Beranda / Rumah Tangga / Gairah di Balik Tirai Kehidupan / Bab 57: Pengakuan yang Membingungkan

Share

Bab 57: Pengakuan yang Membingungkan

Penulis: perdy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-19 23:06:51

Perjalanan malam itu terasa lebih lama dari biasanya, meskipun jarak antara kantor dan rumah Alena tidak begitu jauh. Mobil yang meluncur pelan di jalanan basah menyisakan percikan air yang terpantul dari lampu jalan. Di dalam mobil, suasana di antara Adrian dan Alena semakin terasa penuh ketegangan. Tidak ada lagi pembicaraan ringan atau basa-basi. Hanya suara hujan yang terdengar di luar dan desah napas mereka yang halus, menciptakan suasana yang semakin intim.

Adrian, yang biasanya tegas dan terkontrol, kini tampak lebih rileks, meskipun ada ketegangan yang tak bisa disembunyikan di wajahnya. Ia melirik Alena sekilas sebelum akhirnya membuka percakapan dengan suara yang lebih lembut dari biasanya. “Alena,” katanya, memecah keheningan yang telah mengisi ruang mobil, “aku tahu kita sudah banyak berbicara tentang pekerjaan, tetapi… ada hal lain yang ingin aku bicarakan. Sesuatu yang lebih pribadi.”

Alena menoleh ke arah Adrian, sedikit terkejut dengan perubahan dalam nada suaranya. Ia
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 247

    Reno duduk di ruang kerjanya yang sepi, menatap layar laptop dengan mata yang memerah. Artikel demi artikel tentang skandal Adrian Hartono terbuka di berbagai tab browser. Tapi yang membuatnya benar-benar terpukul adalah foto-foto itu—foto Alena tersenyum di samping pria lain, foto mereka berdua yang terlihat begitu intim di restoran mewah.Restoran yang sama tempat Reno dulu bermimpi mengajak Alena untuk merayakan anniversary pernikahan mereka yang kelima."Pak Reno?" Sinta, asistennya, mengetuk pintu dengan hati-hati. "Meeting dengan klien Jepang dimulai lima belas menit lagi.""Cancel," jawab Reno tanpa mengalihkan pandangan dari layar."Tapi Pak, ini meeting yang sudah dijadwalkan sejak—""AKU BILANG CANCEL!" bentak Reno dengan suara yang membuat Sinta tersentak mundur.Setelah Sinta pergi, Reno menutup laptop dengan keras. Tangannya gemetar, entah karena marah atau sakit hati. Atau mungkin keduanya.Selama berbulan-bu

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 246

    Sophia berjalan masuk ke kantor dengan langkah ringan, seolah hari ini adalah hari biasa. Ia menyapa beberapa rekan kerja dengan senyum ramah, berbeda 180 derajat dengan suasana tegang yang menyelimuti seluruh gedung Hartono Digital Solutions."Pagi, Soph," sapa Rina, rekan satu divisinya, dengan wajah cemas. "Kau sudah dengar berita tentang Pak Adrian?""Berita apa?" tanya Sophia dengan ekspresi polos yang dipraktikkan di depan cermin semalam. "Aku tidak sempat baca berita pagi ini.""Ada skandal besar! Pak Adrian ketahuan punya hubungan dengan wanita bersuami. Fotonya sudah tersebar di mana-mana."Sophia membuka mulutnya dengan ekspresi terkejut yang dibuat-buat. "Serius? Dengan siapa?""Belum tahu identitasnya, tapi katanya wanita itu sering datang ke kantor. Mungkin karyawan sini.""Astaga," Sophia menggeleng dengan dramatis. "Padahal aku selalu menganggap Pak Adrian sebagai profesional yang bisa memisahkan urusan pribadi dan pekerjaan."Sementara percakapan itu berlangsung, Sophi

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 245

    Suara Nadira di ujung telepon terdengar khawatir tapi hangat. "Alena? Astaga, aku sudah khawatir sekali. Kau menghilang berbulan-bulan! Apa yang terjadi?"Alena mengusap air mata yang masih mengalir. "Nadi, aku... aku dalam masalah besar. Bisakah kau datang?""Tentu saja. Aku akan ke sana sekarang. Kirim alamatmu."Setelah menutup telepon, Alena duduk terdiam di sofa, menatap pantulan dirinya di layar TV yang mati. Pipinya masih terasa perih, tapi yang lebih menyakitkan adalah kesadaran betapa jauhnya ia telah tersesat dari dirinya sendiri.Sementara itu, di kantor Hartono Digital Solutions, suasana sangat berbeda. Adrian duduk di ruang rapat utama, dikelilingi oleh tim hukum, tim PR, dan beberapa direktur senior. Laptop terbuka di depannya menampilkan puluhan artikel berita yang terus bermunculan."Situasinya semakin buruk, Pak Adrian," lapor Sari, kepala divisi PR dengan wajah tegang. "Portal berita besar sudah mengangkat story ini. Media sosial juga mulai ramai dengan spekulasi.""

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 244

    Alena terbangun karena suara benturan keras—Adrian membanting ponselnya ke meja dengan wajah yang memerah. Jam menunjukkan pukul 6.30 pagi, dan Adrian sudah berpakaian rapi, tapi ekspresinya sangat berbeda dari biasanya."Adrian? Ada apa?" tanya Alena, masih setengah mengantuk."Bangun. Sekarang." Suara Adrian dingin dan berbahaya. "Kita perlu bicara."Alena bangkit dengan perasaan cemas. Ada sesuatu dalam cara Adrian berdiri—kaku, seperti binatang yang siap menyerang. Ia mengambil ponselnya dari nakas, tapi Adrian lebih cepat merebutnya."Jangan sentuh itu," bentak Adrian. "Duduk."Alena duduk di tepi tempat tidur, hatinya berdebar kencang. "Adrian, kau membuatku takut. Ada apa sebenarnya?"Adrian mengambil laptopnya dan membukanya di hadapan Alena. Di layar terpampang website berita bisnis terkemuka dengan headline yang membuat darah Alena membeku:"CEO MUDA BERBAKAT DALAM PUSARAN SKANDAL PERCINTAAN: Diduga Menjalin Hubungan dengan Wanita Bersuami""Baca," perintah Adrian dengan sua

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 243

    Pukul 3 pagi, Alena berdiri di depan cermin kamar mandi dengan lampu redup menyala. Adrian tertidur nyenyak di kamar—tidur orang yang merasa telah memenangkan perang. Tapi Alena tidak bisa tidur. Sejak percakapan mengerikan tadi malam, ia merasa seperti terjaga dari mimpi buruk yang panjang.Wanita di cermin menatapnya balik dengan mata yang cekung, pipi yang kurus, dan bahu yang membungkuk. Ia hampir tidak mengenali dirinya sendiri. Kapan terakhir kali ia melihat senyum tulus di wajah itu? Kapan terakhir kali mata itu bersinar karena kegembiraan, bukan karena air mata?"Siapa kau?" bisiknya lagi, pertanyaan yang sama seperti kemarin. Tapi kali ini pertanyaan itu datang dengan kemarahan—kemarahan pada dirinya sendiri.Ia ingat Alena yang dulu. Alena yang menolak lamaran Reno karena merasa belum siap berkomitmen. Alena yang memilih bekerja di startup kecil daripada perusahaan besar keluarga karena ingin membuktikan kemampuannya sendiri. Alena yang pernah backpacking sendirian ke Thaila

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 242

    Malam itu, Alena mengumpulkan keberanian yang tersisa dalam dirinya. Setelah percakapan dengan ibunya, sesuatu dalam hatinya telah bergeser—seperti jendela yang terbuka sedikit setelah terkunci rapat bertahun-tahun. Ia memutuskan untuk berbicara jujur dengan Adrian tentang perasaannya.Adrian sedang duduk di sofa, menonton berita sambil sesekali mengetik di laptopnya. Wajahnya tenang, bahkan terlihat puas—seperti seorang raja yang merasa kerajaannya berjalan dengan sempurna."Adrian," panggil Alena pelan, duduk di ujung sofa yang berlawanan. "Aku ingin bicara denganmu.""Hmm?" Adrian tidak mengalihkan pandangannya dari layar TV. "Tentang apa?""Tentang kita. Tentang hubungan kita."Kali ini Adrian menoleh, alisnya terangkat dengan ekspresi yang sulit dibaca. "Ada masalah?"Alena menarik napas dalam-dalam. "Aku merasa... aku merasa tidak bisa bernapas dalam hubungan ini."Keheningan mengisi ruangan. Adrian mematikan TV dengan remote, kemudian menutup laptopnya dengan gerakan yang sanga

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status