"Istriku," bisik pria itu dengan suara lembut, tapi sama sekali tidak hangat.
"Jangan coba-coba mempermainkan aku."Setelah mengatakan hal itu, dengan kejamnya pria asing itu menjatuhkan Melissa dari gendongannya. Melisa menjerit pelan saat pantatnya menabrak lantai yang keras.Pria asing tersebut meraih handuk tak jauh darinya lalu melemparkan benda itu pada tubuh Melissa yang tak terbalut sehelai benang pun."Cukup main-mainnya, Alice. Jangan bersikap mendadak seperti orang amnesia untuk lepas dari tanggung jawabmu sebagai istriku. Kau harus ingat, bahwa uang yang kau minta itu sudah ku-transfer ke rekening ibumu."Suara pria yang kini duduk berjongkok di depan Melissa, terdengar tajam dan penuh ancaman."Uang ... uang apa?" cicit gadis itu dengan wajah pucat dan memeluk handuk yang kini melilit tubuhnya.Pria itu tidak segera menjawab, malah menyugar rambutnya ke belakang dengan tatapan jijik."Sudahlah. Aku lelah, cepat berdiri dan layani aku!""Tolong jelaskan situasi ini kepada saya? Kenapa saya meminta uang kepada Anda?"Melissa benar-benar kebingungan saat ini.Pertama, bagaimana mungkin dia tiba-tiba terbangun di tubuh wanita lain bersama pria asing yang mengaku suaminya?Gadis itu mencoba mengingat-ingat kembali apa yang terjadi sebelum situasi aneh ini terjadi.Dia masih ingat betul bahwa tadi sepulang bekerja, gadis itu naik ke kereta bawah tanah menuju tempat tinggalnya seperti biasa.Lalu karena kelelahan, dia tertidur di kursi kereta tersebut, dan sekarang, tahu-tahu terbangun di tubuh gadis cantik ini.Apakah yang menimpa dirinya ini seperti dalam novel-novel yang dia baca bahwa gadis itu saat ini sedang masuk ke dimensi lain?"Alice."Pria itu memandang Melissa dengan tatapan tajam, membuat gadis itu mengkerut ketakutan. Kenapa dia terus mengancam dan marah-marah? Inikah sikap seorang suami?"Baiklah, aku akan mengikuti permainanmu ini. Kau bertanya kenapa semua ini bisa terjadi? Jawabannya adalah, karena kita berdua saat ini terikat kontrak. Sekarang, kau sudah ingat, bukan, kontrak apa yang sudah kau tanda tangani sebelum menikah?"Saat pria itu menyebut kata 'kontrak', kepala Melissa mendadak pening luar biasa sampai gadis itu harus memegangi kepalanya dan memejamkan mata untuk menahan rasa sakit luar biasa yang muncul tiba-tiba.Sebuah kilasan kejadian berkelebat di kepalanya, sepertinya semua itu adalah ingatan gadis bernama Alice ini yang masuk ke dalam otak Melissa.Pria di depannya bernama Darren, seorang presiden direktur sebuah perusahaan game yang kaya raya, sedang tubuh yang dihuni Melissa ini adalah Alice, gadis yang mengikat perjanjian kontrak dengan Raven karena membutuhkan uang untuk pengobatan ibunya.Melissa langsung membuka mulut lebar-lebar membentuk huruf 'O' saat mulai mendapatkan ingatan Alice tersebut.Dia ... dia kini tahu sedang berada di mana!Ini adalah dunia dalam novel!Novel online yang dibacanya beberapa waktu ini, isi novel tersebut sangat klise, yaitu seorang gadis yang putus asa, memilih untuk melakukan pernikahan kontrak dengan pria kaya demi uang untuk pengobatan ibunya yang sakit!Dalam novel tersebut diceritakan bahwa hidup Alice benar-benar seperti di neraka semenjak menikah dengan Darren.Mereka menikah tanpa ada cinta satu sama lain, Darren yang membutuhkan Alice untuk mendapatkan warisan dari keluarga pria tersebut dengan memenuhi syarat yang diajukan kakeknya yaitu menikah dan memiliki anak.Begitu Alice melahirkan anak untuk Darren, pria itu langsung menendang Alice jauh-jauh dari kehidupannya.Novel itu benar-benar kejam saat menggambarkan nasib Alice yang terus menderita sepanjang jalan cerita dalam novel.Darren akhirnya menikah dengan gadis lain yang dicintainya setelah membuang Alice ke jalanan begitu kontrak mereka selesai.Melissa menjerit dalam hati, kenapa dia harus masuk ke dalam dunia novel seperti ini? Kenapa tidak menjadi tokoh wanita kesayangan CEO seperti novel lain yang dia baca???"Pernikahan ini ... hanyalah sebuah pernikahan sandiwara agar Anda mendapatkan warisan dari keluarga Anda karena harus menikah lebih dulu untuk meng-klaim warisan tersebut. Saya ... saya benar, 'kan?"Darren, pria yang berjongkok di depan Melissa tersebut mengeluarkan smirk sinis."Akhirnya paham situasi juga. Sekarang katakan, kamu mau melayani aku di sini, atau di atas ranjang yang empuk di luar sana?"Mendengar pertanyaan itu, Melissa seketika bangkit dan berjalan menjauhi Darren sambil memegang erat handuk yang melilit tubuhnya."T-tunggu! Bukankah ini hanya pernikahan kontrak?! Kenapa saya harus melayani Anda! Selain itu, ada yang perlu diluruskan di sini, saya bukan Alice, saya ...."Bibir Melisa tak mampu meneruskan ucapan karena dikunci oleh lumatan yang ganas dan kasar dari bibir Darren, yang kini memojokkan Melisa sampai punggung gadis itu menabrak dinding kamar mandi.Kedua lengan Darren yang besar dan kokoh, mengurung gadis tersebut di sana."Berhenti terus bicara dan protes. Kamu ingin menghancurkan malam pertama kita, hah?"Pria yang mengurung Melissa dalam penjara lengannya tersebut kini memegang dagu gadis itu dan mulai kembali menyarangkan ciuman panas di bibirnya.Melissa memukul-mukul punggung Darren agar bisa melepaskan diri dari situasi tersebut, tapi pria itu malah semakin beringas, dia mengangkat dagu Melissa dengan satu tangan dan membuka mulutku sebelum melesakkan lidahnya yang panas ke dalam sana."Tolong hentikan, biarkan saya bicara lebih dulu!"Melisa berteriak saat jeda ciuman mereka, mencoba mendorong Darren menjauh agar bisa melarikan diri dari pria tersebut.Meski sekarang dia adalah istrinya, tapi tetap saja yang ada di tubuh gadis ini adalah Melissa, bukan Alice!Melissa menginjak kaki pria tersebut dan melarikan diri keluar dari kamar mandi saat Darren kesakitan akibat injakan kakinya tersebut.Sementara itu, begitu di luar kamar mandi, Melissa dibuat terbengong-bengong karena melihat kamar yang begitu besar dan mewah, yang baru ditemui gadis itu sepanjang hidupnya."Kamu mau ke mana? Tepati janjimu untuk menghasilkan anak bagiku, Gadis Bodoh!" bisik Darren dengan kejam di samping telinga Melissa.Pria itu sudah menangkap Melissa dari belakang dan mengurung tubuhnya dalam pelukan.Tangannya yang besar tersebut, membelai pipi Melissa dengan seringai kejam."Layani aku, atau kukirim dirimu ke penjara atas tuduhan penipuan."Ucapan kejam dari pria tampan tersebut, membuat Melissa merinding di sekujur tubuh.Dikirim ke penjara sama dengan mati. Dia tak mau mati sia-sia saat sedang masuk ke dalam dunia novel seperti ini.Melissa harus mencari cara agar bisa kembali ke dunia asalnya sebelum semakin tersiksa oleh pria bernama Darren, di dunia novel ini.Darren dengan leluasa mengangkat tubuh Melissa dan membawanya ke atas tempat tidur lalu melemparkan tubuh gadis itu ke sana.Pria besar itu mulai merangkak naik ke atas tubuh Melissa hingga kini wajah mereka berdekatan satu sama lain.Darren tertawa puas melihat ketakutan di wajah gadis tersebut lalu menundukkan wajahnya untuk mencium bibir merah muda Melissa.Kini bukan hanya lumatan ganas yang membuat gadis itu megap-megap, pria arogan tersebut mulai menghisap dan menggigit bibir bawah Melissa tanpa ampun.***Next.Dia bahkan berjanji akan melakukan yang terbaik untuk membuat Damian nyaman dengan dirinya."Sudah terlalu banyak rasa sakit, aku ingin melupakan semuanya dan bahagia hidup sendiri-sendiri," tutup Melissa.Dia benar-benar ingin melupakan segala hal tentang ibunya."Jadi? Kau pilih mana?""Tentu saja aku akan di sini, bersamamu. Bahkan jika tidak menjadi istrimu di masa depan, aku tetap akan memilih tinggal di sini."Melissa menjawab tanpa ragu, dalam hati, dia sudah mendedikasikan diri sebagai pembantu Damian yang paling setia, untuk membalas kebaikannya ini.Damian langsung memeluk dan mencium Melissa saat mendengar jawaban gadis tersebut."Terima kasih, aku benar-benar mengharapkan jawaban ini darimu, Melly."Kata-katanya terdengar begitu tulus. Damian lega karena Melissa lebih memilih berada di sisinya daripada pergi ke ibunya yang kini menjadi istri orang kaya setelah menjadi pelakor."Aku justru senang bisa mendapat tempat tinggal gratis, jangan khawatir, aku tidak akan merepotka
"T-tolong maafkan aku."Melissa segera menjatuhkan tubuhnya dan duduk bersimpuh di hadapan Damian, dia menunduk dalam menunjukkan bahwa sedang sangat menyesal atas nama ibunya.Namun, reaksi Damian di luar dugaan Melissa, dia yang tadi marah kini malah tertawa terbahak-bahak."Astaga, ekspresimu lucu sekali, Melly!" serunya dengan tatapan geli, membuat Melissa segera mendongak dengan pandangan bertanya.Tentu saja dia semakin kebingungan. Padahal beberapa detik lalu Damian terlihat marah, kenapa sekarang dia malah tertawa terbahak-bahak?"A-apa maksudmu? Kau sedang menculik dan menyekapku karena kesalahan yang dilakukan ibu, 'kan? Jadi, kumohon, beri aku keringanan atas hukuman ini," ucap Melissa dengan ekspresi memohon.Damian mengulurkan tangannya, meminta Melissa menyambut uluran tangan tersebut dan membuat Melissa bangkit dari duduknya di lantai.Kini Damian duduk dan Melissa berdiri, mereka saling berpegangan tangan."Hmmm, bagaimana, ya? Kalau aku tidak mau, kau akan melakukan a
Melissa menutup wajah Damian yang begitu tampan memesona dengan kedua tangan, agar dia tak semakin tenggelam dalam jerat ketampanan majikannya tersebut."Sudahlah. Jangan lanjutkan lagi omong kosong ini, ayo kita tidur," ucap Melissa mengalihkan pembicaraan.Damian tertawa dengan suara rendah, meraih tangan Melissa di mukanya dan menaruh tangan gadis itu di pinggang Damian."Baiklah ayo kita tidur, calon istriku."Kini gantian Melissa yang tertawa mendengar ucapan Damian, lalu mengikuti pria itu untuk memejamkan mata.Setelah badai yang terjadi tadi malam, ini adalah saat terbaik semasa hidupnya.Berpelukan dengan Damian adalah hal yang membuat dirinya tenang sehingga bisa tidur dengan nyenyak tanpa teringat lagi ketakutan akan peristiwa beberapa jam lalu.Hari ini ditutup dengan sebuah kebahagiaan. Melissa merasa seperti ada beban besar yang terangkat dari tubuhnya.Dia bukan bayang-bayang Bu Yuna. Di mata Damian, dia adalah Melissa, seseorang yang begitu istimewa.'Kalau ini mimpi,
"Damian, apa yang kau lakukan?"Melissa bertanya dengan tenggorokan tercekat saat Damian membelai lembut bagian sensitifnya tersebut.Meskipun rasanya sedikit nyaman saat telapak tangan yang besar itu membelai bulu-bulu halus di vagina Melissa, karena baru saja dicukur, bulu-bulu yang baru tumbuh itu rasanya gatal bukan main sehingga kadang-kadang Melissa diam-diam menggaruknya."Omong-omong ... gatal tidak rasanya?"Pertanyaan Damian, yang menggesek jari-jarinya di sana, membuat Melissa seketika kena mental."A-apanya?"Melissa masih tak mau mengakui bahwa rasanya nyaman sekali saat Damian menggaruk tempat yang ditumbuhi bulu-bulu halus tersebut.Damian menepuk bagian sensitif Melissa tersebut sebagai isyarat."Ini, kau baru mencukurnya beberapa hari lalu, 'kan? Biasanya selesai dicukur akan sangat gatal saat sedang tumbuh seperti ini. Bukankah begitu?"Melissa memejamkan mata, menyembunyikan debar yang menggila saat Damian dengan lembut menggaruk bagian tubuhnya yang memang terasa s
Damian melakukan sesuatu yang tak terduga di tengah situasi menegangkan tersebut.Dia tiba-tiba menyingkir dari atas tubuh Melissa dan mengulurkan tangan untuk membantu gadis itu berdiri."Aku sudah cukup puas dengan caramu berterima kasih, sekarang, ayo kita beristirahat."Damian mengatakan itu sambil berjalan menuju ranjangnya dan membaringkan tubuh di sana, meninggalkan Melissa yang terbengong-bengong dengan sikap Damian yang berubah-ubah dalam sekejap tersebut.Baru saja, baru beberapa menit, Melissa melihat dengan jelas hasrat yang begitu membara dari mata Damian saat tengah menatap dirinya.Remaja lelaki itu seakan bersiap untuk melahap tubuh Melissa sampai habis.Melissa begitu berdebar melihat tatapan penuh nafsu dari remaja tampan tersebut, entah kenapa ada sebuah kebanggaan saat tatapan tajamnya hanya tertuju pada Melissa.Namun, Melissa merasa seketika linglung saat menghadapi sikap Damian ini, dia tiba-tiba kembali dingin dan menjauh dari Melissa.Setelah terbengong-bengon
"Aku langsung datang mencarimu karena melihat postingan itu, tapi kau waktu itu sudah tak ada sehingga aku melakukan berbagai cara untuk menemukanmu. Kalau kau mau berpikir dengan kepala dingin, bukankah kemarahanku ini wajar?"Melissa mendongak dari layar ponsel, menatap Damian yang masih tanpa ekspresi dengan tatapan penuh permintaan maaf.Jika saja sebelum Damian menghukumnya tadi malam dia sudah menjelaskan apa saja yang sebenarnya terjadi, Melissa tak akan semarah tadi.Namun, nasi sudah menjadi bubur.Dia terlanjur memarahi seseorang yang telah menolong hidupnya.Melissa tak tahu bagaimana hancurnya dia seandainya tadi malam dia benar-benar diperkosa tiga pria itu.Dan dia juga tidak tahu apakah itu akan menjadi pengalaman pertama dan terakhirnya jika sana Damian tidak datang menolong, karena Melissa mungkin akan terus dijual oleh Julia."Siapa yang akan rela seseorang yang dekat dengannya disentuh pria lain?"Pertanyaan Damian seperti palu besar yang memukul kepala Melissa, gad