Bab 37"Lalu, apa masalahnya kalau kamu biasa bangun Pagi seperti itu?" tanya Daniel mengerutkan keningnya"A- aku ..." Cinta tidak tau harus berkata apa"Apa karena aku tidak membangunkanmu dengan ritual wajib ku?" tanya Daniel menatap Cinta dengan senyuman"Gila! ya nggak, lah!" jawab Cinta memalingkan wajahnya yang memerah karena Daniel bisa menebak pikirannya."Aku minta maaf. Aku tidak tau kamu akan tetap bangun sebelum adzan subuh. Aku pikir, kamu akan bermalas-malasan karena tidak sholat subuh. Jadi, aku berniat untuk melakukan ritual wajibku setelah aku sholat subuh. Tapii ... ya ... kamu udah bangun duluan," ujar Daniel mengusap lembut wajah Cinta."Siapa juga yang ngambek karena bangun tanpa ritual?" tanya Cinta mencoba bangun, namun Daniel menahan pergerakannya."Maaf ... maaf membuat moodmu pagi ini rusak," ujar Daniel menatap Cinta.Seperdetik berikutnya Daniel mengecup bibir Cinta. Menyesapnya dengan penuh kasih sayang. Cinta memejamkan matanya, setitik air mata jatuh di
Bab 38Merasa kehilangan"Kamu adalah perempuan pertama dan terakhir yang masuk ke kamar rahasia ini. bahkan Andi juga tidak mengetahui tentang kamar ini," sahut Daniel menopang dagunya di pundak Cinta lalu menunjuk kearah layar CCTV"Dari sini aku bisa memantau luar ruangan jadi kalau aku mau keluar aku melihat situasi dimana tidak ada orang diluar atau pun dalam ruangan kerja ku," ujar Daniel mempererat pelukannya."Lalu, apa sekretarismu yang dulu sering meninggalkan ruang kerja?" tanya Cinta menoleh Daniel."Sekretarisku yang dulu, tidak berada satu ruangan denganku. Dan aku pun tidak mengizinkannya masuk tanpa mengetok pintu dan mendengar kupersilahkan masuk," jelas Daniel tersenyum kepada Cinta. Mendengar penjelasan Daniel, cinta pun tersenyum."Senyummu manis," bisik Daniel di telinga cinta.Cinta membalikkan badannya menghadap Daniel. Tanpa mengulur waktu Daniel mengecup bibir Cinta dengan lembut. Menyesap bibir tersebut sehingga Cinta memejamkan matanya."I love u," bisik Da
Bab 39"Sayang ... jangan khawatir, mama nggak akan jatuh cinta pada siapapun," hibur Cinta pada putri semata wayangnya tersebut. Ia menyusul Carisa ke dalam kamar."Carisa juga gak mau, Bos mama itu sampai jatuh cinta sama mama," teriak Carisa kesal."Itu tidak akan pernah terjadi, Sayang," ujar Cinta mengusap rambut putrinya."Janji ya, Ma," pinta Carisa."Iya, Sayang," jawab Cinta tersenyum.Cinta lalu membacakan dongeng sebelum tidur sampai Carisa terlelap.***Cinta kembali ke kamarnya dan mengecek ponselnya. Ternyata ada beberapa chat dari Daniel.Cinta mulai mengetik untuk membalas chat tersebut, tapi, gerakan tersebut terhenti ketika Cinta mengingat ucapan putrinya tadi.Cinta berbaring diranjang. Perasaan Cinta tidak nyaman. Perlahan, ritual wajib sebelum tidur terbayang terus dipikirannya.Cinta memejamkan mata, mencoba melupakan ritual itu. Namun, semakin memejamkan mata, bayangan itu semakin nyata.Bayangan di saat Daniel mengecup mesra keningnya, mengecup kedua kelopak ma
Bab 40Desakan Daniel***Minggu sore,Cinta mengemasi barang yang akan dibawanya ke Apartemen.drettt...ponsel Cinta bergetar.Cinta mengusap layar ponselnya dan tertera chat dari Daniel.[Sayang, hari ini aku gak ikut jemput kamu. Aku ada meeting penting dengan klien,][Bukannya hari ini libur?][Iya sayang, tapi ini klienku dari bangkok][Ya sudah, gak apa-apa][Maaf ya, Sayang]Cinta menarik nafas pendek. Entah mengapa sesak yang dirasakan Cinta. Ia merasa sangat merindukan suaminya.Pukul 16.30 wib, Cinta berangkat dari perbatasan kota. Cinta melambaikan tangan kepada Carisa ketika mobil mulai bergerak melaju."Bos tidak bisa ikut menjemput, karena malam ini ada meeting dengan klien dari Bangkok" ucap Andi kepada istri majikannya itu."Iya, saya sudah tahu. Nggak apa-apa,"sahut Cinta menekan tombol tirai dan memasang alarm di ponselnya. Karena Cinta terbiasa tidur sepanjang perjalanan dan selalu digendong Daniel sampai ke kamar Apartemen.***Alarm di ponsel Cinta berdering. Ci
Bab 41Kumandang suara adzan membangunkan Cinta dari tidurnya. Cinta terkejut saat terbangun dan mendapati dirinya berada dalam pelukan Daniel. Namun, Ia tidak marah atau memukul Daniel seperti beberapa saat yang lalu.Cinta menatap wajah Daniel dengan seksama. Senyum terkulum dibibirnya. Menatap wajah suaminya dengan jarak sedekat itu, disaat sang empunya wajah sedang tertidur, tidak pernah dilakukan Cinta sebelumnya.Cinta mengamati wajah Daniel sedetailnya. Wajah ciptaan Tuhan yang terpahat sempurna. Mata yang tajam namun meneduhkan, hidung yang mancung, kulit yang putih mulus namun tetap memperlihatkan kharisma, dan bibir yang berwarna merah muda.Jika kebanyakan lelaki berkulit sawo matang dan bibir yang coklat atau malah hitam. Daniel justru memiliki kulit putih dan bibir berwarna merah muda. Itu karena Daniel tidak pernah merokok, ngopi, ataupun meminum minuman beralkohol."Belum puas menatapnya?"Cinta tersentak kaget ketika tiba-tiba Daniel berbicara dan memeluk tubuh Cinta d
Bab 42Kehadiran orang KetigaCinta mendapati Daniel sedang memotong sosis dan bakso ketika kembali ke dapur setelah selesai menerima telepon dari putrinya."Biar aku saja!" Ujar Cinta mengambil pisau yang dipegang oleh Daniel. Tanpa bicara, Daniel menyerahkan pisau tersebut kepada Cinta. Lalu duduk di kursi dengan diam. Cinta melirik Daniel sekilas, tidak biasanya suaminya tidak mengganggu pekerjaannya.Cinta merasa tidak nyaman dengan sikap Daniel yang diam seribu bahasa. Karena Ia terbiasa dengan larangan atau pun kemauan Daniel yang aneh-aneh , namun Cinta suka."Nasi gorengnya sudah siap." Cinta meletakkan nasi goreng tersebut dihadapan Daniel. Lalu menyiapkan segelas air putih. Daniel menerima nasi goreng dan melahapnya tanpa memandang Cinta sedikitpun. Mereka makan dalam diam, tanpa ada canda , atau pun sikap genit Daniel seperti biasanya.Setelah sarapan, Cinta membereskan meja makan dan membawa piring kotor kewastapel dan mencucinya. Sedangkan Daniel langsung berlalu meningga
Bab 43Daniel membawa Cinta menuju mobilnya dan mendudukkan Cinta disamping kemudi."Aku tidak mau pulang, Daniel." Cinta mencoba melawan. Namun tangan kekar Daniel memasangkan Safetybelt dan menguncinya.Daniel menatap Cinta dengan sorot tajam."Aku tidak mau pu..."Cinta belum selesai bebicara ketika Daniel membungkam mulut istrinya dengan bibirnya. Menyesap bibir Cinta dengan lembut. Cinta terdiam, tidak menolak ciuman tersebut namun, tidak juga membalasnya."Aku jelaskan di apartemen." Daniel berlari mengitari mobil dan duduk di kemudi.Daniel melajukan kendaraan dengan kecepatan sedang. Tidak ada pembicaraan. Hanya isakan Cinta yang terdengar. Sesekali Daniel mengusap airmata istrinya yang selalu ditepis oleh sang istri.Mobil terparkir di halaman Penthouse.Daniel turun dari mobil, berniat untuk membukakan pintu mobil Cinta. Namun Cinta turun terlebih dahulu dan berlari memasuki Penthouse.Setelah mengunci kendaraannya, Daniel mengejar Cinta."Sayang, dengarkan aku!" Daniel menc
Bab 44Pesakitan Cinta"Perubahan sikap? Maksudmu?" Daniel masih terlihat bingung."Owh. Ya sudah kalau kamu tidak menyadarinya." Cinta bangkit dan berlalu meninggalkan suaminya.Daniel meraih tubuh Cinta dan mendudukkannya di pangkuan dengan kedua tangan melingkar erat ditubuh perempuan berambut pendek itu."Lepaskan aku, aku masih marah, ya!" ujar Cinta melepaskan diri dari pelukan Daniel."Katakan padaku, perubahan mana yang kamu maksud, hmm?" Daniel memeluk istrinya semakin erat"Perubahan apa?" Cinta balik bertanya."Perubahan sikapku yang menyakitimu, katakan, perubahan yang mana?" Daniel menajamkan tatapannya."Tidak ada, lupakan!" Cinta mencoba melepaskan diri."Aku tidak akan melepaskanmu, kalau kamu tidak mau bicara!" ujar Daniel dengan nada mengancam."Pikirkan saja sendiri! Apa yang biasa kamu lakukan padaku, tapi tidak kamu lakukan hari ini," sahut Cinta bersidekap tangannya didada.Daniel berpikir sejenak, lalu senyum terkembang dibibirnya.Melihat reaksi Daniel yang ter