Share

Antara Aksi dan Reaksi

Setelah meneguk minuman yang sudah tercampur dengan obat, Aira menarik nafas panjang sambil merebahkan kepalanya di bantal kembali. Kakinya berselonjor, dan dari ujung kaki hingga kepala ditutupnya dengan selimut.

"Semoga aku bisa lelap seperti manusia sok kaya di atas itu!" Aira membatin sambil memiringkan tubuhnya membelakangi tempat tidur Zayen.

Pukul 02.00 dini hari, nyeri di perut Aira mulai berkurang, tapi ada hawa aneh yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Hawa panas tapi membuatnya berkeringat dingin. Dibukanya selimut supaya hawa panasnya berkurang, tapi tulangnya terasa dingin. Aira duduk, meringkuk memeluk kedua lutut, sambil menyandarkan kepalanya ditepi pembaringan. Diliriknya Zayen yang sedang tertidur pulas.

"Kalau diperhatikan, dia ganteng juga," tiba-tiba hati Aira yang keras dan pongah berbisik nakal.

"Uh! Pikiran apa ini? Jangan ikuti bisikan setan. Enggak ... enggak ... enggak! Aku enggak boleh begini, dia pembohong! Penipu! Jangan sampai segelku rusak ditangan penip
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status