Satu hari sebelumnya.
Langit begitu gelap gulita, dan turun gerimis kecil. Cinta setengah berlari karena rintik hujan semakin deras. Sembari melindungi tas yang di jinjingnya dari guyuran hujan. Cinta berteduh di samping sebuah toko pakaian. Ia baru saja membeli semua keperluan sekolah putri semata wayangnya. Cinta merapatkan tubuhnya pada tembok karena hujan semakin deras.
Bersamaan dengan itu, seorang lelaki juga berteduh. Lelaki tersebut sangat tampan dengan postur tubuh tegap. Lelaki itu hanya memandang Cinta sesaat, lalu kembali memandangi air hujan yang turun kian deras. Cinta meletakkan barang belanjaannya di dekat pintu toko tersebut agar tidak terkena hujan. Lelaki yang berada disamping Cinta memperhatikan kesibukan Cinta dengan tatapan heran. Cinta menyadari bahwa sosok di sebelahnya menatap heran. Namun, ia tidak peduli, Cinta terus membenahi belanjaannya.
Setelah dirasa belanjaannya cukup aman, Cinta merapatkan tubuhnya di dinding ruko sembari mengusap-ngusap telapak tangannya karena udara semakin dingin.
Tiba tiba sebuah mobil pajero hitam melintas. Dan lelaki tersebut masuk ke dalam mobil. Cinta terpaku sendiri.
Hujan semakin deras tetapi tidak ada satu pun angkot atau ojek yang lewat. Sedangkan senja sudah mulai datang.
"Maaf, Kak, toko kami akan segera tutup. Apakah tetap disini atau akan pulang?" Karyawan toko menyapa Cinta dengan lembut.
"Saya belum bisa pulang karena tidak ada angkot atau ojek yang lewat." Cinta menjawab sapa karyawan.
"Pesan ojek lewat aplikasi saja kak, kan bisa," lanjut karyawan tersebut.
"Saya tidak bisa menggunakan ojek online karena handpone saya lowbet!" sahut Cinta sembari menundukkan wajahnya.
Ketika karyawan toko tersebut masih berfikir sejenak, tiba tiba sebuah motor berhenti di depan toko dan membunyikan klakson. Pengendara motor tersebut mengenakan jas hujan dan memanggil karyawan toko agar segera naik ke atas motor. Ternyata pengendara itu adalah jemputan karyawan tersebut.
"Maaf kak , Aku tidak bisa bantu. Kasian ayah sudah menjemput," ujar karyawan itu langsung naik motor dan mamakai mantel.
"Iya tidak apa apa." Cinta membalas dengan senyuman.
Waktu terus berjalan. Hujan masih tak kunjung reda. Cinta mulai dilanda cemas. Dia khawatir putri semata wayangnya menghkawatirkannya karena handpone Cinta mati. Sebelumnya, Cinta tidak pernah pulang lewat waktu Magrib.
Ketika Cinta sedang larut dalam lamunan, sebuah mobil berhenti tepat didepan nya. Cinta mundur dan terpaku.
Cinta merasa pernah melihat mobil tersebut. Cinta ingat, itu adalah mobil yang menjemput lelaki yang berada bersamanya tadi. Cinta melihat seorang lelaki turun dari mobil tersebut.
"Mengapa anda masih disini?" Lelaki itu bertanya dengan tatapan penuh tanya.
"A-aku tidak mendapatkan angkot atau ojek untuk pulang." Cinta menjawab ketakutan.
"Di mana rumah mu?Aku akan mengantarmu pulang," ucap lelaki itu.
"Ti-tidak perlu. A-aku akan menunggu ojek saja." Cinta menolak ajakan tersebut dengan lembut.
"Hmmm. Apa anda yakin? hujan deras seperti ini, angkot atau pun ojek tidak akan ada yang lewat. Anda seorang perempuan dan tempat ini sangat sepi." Lelaki itu masih bersikeras menawarkan bantuan.
"Rumah saya sangat jauh. Saya tidak ingin merepotkan anda. Terima kasih atas tawarannya." Cinta pun masih menolak dengan halus.
"Baiklah. Kalau rumah anda sangat jauh. Bagaimana kalau anda saya antar ke hotel terdekat?" ujar lelaki tersebut.
"Apa? Tidak. Saya bukan perempuan murahan!" Cinta marah mendengar tawaran pemuda tersebut.
"Tenanglah, Nona, Saya bukan orang jahat. Saya hanya tidak tega meninggalkan anda sendirian disini dalam keadaan hujan deras. Tempat ini sepi. Tidak bagus untuk seorang perempuan. " Pemuda itu masih bersikukuh
Belum sempat Cinta menjawab.
Pemuda itu kembali berkata. "Aku hanya akan mengantarmu kehotel dan membayar sewanya. Setelah itu aku akan pulang. Percayalah, aku orang baik baik." Lelaki itu menatap Cinta dengan cemas.
Cinta memikirkan perkataan pemuda tersebut.
"Benar juga. Hujan masih deras. Tidak mungkin ada ojek atau angkot yang lewat. Sedangkan mau pulang pun sudah tidak ada kendaraan menuju desa," batin Cinta.
"Tapi bagaimana jika lelaki ini penjahat yang hanya modus," gumam Cinta dalam hati.
Pemuda itu kembali berbicara."Baiklah. Kalau begitu. Aku akan menemanimu disini."
Cinta terbelalak. Bagaimana mungkin pemuda itu akan menemaninya di sana.
Setelah berfikir panjang, akhirnya Cinta memutuskan untuk menerima tawaran pemuda itu untuk diantar ke hotel terdekat.
Lelaki itu membuka pintu mobil. Cinta duduk dibelakang kemudi dan lelaki itu duduk di samping kemudi.
"Rumah mu dimana? Seberapa jauh sehingga kamu tidak mau aku antar pulang?" lelaki itu bertanya pada Cinta seraya melihat dari kaca spion mobil.
"Ehm. Saya tinggal di sebuah desa terpencil. Perjalanan dari sini ke desa memakan waktu selama 2 jam . Setelah itu harus menyeberangi sungai dan melewati hutan. Jika malam hari, tidak ada perahu yang mau mengantar penumpang, ditambah dengan hujan. Jalan menuju rumah saya juga tidak bisa ditempuh karena masih jalan tanah dan tidak di aspal," terang Cinta dengan gugup.
"Lalu apa yang anda lakukan di kota ini? mengapa anda sendirian?" lelaki itu melanjutkan pertanyaannya.
"Saya sedang berbelanja untuk keperluan sekolah anak, dan keperluan mengajar," sahut Cinta
"Biasanya, saya berbelanja bersama teman teman. Tapi saat ini mereka semua sedang sibuk. Jadi saya pergi sendiri," lanjut Cinta lagi.
Mobil akhirnya menepi pada sebuah hotel. Cinta mengikuti langkah lelaki tersebut menuju resepsionis.
"Permisi, Saya mau memesan sebuah kamar no smoking." Lelaki itu memberikan identitas dirinya
Resepsionis pun menyiapkan data untuk kamar tersebut. Dan memberikan kunci kamar kepada lelaki itu.
"Mari, Aku akan tunjukkan kamarmu." Lelaki itu meminta Cinta mengikutinya.
Cinta mengikuti langkah lelaki tersebut. Ketika tiba di depan kamar dan membuka pintu kamar, Cinta mengucapkan terima kasih.
"Ehm , terima kasih telah menolong saya pak …." ucap Cinta menggantung.
"Daniel wong, kamu panggil saja Aku Daniel." Sahut lelaki itu.
"Baik. Terima kasih, Pak Daniel," sahut Cinta seraya membungkukkan badannya.
"Lalu. Siapa namamu?" tanya Daniel.
"Saya Cinta," jawab Cinta tersenyum.
Ketika Cinta akan menutup pintu kamar. Tiba tiba perutnya berbunyi.
Krucuk ... krucuk ...
Daniel pun mendengar suara perut Cinta yang kelaparan. Wajah Cinta memerah menahan malu. Daniel pun berbalik.
"Apa kamu belum makan?" tanya Daniel
"Eh, Err … itu … Aku tidak lapar," jawab Cinta asal.
"Bagaimana mungkin kamu bilang tidak lapar, tapi cacing cacing di dalam perutmu mendemo seperti itu. Baiklah aku akan memesan makanan untuk mu!" Daniel berkata sembari membuka ponselnya dan memesan makanan melalui aplikasi .
"Tidak perlu repot, Pak Daniel!" Cinta menatap Daniel dengan gelengan kepala.
"Masuklah kekamarmu. Aku akan menunggu disini sampai kurir mengantar makanan untukmu," ujar Daniel masih menatap layar ponselnya.
"Baiklah ..." Cinta lalu masuk kamar hotel dan mengunci pintunya
Beberapa menit kemudian kurir pun menelpon Daniel, dan Daniel turun ke lobby untuk menjemput makanan tersebut. Setelah menerima makanan dan membayarnya, Daniel kembali ke lantai lima, kamar yang di sewa Daniel untuk Cinta.
Tok … tok ... tok ...
"Cinta, ini makanan untukmu." Daniel memanggil Cinta dan mengetuk pintu.
Ceklek
Pintu terbuka dan Cinta menyembulkan wajahnya di balik pintu.
Cinta menerima makanan tersebut dan mengucapkan terimakasih.
Tapi diseperdetik kemudian, ketika Daniel hendak pergi meninggalkan pintu kamar, Cinta Memanggil Daniel.
"Pak Daniel, ehm ... maaf, apakah saya boleh meminjam ponsel anda untuk menghubungi keluarga saya? saya ingin mengabarkan keberadaan saya karena ponsel saya mati. Dan saya tidak membawa charger atau power bank." Cinta berkata dengan hati hati.
"Ooo … silahkan. Saya tidak keberatan." Daniel pun menyodorkan benda pipih itu kepada Cinta.
"Ehm. Mungkin sebaiknya pak Daniel menunggu di sofa tamu saja." Cinta menawarkan Daniel masuk.
"Tidak perlu, Saya menunggu disini saja," sahut Daniel.
"Baiklah. Terimakasih. Saya Video Call putri saya dulu. Maaf mungkin agak lama meminjam handpone bapak." Cinta tersenyum sembari menutup kembali pintu kamar.
Lima belas menit kemudian, Cinta membuka pintu kamar dan memberikan ponsel Daniel, tapi tiba tiba ....
Krucuk … krucuk ...
Cinta mendengar suara orang kelaparan. Cinta menatap Daniel. Dan mendapat tatapan begitu, Daniel menjadi serba salah.
"Baiklah. Aku langsung pulang." Daniel akan berlalu.
"Pak, makan saja dulu. Makanan yang bapak pesan terlalu banyak untuk porsi saya. Sebaiknya kita makan bersama saja. Sayang kalau tidak dihabiskan." Cinta mempersilahkan Daniel masuk.
"Anda tidak keberatan?" Daniel bertanya.
"Tidak apa apa. Saya percaya pada Bapak," jawab Cinta mantap.
"Mari, Pak. Silahkan masuk." Cinta mempersilahkan Daniel masuk dan mereka pun makan bersama.
***
Cinta dan Daniel menghabiskan makanan tersebut karena memang mereka sama-sama belum makan malam.
Selesai makan mereka membereskan sampah bekas makanan. Tiba-tiba Cinta merasa tubuhnya memanas, dia juga merasa pusing.
"Kenapa tubuhku terasa panas begini? Dan kenapa aku merasa ada gairah saat memandang Pak Daniel," gumam Cinta.
Pun dengan Daniel. Dia merasa tubuhnya sangat panas dan akan ada rasa hasrat yang ingin meledak. Perasaan sangat tidak nyaman membuat penglihatannya buram.
Ketika akan berdiri, tidak sengaja Daniel bertabrakan dengan tubuh Cinta yang juga merasa pusing dan kepanasan. Akhirnya mereka jatuh bersama dan Daniel menindih tubuh Cinta.
Sesaat keduanya terpaku dan saling menatap. Daniel merasa tubuhnya semakin panas dan merasa aliran gairah dalam dirinya semakin gila.
Daniel melabuhkan ciuman demi ciuman di bibir Cinta, lalu melepas satu per satu pakaian yang Cinta kenakan. Tidak ada penolakan. Cinta dan Daniel yang telah sama-sama terbakar api gairah akhirnya tak mampu membendung hasrat yang kian membuncah.
Keduanya melayang di udara menikmati percintaan yang begitu panas karena malam itu Daniel memasuki Cinta hingga dua kali. Api gairah tak mampu ia pendam. Mereka akhirnya tertidur saling berpelukan setelah menikmati percintaan yang begitu hebat.
***
Dua jam kemudian Cinta sampai ke pinggiran kota yang di tujunya. Cinta langsung memanggil ojek untuk mengantarkannya ke desa tempat tinggalnya.Satu jam perjalanan, Cinta pun sampai kerumahnya."Assalamualaikum." Cinta mengucap salam."Waalaikumsalam." Seorang anak perempuan menyambut Cinta dengan senyum ceria.Anak perempuan tersebut adalah Carisa, putri semata wayang Cinta."Mama kok lama banget pulangnya? Aku kangen." Carisa memeluk erat tubuh Cinta."Maaf, Sayang. Mama ada urusan penting. Makanya gak bisa pulang kemaren." Cinta mengusap pipi putri semata wayangnya dengan lembut."Ini belanjaannya bantu bawa masuk ya, Sayang." Cinta Menggandeng tangan putrinya."Sayang, mama capek. Mama mau Mandi dan istirahat dulu ya," ujar Cinta berlalu kekamar meninggal kan Carisa yang membongkar belanjaannya. Di kamar , Cinta menangis tersedu. Cinta benar benar merasa jijik pada dirinya atas kejadian semalam. Cinta memang tidak mengingat dengan jelas kejadian itu. Tapi Cinta selalu teringat ba
Siang itu Daniel dan Andi membuka aplikasi dimana Daniel memesan makanan untuk Cinta malam itu.Mereka lalu menelusuri letak restoran tersebut melalui aplikasi Google map.Andi mengemudi kendaraan dengan kecepatan sedang. Daniel terlihat masih termenung dengan kedatangan paparazy di kantornya tadi."Menurutmu, apa ada sesuatu dalam makanan yang aku pesan untuk Cinta?" Daniel menatap Andi dari kaca spion "Saya tidak tau pasti, Bos. Tapi firasat saya mengatakan, ada yang tidak beres dengan makanan tersebut." Andi balas menatap Daniel."Mengapa kamu bersikukuh mengajakku kesana?" Daniel memberondong Andi dengan pertanyaan"Insting saya mengatakan bahwa makanan yang anda pesan telah dicampur dengan obat perangsang, Bos." Andi menjawab sembari terus melajukan kendaraan."Aku tidak yakin. Restoran itu tidak mungkin melakukan kesalahan yang akan merusak reputasinya." Daniel menyanggah pendapat Andi."Maka dari itu, kita harus ke sana, Bos . untuk mencari kebenarannya," jawab Andi mantap."T
Dengan malas, Cinta membuka amplop tersebut. Matanya melebar sempurna melihat isi amplop."Kamu benar -benar gila. Apa maksudmu dengan mengambil gambar kejadian itu dan mencetak nya seperti ini, hah?"Plakkkkk Cinta menampar wajah Daniel dengan keras.Tapi seperdetik berikutnya Daniel mencium bibir Cinta dengan kuat."Setiap kamu menamparku, aku akan menciummu," ujar Daniel menatap Cinta dengan tersenyum.Cinta meraih handle mobil, tapi. Lagi-lagi Daniel menahannya. Daniel mengunci pintu mobil sehingga Cinta tidak bisa keluar."Dengarkan baik-baik. Menikahlah denganku. Apa yang terjadi malam itu adalah jebakan dari paparazy yang haus akan uang. Paparazy sengaja mencampur makanan yang aku pesan untukmu dengan obat perangsang." Daniel menatap Cinta"Kamu pikir aku percaya, hah? Lelaki brengsek seperti kamu, bagaimana bisa aku percaya?" Cinta masih mencoba untuk keluar dari mobil."Dengarkan aku!" Daniel mencengkram bahu Cinta."Kemarin, paparazy itu mendatangi kantorku dan memberikan P
Bab 6Bertemu PaparaziCinta kembali menerima telepon dari admin jasa pengiriman, untuk mengambil paketnya. Cinta berharap, kali ini dia tidak bertemu lagi dengan Daniel, karena Cinta benar-benar malas berdebat dengannya.Cinta memarkirkan sepeda motornya di halaman kantor jasa pengiriman.Seperti biasa. Gadis berwajah cantik itu mengambil paket orderan jualan online yang ditekuninya selama 1 tahun terakhir.Cinta masuk, dan mengambil beberapa paket yang telah dimasukkannya kedalam kardus. Lalu mengikat kardus tersebut di jok belakang sepeda motor. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling halaman parkir kantor tersebut. Dan Cinta bernapas lega karena tidak melihat kendaraan Daniel. "Alhamdulillah, lelaki gila itu nggak mengikuti," gumam Cinta tersenyum.Cinta melajukan sepeda motornya membelah jalan raya dengan kecepatan sedang. Tiba-tiba, sebuah mobil membunyikan klakson kepada Cinta berkali-kali. Membuat Cinta Refleks melajukan sepeda motornya lebih ke pinggir jalan. Tapi mobil
Bab 7Dilecehkan PaparaziPlakkkkkkkCinta melayangkan tamparan ke wajah paparazi."Hahahaha! Anda ternyata galak juga, Nona. Saya fikir, jika dosis obat peransang itu saya tambahkan, anda akan melayani saya dengan maksimal!" Paparazi mengambil sebuah botol air mineral ."Apa maksud anda?" Cinta semakin ketakutan "Yahhhhh ... saya telah mencampur makanan yang dipesan tuan Daniel dengan ini," ujar Paparazi seraya memperlihatkan sebuah botol kaca berukuran kecil. Lalu paparazi memasukkan seluruh isi botol tersebut kedalam air mineral."Apa yang anda lakukan?" Cinta mundur dan mencoba meraih handle pintu mobil Tapi paparazi lebih sigap mengunci pintunya.Cinta semakin ketakutan ."Ckckckckck, Nona Cinta, saya tidak meminta anda melayani saya dengan sepenuh hati. Karena setelah meminum ini. Anda akan menjadi liar dan binal dari malam itu." Paparazi kembali menyeringai."Tolong lepaskan saya!" Air mata Cinta luruh."Sayangku … malam itu saya sengaja memasukkan obat ini dengan dosis norma
Bab 8Merawat Cinta"Saya sudah berusaha cepat,Pak. Tapi, jalanan sedang padat oleh anak-anak sekolah yang membawa motor dengan bergerombol." Andi menatap Daniel dari kaca spion."Saya tidak akan memaafkan diri sendiri, jika terjadi hal buruk pada Cinta." Daniel mengusap kasar wajahnya.Andi melajukan kendaraan dengan kecepatan tinggi. Andi tidak ingin Daniel terus gelisah karena memikirkan Cinta."Aku akan membuat perhitungan dengan paparazi itu, jika terjadi sesuatu pada Cinta." Daniel mengepalkan kedua tangannya. Andi memarkir mobil di halaman rumah sakit. Daniel langsung berhambur turun dari mobil dan langsung menuju ke meja perawat."Suster, bisakah anda memberitahu saya, di mana pasien korban kecelakaan tadi siang dirawat?" Daniel terburu - buru menanyakan keberadaan Cinta kepada perawat jaga Suster tersebut terlihat bingung"Ehem. Maksud saya pasien atas nama Cinta, dirawat diruang mana?" Daniel menjelaskan maksud perkataannya kepada perawat jaga."Ooo … Nona Cinta? yang meng
Bab 9Tebakan Daniel"Menurut mu apa yang dilakukan paparazi terhadap Cinta?" Daniel mendudukkan bokongnya di kursi kantin rumah sakit"Saya juga tidak bisa menebak, Bos. Tapi kalau mendengar cerita penjual buah tadi, sepertinya Nona Cinta ketakutan." jawab Andi sambil meletakkan gelas berisi air mineral.Daniel mengerutkan keningnya."Kita harus secepatnya menemukan dan memberi pelajaran paparazi itu. Aku khawatir, kedepannya dia akan terus mengganggu Cinta." Daniel menatap serius kepada Andi."Tentu saja, Bos! menurut saya Paparazi menginginkan sesuatu dari Nona Cinta. Nanti, kita bisa tanyakan kalau Nona Cinta sudah siuman." Andi menyandarkan tubuhnya di kursi. Lalu kembali meneguk air mineral."Aku tersiksa melihat Cinta seperti ini, aku tidak ingin ada orang yang melukainya." Daniel mengepal kedua tangannya."Bos tenang saja, saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan kembali Paparazi, dan membuat perhitungan dengannya!" ujar Andi tegas.Daniel menatap Andi Dan mengang
Bab 10Menerima kompensasi"A-aku tidak sengaja karena aku kaget membaca chat dari paparazi." Cinta menundukkan wajahnya. Perasaan takut kembali menyelimuti hatinya.Daniel membuka chat yang ada di ponsel tersebut. Dan menemukan chat dari Paparazi."Bre**sek. Paparazi itu benar-benar harus diberi pelajaran." Daniel mengepal tangannya dan giginya menggemelutuk menahan amarah."Berani-berani nya dia melecehkanmu dan mengancam dengan cara seperti itu!" Daniel menatap Cinta dengan tatapan sendu. Ia mengerti ketakutan Cinta. Beruntung, Daniel segera menemukan Cinta, dan memindahkannya ke ruangan VIP. Kalau tidak, mungkin sudah terjadi sesuatu yang buruk pada Cinta. Karena Daniel meminta pihak Rumah Sakit untuk merahasiakan keberadaan Cinta di sana."Lalu. Bagimana keadaan kamu? apa yang sakit?" Daniel memandang cinta dengan cemas."Hanya pelipis dan lengan ini." Cinta menjawab sambil memegang pelipis dan tangannya yang lecet dan diperban.Daniel memegang pelipis dan tangan Cinta yang terlu