Share

Lelaki itu Daniel Luckynai Wong

Satu hari sebelumnya.

Langit begitu gelap gulita, dan turun gerimis kecil. Cinta setengah berlari karena rintik hujan semakin deras. Sembari melindungi tas yang di jinjingnya dari guyuran hujan. Cinta berteduh di samping sebuah toko pakaian. Ia baru saja membeli semua keperluan sekolah putri semata wayangnya. Cinta merapatkan tubuhnya pada tembok karena hujan semakin deras.

Bersamaan dengan itu, seorang lelaki juga berteduh. Lelaki tersebut sangat tampan dengan postur tubuh tegap. Lelaki itu hanya memandang Cinta sesaat, lalu kembali memandangi air hujan yang turun kian deras. Cinta meletakkan barang belanjaannya di dekat pintu toko tersebut agar tidak terkena hujan. Lelaki yang berada disamping Cinta memperhatikan kesibukan Cinta dengan tatapan heran. Cinta menyadari bahwa sosok di sebelahnya menatap heran. Namun, ia tidak peduli, Cinta terus membenahi belanjaannya.

Setelah dirasa belanjaannya cukup aman, Cinta merapatkan tubuhnya di dinding ruko sembari mengusap-ngusap telapak tangannya karena udara semakin dingin.

Tiba tiba sebuah mobil pajero hitam melintas. Dan lelaki tersebut masuk ke dalam mobil. Cinta terpaku sendiri.

Hujan semakin deras tetapi tidak ada satu pun angkot atau ojek yang lewat. Sedangkan senja sudah mulai datang.

"Maaf, Kak, toko kami akan segera tutup. Apakah tetap disini atau akan pulang?" Karyawan toko menyapa Cinta dengan lembut.

"Saya belum bisa pulang karena tidak ada angkot atau ojek yang lewat." Cinta menjawab sapa karyawan.

"Pesan ojek lewat aplikasi saja kak, kan bisa," lanjut karyawan tersebut.

"Saya tidak bisa menggunakan ojek online karena handpone saya lowbet!" sahut Cinta sembari menundukkan wajahnya.

Ketika karyawan toko tersebut masih berfikir sejenak, tiba tiba sebuah motor berhenti di depan toko dan membunyikan klakson. Pengendara motor tersebut mengenakan jas hujan dan memanggil karyawan toko agar segera naik ke atas motor. Ternyata pengendara itu adalah jemputan karyawan tersebut.

"Maaf kak , Aku tidak bisa bantu. Kasian ayah sudah menjemput," ujar karyawan itu langsung naik motor dan mamakai mantel.

"Iya tidak apa apa." Cinta membalas dengan senyuman.

Waktu terus berjalan. Hujan masih tak kunjung reda. Cinta mulai dilanda cemas. Dia khawatir putri semata wayangnya menghkawatirkannya karena handpone Cinta mati. Sebelumnya, Cinta tidak pernah pulang lewat waktu Magrib.

Ketika Cinta sedang larut dalam lamunan, sebuah mobil berhenti tepat didepan nya. Cinta mundur dan terpaku.

Cinta merasa pernah melihat mobil tersebut. Cinta ingat, itu adalah mobil yang menjemput lelaki yang berada bersamanya tadi. Cinta melihat seorang lelaki turun dari mobil tersebut.

"Mengapa anda masih disini?" Lelaki itu bertanya dengan tatapan penuh tanya.

"A-aku tidak mendapatkan angkot atau ojek untuk pulang." Cinta menjawab ketakutan.

"Di mana rumah mu?Aku akan mengantarmu pulang," ucap lelaki itu.

"Ti-tidak perlu. A-aku akan menunggu ojek saja." Cinta menolak ajakan tersebut dengan lembut.

"Hmmm. Apa anda yakin? hujan deras seperti ini, angkot atau pun ojek tidak akan ada yang lewat. Anda seorang perempuan dan tempat ini sangat sepi." Lelaki itu masih bersikeras menawarkan bantuan.

"Rumah saya sangat jauh. Saya tidak ingin merepotkan anda. Terima kasih atas tawarannya." Cinta pun masih menolak dengan halus.

"Baiklah. Kalau rumah anda sangat jauh. Bagaimana kalau anda saya antar ke hotel terdekat?" ujar lelaki tersebut.

"Apa? Tidak. Saya bukan perempuan murahan!" Cinta marah mendengar tawaran pemuda tersebut.

"Tenanglah, Nona, Saya bukan orang jahat. Saya hanya tidak tega meninggalkan anda sendirian disini dalam keadaan hujan deras. Tempat ini sepi. Tidak bagus untuk seorang perempuan. " Pemuda itu masih bersikukuh 

Belum sempat Cinta menjawab.

Pemuda itu kembali berkata. "Aku hanya akan mengantarmu kehotel dan membayar sewanya. Setelah itu aku akan pulang. Percayalah, aku orang baik baik." Lelaki itu menatap Cinta dengan cemas.

Cinta memikirkan perkataan pemuda tersebut.

"Benar juga. Hujan masih deras. Tidak mungkin ada ojek atau angkot yang lewat. Sedangkan mau pulang pun sudah tidak ada kendaraan menuju desa," batin Cinta.

"Tapi bagaimana jika lelaki ini penjahat yang hanya modus," gumam Cinta dalam hati.

Pemuda itu kembali berbicara."Baiklah. Kalau begitu. Aku akan menemanimu disini."

Cinta terbelalak. Bagaimana mungkin pemuda itu akan menemaninya di sana.

Setelah berfikir panjang, akhirnya Cinta memutuskan untuk menerima tawaran pemuda itu untuk diantar ke hotel terdekat. 

Lelaki itu membuka pintu mobil. Cinta duduk dibelakang kemudi dan lelaki itu duduk di samping kemudi.

"Rumah mu dimana? Seberapa jauh sehingga kamu tidak mau aku antar pulang?" lelaki itu bertanya pada Cinta seraya melihat dari kaca spion mobil.

"Ehm. Saya tinggal di sebuah desa terpencil. Perjalanan dari sini ke desa memakan waktu selama 2 jam . Setelah itu harus menyeberangi sungai dan melewati hutan. Jika malam hari, tidak ada perahu yang mau mengantar penumpang, ditambah dengan hujan. Jalan menuju rumah saya juga tidak bisa ditempuh karena masih jalan tanah dan tidak di aspal," terang Cinta dengan gugup.

"Lalu apa yang anda lakukan di kota ini? mengapa anda sendirian?" lelaki itu melanjutkan pertanyaannya.

"Saya sedang berbelanja untuk keperluan sekolah anak, dan keperluan mengajar," sahut Cinta

"Biasanya, saya berbelanja bersama teman teman. Tapi saat ini mereka semua sedang sibuk. Jadi saya pergi sendiri," lanjut Cinta lagi.

Mobil akhirnya menepi pada sebuah hotel. Cinta mengikuti langkah lelaki tersebut menuju resepsionis.

"Permisi, Saya mau memesan sebuah kamar no smoking." Lelaki itu memberikan identitas dirinya 

Resepsionis pun menyiapkan data untuk kamar tersebut. Dan memberikan kunci kamar kepada lelaki itu.

"Mari, Aku akan tunjukkan kamarmu." Lelaki itu meminta Cinta mengikutinya.

Cinta mengikuti langkah lelaki tersebut. Ketika tiba di depan kamar dan membuka pintu kamar, Cinta mengucapkan terima kasih.

"Ehm , terima kasih telah menolong saya pak …." ucap Cinta menggantung.

"Daniel wong, kamu panggil saja Aku Daniel." Sahut lelaki itu.

"Baik. Terima kasih, Pak Daniel," sahut Cinta seraya membungkukkan badannya.

"Lalu. Siapa namamu?" tanya Daniel.

"Saya Cinta," jawab Cinta tersenyum.

Ketika Cinta akan menutup pintu kamar. Tiba tiba perutnya berbunyi. 

Krucuk ... krucuk ...

Daniel pun mendengar suara perut Cinta yang kelaparan. Wajah Cinta memerah menahan malu. Daniel pun berbalik.

"Apa kamu belum makan?" tanya Daniel

"Eh, Err … itu … Aku tidak lapar," jawab Cinta asal.

"Bagaimana mungkin kamu bilang tidak lapar, tapi cacing cacing di dalam perutmu mendemo seperti itu. Baiklah aku akan memesan makanan untuk mu!" Daniel berkata sembari membuka ponselnya dan memesan makanan melalui aplikasi .

"Tidak perlu repot, Pak Daniel!" Cinta menatap Daniel dengan gelengan kepala.

"Masuklah kekamarmu. Aku akan menunggu disini sampai kurir mengantar makanan untukmu," ujar Daniel masih menatap layar ponselnya.

"Baiklah ..." Cinta lalu masuk kamar hotel dan mengunci pintunya

Beberapa menit kemudian kurir pun menelpon Daniel, dan Daniel turun ke lobby untuk menjemput makanan tersebut. Setelah menerima makanan dan membayarnya, Daniel kembali ke lantai lima, kamar yang di sewa Daniel untuk Cinta.

Tok … tok ... tok ...

"Cinta, ini makanan untukmu." Daniel memanggil Cinta dan mengetuk pintu.

Ceklek

Pintu terbuka dan Cinta menyembulkan wajahnya di balik pintu.

Cinta menerima makanan tersebut dan mengucapkan terimakasih.

Tapi diseperdetik kemudian, ketika Daniel hendak pergi meninggalkan pintu kamar, Cinta Memanggil Daniel.

"Pak Daniel, ehm ... maaf, apakah saya boleh meminjam ponsel anda untuk menghubungi keluarga saya? saya ingin mengabarkan keberadaan saya karena ponsel saya mati. Dan saya tidak membawa charger atau power bank." Cinta berkata dengan hati hati.

"Ooo … silahkan. Saya tidak keberatan." Daniel pun menyodorkan benda pipih itu kepada Cinta.

"Ehm. Mungkin sebaiknya pak Daniel menunggu di sofa tamu saja." Cinta menawarkan Daniel masuk.

"Tidak perlu, Saya menunggu disini saja," sahut Daniel.

"Baiklah. Terimakasih. Saya Video Call putri saya dulu. Maaf mungkin agak lama meminjam handpone bapak." Cinta tersenyum sembari menutup kembali pintu kamar.

Lima belas menit kemudian, Cinta membuka pintu kamar dan memberikan ponsel Daniel, tapi tiba tiba ....

Krucuk … krucuk ... 

Cinta mendengar suara orang kelaparan. Cinta menatap Daniel. Dan mendapat tatapan begitu, Daniel menjadi serba salah.

"Baiklah. Aku langsung pulang." Daniel akan berlalu.

"Pak, makan saja dulu. Makanan yang bapak pesan terlalu banyak untuk porsi saya. Sebaiknya kita makan bersama saja. Sayang kalau tidak dihabiskan." Cinta mempersilahkan Daniel masuk.

"Anda tidak keberatan?" Daniel bertanya.

"Tidak apa apa. Saya percaya pada Bapak," jawab Cinta mantap.

"Mari, Pak. Silahkan masuk." Cinta mempersilahkan Daniel masuk dan mereka pun makan bersama.

***

Cinta dan Daniel menghabiskan makanan tersebut karena memang mereka sama-sama belum makan malam.

Selesai makan mereka membereskan sampah bekas makanan. Tiba-tiba Cinta merasa tubuhnya memanas, dia juga merasa pusing.

"Kenapa tubuhku terasa panas begini? Dan kenapa aku merasa ada gairah saat memandang Pak Daniel," gumam Cinta.

Pun dengan Daniel. Dia merasa tubuhnya sangat panas dan akan ada rasa hasrat yang ingin meledak. Perasaan sangat tidak nyaman membuat penglihatannya buram.

Ketika akan berdiri, tidak sengaja Daniel bertabrakan dengan tubuh Cinta yang juga merasa pusing dan kepanasan. Akhirnya mereka jatuh bersama dan Daniel menindih tubuh Cinta.

Sesaat keduanya terpaku dan saling menatap. Daniel merasa tubuhnya semakin panas dan merasa aliran gairah dalam dirinya semakin gila.

Daniel melabuhkan ciuman demi ciuman di bibir Cinta, lalu melepas satu per satu pakaian yang Cinta kenakan. Tidak ada penolakan. Cinta dan Daniel yang telah sama-sama terbakar api gairah akhirnya tak mampu membendung hasrat yang kian membuncah.

Keduanya melayang di udara menikmati percintaan yang begitu panas karena malam itu Daniel memasuki Cinta hingga dua kali. Api gairah tak mampu ia pendam. Mereka akhirnya tertidur saling berpelukan setelah menikmati percintaan yang begitu hebat.

***

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Lisa Meliana
owalah pasti makanan yg di makan Daniel ama cinta ada obat perangsangnya kenapa tiba" badan cinta panas dan juga Daniel... tapi pelakunya siapa.........
goodnovel comment avatar
Rian Purnama
semangat kaka
goodnovel comment avatar
Kirani Kirani
jadi ada yang memberi obat perangsang PD makanan cinta dan daniel
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status