itu tidak mungkin melakukan kesalahan yang akan merusak reputasinya." Daniel menyanggah pendapat Andi.
"Maka dari itu, kita harus ke sana, Bos . untuk mencari kebenarannya," jawab Andi mantap.
"Terserah bagaimana baik menurutmu! Aku tidak ingin masalah ini berkepanjangan dan membuat bisnisku hancur. Aku juga tidak ingin merusak nama baik perusahaan jika Poto tersebut tersebar luas di sosial media." Daniel menyugar kasar wajahnya.
Andi yakin, kalau makanan yang dipesan Daniel mengandung obat peransang. Insting Andi tidak pernah salah.
Andi memang bukan hanya seorang driver. Tapi juga asisten pribadi Daniel yang cerdas, pintar, dan cekatan. Andi juga mampu menghandle apapun pekerjaan yng diberikan Daniel. Terlebih setiap memperingati hari kematian kedua orang tuanya, Daniel akan meninggalkan perusahaan selama satu bulan di tangan Andi.
Mobil memasuki halaman restoran ternama. Restoran mewah dengan menu yang harganya funtastis.
"Kami ingin bertemu dengan manager restoran ini." Andi berbicara kepada kasir.
"Baik, mari ikuti saya, Pak."
Tokkk tokk tokkk
"Masuk!" seseorang menyahut dari dalam.
"Permisi pak, ada pelanggan yang ingin bertemu dengan bapak." ucap karyawan pada manager restoran.
Manager tersebut menganggukkan kepala.
"Silahkan duduk, maaf. Ada yang bisa saya bantu?" Manager tersenyum mempersilahkan mereka duduk
"Terima kasih, begini pak. 3 hari yang lalu , saya memesan makanan di restoran ini melalui aplikasi. Makanan yang saya terima enak dan tidak ada kekurangan.
Tapi ... Mohon maaf pak ...." Daniel menggantung ucapannya.
"Ada apa, Pak, ceritakan saja," ujar menager itu tersenyum.
"Setelah makan semua makanan yang dipesan, saya dan rekan saya merasa suhu tubuh kami panas, dan ada perasaan yang membuat gairah membuncah, perasaan itu benar - benar tidak bisa di hilangkan. Kami juga merasa pusing . Sehingga sesuatu yang tidak baik terjadi pada kami." Daniel menceritakan kronologinya kepada sang manager
"Kami tidak bermaksud menuduh karyawan anda membubuhi sesuatu yang berbahaya ke dalam makanan tersebut. Tapi, mengingat ketika menerima pesanan tersebut, kemasannya sangat rapi dan tidak ada yang rusak. Jadi saya tidak bisa mencurigai kurir yang mengantar."
Daniel menjelaskan dengan hati-hati karena dia tidak ingin jika manager tersebut tersinggung.
"Jadi, apa tujuan bapak kemari. Dan apa yang bisa saya bantu?" Manager tersebut bertanya.
"Saya ingin bapak membantu mengecek CCTV disetiap ruangan pada hari tersebut!" sahut Daniel
"Baiklah. Mari kita ke ruangan pemantau CCTV." Manager mengarahkan Daniel dan Andi untuk mengikutinya.
Mereka pun meninggalkan ruangan dan berjalan ke ruangan untuk memantau CCTV.
"Tolong buka rekaman CCTV di seluruh ruangan pada hari Minggu jam 20.00 "
Manager meminta petugas untuk mengecek
"Baik, Pak."
Mereka bersama-sama melihat rekaman tersebut. Tidak ada yang terlihat mencurigakan.
"Tunggu, coba perhatikan itu!" Andi menunjuk kamera CCTV di bagian packing makanan.
Petugas segera menzoom rekaman tersebut
"Bos. Bukankah laki laki itu ...?" Andi menatap Daniel dengan serius.
Rekaman tersebut memperlihatkan seseorang memasukkan cairan kedalam makanan yang diletakkan di atas meja dan siap di packing. Kemudian orang tersebut pergi. Dan karyawan langsung mempacking makanan tersebut.
"Salin rekakaman ini ke flashdisc saya."
Manager memerintah petugas tersebut
"Baik, Pak."
Petugas menyalin rekaman tersebut dan memberikannya kepada manager.
"Mari kita bicarakan ini di ruangan saya."
Daniel dan Andi mengangguk dan mengikuti langkah manager.
Ketika tiba diruangan, manager menelpon seseorang.
"Bayu, keruangan saya sekarang!"
"Saya minta maaf, sepertinya apa yang anda fikirkan benar, makanan tersebut telah dicampur seseorang dengan sesuatu yang tidak baik." Manager meminta maaf pada Daniel.
Tokkkk tokkkk tokkk
"Masuk."
"Bapak memanggil saya?" Seorang karyawan berdiri di depan Mereka .
"Duduk, dan lihat video ini." manager tersebut menyodorkan laptop kepada karyawan yang dipanggilnya.
"Bayu, kamu lihat? Mengapa kamu begitu ceroboh meninggalkan makanan yang akan kamu packing dan tidak mengecek terlebih dahulu sebelum mempackingnya. Kemana saja kamu?" Manager tersebut mengintrogasi karyawannya.
"Maaf, Pak , saat itu saya mengambil daun seledri untuk topping. Saya tidak menyangka kalau ada yang berniat jahat. Karena saya sebelum nya juga pernah lupa menghiasi dengan topping. Dan makanan tersebut saya tinggal sebentar. Saya benar-benar minta maaf, Pak." Bayu menundukkan kepalanya dan meminta maaf.
"Ehem.. maaf pak. Ini bukan murni kesalahan karyawan anda karena sekarang saya sudah tau jawabannya. "
Daniel menatap manager tersebut dengan serius.
"Maksud anda? Apa anda mengenal orang yang mencampur makanan tersebut?" tanya manager dengan kening berkerut.
"Iya, saya mengenalnya. Dan saya akan segera menyelesaikan masalah ini. Saya tidak akan melibatkan restoran anda. Anda tenang saja" Daniel beranjak bangkit.
"Terimakasih untuk waktu dan bantuan anda. Saya permisi dulu," ujar Daniel lagi.
"Saya minta maaf atas semua ini, Pak. Ini keteledoran dari karyawan saya," ujar manager meminta maaf pada Daniel.
"Tidak apa-apa, Pak. Jangan pecat karyawan bapak. Karena dia pasti membutuhkan pekerjaan ini. Apa yang terjadi hanyalah kebetulan saja." Daniel menepuk pundak manager tersebut.
"Terimakasih pak. Semoga permasalahan bapak cepat selesai," sahut manager dengan senyuman
Daniel dan Andi pun meninggalkan restoran tersebut. Dan kembali ke perusahaan
"Bos, sepertinya paparazy tersebut sudah mengintai bos sejak lama." Andi berbicara dengan mimik serius
"Saya juga berfikir seperti itu. Tapi untuk apa?" sahut Daniel.
"Untuk memeras Bos. Untuk mendapatkan uang." Andi menatap Daniel melalui kaca spion
"Mengapa dia bisa tau kalau saya memesan makanan tersebut. Saya memesan lewat aplikasi dan tidak berbicara dengan siapa pun tentang restoran tersebut." Daniel mengusap kasar wajahnya.
"Seperti dugaan saya. Dia sudah lama mengincar Bos. Dan malam itu adalah moment yang tepat untuk dia beraksi!" Andi kembali menatap bos nya.
"Kalau dia sudah lama mengincar saya, dan bisa mengambil gambar tersebut. Kemudian mengancam saya untuk tebusan …." Daniel menatap Andi dengan cemas. "Tunggu …. " Daniel mengepal tangan kuat-kuat.
"Apa tidak menutup kemungkinan dia juga akan mengincar Cinta dan mengancamnya?"
"Saya sudah mengikuti Cinta, Bos. Seperti nya tidak mungkin paparazy memeras Cinta juga. Kalaupun dia mengincar Cinta, dia pasti tau bagaimana kehidupan Cinta." Andi berkata dengan nada sendu
"Maksud mu?" Daniel mengerutkan keningnya karena tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Andi.
"Cinta hanyalah seorang janda yang berprofesi mengajar di sebuah sekolah kecil dan juga jualan online, Bos," sahut Andi
"Kalau pun paparazy memeras Cinta, dia pasti akan tau bahwa Cinta tidak bisa mengabulkan permintaannya. Paparazy itu hanya akan memeras orang -orang yang dia yakini memiliki banyak uang, Bos." Andi meyakinkan Daniel.
"Besok. Kita akan cari keberadaan paparazy itu!" Daniel berkata kepada Andi
"Aku tidak akan membiarkan dia seenaknya menjebak dan memeras aku. Aku akan buat perhitungan dengan nya!" gumam Daniel di dalam hati.
***
"Baik, saya akan jemput ke kantor segera."
Cinta menerima telepon dari admin jasa pengiriman untuk mengambil paket yang datang kemarin sore.
Cinta menemui Ibunya di kantin sekolah.
"Bu, aku mau ke kota, ambil paket." Cinta menyalami ibunya.
"Iya, hati-hati dijalan, Nak," sahut ibunya.
Cinta mengendarai sepeda motornya membelah jalan raya dan memasuki parkiran sebuah kantor jasa pengiriman.
Setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu, Cinta akan mengambil paket pelanggan jualan onlinenya di kantor ini.
Setelah mengambil paket dan menyusunnya di motor. Cinta berniat melajukan sepeda motornya, tapi, betapa kaget Cinta ketika menyadari kehadiran Daniel di depannya. Cinta ingin menstater sepeda motornya. tapi, tangan kekar Daniel lebih dahulu mencabut kuncinya.
"Apa mau mu lelaki brengsek?" Cinta melotot ke arah Daniel.
"Aku hanya ingin bicara denganmu, sebentar saja!" Daniel berkata dengan tatapan serius.
"Kamu fikir aku Sudi? Tidak. Lepaskan aku. Atau aku akan berteriak."
Cinta mengancam Daniel dan memandang sekeliling..
"Kamu pikir aku akan takut kalau kamu berteriak? Aku tinggal katakan kepada orang-orang bahwa kita adalah pasangan suami istri yang lagi berantem. Hmm?" Daniel semakin mendekatkan tubuhnya.
"Gila! Kamu laki-laki gila yang aku kenal!" Cinta masih mencebik.
"Ok. Aku gila! Sekarang, ikut aku ke mobil!" Tanpa menunggu persetujuan Cinta, Daniel menarik tangan Cinta dan membawanya masuk ke dalam ke mobil.
"Apa yang kamu mau? Jangan Coba macam-macam!" Cinta masih berontak.
"Sstttt, tenang dulu. Lihat ini!" Daniel menyerahkan amplop besar berwarna coklat kepada Cinta.
"Apa ini?" Cinta menatap amplop yang berada dipangkuannya.
"Kamu lihat saja, dan kamu akan mengerti." Daniel mendelikkan matanya ke arah amplop tersebut.
Bersambung.
Dengan malas, Cinta membuka amplop tersebut. Matanya melebar sempurna melihat isi amplop."Kamu benar -benar gila. Apa maksudmu dengan mengambil gambar kejadian itu dan mencetak nya seperti ini, hah?"Plakkkkk Cinta menampar wajah Daniel dengan keras.Tapi seperdetik berikutnya Daniel mencium bibir Cinta dengan kuat."Setiap kamu menamparku, aku akan menciummu," ujar Daniel menatap Cinta dengan tersenyum.Cinta meraih handle mobil, tapi. Lagi-lagi Daniel menahannya. Daniel mengunci pintu mobil sehingga Cinta tidak bisa keluar."Dengarkan baik-baik. Menikahlah denganku. Apa yang terjadi malam itu adalah jebakan dari paparazy yang haus akan uang. Paparazy sengaja mencampur makanan yang aku pesan untukmu dengan obat perangsang." Daniel menatap Cinta"Kamu pikir aku percaya, hah? Lelaki brengsek seperti kamu, bagaimana bisa aku percaya?" Cinta masih mencoba untuk keluar dari mobil."Dengarkan aku!" Daniel mencengkram bahu Cinta."Kemarin, paparazy itu mendatangi kantorku dan memberikan P
Bab 6Bertemu PaparaziCinta kembali menerima telepon dari admin jasa pengiriman, untuk mengambil paketnya. Cinta berharap, kali ini dia tidak bertemu lagi dengan Daniel, karena Cinta benar-benar malas berdebat dengannya.Cinta memarkirkan sepeda motornya di halaman kantor jasa pengiriman.Seperti biasa. Gadis berwajah cantik itu mengambil paket orderan jualan online yang ditekuninya selama 1 tahun terakhir.Cinta masuk, dan mengambil beberapa paket yang telah dimasukkannya kedalam kardus. Lalu mengikat kardus tersebut di jok belakang sepeda motor. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling halaman parkir kantor tersebut. Dan Cinta bernapas lega karena tidak melihat kendaraan Daniel. "Alhamdulillah, lelaki gila itu nggak mengikuti," gumam Cinta tersenyum.Cinta melajukan sepeda motornya membelah jalan raya dengan kecepatan sedang. Tiba-tiba, sebuah mobil membunyikan klakson kepada Cinta berkali-kali. Membuat Cinta Refleks melajukan sepeda motornya lebih ke pinggir jalan. Tapi mobil
Bab 7Dilecehkan PaparaziPlakkkkkkkCinta melayangkan tamparan ke wajah paparazi."Hahahaha! Anda ternyata galak juga, Nona. Saya fikir, jika dosis obat peransang itu saya tambahkan, anda akan melayani saya dengan maksimal!" Paparazi mengambil sebuah botol air mineral ."Apa maksud anda?" Cinta semakin ketakutan "Yahhhhh ... saya telah mencampur makanan yang dipesan tuan Daniel dengan ini," ujar Paparazi seraya memperlihatkan sebuah botol kaca berukuran kecil. Lalu paparazi memasukkan seluruh isi botol tersebut kedalam air mineral."Apa yang anda lakukan?" Cinta mundur dan mencoba meraih handle pintu mobil Tapi paparazi lebih sigap mengunci pintunya.Cinta semakin ketakutan ."Ckckckckck, Nona Cinta, saya tidak meminta anda melayani saya dengan sepenuh hati. Karena setelah meminum ini. Anda akan menjadi liar dan binal dari malam itu." Paparazi kembali menyeringai."Tolong lepaskan saya!" Air mata Cinta luruh."Sayangku … malam itu saya sengaja memasukkan obat ini dengan dosis norma
Bab 8Merawat Cinta"Saya sudah berusaha cepat,Pak. Tapi, jalanan sedang padat oleh anak-anak sekolah yang membawa motor dengan bergerombol." Andi menatap Daniel dari kaca spion."Saya tidak akan memaafkan diri sendiri, jika terjadi hal buruk pada Cinta." Daniel mengusap kasar wajahnya.Andi melajukan kendaraan dengan kecepatan tinggi. Andi tidak ingin Daniel terus gelisah karena memikirkan Cinta."Aku akan membuat perhitungan dengan paparazi itu, jika terjadi sesuatu pada Cinta." Daniel mengepalkan kedua tangannya. Andi memarkir mobil di halaman rumah sakit. Daniel langsung berhambur turun dari mobil dan langsung menuju ke meja perawat."Suster, bisakah anda memberitahu saya, di mana pasien korban kecelakaan tadi siang dirawat?" Daniel terburu - buru menanyakan keberadaan Cinta kepada perawat jaga Suster tersebut terlihat bingung"Ehem. Maksud saya pasien atas nama Cinta, dirawat diruang mana?" Daniel menjelaskan maksud perkataannya kepada perawat jaga."Ooo … Nona Cinta? yang meng
Bab 9Tebakan Daniel"Menurut mu apa yang dilakukan paparazi terhadap Cinta?" Daniel mendudukkan bokongnya di kursi kantin rumah sakit"Saya juga tidak bisa menebak, Bos. Tapi kalau mendengar cerita penjual buah tadi, sepertinya Nona Cinta ketakutan." jawab Andi sambil meletakkan gelas berisi air mineral.Daniel mengerutkan keningnya."Kita harus secepatnya menemukan dan memberi pelajaran paparazi itu. Aku khawatir, kedepannya dia akan terus mengganggu Cinta." Daniel menatap serius kepada Andi."Tentu saja, Bos! menurut saya Paparazi menginginkan sesuatu dari Nona Cinta. Nanti, kita bisa tanyakan kalau Nona Cinta sudah siuman." Andi menyandarkan tubuhnya di kursi. Lalu kembali meneguk air mineral."Aku tersiksa melihat Cinta seperti ini, aku tidak ingin ada orang yang melukainya." Daniel mengepal kedua tangannya."Bos tenang saja, saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan kembali Paparazi, dan membuat perhitungan dengannya!" ujar Andi tegas.Daniel menatap Andi Dan mengang
Bab 10Menerima kompensasi"A-aku tidak sengaja karena aku kaget membaca chat dari paparazi." Cinta menundukkan wajahnya. Perasaan takut kembali menyelimuti hatinya.Daniel membuka chat yang ada di ponsel tersebut. Dan menemukan chat dari Paparazi."Bre**sek. Paparazi itu benar-benar harus diberi pelajaran." Daniel mengepal tangannya dan giginya menggemelutuk menahan amarah."Berani-berani nya dia melecehkanmu dan mengancam dengan cara seperti itu!" Daniel menatap Cinta dengan tatapan sendu. Ia mengerti ketakutan Cinta. Beruntung, Daniel segera menemukan Cinta, dan memindahkannya ke ruangan VIP. Kalau tidak, mungkin sudah terjadi sesuatu yang buruk pada Cinta. Karena Daniel meminta pihak Rumah Sakit untuk merahasiakan keberadaan Cinta di sana."Lalu. Bagimana keadaan kamu? apa yang sakit?" Daniel memandang cinta dengan cemas."Hanya pelipis dan lengan ini." Cinta menjawab sambil memegang pelipis dan tangannya yang lecet dan diperban.Daniel memegang pelipis dan tangan Cinta yang terlu
Bab 11Daniel MualafDaniel mengerutkan keningnya, dan bertanya "Kenapa?""Aku tidak ingin keluargaku tau tentang pernikahan ini , putri semata wayangku tidak mengizinkanku untuk menikah lagi. Dia akan lari ke rumah papanya jika aku menghadirkan papa baru dalam kehidupannya. Aku tidak mau itu terjadi," jelas Cinta kepada Daniel.Daniel terdiam, tapi tatapan matanya tidak berpaling dari Cinta."Lagi pula aku tidak mencintaimu." Cinta berujar seraya memalingkan wajahnya.Daniel meraih tangan Cinta."Kamu yakin tidak mencintaiku? Hati-hati dengan ucapanmu. Kita lihat saja nanti. Aku akan membuatmu mencintaiku." Daniel tersenyum, dan mengedipkan matanya."Aku tidak akan jatuh cinta padamu. Tidak akan. Cinta itu hanya omong kosong." Cinta menatap tajam ke arah Daniel."Aku hanya ingin memperingatkan. Hati-hati dengan hatimu." Daniel masih tersenyum manis, dan semakin mendekatkan wajahnya."Istirahatlah, aku akan menjagamu!" ujar Daniel seraya berjalan ke arah sofa dan duduk disana.Cinta m
Bab 12Meninggalkan Carisa."Sayang mama, kan sudah besar, sudah bisa bobo sendiri. Mama juga gak pernah lagi nemani Carisa bobo lagi kan akhir-akhir ini? " Cinta merangkul Carisa."Iya, tapi mama kan selalu mencium Carisa sebelum tidur." gadis kecil itu masih merajuk."Kita bicarakan ini nanti ya, Sayang. Sekarang mama mau istirahat dulu." Cinta mencium putrinya dan berlalu ke kamar.Cinta menghempaskan tubuhnya di tempat tidur. Pikirannya berkelana .Bagaimana mungkin dia melewati hari tanpa putrinya selama 4 hari.Cinta tidak ada pilihan lain selain menikah dengan Daniel. Karena untuk menghadapi paparazi sendiri, Cinta sangat takut.Tokkkkkk tokkkkk tokkkkPintu kamar Cinta diketuk."Masuk."Cinta melihat ibu dan ayahnya masuk kamar sambil menggendong Carisa."Ada apa Bu?" Cinta bangkit dari ranjangnya."Apa benar kamu melamar kerja di kota Jambi?" Ibu Cinta langsung menanyakan ke pokok permasalahan."Iya, Bu," jawab Cinta dengan tenang."Tapi kenapa? Kami masih sanggup menanggung