Share

Bab 181

Author: perdy
last update Last Updated: 2025-04-25 23:30:48

Suasana semakin tegang, tetapi akhirnya Reno mundur. Ia menatap Alena untuk terakhir kalinya sebelum berkata, "Kau yang akan menyesali semua ini, Alena." Kemudian, ia pergi tanpa menoleh lagi.

Pintu tertutup dengan debaman keras, meninggalkan keheningan mencekam dalam ruangan. Alena masih berdiri membeku, matanya tertuju pada pintu yang baru saja dibanting. Ucapan terakhir Reno terngiang di telinganya, lebih seperti ancaman daripada peringatan.

Adrian menghampiri Alena dan menyentuh bahunya pelan. "Kau tidak apa-apa?"

Alena menggeleng lemah. "Aku tidak pernah melihatnya seperti itu," ucapnya dengan suara bergetar. "Selama tujuh tahun mengenalnya, ini pertama kalinya aku melihat Reno... kehilangan dirinya."

Laras yang sedari tadi hanya mengamati kini beranjak dari kursinya. "Dia perlu waktu untuk menenangkan diri," ujarnya, meski nadanya tidak sepenuhnya yakin. "Besok pagi, semua akan kembali normal."

"Tidak," timpal Adrian cepat. "Kau tidak mengerti. Reno tidak akan kembali." Ia mengu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 355

    "Oh ya? Terus kenapa selama ini kamu selalu nurut sama aku? Kenapa kamu selalu minta pendapat aku untuk segalanya? Kalau kamu bukan milikku, kenapa kamu gampang banget aku kendalikan?"Pertanyaan-pertanyaan itu menohok habis-habisan. Adrian memang benar – selama bertahun-tahun, Alena memang seperti boneka yang digerakkan oleh Adrian. Tapi mendengar pria itu mengakuinya secara langsung, mengaku bahwa ia 'mengendalikan' Alena, justru membuat sesuatu dalam diri Alena bergolak."Mungkin dulu aku memang mudah kamu kendalikan," kata Alena pelan. "Tapi itu tidak berarti aku milikmu. Itu berarti aku tidak tahu caranya mencintai diriku sendiri.""Mencintai diri sendiri?" Adrian mendengus. "Omong kosong macam apa lagi itu? Self-love bullshit yang lagi trend di medsos?""Bukan bullshit," suara Alena semakin kuat. "Kalau aku tidak bisa mencintai diriku sendiri, bagaimana aku bisa mencintai orang lain dengan sehat? Bagaimana aku bisa tahu mana yang baik dan mana

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 354

    Dua hari setelah berhasil menolak Adrian di depan pintu, Alena mulai merasakan ketenangan yang rapuh. Kuas-kuas lukisnya sudah tidak gemetar lagi, dan di atas kanvas mulai terbentuk sosok samar-samar seorang perempuan yang sedang menatap cermin pecah. Lukisan itu mengalir begitu saja dari tangannya, seolah-olah jiwa suburnya yang terkubur bertahun-tahun kini mulai bernapas kembali.Tapi ketenangan itu pecah ketika ponselnya berdering. Nama Adrian muncul di layar, dan meskipun setiap sel dalam tubuhnya menolak, ada bagian lama dalam dirinya yang masih terbiasa menjawab panggilan itu."Halo?" suaranya pelan, hampir berbisik."Alena." Suara Adrian terdengar berbeda – lebih tenang dari kemarin, tapi ada sesuatu yang dingin di baliknya. "Kita perlu bicara. Secara dewasa kali ini.""Adrian, aku sudah bilang kemarin—""Aku tahu kamu marah," Adrian memotong dengan nada yang dibuat-buat sabar. "Aku mengerti kamu lagi bingung. Makanya aku mau kita bicara baik-baik. Ketemuan di café usual kita,

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 353

    "Tidak apa?" nada Adrian semakin menusuk. "Tidak butuh siapa-siapa? Jangan munafik, Len. Lihat dirimu sekarang. Mata bengkak, berantakan, sendirian di apartemen yang bahkan bukan milikmu. Kamu pikir kamu bisa hidup sendiri?"Sesuatu dalam diri Alena bergolak. Ya, ia memang berantakan. Ya, ia memang sendirian. Ya, ia memang takut. Tapi...Tapi ia ingat gadis di foto-foto itu. Gadis yang pernah percaya pada kemampuan dirinya sendiri. Dan meskipun gadis itu mungkin naif, meskipun mungkin membuat kesalahan, setidaknya ia berani mencoba."Mungkin aku memang tidak bisa hidup sendiri," kata Alena pelan, tapi suaranya mulai mantap. "Mungkin aku memang berantakan sekarang. Tapi aku lebih memilih berantakan sendirian daripada diperbaiki oleh orang yang salah.""Orang yang salah?" Adrian terdengar terkejut. "Aku yang salah? Aku yang sudah bertahun-tahun mencintaimu, yang mau menerima kamu apa adanya?""Mencintai atau mengendalikan?" Alena bertanya, dan pertan

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 352

    Suara ketukan pintu memecah keheningan pagi yang mencekam. Alena yang sedang duduk di lantai kamar dengan peralatan lukis berserakan di sekelilingnya tersentak kaget. Cat air yang baru ia beli kemarin masih dalam kemasan, belum sempat ia sentuh karena tangan-tangannya masih gemetar setiap kali hendak memulai."Alena, buka pintunya." Suara Adrian terdengar dari luar, nada rendah yang familiar tapi kini terasa lebih menusuk.Jantung Alena berdebar tidak karuan. Sudah seminggu ini Adrian terus menghubunginya, mengirim pesan yang semakin intens, semakin mendesak. Ia tidak pernah menjawab, berharap pria itu akan mengerti dan membiarkannya sendiri. Tapi rupanya Adrian tidak mudah menyerah."Aku tahu kamu di dalam. Mobil Reno sudah tidak ada, jadi jangan pura-pura tidak di rumah." Suara Adrian semakin keras, disertai ketukan yang lebih kasar.Alena bangkit dengan kaki yang bergetar. Ia tahu ia tidak bisa terus bersembunyi, tapi tubuhnya menolak bergerak mendekati pintu. Ada sesuatu dalam nad

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 351

    Setelah Maya pulang, apartemen kembali tenggelam dalam kesunyian yang mencekam. Alena duduk di sofa yang sama tempat mereka sering berpelukan sambil menonton film, menatap kosong ke arah televisi yang mati. Remang-remang cahaya lampu sudut menciptakan bayangan-bayangan di dinding, seolah-olah kenangan-kenangan masa lalu sedang menari dalam kegelapan.Tanpa sadar, jemarinya menelusuri bantalan sofa tempat Reno biasa bersandar. Masih ada lekukan halus di sana, jejak tubuhnya yang pernah mengisi ruang kosong ini. Alena memejamkan mata, mencoba mengingat bagaimana rasanya ketika lengan kekar Reno memeluknya erat, bagaimana dadanya naik turun dalam ritme napas yang teratur, bagaimana detak jantungnya yang tenang selalu berhasil menenangkan kegelisahan dalam dirinya."Alena, kamu mau nonton apa malam ini?" suara Reno bergema dalam ingatannya."Terserah kamu aja," jawabnya dulu, tanpa benar-benar peduli film apa yang mereka tonton. Yang penting baginya adalah kehangatan tubuh Reno di samping

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 350

    Alena mengangguk pelan. "Aku merasa seperti orang yang paling egois di dunia. Reno mencintaiku dengan tulus, tapi aku... aku tidak pernah benar-benar menghargainya. Aku selalu menganggapnya as granted.""Len, boleh aku tanya sesuatu yang mungkin kasar?" Maya meraih tangan Alena. "Kamu sedih karena kehilangan Reno, atau kamu sedih karena kehilangan kenyamanan hidup yang dia berikan?"Pertanyaan itu membuat Alena terdiam. Ia mencoba merefleksikan perasaannya dengan jujur. Apa yang paling ia rindukan dari Reno? Sosoknya sebagai individu, atau peran yang ia mainkan dalam hidupnya?"Aku... aku tidak tahu lagi, May. Mungkin keduanya?" Alena mengusap wajahnya yang lelah. "Aku merindukan senyumnya yang hangat. Aku merindukan cara dia memelukku ketika aku stress. Aku merindukan suaranya yang menenangkan ketika ia menceritakan hari-harinya di kantor. Tapi aku juga merindukan perasaan aman yang ia berikan. Perasaan bahwa akan selalu ada seseorang yang menerimaku apa adanya.""Dan sekarang kamu k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status