Dua jam kemudian Cinta sampai ke pinggiran kota yang di tujunya. Cinta langsung memanggil ojek untuk mengantarkannya ke desa tempat tinggalnya.
Satu jam perjalanan, Cinta pun sampai kerumahnya.
"Assalamualaikum." Cinta mengucap salam.
"Waalaikumsalam." Seorang anak perempuan menyambut Cinta dengan senyum ceria.
Anak perempuan tersebut adalah Carisa, putri semata wayang Cinta.
"Mama kok lama banget pulangnya? Aku kangen." Carisa memeluk erat tubuh Cinta.
"Maaf, Sayang. Mama ada urusan penting. Makanya gak bisa pulang kemaren." Cinta mengusap pipi putri semata wayangnya dengan lembut.
"Ini belanjaannya bantu bawa masuk ya, Sayang." Cinta Menggandeng tangan putrinya.
"Sayang, mama capek. Mama mau Mandi dan istirahat dulu ya," ujar Cinta berlalu kekamar meninggal kan Carisa yang membongkar belanjaannya.
Di kamar , Cinta menangis tersedu. Cinta benar benar merasa jijik pada dirinya atas kejadian semalam. Cinta memang tidak mengingat dengan jelas kejadian itu. Tapi Cinta selalu teringat bagaimana Daniel melepas pakaiannya satu per satu, dan mengecup leher jenjangnya.
Cinta berlari kekamar mandi, mengguyur badannya dengan air sebanyak-banyaknya. Sesekali terdengar isakan. Cinta merasa dirinya kotor.
Tokkk ... tokkkk ... tokkk.
"Mama masih mandi? kok lama banget, sih?" Carisa mengetok pintu kamar mandi
"Iya, Sayang, tunggu sebentar ya," ujar Cinta sembari menyeka air matanya dan menyudahi ritual mandi dengan segera.
"Kenapa, Sayang?" Cinta sudah kembali ke kamar dengan mengenakan bathrope.
"Makasih ya karena mama membelikan Carisa boneka dan cokelat kesukaanku." Carisa memeluk Cinta erat.
"Boneka dan coklat?" Cinta menyipit.
"Sayang, mana boneka dan coklatnya?" Cinta menatap Carisa heran.
"Sebentar, ya, Ma." Carisa berlari meninggalkan Cinta ke kamarnya.
Cinta mengerutkan keningnya. Dia sama sekali tidak membeli boneka dan coklat. Lalu mengapa ada barang tersebut?
"Mama … ini. Carisa suka banget. Makasih ya ma." Carisa memperlihatkan boneka dan coklat yang masih berada dalam belanjaan Cinta yang lain.
Cinta tercenung. Ia masih memikirkan dari mana boneka dan coklat itu berasal.
"Maaa … Mama kenapa?" Carisa memandang wajah Cinta yang terlihat bingung.
"Ah. Gak apa-apa, Sayang, sekarang kamu main, ya, sama bonekanya." Cinta meminta Carisa untuk meninggalkannya sendiri.
Tiba-tiba ingatan Cinta tertuju saat Andi memberikan barang-barang tersebut sebelum angkot berangkat.
"Apa mungkin lelaki brengsek itu yang memberikannya. Tapi untuk apa?" gumam Cinta.
Cinta berbaring di kamarnya dan memikirkan langkah yang akan dia ambil. Apakah Cinta akan melaporkan Daniel kepihak yang berwajib atas kasus pemerkosaan?.
Tapi benar apa yang dikatakan Daniel. Cinta masih mengingat dengan jelas ketika pertama kali mereka berciuman, tidak ada penolakan sama sekali. Pun ketika Daniel membuka pakaiannya, Cinta tidak memberontak.
"Akh! aku benci ... mengapa semuanya menjadi seperti ini. Aku benci. Benciiii ...Huuuu huu huuuuu ..." Cinta kembali menangis. Dia merasa benar benar tidak bisa menjaga diri.
Cinta tidak bisa melupakan peristiwa malam itu. semua berputar-putar di kepalanya membuat Cinta merasa stres.
"Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana jika aku hamil? Bagaimana aku harus menjelaskan semua ini pada Carisa?" Cinta menangis tersedu. Cinta sangat menyayangi Carisa. Baginya, Carisa adalah harta yang paling berharga.
Cinta tidak ingin Carisa dirawat dan tinggal bersama Ayahnya. Karena Cinta tau, di sana Carisa akan terpengaruh pada kehidupan yang serba mewah. Cinta Khawatir Carisa tidak bisa menjadi anak yang Solehah.
Ayah Carisa memang berasal dari keluarga berada. Apa pun kemauan Carisa pasti di turuti. Tapi, satu hal yang tidak Cinta sukai, sesuatu hal yang membuat Cinta sangat khawatir, Keluarga mantan suaminya sangat jauh dari ajaran agama. Itu lah salah satu alasan mengapa Cinta memilih berpisah dari Suaminya.
***
Tokkk tokkk tokkk
"Bos. Ada tamu yang ingin bertemu dengan bos." Andi menemui Daniel di ruangannya.
"Siapa?" Daniel mengangkat wajahnya.
"Tidak tahu, Bos. Kata nya sangat penting," sahut Andi.
"Oke. Suruh masuk." Daniel meletakkan pulpennya.
Seorang laki laki dengan mengenakan pakaian casual dan kamera di lehernya berdiri di depan meja Daniel.
"Silahkan duduk!" Daniel memandang heran lelaki itu. Dia tidak mengenal sosok di hadapannya.
"Terima kasih." lelaki itu mendudukkan bokongnya di kursi yang disediakan.
"Ada perlu apa, ya?" Daniel langsung bertanya karena dia sangat sibuk.
"Anda sombong sekali, seharusnya anda bertanya dulu siapa saya," ujar lelaki itu menyunggingkan bibirnya.
"Oh. Maaf, Saya sedang sibuk. Jadi saya rasa sebaiknya langsung saja. Ada apa?"
Daniel menghentikan kegiatan menulisnya.
"Anda boleh saja sombong, tapi setelah ini. Apa anda masih bisa menyombongkan diri?" Lelaki itu masih saja tersenyum mengejek
"Apa maksud anda?" Daniel menatapnya tajam.
"Buka amplop ini, dan silahkan anda lihat!" Lelaki itu menyodorkan sebuah amplop coklat.
Karena penasaran, Daniel langsung membuka amplop itu. Dan betapa terkejutnya dia setelah tau isi amplop tersebut.
"Ini ... bagaimana anda bisa mendapatkan poto-poto ini? Dan apa tujuan anda?" wajah Daniel memerah menahan marah.
"Bukankah sudah saya ketakan, seharusnya anda bertanya dulu siapa saya? hmmmm." Lelaki itu lebih mengejek lagi.
Daniel memandang wajah dan penampilan lelaki tersebut.
"Anda paparazy ?" Daniel menebak.
"Wowww. Anda cerdas sekali." Paparazy bertepuk tangan.
"Lalu apa tujuan anda kemari dengan memberikan poto tidak berguna ini?"
Daniel membanting amplop tersebut.
"Benarkah tidak berguna, CEO Daniel yang terhormat ? bagaimana jika semua poto ini saya sebarluaskan ke sosmed dan relasi bisnis anda?" Paparazy tersenyum.
"Anda mengancam saya? Apa yang anda mau?" Daniel menggemelutuk giginya karena sangat geram dengan kelakuan paparazy tersebut.
"Tidak banyak! hanya dua miliar rupiah saja." Paparazy terkekeh
"Apa kamu sudah gila? Lalu kalau saya membayar dua miliar. Apa kamu benar-benar akan menghapus file poto tersebut dan tidak menyebarluaskannya?" Daniel menatap dengan penuh selidik.
"Hahahhaa ... anda tentu saja harus percaya pada saya. Karir dan reputasi anda tentu saja lebih penting dari semua ini, kan?" paparazy semakin tertawa.
"Maaf ... saya tidak bisa menuruti kemauan anda. Silahkan anda tinggalkan ruangan saya!" Daniel mencoba bersikap santai.
"Oke! Anda tidak perlu marah, Tuan CEO, Saya akan memberi anda waktu seminggu untuk berfikir. Saya akan menghubungi anda kembali." Paparazy melangkah keluar dengan santai.
Daniel kembali membuka amplop coklat tersebut dan memandangi poto tesebut.
Poto pertama yang dilihatnya adalah poto Daniel dan Cinta berciuman dengan posisi Daniel menindih Cinta. Mereka berbaring di sofa. Ada banyak poto dengan posisi ciuman yang berbeda.
Ada juga poto Daniel membawa Cinta ke ranjang dan menutupi tubuh mereka dengan selimut. Begitu banyak poto kejadian malam itu. Walaupun tidak terlihat foto penyatuan karena malam itu mereka melakukannya di tutupi selimut.
Bahkan foto pagi ketika Daniel mengenakan handuk dan Cinta memakai bathrope, lalu mereka berciuman pun ada.
Sampai poto Cinta sudah mengenakan pakaian lengkap dan menampar Daniel lalu Daniel mencium nya.
Paparazy itu benar benar hebat dalam mengambil gambar. Sehingga foto yang disajikan terlihat kedua nya sangat menikmati moment tersebut.
Daniel menyugar rambutnya kasar.
"Boss ..."
Menyadari Andi masuk keruangannya, Daniel langsung menyimpan poto tersebut.
"Siapa lelaki tadi, Bos?" Andi bertanya dengan hati hati.
Daniel pun menceritakan semua yang terjadi. Kejadian malam itu dan ancaman paparazy.
"Apa bos tidak merasa aneh? Nona Cinta menganggap Bos memperkosa dia. Sedangkan Bos mengingat dengan jelas bahwa Cinta tidak menolak bahkan menikmati percintaan itu?" Andi mengulum senyum.
"Heiii. Mengapa kamu senyum senyum?" Daniel menatap sinis ke arah asistennya.
"Tunggu, Boss! apa yang bos rasakan sebelum bos terjatuh di sofa bersama Cinta?" Andi bertanya penuh selidik.
"Hmmmm … saya merasa tubuh saya sangat panas, gerah, dan gairah saya membuncah ... saya merasa ingin bercinta. Dan ketika saya terjatuh bersama Cinta, Saya tidak bisa menahan gejolak tersebut." Daniel mengingat-ingat kembali kejadian itu.
"Lalu bagaimana reaksi Cinta saat pertama Bos menciumnya?" Andi kembali bertanya
"Dia tidak menolak. Bahkan saya masih mengingat betapa dinginnya bibir Cinta malam itu. Tatapannya begitu sendu, dia seperti sangat menginginkan percintaan itu. Dan … ketika saya melepas seluruh pakaiannya, dia tidak memberontak. Ketika penyatuanpun. Dia sangat menikmatinya. Saya yakin itu. Saya bisa melihat dari tatapan matanya." Daniel menjelaskan secara detail.
"Maaf, Bos, bukankah sebelumnya Bos meminta saya menunggu dibawah karena bos memesan makanan untuk Cinta?" Andi kembali mengingatkan.
"Ah. Iya benar! ketika saya mengantarkan makanan tersebut, Cinta meminjam handpone saya karena ingin mengabarkan putrinya." ucap Daniel
"Lalu, Apa Cinta menyantap makanan itu?" Andi mulai mendesak dengan pertanyaan lagi
"Iya, dan saya juga ikut makan bersama Cinta, karena ...." Daniel menggantung ucapannya.
"Karena apa, Bos?" Andi mengernyitkan keningnya.
"Lupakan!" Danieli merasa malu jika harus memberi tahu Andi bahwa dia makan bersama Cinta karena ketahuan oleh Cinta cacing di perutnya demo dan membuat suara gaduh.
"Bos. Sepertinya kita harus mendatangi restoran dimana bos memesan makanan," ujar Andi memandang Daniel dengan serius
"Untuk apa?" Daniel mengerutkan keningnya karena bingung.
***
Bersambung....
Siang itu Daniel dan Andi membuka aplikasi dimana Daniel memesan makanan untuk Cinta malam itu.Mereka lalu menelusuri letak restoran tersebut melalui aplikasi Google map.Andi mengemudi kendaraan dengan kecepatan sedang. Daniel terlihat masih termenung dengan kedatangan paparazy di kantornya tadi."Menurutmu, apa ada sesuatu dalam makanan yang aku pesan untuk Cinta?" Daniel menatap Andi dari kaca spion "Saya tidak tau pasti, Bos. Tapi firasat saya mengatakan, ada yang tidak beres dengan makanan tersebut." Andi balas menatap Daniel."Mengapa kamu bersikukuh mengajakku kesana?" Daniel memberondong Andi dengan pertanyaan"Insting saya mengatakan bahwa makanan yang anda pesan telah dicampur dengan obat perangsang, Bos." Andi menjawab sembari terus melajukan kendaraan."Aku tidak yakin. Restoran itu tidak mungkin melakukan kesalahan yang akan merusak reputasinya." Daniel menyanggah pendapat Andi."Maka dari itu, kita harus ke sana, Bos . untuk mencari kebenarannya," jawab Andi mantap."T
Dengan malas, Cinta membuka amplop tersebut. Matanya melebar sempurna melihat isi amplop."Kamu benar -benar gila. Apa maksudmu dengan mengambil gambar kejadian itu dan mencetak nya seperti ini, hah?"Plakkkkk Cinta menampar wajah Daniel dengan keras.Tapi seperdetik berikutnya Daniel mencium bibir Cinta dengan kuat."Setiap kamu menamparku, aku akan menciummu," ujar Daniel menatap Cinta dengan tersenyum.Cinta meraih handle mobil, tapi. Lagi-lagi Daniel menahannya. Daniel mengunci pintu mobil sehingga Cinta tidak bisa keluar."Dengarkan baik-baik. Menikahlah denganku. Apa yang terjadi malam itu adalah jebakan dari paparazy yang haus akan uang. Paparazy sengaja mencampur makanan yang aku pesan untukmu dengan obat perangsang." Daniel menatap Cinta"Kamu pikir aku percaya, hah? Lelaki brengsek seperti kamu, bagaimana bisa aku percaya?" Cinta masih mencoba untuk keluar dari mobil."Dengarkan aku!" Daniel mencengkram bahu Cinta."Kemarin, paparazy itu mendatangi kantorku dan memberikan P
Bab 6Bertemu PaparaziCinta kembali menerima telepon dari admin jasa pengiriman, untuk mengambil paketnya. Cinta berharap, kali ini dia tidak bertemu lagi dengan Daniel, karena Cinta benar-benar malas berdebat dengannya.Cinta memarkirkan sepeda motornya di halaman kantor jasa pengiriman.Seperti biasa. Gadis berwajah cantik itu mengambil paket orderan jualan online yang ditekuninya selama 1 tahun terakhir.Cinta masuk, dan mengambil beberapa paket yang telah dimasukkannya kedalam kardus. Lalu mengikat kardus tersebut di jok belakang sepeda motor. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling halaman parkir kantor tersebut. Dan Cinta bernapas lega karena tidak melihat kendaraan Daniel. "Alhamdulillah, lelaki gila itu nggak mengikuti," gumam Cinta tersenyum.Cinta melajukan sepeda motornya membelah jalan raya dengan kecepatan sedang. Tiba-tiba, sebuah mobil membunyikan klakson kepada Cinta berkali-kali. Membuat Cinta Refleks melajukan sepeda motornya lebih ke pinggir jalan. Tapi mobil
Bab 7Dilecehkan PaparaziPlakkkkkkkCinta melayangkan tamparan ke wajah paparazi."Hahahaha! Anda ternyata galak juga, Nona. Saya fikir, jika dosis obat peransang itu saya tambahkan, anda akan melayani saya dengan maksimal!" Paparazi mengambil sebuah botol air mineral ."Apa maksud anda?" Cinta semakin ketakutan "Yahhhhh ... saya telah mencampur makanan yang dipesan tuan Daniel dengan ini," ujar Paparazi seraya memperlihatkan sebuah botol kaca berukuran kecil. Lalu paparazi memasukkan seluruh isi botol tersebut kedalam air mineral."Apa yang anda lakukan?" Cinta mundur dan mencoba meraih handle pintu mobil Tapi paparazi lebih sigap mengunci pintunya.Cinta semakin ketakutan ."Ckckckckck, Nona Cinta, saya tidak meminta anda melayani saya dengan sepenuh hati. Karena setelah meminum ini. Anda akan menjadi liar dan binal dari malam itu." Paparazi kembali menyeringai."Tolong lepaskan saya!" Air mata Cinta luruh."Sayangku … malam itu saya sengaja memasukkan obat ini dengan dosis norma
Bab 8Merawat Cinta"Saya sudah berusaha cepat,Pak. Tapi, jalanan sedang padat oleh anak-anak sekolah yang membawa motor dengan bergerombol." Andi menatap Daniel dari kaca spion."Saya tidak akan memaafkan diri sendiri, jika terjadi hal buruk pada Cinta." Daniel mengusap kasar wajahnya.Andi melajukan kendaraan dengan kecepatan tinggi. Andi tidak ingin Daniel terus gelisah karena memikirkan Cinta."Aku akan membuat perhitungan dengan paparazi itu, jika terjadi sesuatu pada Cinta." Daniel mengepalkan kedua tangannya. Andi memarkir mobil di halaman rumah sakit. Daniel langsung berhambur turun dari mobil dan langsung menuju ke meja perawat."Suster, bisakah anda memberitahu saya, di mana pasien korban kecelakaan tadi siang dirawat?" Daniel terburu - buru menanyakan keberadaan Cinta kepada perawat jaga Suster tersebut terlihat bingung"Ehem. Maksud saya pasien atas nama Cinta, dirawat diruang mana?" Daniel menjelaskan maksud perkataannya kepada perawat jaga."Ooo … Nona Cinta? yang meng
Bab 9Tebakan Daniel"Menurut mu apa yang dilakukan paparazi terhadap Cinta?" Daniel mendudukkan bokongnya di kursi kantin rumah sakit"Saya juga tidak bisa menebak, Bos. Tapi kalau mendengar cerita penjual buah tadi, sepertinya Nona Cinta ketakutan." jawab Andi sambil meletakkan gelas berisi air mineral.Daniel mengerutkan keningnya."Kita harus secepatnya menemukan dan memberi pelajaran paparazi itu. Aku khawatir, kedepannya dia akan terus mengganggu Cinta." Daniel menatap serius kepada Andi."Tentu saja, Bos! menurut saya Paparazi menginginkan sesuatu dari Nona Cinta. Nanti, kita bisa tanyakan kalau Nona Cinta sudah siuman." Andi menyandarkan tubuhnya di kursi. Lalu kembali meneguk air mineral."Aku tersiksa melihat Cinta seperti ini, aku tidak ingin ada orang yang melukainya." Daniel mengepal kedua tangannya."Bos tenang saja, saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan kembali Paparazi, dan membuat perhitungan dengannya!" ujar Andi tegas.Daniel menatap Andi Dan mengang
Bab 10Menerima kompensasi"A-aku tidak sengaja karena aku kaget membaca chat dari paparazi." Cinta menundukkan wajahnya. Perasaan takut kembali menyelimuti hatinya.Daniel membuka chat yang ada di ponsel tersebut. Dan menemukan chat dari Paparazi."Bre**sek. Paparazi itu benar-benar harus diberi pelajaran." Daniel mengepal tangannya dan giginya menggemelutuk menahan amarah."Berani-berani nya dia melecehkanmu dan mengancam dengan cara seperti itu!" Daniel menatap Cinta dengan tatapan sendu. Ia mengerti ketakutan Cinta. Beruntung, Daniel segera menemukan Cinta, dan memindahkannya ke ruangan VIP. Kalau tidak, mungkin sudah terjadi sesuatu yang buruk pada Cinta. Karena Daniel meminta pihak Rumah Sakit untuk merahasiakan keberadaan Cinta di sana."Lalu. Bagimana keadaan kamu? apa yang sakit?" Daniel memandang cinta dengan cemas."Hanya pelipis dan lengan ini." Cinta menjawab sambil memegang pelipis dan tangannya yang lecet dan diperban.Daniel memegang pelipis dan tangan Cinta yang terlu
Bab 11Daniel MualafDaniel mengerutkan keningnya, dan bertanya "Kenapa?""Aku tidak ingin keluargaku tau tentang pernikahan ini , putri semata wayangku tidak mengizinkanku untuk menikah lagi. Dia akan lari ke rumah papanya jika aku menghadirkan papa baru dalam kehidupannya. Aku tidak mau itu terjadi," jelas Cinta kepada Daniel.Daniel terdiam, tapi tatapan matanya tidak berpaling dari Cinta."Lagi pula aku tidak mencintaimu." Cinta berujar seraya memalingkan wajahnya.Daniel meraih tangan Cinta."Kamu yakin tidak mencintaiku? Hati-hati dengan ucapanmu. Kita lihat saja nanti. Aku akan membuatmu mencintaiku." Daniel tersenyum, dan mengedipkan matanya."Aku tidak akan jatuh cinta padamu. Tidak akan. Cinta itu hanya omong kosong." Cinta menatap tajam ke arah Daniel."Aku hanya ingin memperingatkan. Hati-hati dengan hatimu." Daniel masih tersenyum manis, dan semakin mendekatkan wajahnya."Istirahatlah, aku akan menjagamu!" ujar Daniel seraya berjalan ke arah sofa dan duduk disana.Cinta m