مشاركة

Bab 501

مؤلف: perdy
last update آخر تحديث: 2025-10-11 23:54:05

Pagi itu, sinar matahari menerobos lembut lewat jendela besar ruang kerjanya. Alena menatap secangkir kopi yang mengepul di depan laptop, sementara di luar, burung-burung berkicau dari pepohonan halaman belakang. Hidupnya kini terasa lebih tenang. Tak ada lagi panggilan mendesak dari dunia glamor, tak ada lagi tekanan untuk tampil sempurna. Hanya dirinya sendiri—dengan dunia kecil yang sederhana namun nyata.

Ia menulis jurnal hariannya, sesuatu yang menjadi rutinitas baru sejak terapi terakhir.

Hari ini aku merasa baik. Tidak ada beban, tidak ada bayangan dari masa lalu. Hanya ketenangan. Dan mungkin, sedikit rasa syukur yang tumbuh pelan-pelan.

Ia menutup buku itu sambil tersenyum. Keputusan meninggalkan Adrian dulu bukan hal mudah. Ada masa-masa ketika ia ragu, apakah ia kuat hidup tanpa semua kemewahan, tanpa lampu sorot, tanpa segala hal yang dulu memberinya identitas. Tapi kini, ia tahu—kehilangan itu justru menyelamatkannya.

Ketika ponselnya berbunyi, ia sempat ragu untuk menjaw
استمر في قراءة هذا الكتاب مجانا
امسح الكود لتنزيل التطبيق
الفصل مغلق

أحدث فصل

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 518

    Pagi itu, aroma teh melati memenuhi ruang kecil studio Alena. Ia sedang menata perhiasan-perhiasan barunya di atas meja kayu panjang. Beberapa di antaranya terinspirasi dari dedaunan yang ia kumpulkan saat berjalan di taman kemarin sore—setiap bentuk dan lekuk daun itu ia jadikan motif untuk kalung dan gelangnya. “Cantik…” gumamnya pelan sambil menatap hasil karyanya. Jemarinya menyentuh lembut permukaan liontin perunggu kecil berbentuk daun kering. Di dalamnya tertulis dengan ukiran halus: *‘Tumbuh dari luka.’* Kalimat itu muncul begitu saja di kepalanya, tapi entah mengapa terasa begitu dekat dengan apa yang ia rasakan. Sudah beberapa hari berlalu sejak pertemuan dengan Reno di kafe itu. Surat yang diberikan Reno masih tergeletak di meja kerja, belum ia buka. Setiap kali matanya terarah ke sana, ada perasaan berdebar yang belum bisa ia jelaskan. Seakan-akan surat itu menyimpan sesuatu yang bisa mengubah ketenangan yang baru saja ia miliki. Ia memutuskan untuk menunda membacanya.

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 517

    Pagi itu, Alena duduk di meja kerjanya dengan secangkir kopi yang masih mengepulkan uap tipis. Cahaya mentari menembus tirai putih, menyinari meja yang dipenuhi perhiasan, pita warna-warni, dan beberapa paket siap kirim. Notifikasi dari ponselnya terus berbunyi, tanda pesanan baru masuk. “Pesanan dari Bandung… pesanan lagi dari Bali…” gumamnya pelan sambil tersenyum puas. Ada rasa yang sulit dijelaskan setiap kali ia melihat pesan konfirmasi pembelian itu. Seolah, setiap paket yang dikirim bukan hanya produk, melainkan potongan kecil dari perjalanannya—kepingan kisah yang dulu sempat retak, kini dirangkai ulang menjadi sesuatu yang indah. Sejak toko *LÉNA Crafted Stories* diluncurkan dua minggu lalu, tanggapan pasar jauh di luar dugaan. Orang-orang menyukai konsep “cerita di balik setiap karya”. Bahkan, beberapa pembeli menulis pesan pribadi yang menyentuh hati. Salah satunya menulis, “Kalung ini mengingatkanku pada keberanian untuk memulai lagi setelah kehilangan. Terima kasih su

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 516

    Pagi itu, sinar matahari menembus tirai tipis studio kecil Alena, menimpa meja kerja yang dipenuhi manik-manik, kain sutra, dan alat-alat kecil. Aroma teh melati yang baru diseduh mengisi ruangan, menyatu dengan lembutnya musik instrumental yang mengalun dari speaker di sudut ruangan. Di tengah kesibukannya menata perhiasan untuk difoto, Alena tersenyum puas. “Akhirnya,” gumamnya pelan. “Semuanya mulai terlihat nyata.” Di layar laptopnya, halaman toko online yang ia rancang dengan penuh cinta kini siap diluncurkan. Logo bergambar sulur daun berwarna emas dengan tulisan *LÉNA Crafted Stories* terpampang di sana. Setiap produk yang diunggahnya diberi nama unik—bukan sekadar kalung atau gelang, melainkan “Kisah di Bawah Hujan”, “Janji Laut”, dan “Pelukan Senja”. Setiap nama membawa potongan perasaan yang dulu pernah ia pendam. Saat ia sedang memotret hasil karyanya, terdengar ketukan di pintu studio. “Masuk saja,” katanya tanpa menoleh. “Kalau gitu aku masuk, ya!” suara ceria yang t

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 515

    Matahari sore menembus kaca jendela studio kecil Alena, menyorot lembut meja kayu yang penuh dengan potongan kain, batu giok, dan manik-manik warna-warni. Di tengah tumpukan alat-alat itu, Alena duduk dengan rambut yang digelung seadanya, jari-jarinya lincah menganyam benang sutra biru menjadi sebuah gelang halus dengan liontin kecil di tengahnya. Suara musik akustik pelan mengisi ruangan, berpadu dengan aroma teh chamomile yang baru saja ia seduh. Hari-harinya kini terasa sederhana, tapi penuh makna. Ia tak lagi diburu waktu, tak lagi dikejar bayang-bayang masa lalu yang membebaninya. Kini, setiap hari baginya adalah tentang penciptaan, tentang bagaimana ia menuangkan cerita dan emosi menjadi karya yang bisa disentuh dan dikenakan oleh orang lain. Satu gelang selesai. Ia memandangi hasil karyanya sejenak, lalu tersenyum kecil. “Kalau ini untuk seseorang yang sedang belajar memaafkan dirinya sendiri… seharusnya warna biru seperti ini cocok,” gumamnya pelan. Beberapa minggu kemudi

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 514

    Udara pagi yang segar menyambut Alena ketika ia membuka jendela studionya. Cahaya matahari menembus tirai tipis, memantulkan warna keemasan di atas meja kerjanya yang kini dipenuhi oleh kain, manik, dan alat-alat kecil yang berserakan rapi. Musik instrumental lembut mengalun dari radio tua di sudut ruangan, mengiringi gerakan tangannya yang lincah menjahit manik-manik kecil menjadi gelang sederhana. Sudah lama sekali ia tidak merasa setenang ini. Setiap kali benang ia tarik dan simpulnya menguat, Alena merasa seolah sedang merajut ulang bagian dirinya yang dulu tercerai-berai. Ada semacam kelegaan yang sulit dijelaskan—sebuah ketenangan yang lahir dari rasa syukur dan penerimaan. Beberapa minggu terakhir, bisnis kecil yang ia mulai dari rumah mulai menarik perhatian. Ia mengunggah foto hasil karyanya di media sosial, dan dalam waktu singkat, pesanan datang dari berbagai kota. Tak besar memang, tapi cukup untuk membuatnya tersenyum puas setiap kali ada notifikasi baru masuk. Namun

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 513

    Matahari sore menyinari jalanan kota dengan lembut ketika Alena melangkah keluar dari galeri. Udara hangat yang bertiup membawa aroma bunga dari taman kecil di seberang jalan. Ia baru saja menyelesaikan presentasi untuk proyek seni terbarunya, dan segala berjalan lebih baik dari yang ia bayangkan. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ia merasa benar-benar ringan, tanpa beban apa pun menekan dadanya. Namun, hidup selalu punya caranya sendiri untuk mengetuk hati seseorang ketika mereka paling tidak mengharapkannya. Saat menyeberang menuju kafe tempatnya biasa menulis dan merancang ide, pandangannya tertumbuk pada seseorang di seberang jalan. Seorang pria berdiri dengan tangan di saku celana, memandangi papan pameran seni di luar galeri. Sekilas saja, Alena mengenal sosok itu—tatapan matanya yang tenang namun dalam, bahunya yang sedikit menunduk seperti sedang menimbang sesuatu. Reno. Dunia seakan berhenti sesaat. Langkah Alena melambat, dan jantungnya berdetak cepat, hampir ti

فصول أخرى
استكشاف وقراءة روايات جيدة مجانية
الوصول المجاني إلى عدد كبير من الروايات الجيدة على تطبيق GoodNovel. تنزيل الكتب التي تحبها وقراءتها كلما وأينما أردت
اقرأ الكتب مجانا في التطبيق
امسح الكود للقراءة على التطبيق
DMCA.com Protection Status